3 UKPP SK Payung
3 UKPP SK Payung
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PENIMBUNG
Jl. Raya Mambalan No. 37 Dusun Mambalan Desa Mambalan Kec. Gunungsari Kab. Lombok Barat
Telp. (0370) 7850409 E-mail : puskpenimmbung@yahoo.co.id Kode Pos. 83351
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PENIMBUNG
NOMOR : /A.1/SK/Puskesmas/II/2020
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN
PERSEORANGAN DAN PENUNJANG DI UPT
PUSKESMAS PENIMBUNG
KESATU : Menetapkan kebijakan tentang pemberian pelayanan
klinis di UPT Puskesmas Penimbung seperti dalam
Lampiran I Keputusan ini.
KEDUA : Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan
mutu layanan klinis dan layanan terpadu di UPT
Puskesmas Penimbung
KETIGA : Pelayanan klinis dilaksanakan di Unit Balai
Pengobatan Umum, Unit Balai Pengobatan Gigi, Unit
Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Unit
Laboratorium, unit Sanitasi dan Unit Gizi secara
terpadu dengan unit-unit lain yang mendukung
pelayanan.
KEEMPAT : Alur pelayanan pasien sebagaimana yang tercantum
dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisah
dari surat keputusan ini.
KELIMA : Identifikasi pasien di UPT Puskesmas Penimbung
dimaksudkan untuk mengingkatkan mutu layanan
KEENAM : klinis.
Prosedur pendaftaran sebagaimana tercantum dalam
Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan
KETUJUH : dari surat keputusan ini.
Pelaksanaan penyampaian informasi hasil evaluasi
peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan
pasien dilakukan oleh tim peningkatan mutu dan
KEDELAPAN : keselamatan pasien kepada semua petugas klinis di
Puskesmas melalui sebuah rapat
Menetapkan Hak dan kewajiban pasien atau
pengunjung di UPT Puskesmas Penimbung yang
dilaksanakan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
KESEMBILAN : Memberlakukan kewajiban mengindentifikasikan
hambatan budaya, bahasa, kebiasaan dan hambatan
lain dalam pelayanan menjadi kewajiban bersama baik
Kepala UPT Puskesmas, petugas pendaftaran maupun
petugas pemberi layanan klinis.
KESEPULUH : Identifikasikan hambatan budaya, bahasa, kebiasaan
dan hambatan lain dalam pelayanan sebagaimana
diktum KESEMBILAN dilaksanakan sekali dalam
setahun dalam sebuah rapat koordinasi antar Kepala
UPT Puskesmas dengan petugas pendaftaran maupun
petugas pemberi layanan klinis, dan dilakukan tindak
lanjut untuk meminimalkan hambatan sehingga
proses pelayanan berjalan lancar;
KESEBELAS : Kebijakan persetujuan/penolakan tindakan medis
(informed consent) pada UPT Puskesmas Penimbung
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan
ini.
KEDUA : Memberlakukan penetapan dokumen eksternal yang
BELAS menjadi acuan dalam penyusunan standar pelayanan
klinis sesuai dengan tujuan, ketentuan dan standar
yang berlaku di UPT Puskesmas Penimbung
sebagaimana tercantum dalam Lampiran di Keputusan
ini.
KETIGA : Transfer pasien berdasarkan atas kondisi pasien
BELAS (pasien jalan sendiri, pasien menggunakan kursi roda,
atau menggunakan brangkar) dan kebutuhan
pelayanan pasien yang berkelanjutan, Transfer pasien
mengutamakan keselamatan pasien.
KEEMPAT : Tim penanganan keluhan dan survei kepuasan serta
BELAS uraian tugasnya sebagaimana tercantum dalam
Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini.
KELIMA : Pengkajian awal klinis di UPT Puskesmas Penimbung
BELAS sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan
KEENAM : ini. Pengkajian awal klinis disesuaikan dengan SOP.
BELAS Memberlakukan SOP Asuhan Kepeawatan
KETUJUH :
BELAS Pelayanan medis di UPT Puskesmas Penimbung bagian
KEDELAPAN : dari upaya peningkatan mutu pelayanan
BELAS Triage pasien sebagaimana tercantum dalam lampiran
: merupakan peningkatan mutu dan keselamatan
KESEMBILAN
BELAS pasien.
Penanganan pasien gawat darurat di UPT Puskesmas
: Penimbung sebagaimana tercantum dalam lampiran
KEDUA merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
PULUH keputusan ini.
: Pasien gawat darurat yang dirujuk ke fasilitas
KEDUA kesehatan yang lebih tinggi didampingi petugas yang
PULUH SATU kompeten
Rujukan pasien emergency sebagaimana tercantum
dalam lampiran surat keputusan ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan
ini.
KEDUA : Memberlakukan pelayanan pembedahan minor yang
PULUH DUA dilakukan di UPT Puskesmas Penimbung sebagaimana
tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Tenaga kesehatan yang mempunyai wewenang
PULUH TIGA melakukan sedasi atau anestesi lokal adalah dokter
atau dokter gigi.
KEDUA : Dalam hal keterbatasan tenaga pelayanan maka dokter
PULUH atau dokter gigi dapat memberikan pelimpahan
EMPAT wewenang kepada perawat, perawat gigi atau bidan
untuk melakukan sedasi atau anestesi lokal sesuai
instruksi dokter atau dokter gigi.
KEDUA : Anastesi lokal dan sedasi yang dapat dilakukan di UPT
PULUH LIMA Puskesmas Penimbung sebagaimana tersebut dalam
Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Monitoring Status fisiologis pasien selama pemberian
PULUH ENAM anastesi lokal dan sedasi adalah tindakan untuk
melakukan monitoring keadaan umum, tanda-tanda
vital dan alergi pada pasien selama pemberiaan
anestesi lokal dan sedasi.
KEDUA : Monitoring status fisiologis pasien selama pemberian
PULUH anestesi lokal dan sedasi meliputi: penilaian keadaan
TUJUH umum, kesadaran, pernafasan, nadi, tekanan darah
dan tanda-tanda alergi pada pasien.
KEDUA : Pemberian obat atau cairan intravena adalah tindakan
PULUH memasukkan obat atau cairan langsung kedalam
DELAPAN pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu
tertentu.
KEDUA : Pemberian cairan intravena dapat digunakan ketika
PULUH pasien syok, dehidrasi, tidak dapat menelan, tidak
SEMBILAN sadar atau obat perlu diberikan secara intravena.
KETIGA : Kebijakan tentang hak pasien untuk menolak atau
PULUH tidak melanjutkan pengobatan pada UPT Puskesmas
Penimbung sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.
KETIGA : Pelayanan asuhan gizi secara terintegrasi yang terdiri
PULUH SATU dari dokter, petugas gizi, perawat, bidan dan tenaga
kefarmasian, dituangkan pada formulir asuhan gizi
pada rekam medis pasien.
KETIGA : Tenaga kesehatan yang mempunyai tanggungjawab
PULUH DUA dalam pemulangan pasien adalah dokter atau dokter
gigi.
KETIGA : Tenaga kesehatan sebagaimana diktum KETIGA
PULUH TIGA PULUH DUA bertugas:
1. Berdasarkan kompetensinya menentukan proses
perawatan di puskesmas telah selesai dan pasien
diperbolehkan pulang.
2. Memberikan resep obat yang harus dibawa pulang
oleh pasien.
3. Menentukan jadwal kontrol/kunjungan ulang
KETIGA : pasien di puskesmas.
PULUH Pelayanan rawat inap persalinan pada UPT Puskesmas
EMPAT Penimbung sebagaimana tercantum dalam Lampiran
: merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
KETIGA keputusan ini.
PULUH LIMA Memberikan pendidikan kepada pasien tentang
penyakit termasuk diet dan gaya hidup yang
mempengaruhi penyakit yang diderita.
KETIGA : Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan
PULUH ENAM indikasi medis dan sistem rujukan serta menggunakan
format rujukan yang telah dibakukan.
KETIGA : Menetapkan isi Rekam Medis di UPT Puskesmas
PULUH Penimbung, yang diatur adalah isi minimal yang harus
TUJUH dituliskan oleh petugas pelayanan kesehatan
sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Memberlakukan aturan untuk mengakses terhadap
PULUH Rekam Medis di UPT Puskesmas Penimbung
DELAPAN sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Menetapkan pelayanan rekam medis dengan cara
PULUH sistem penamaan majemuk (KK), sistem penamaan
SEMBILAN majemuk yaitu menggunakan nama Kepala Keluarga
(KK) untuk mewakili seluruh anggota keluarga
sehingga dapat memudahkan pada bagian pendaftaran
untuk memberikan pelayanan pada pasien.
EMPAT : Sistem penomoran dengan cara unit (unit numbering
PULUH system) tapi lebih mengacu pada Family House
Numbering (FHN) dimana pasien atau masyarakat
yang tinggal dalam satu keluarga atau satu rumah
diberi satu nomor rekam medis yang dapat digunakan
untuk mereka yang tinggal di dalamnya dan nomor
tersebut dapat digunakan selamanya untuk
kunjungan berikutnya.
EMPAT : Sistem penjajaran di UPT Puskesmas Penimbung
PULUH SATU menggunakan sistem nomor langsung (straight
numerical filling system) dimana cara ini merupakan
cara penjajaran secara berturut-turut sesuai urutan
nomornya yang disini dibedakan sesuai kode
wilayahnya baik dalam wilayah maupun luar wilayah.
EMPAT : Memberlakukan kebijakan retensi dan pemusnahan
PULUH DUA rekam medis di UPT Puskesmas Penimbung
sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
EMPAT : Petugas pelayanan kesehatan harus mengutamakan
PULUH TIGA pelayanan yang berkualitas dan profesional sesuai
kompetensi yang dimilikinya untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu dengan penulisan
lengkap hasil anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, tindakan, pengobatan,
pendidikan/penyuluhan yang telah diberikan, rujukan
yang telah diberikan dalam rekam medis pasien.
EMPAT : Petugas berkewajiban untuk mengingatkan pemeriksa
PULUH jika terjadi pengulangan yang tidak perlu pada
EMPAT pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, atau
pemberian obat.
EMPAT : Memberlakukan pelayanan dan jenis pemeriksaan
PULUH LIMA laboratorium di UPT Puskesmas Penimbung
sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini.
EMPAT : Memberlakukan waktu penyampaian laporan hasil
PULUH ENAM pemeriksaan laboratorium di laboratorium UPT
Puskesmas Penimbung sebagaimana tersebut dalam
Lampiran Keputusan ini.
EMPAT : Memberlakukan rentang nilai hasil pemeriksaan
PULUH laboratorium di UPT Puskesmas Penimbung
TUJUH sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini;
EMPAT : Memberlakukan jenis reagen esensial dan bahan lain
PULUH yang harus tersedia di laboratorium UPT Puskesmas
DELAPAN Penimbung sebagaimana tersebut dalam Lampiran
Keputusan ini.
EMPAT : Memberlakukan SOP Pengelolaan Reagen
PULUH
SEMBILAN
LIMA PULUH : Memberlakukan pernyataan kapan reagensia tidak
tersedia (batas buffer stock melakukan order) di
laboratorium UPT Puskesmas Penimbung sebagaimana
tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
LIMA PULUH : Memberlakukan Standar Prosedur Operasional (SOP)
SATU permintaan pemeriksaan, dan SOP penerimaan
spesimen, SOP pengambilan dan SOP penyimpanan
spesimen di laboratorium UPT Puskesmas Penimbung.
LIMA PULUH : Memberlakukan pelayanan laboratorium diluar jam
DUA kerja di unit gawat darurat dan pelayanan unit KIA-KB
serta bersalin di UPT Puskesmas Penimbung
sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
LIMA PULUH : Kebijakan pelayanan laboratorium dan pelayanan obat
TIGA diluar jam kerja dituangkan lebih lanjut ke dalam
pedoman pengorganisasian , pedoman
penyelenggaraan serta SOP pelayanan laboratorium
dan obat.
LIMA PULUH : Memberlakukan SOP penanganan dan pembuangan
EMPAT bahan berbahaya dan memberlakukan SOP
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.
LIMA PULUH : Memberlakukan pengendalian mutu laboratorium
LIMA berupa SOP Pemantapan Mutu Internal (PMI), dan SOP
Pemantapan Mutu Eksternal (PME).
LIMA PULUH : Menetapkan definisi resep adalah permintaan tertulis
ENAM dari seorang dokter, dokter gigi, atau dokter hewan
kepada apoteker untuk membuat dan menyerahkan
obat kepada pasien, petugas yang berhak memberi
resep adalah Dokter Umum dan Dokter Gigi yang
memiliki Surat Ijin Praktek (SIP), dalam kondisi
tertentu dimana petugas yang berhak memberi resep
tidak ada, maka petugas lain yang telah dilatih dapat
memberikan resep kepada pasien dengan pengawasan
dan pembinaan dari pimpinan puskesmas dan atau
Apoteker di Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok
Barat.
LIMA PULUH : Menetapkan persyaratan petugas yang berhak
TUJUH menyediakan obat bagi pelanggan di UPT Puskesmas
Penimbung yang terdiri dari tenaga tekhnis
kefarmasian yang telah memiliki surat tanda registrasi
tenaga teknis kefarmasian (STRTTK), tenaga non
tekhnis kefarmasian terlatih, perawat yang memiliki
SIPP serta bidan yang memiliki SIPB.
LIMA PULUH : Dalam melaksanakan kewenanganya petugas
DELAPAN kefarmasian melakukan pelatihan secara internal di
UPT Puskesmas Penimbung dengan metoda OJT (on
the job training) dan pelatihan apabila dimungkinkan
secara eksternal oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Barat.
LIMA PULUH : Peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat di UPT
SEMBILAN Puskesmas Penimbung dilaksanakan oleh tenaga
teknis kefarmasian sebagai penanggungjawab dengan
persyaratan yang tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini, dalam melaksanakan
tugas,pelaksanaan peresepan, pemesanan, dan
pengelolaan obat di UPT Puskesmas Penimbung
berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.
ENAM PULUH : Meberlakukan pelayanan obat 24 jam secara optimal
sesuai kebutuhan masyarakat di pelayanan unit KIA-
KB dan UGD. Pelayanan obat 24 jam di UPT
Puskesmas Penimbung dilaksanakan oleh perawat dan
bidan piket jaga dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Menulis obat yang dikeluarkan dari ruang
perawatan sesuai dengan resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket
atau plastic resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai
penjelasan jenis obat, jumlah obat, dosis obat, cara
penggunaan, efek samping obat dan cara
penyimpanan obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah
diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di
unit obat.
ENAM PULUH : Pelayanan farmasi yang memuat rekonsilasi obat di
SATU UPT Puskesmas Penimbung dilaksanakan oleh dokter
sebagai penanggungjawab, didalam melaksanakan
tugas pelayanan rekonsilasi obat berrpedoman pada
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dengan
ketentuan :
1. Dokter menetapkan terapi atas diagnosa pasien
2. Dokter mengetahui dan menetapkan penggunaan
obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga yang
dapat dikonsumsi bersama dengan obat yang
diperoleh dari puskesmas
3. Obat yang dibawa sendiri oleh pasien dan diijinkan
dikonsumsi bersama dengan obat puskesmas harus
dicatat di register
4. Obat yang dibawa sendiri oleh pasien yang tidak
jelas identitasnya ditarik/diminta oleh petugas
puskesmas.
ENAM PULUH : Menetapkan penyediaan obat-obat emergensi di unit-
DUA unit pelayanan untuk tindakan-tindakan emergensi
dan dilaksanakan oleh tim penyediaan obat-obat
emergensi berpedoman pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan bertanggung jawab demi
keselamatan pasien di UPT Puskesmas Penimbung
sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
ENAM PULUH : Menetapkan aturan peresepan psikotropika dan
TIGA narkotika di UPT Puskesmas Penimbung hanya boleh
dilakukan oleh dokter, peresepan psikotropika dan
narkotika harus dilaksanakan berdasar kebutuhan
pasien sesuai diagnosis dan tatalaksana terapi yang
tercantum dalam pedoman pengobatan puskesmas
atau pedoman klinik bagi Fasilitas Kesehatan Primer.
Peresepan psikotropika dan narkotika diberikan paling
lama untuk 10 hari dan bila diperlukan bagi penderita
dengan pengobatan jangka panjang maka dokter akan
meresepkan kembali setelah pasien kontrol pada
kunjungan berikutnya.
ENAM PULUH : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya
EMPAT Keputusan ini dibebankan pada Anggaran BLUD UPT
Puskesmas Penimbung Tahun Anggaran 2020 atau
sumber dana lain yang sah.
ENAM PULUH : Memberlakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
LIMA Kegiatan UKP seperti yang tercantum di dalam SPO
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan UKP..
ENAM PULUH : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
ENAM dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, maka
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Penimbung
Pada tanggal : 24 Februari 2020
KEPALA UPT PUSKESMAS PENIMBUNG
AKHMAD JUAINI
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PENIMBUNG
NOMOR : /A.1/SK/Puskesmas/II/2020
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
DAN PENUNJANG DI UPT PUSKESMAS PENIMBUNG
IDENTIFIKASI PASIEN
3. Sekretaris :
a. Melakukan pencatatan keluhan yang masuk di dalam buku aspirasi.
b. Melakukan distribusi keluhan yang masuk sesuai unit tujuan keluhan.
c. Melakukan tertib administrasi.
d. Membantu ketua tim penanganan keluhan dan survei kepuasan dan
angggota untuk bekerjasama dalam menangani, mengelola, menindak-
lanjuti, melaporkan dan mengevaluasi segala kritik, saran/masukan,
keluhan maupun umpan balik dari pengguna layanan yang berasal dari
kotak saran, lembar survei kepuasan, WA, HP/Telephon, dan email
puskesmas sesuai batas waktu yang ada, yaitu selambat-lambatnya 1 x
24 jam kerja.
4. Anggota :
a. Menginventaris keluhan dan umpan balik yang masuk serta melaporkan
kepada ketua tim penanganan keluhan dan survei kepuasan.
b. Membantu ketua tim penanganan keluhan dan survei kepuasan dan
angggota untuk bekerjasama dalam menangani, mengelola, menindak-
lanjuti, melaporkan dan mengevaluasi segala kritik, saran/masukan,
keluhan maupun umpan balik dari pengguna layanan yang berasal dari
kotak saran, lembar survei kepuasan, WA, HP/Telephon, dan email
puskesmas sesuai batas waktu yang ada, yaitu selambat-lambatnya 1 x
24 jam kerjaMencatat keluhan yang masuk pada buku register penan-
ganan keluhan.
c. Membantu ketua tim dalam melakukan survei kepuasan minimal satu
kali dalam setahun dan Membuat laporan hasil survei kepuasan dan
mini survei kepuasan
1. Gawat Nafas
2. Gawat Jantung
3. Kejang Demam (Kejang Demam Sederhana, Kejang Demam Kompleks)
4. Kejang Tanpa Demam ( Epilepsi, Tetanus)
5. Koma (Meningitis, Enefalitis, Ketoasidosis Diabetikum, Hiperglkemik
Hiperosmolar Non Ketotik, Enselopati Uremikum Dd Metabolik)
6. Trauma Kepala Dengan Penurunan Kesadaran
7. Shock (Shock Anafilaktik, Shok Septic, Shock Hipovolemik, Shok
Distributif, Dll)
8. Status Asmatikus, Observasi Dypsneu Dd Distres Nafas, Pneumonia,
Ppok
9. Pneumothorax
10. Perdarahan Massif
11. Asfiksia Berat
12. Dss (Dengue Shock Syndrome) / Severe Dengue
13. Malaria Berat
14. Intoksikasi Berat
15. Luka Bakar
16. Diare Dengan Dehidrasi Berat
17. Ileus, Appendicitis, Hernia Inguinalis Inkarserata
18. Persalinan Dengan Penyulit
19. Preeklamsi Berat, Eklamsi Berat
20. Abortus Inkomplete
21. Kehamilan Ektopik Terganggu
22. Plasenta Previa Totalis, Retensio Plasenta, Solusio Plasenta
23. Bblsr (Berat Badan Bayi Lahir Sangat Rendah), Bblesr (Berat Badan
Bayi Lahir Extreme Rendah)
F. Prosedur Klinis:
1. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
medik untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding.
2. Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar
Prosedur Operasional (SPO).
3. Melakukan monitoring kondisi pasien sebelum dan selama proses
rujukan termasuk selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
4. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan memastikan bahwa
unit pelayanan tujuan dapat menerima pasien
5. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang
kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien, baik dokter atau
perawat/bidan yang telah mendapat kewenangan klinis.
6. Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans dan diserah
terimakan oleh petugas, agar petugas dan kendaraan pengantar tetap
menunggu sampai pasien di IGD mendapat kepastian pelayanan, apakah
akan dirujuk atau ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
7. Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (sub
spesialis) Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I (Puskesmas,Dokter
Praktek, Bidan Praktek, Klinik) dapat merujuk langsung ke rumah sakit
rujukan yang memiliki kompetensi tersebut.
G.Prosedur Administratif:
1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis.
2. Membuat rekam medis pasien.
3. Menjelaskan/memberikan Informed Consent (persetujuan/penolakan
rujukan), memuat alasan/diagnosa, prognosa, sarana/tujuan, dan
waktu rujukan.
4. Meminta tanda tangan pada form infomed consent (persetujuan
/penolakan rujukan).
5. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2, lembar pertama dikirim ke
tempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua
untuk surat rujukan balik ke puskesmas.
6. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
7. Menyiapkan sarana transportasi.
8. Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan
sarana komunikasi dan menjelaskan kondisi pasien.
9. Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat
rujukan yang dituju.
1. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan
kesehatan sekurang-kurangnya memuat :
a) identitas pasien;
b) tanggal dan waktu;
c) hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit;
d) hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e) diagnosis;
f) rencana penatalaksanaan;
g) pengobatan dan/atau tindakan;
h) pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien;
i) untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan
j) persetujuan tindakan bila diperlukan.
Isi rekam medis bersifat rahasia oleh karena itu harus disimpan dalam
ruangan yang diatur dengan baik sehingga pihak yang tidak kepentingan tidak
dapat mengakses berkas rekam medis secara bebas.
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan yang dapat mengakses isi berkas
rekam medis adalah sebagai berikut :
1. Dokter/Perawat/bidan dan tenaga kesehatan lain yang memerlukan
untuk kepentingan pelayanan kesehatan di Puskesmas
2. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan ijin pimpinan puskesmas
untuk proses penelitian dengan tidak memberikan informasi ke pihak
lain dan harus menggunakan inisial identitas sosial jika informasi hasil
penelitian akan digunakan untuk kepentingan umum
3. Pihak pengadilan atas ijin pimpinan puskesmas untuk meminjam dalam
rangka penyelesaian hukum
Demi keamanan dan kerahasian isi berkas rekam medis wajib menyediakan
ruangan penyimpanan rekam medis yang memadai dan harus selalu
memastikan ruangan penyimpanan rekam medis selalu tertutup. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memasang informasi di pintu ruangan dengan tulisan
”Selain yang berkepentingan tidak diperkenankan masuk” Atau ”Tutup
Kembali Pintu” dan atau sesuai dengan kesepakatan bersama.
II. TUJUAN
a) Mengurangi jumlah dokumen rekam medis yang disimpan
dalam rak (filling), sehingga didapat ruang untuk penyimpanan
rekam medis yang baru
b) Mengabadikan formulir-formulir rekam medis yang bernilai guna
I. KIMIA DARAH
1. Gula Darah
2. Cholesterol
3. Asam Urat
II. HEMATOLOGI
1. Darah Lengkap
2. Haemoglobin
3. Golongan Darah
III. URINALISA
1. Urin Rutin
2. Protein Urine
3. Glucosa Urine
4. Sedimen Urine⅝
5. Tes Kehamilan
IV. PARASITOLOGI
1. Malaria
2. Telur Cacing
V. SEROLOGI
1. Widal
2. HIV
3. Syphilis
4. HBsAg
5. RDT Covid Anti Body
6. RDT Covid Antigen
7. RDT NS-1 Antigen Duo
VI. BACTERIOLOGI
1. BTA
3. Gonoirhoea
LAMPIRAN XXIV KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PENIMBUNG
NOMOR : /A.1/SK/Puskesmas/II/2020
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
DAN PENUNJANG DI UPT PUSKESMAS PENIMBUNG
B. HEMATOLOGI
C. FAECES RUTIN
D. URINE RUTIN
E. PARASITOLOGI
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan
Malaria - Negatif
F. SEROLOGI
G. BAKTERIOLOGI
Proses untuk menyatakan jika reagen tidak tersedia adalah pada waktu
buffer stock sudah mulai terpakai atau berkurang, pada saat itulah
melakukan order reagensia ke UPTD Farmasi dan Alkes Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Barat berdasarkan LPLPO.
LAMPIRAN XXVIII KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PENIMBUNG
NOMOR : /A.1/SK/Puskesmas/II/2020
TENTANG : PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN
DAN PENUNJANG DI UPT PUSKESMAS PENIMBUNG
N
O NAMA JABATAN
1 I Ketut Ranti Koordinator
2 Dr.Dian Rosmala Dewi Anggota
3 Baiq Sipakyah, A.Md.Keb Anggota
4 Drg. Ida Ayu Purwita Aggota
5 Eva Rusdiana, A.Md.Kep Anggota
6 Ns, Indah Septiarini S,.Kep Anggota
Menjaga
kebersihan
ruangan
laboratorium
Menjaga
kebersihan
ruangan
laboratorium
Menjaga
kebersihan
ruangan
laboratorium
Menjaga
kebersihan
ruangan
laboratorium
2 MgSO4 Farmasi
Ditetapkan di : Penimbung
Pada tanggal : 24 Februari 2020
KEPALA UPT PUSKESMAS PENIMBUNG
AKHMAD JUAINI