Try Out PPPK Perawat Terampil 4 (Kompetensi Teknis)
Try Out PPPK Perawat Terampil 4 (Kompetensi Teknis)
Silahkan dikerjakan dengan cermat dan cepat, hati-hati terhadap soal yang tidak dipahami konteksnya.
Pahami metode mengerjakan yang telah diajarkan.
Pertanyaan 1 Property of TopSkorCPNS.com Kompetensi Teknis Perawat
Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke poliklinik mengeluhkan diare dan sakit perut sejak satu hari
yang lalu. Hasil pengkajian: perut teraba tegang, bising usus 25x/ menit dan diare 6-8 kali, turgor kulit tidak
elastis, frekuensi nadi 110x/menit dan TD 125/80 mmHg. Apa intervensi keperawatan yang harus dilakukan pada
kasus tersebut?
A. Manajemen nyeri
Jawaban:
Kolaborasi pemasangan cairan intravena (5 poin)
Pembahasan
Pada kasus tersebut, intervensi keperawatan yang tepat adalah D. Kolaborasi pemasangan cairan
intravena. Pemasangan cairan intravena diperlukan untuk mengatasi dehidrasi yang disebabkan oleh
diare berulang dan turgor kulit yang tidak elastis.
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada yang diambil. Gejala-
gejala dehidrasi meliputi diare berulang, frekuensi buang air besar yang meningkat, serta turgor kulit
yang tidak elastis. Pemasangan cairan intravena merupakan metode yang efektif untuk menggantikan
cairan yang hilang dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Cairan intravena mengandung elektrolit dan nutrisi yang penting untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Pemasangan cairan intravena juga memungkinkan pengawasan yang lebih baik terhadap status hidrasi
pasien melalui pemantauan volume urin dan tanda-tanda vital. Dengan memberikan cairan intravena,
pasien akan mendapatkan rehidrasi yang cepat dan efektif, sehingga membantu memperbaiki gejala
diare dan sakit perut yang dialami.
Tuan C 29 tahun datang ke RS dengan keluhan kakinya sulit digerakkan dan mulai tidak terasa gerakannya,
sering buang air besar dan buang air kecil tanpa disadari. Tuan H bekerja sebagai buruh panjat pohon kelapa,
tujuh hari sebelumnya pasien terjatuh dari pohon kelapa dengan posisi duduk. Apakah masalah keperawatan
utama pada pasien?
A. Nyeri akut
Jawaban:
Hambatan mobilitas fisik (5 poin)
Pembahasan
masalah keperawatan utama pada pasien adalah D. Hambatan mobilitas fisik. Pasien mengalami
kesulitan dalam menggerakkan kaki dan tidak merasakan gerakannya dengan baik. Hal ini dapat
mengindikasikan adanya gangguan pada fungsi motorik pasien. Riwayat jatuh dari pohon kelapa dan
pekerjaan sebagai buruh panjat pohon kelapa dapat menjadi faktor yang mempengaruhi mobilitas fisik
pasien. Dalam hal ini, intervensi keperawatan utama yang perlu dilakukan adalah untuk menangani
hambatan mobilitas fisik pasien, seperti melakukan penilaian lebih lanjut terhadap keluhan pasien,
melakukan evaluasi neurologis, serta merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang
sesuai guna mempromosikan pemulihan dan perbaikan mobilitas fisik pasien.
Seorang perempuan berusia 20 tahun dirawat di ruang bedah pasca debridement karena fraktur tibia fibula
dekstra tertutup pada hari ke dua. Pasien terpasang backslab yang dibalut dengan elastis perban. Hasil
pengkajian: Pasien mengeluh nyeri dan CRT jari kaki kanan lebih dari dua detik, terasa baal dan nadi dorsalis
pedis melemah. Apa intervensi keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
D. Mempersiapkan pembedahan
Jawaban:
Melonggarkan ikatan bidai (5 poin)
Pembahasan
intervensi keperawatan prioritas pada kasus tersebut adalah C. Melonggarkan ikatan bidai. Pasien
mengeluh nyeri dan terdapat tanda-tanda penurunan sirkulasi pada kaki yang terkena fraktur. Tanda-
tanda tersebut meliputi CRT (Capillary Refill Time) yang lebih dari dua detik, sensasi baal, dan
melemahnya nadi dorsalis pedis. Hal ini mengindikasikan adanya potensi gangguan sirkulasi yang perlu
segera ditangani. Oleh karena itu, melonggarkan ikatan bidai yang dapat menghambat aliran darah dan
memperburuk kondisi perlu dilakukan sebagai tindakan prioritas. Hal ini akan membantu meningkatkan
sirkulasi darah pada ekstremitas dan meminimalkan risiko komplikasi yang berkaitan dengan gangguan
sirkulasi.
Seorang laki-laki berusia 62 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri daerah leher menyebar
ke punggung kiri dengan skala 6. Hasil pengkajian ditemukan sesak, terdapat ronchi pada kedua lapang paru,
dan edema ekstremitas, gelisah, dan sulit tidur, di malam hari. TD 110/80 mmHg, frekuensi nadi 99x/menit,
frekuensi nafas 28x/menit, SpO2 94%. Hasil EKG menunjukkan ST elevasi. Apakah tindakan keperawatan yang
tepat dilakukan pada kasus tersebut?
E. Membatasi aktivitas
Jawaban:
Kolaborasi pemberian nitrogliserin (5 poin)
Pembahasan
tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut adalah A. Kolaborasi pemberian
nitrogliserin. Pasien mengalami nyeri dada yang menyebar ke punggung kiri dan hasil EKG menunjukkan
ST elevasi, yang dapat mengindikasikan adanya iskemia miokard. Nitrogliserin adalah obat yang
digunakan untuk mengurangi beban kerja jantung dan memperluas pembuluh darah koroner, sehingga
membantu mengatasi iskemia miokard. Dalam hal ini, kolaborasi dengan tenaga medis untuk
memberikan nitrogliserin sebagai tindakan emergensi pada pasien dengan gejala-gejala infark miokard
akut sangat penting untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki aliran darah ke jantung.
Jawaban:
memandang pasien dari sisi internal pasien (5 poin)
Pembahasan
Dalam komunikasi terapeutik, upaya yang harus dilakukan agar dapat bersikap empati adalah A.
memandang pasien dari sisi internal pasien. Saat berinteraksi dengan pasien, penting untuk melihat ke
dalam diri pasien, mencoba memahami perspektif dan pengalaman mereka. Dengan memandang pasien
dari sisi internal, kita berusaha memahami perasaan, kekhawatiran, dan kebutuhan emosional yang
mungkin mereka alami. Sikap empati membantu menciptakan hubungan yang saling terbuka,
menghargai, dan mendukung antara perawat dan pasien, sehingga memungkinkan terciptanya
komunikasi yang lebih efektif dan memberikan dukungan yang tepat.
Komunikasi terapeutik merupakan salah satu hal yang harus diterapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan, hal tersebut dapat mendukung program penyembuhan pasien. Dalam proses komunikasi
terapeutik, salah satu karakteristik terpenting sebagai pendengar yang baik adalah
A. mengangguk-angguk
B. diam
C. kontak mata
D. menyimak
E. mengabaikan
Jawaban:
menyimak (5 poin)
Pembahasan
Dalam proses komunikasi terapeutik, salah satu karakteristik terpenting sebagai pendengar yang baik
adalah D. menyimak. Menyimak merupakan kemampuan untuk memberikan perhatian sepenuhnya pada
pasien, dengan fokus pada apa yang mereka sampaikan tanpa interupsi atau distraksi. Menyimak
dengan seksama membantu kita memahami isyarat verbal dan nonverbal dari pasien, menggali informasi
yang lebih dalam, dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan perasaan
mereka. Hal ini menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pasien untuk berbicara dan merasa
didengarkan secara aktif.
Pasien dengan cedera pada spinal, kesadaran kompos mentis, lumpuh pada kedua kakinya, masih mampu
mengontrol BAK/BAB. Prioritas pencegahan resiko jatuh pada pasien ini adalah
A. memasang sampiran
Jawaban:
memasang penghalang tempat tidur dan menempatkan bel dekat pasien (5 poin)
Pembahasan
Prioritas pencegahan risiko jatuh pada pasien dengan cedera pada spinal, kesadaran kompos mentis,
lumpuh pada kedua kakinya, namun masih mampu mengontrol BAK/BAB adalah D. memasang
penghalang tempat tidur dan menempatkan bel dekat pasien. Pasien dengan lumpuh pada kedua
kakinya memiliki risiko jatuh yang tinggi karena keterbatasan mobilitas. Dalam hal ini, memasang
penghalang tempat tidur dan menempatkan bel dekat pasien adalah tindakan prioritas untuk memberikan
perlindungan dan memberi tahu perawat jika pasien mencoba untuk bangun atau bergerak. Penghalang
tempat tidur membantu mencegah pasien jatuh dari tempat tidur, sementara bel dapat memberikan
peringatan kepada perawat agar dapat segera merespons jika ada kebutuhan atau bahaya yang
dihadapi oleh pasien.
C. memasang restrain
D. memberikan oksigen
Jawaban:
memasang pengaman tempat tidur (5 poin)
Pembahasan
salah satu upaya paling cepat dan mudah yang dapat segera diterapkan kepada pasien yang beresiko
jatuh adalah memasang pengaman tempat tidur.
Seorang perawat prehospital mendapatkan korban dengan keadaan trauma multiple. Korban tampak tidak sadar,
tampak rhinorrhea dan masih ada pergerakan dinding dada serta usaha bernapas. Apakah tindakan prioritas
pada kasus tersebut
D. memasang OROPharyngeal
E. Airway
Jawaban:
memasang semi-right cervical collar (5 poin)
Pembahasan
Pada kasus tersebut, tindakan prioritas yang perlu dilakukan adalah memasang semi-right cervical collar.
Korban mengalami trauma multiple dengan gejala tidak sadar, rhinorrhea (cairan keluar dari hidung), dan
masih ada pergerakan dinding dada serta usaha bernapas. Tindakan memasang semi-right cervical
collar dilakukan untuk memobilisasi dan mengimobilisasi leher korban secara tepat. Hal ini penting untuk
mencegah cedera lebih lanjut pada tulang belakang leher dan mengurangi risiko kerusakan pada
sumsum tulang belakang. Cervical collar memberikan dukungan dan stabilitas pada leher, sehingga
dapat membatasi pergerakan yang berpotensi berbahaya bagi korban dengan cedera tulang belakang.
Dalam kasus kegawatdaruratan seperti ini, tindakan ini menjadi prioritas untuk melindungi korban dan
meminimalkan risiko komplikasi yang lebih serius.
Seorang perempuan usia 28 tahun dirawat di RS Jiwa dengan masalah harga diri rendah. Pasien mengatakan
malu, tidak berguna karena tidak lulus tes PNS.Selama 4 x pertemuan, perawat memberikan intervensi
keperawatan yaitu membuat jadwal kegiatan harian pasien. Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan
perawat selanjutnya?
Jawaban:
Meminta pasien mendemonstrasikan kegiatan harian yang dipilihnya (5 poin)
Pembahasan
setelah perawat membuat jadwal kegiatan harian untuk pasien dengan masalah harga diri rendah,
tindakan keperawatan yang tepat dilakukan selanjutnya adalah meminta pasien mendemonstrasikan
kegiatan harian yang dipilihnya. Dengan meminta pasien untuk mendemonstrasikan kegiatan harian
yang dipilihnya, perawat dapat melihat langsung bagaimana pasien menerapkan jadwal tersebut dalam
kehidupan sehari-harinya. Hal ini memungkinkan perawat untuk memberikan umpan balik, bimbingan,
dan dukungan yang lebih konkret sesuai dengan kebutuhan pasien. Melalui demonstrasi ini, perawat
dapat mengamati kemajuan pasien, memperkuat keberhasilan yang dicapai, serta membantu
mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang mungkin muncul dalam melaksanakan kegiatan harian.
Seorang perempuan usia 33 tahun sering berbicara dan tertawa sendiri, mondar –mandir Berdasarkan data
pengkajian, pasien melihat bayangan suami yang mengajaknya berjalan-jalan ke pantai.Menurut keterangan
keluarga, pasien belum pernah menikah dan belum punya suami. Apakah Komunikasi verbal yang tepat
dilakukan perawat?
D. “ Saya memahami keinginan ibu, tapi saya tidak melihat suami ibu ada disini “
E. “Saya percaya apa yang ibu lihat, tapi sekarang ibu ada bersama saya di rumah sakit ini.
Jawaban:
“ Saya memahami keinginan ibu, tapi saya tidak melihat suami ibu ada disini “ (5 poin)
Pembahasan
Dalam menghadapi pasien yang mengalami halusinasi, komunikasi verbal yang tepat dilakukan oleh
perawat adalah dengan mengatakan, "Saya memahami keinginan ibu, tapi saya tidak melihat suami ibu
ada di sini." Pernyataan ini menghargai pengalaman dan persepsi pasien tanpa menyangkal atau
memperkuat keberadaan bayangan suami yang tidak nyata. Dengan bersikap empati dan mengakui
pemikiran pasien, perawat dapat membangun hubungan yang saling percaya dengan pasien,
mengurangi kecemasan, dan memfasilitasi pemahaman yang lebih baik mengenai realitas yang
sebenarnya.
Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa keluarganya ke RS jiwa karena dirumah banyak tertawa dan bicara
sendiri, mengatakan mendengar suara yang memintanya untuk tertawa agar pasien merasa bahagia. Pasien
sudah 5 kali masuk RS jiwa. Setelah 1 bulan lamanya dirawat, keluarga meminta pulang paksa pasien meskipun
masalah pasien belum bisa diselesaikan. Apakah tindakan yang seharusnya dilakukan perawat?.
Pembahasan
Tindakan yang seharusnya dilakukan perawat adalah mendiskusikan dengan keluarga cara merawat
pasien dengan halusinasi. Meskipun keluarga meminta pulang paksa pasien sebelum masalahnya dapat
diselesaikan, perawat memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi dan pendidikan kepada
keluarga tentang kondisi pasien dan perawatan yang diperlukan. Diskusi dengan keluarga dapat
membantu menjelaskan pentingnya kelanjutan perawatan dan memberikan saran mengenai strategi dan
dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga di lingkungan rumah. Tujuan utama adalah untuk
mencapai kesepakatan yang terbaik antara kebutuhan pasien, keluarga, dan keamanan serta
kesejahteraan pasien.
Seorang perempuan usia 30 tahun dibawa keluarganya masuk RS jiwa karena sering melamun, tidak mau
berbicara dengan orang lain, tidak mau mandi,tidak mau makan, kontak mata tidak ada.Menurut keluarga, pasien
menunjukkan perubahan sikap dikarenakan tidak jadi menikah untuk ke 3 kalinya.Setelah 2 minggu berinteraksi
dengan perawat, pasien mau berbicara meskipun kata-kata yang dikeluarkan singkat dan pendek.Pasien
mengatakan malas berbicara dengan orang lain karena malu. Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat
selanjutnya?
Jawaban:
Memberikan reinforcement positif akan kemampuan pasien berbicara (5 poin)
Pembahasan
Setelah pasien mulai mau berbicara meskipun dengan kata-kata yang singkat, tindakan yang tepat
dilakukan oleh perawat selanjutnya adalah memberikan reinforcement positif akan kemampuan pasien
berbicara. Memberikan reinforcement positif akan memperkuat dan mengapresiasi upaya pasien dalam
berinteraksi dan berbicara dengan orang lain. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri pasien dan
mendorongnya untuk terus mengembangkan kemampuan berbicaranya. Perawat dapat memberikan
pujian, pengakuan, dan dukungan positif kepada pasien untuk setiap kali ia berusaha berbicara,
sehingga pasien merasa dihargai dan termotivasi untuk melanjutkan proses pemulihan.
Seorang laki-laki , usia 42 tahun masuk dan dibawa ke RS Jiwa dikarenakan pasien mengamuk, membanting
barang dan hampir melukai istrinya.Pasien sudah 2 kali dirawat di RS Jiwa. Setelah 1 bulan lamanya dirawat di
RS jiwa, pasien belum mampu mengontrol marahnya karena pasien terlibat perkelahian dengan teman
sekamarnya Apakah yang seharusnya dilakukan perawat selanjutnya?
Jawaban:
Mendiskusikan kebutuhan emosional yang belum dicapai pasien (5 poin)
Pembahasan
Setelah pasien belum mampu mengontrol kemarahannya dan terlibat dalam perkelahian dengan teman
sekamarnya, tindakan yang seharusnya dilakukan oleh perawat selanjutnya adalah mendiskusikan
kebutuhan emosional yang belum dicapai oleh pasien. Pasien yang mengalami kesulitan dalam
mengendalikan kemarahannya perlu didorong untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan,
frustrasi, atau ketidakpuasan yang mungkin ada di balik kemarahannya. Perawat dapat menyediakan
ruang aman dan mendengarkan secara aktif pasien dalam mengungkapkan emosi dan kebutuhan yang
tidak terpenuhi. Dengan membantu pasien untuk mengenali dan mengelola emosi dengan cara yang
lebih adaptif, perawat dapat membantu pasien dalam proses pemulihan dan mengurangi risiko
kekerasan atau konflik lebih lanjut.
Jawaban:
Mendiskusikan perasaan dan pikiran mengenai keyakinannya (5 poin)
Pembahasan
Tindakan keperawatan yang tepat untuk masalah pasien yang merasa marah dan menyalahkan Tuhan
sebagai penyebab penderitaannya setelah mengalami amputasi kedua kakinya adalah mendiskusikan
perasaan dan pikiran mengenai keyakinannya. Perawat dapat membantu pasien untuk mengungkapkan
dan menjelaskan perasaan marah dan penyalahan terhadap Tuhan yang dialaminya. Melalui komunikasi
terapeutik yang empatik, perawat dapat membantu pasien dalam memahami dan merespons keyakinan
spiritual yang dialaminya. Diskusi yang terbuka dan pengakuan atas perasaan pasien dapat membantu
mengurangi ketegangan emosional, memberikan pemahaman yang lebih baik, dan memfasilitasi
penerimaan dan penyesuaian pasien terhadap kondisi baru yang dihadapinya setelah amputasi.
Hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat puskesmas ditemukan data bahwa belum terdapat pengelolaan
sampah yang benar, sampah dibakar dan dibuang di pekarangan sehingga berserakan di area pekarangan
warga. Perawat bersama tokoh masyarakat membentuk kader peduli sampah yang dibentuk dari remaja karang
taruna.
A. Kerjasama
B. Pendidikan kesehatan
D. Pemberdayaan masyarakat
E. Pemberdayaan kader
Pembahasan
Perawat puskesmas dan tokoh masyarakat membentuk kader peduli sampah dari remaja karang taruna
untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah yang belum benar. Tindakan yang tepat dalam hal ini
adalah pemberdayaan masyarakat. Melalui pembentukan kader peduli sampah, masyarakat, khususnya
remaja karang taruna, diberikan pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola sampah dengan benar.
Dengan demikian, mereka dapat aktif terlibat dalam proses pengelolaan sampah di lingkungan mereka,
termasuk dalam hal pemilahan, pengolahan, dan pembuangan sampah yang sesuai dengan prinsip-
prinsip kebersihan dan kesehatan.
Seorang perawat melakukan pengkajian di sebuah desa. Dari hasil pengkajian, didapatkan data bahwa 45%
lansia di salah satu RT menderita hipertensi. Warga menyatakan bahwa mereka jarang mengunjungi puskesmas
terdekat karena jarak yang relatif jauh dan sulitnya fasilitas transportasi. Mereka juga menyatakan bahwa belum
pernah ada penyuluhan kesehatan oleh puskesmas terkait.
A. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa b/d tidak adekuatnya pelayanan kesehatan
B. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa b/d rendahnya pengetahuan ttg hipertensi
E. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia pada tidak adekuatnya pelayanan kesehatan
Jawaban:
Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa b/d tidak adekuatnya pelayanan
kesehatan (5 poin)
Pembahasan
Dari hasil pengkajian, terungkap bahwa lansia di salah satu RT menghadapi risiko hipertensi yang tinggi
karena jarang mengunjungi puskesmas terdekat. Masalah utama keperawatan komunitas dalam hal ini
adalah risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa tersebut dikarenakan tidak adekuatnya
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini, perawat komunitas dapat bekerja sama dengan pihak terkait,
seperti puskesmas, untuk meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi lansia. Upaya yang
dapat dilakukan antara lain adalah penyuluhan kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan rutin dan
pengelolaan hipertensi, serta memfasilitasi transportasi yang memadai untuk lansia yang ingin
mengunjungi puskesmas.
Perawat komunitas melakukan pengkajian di sebuah Kelurahan, dan mendapatkan data bahwa dalam 5 tahun
terakhir sudah 2 kali mengalami kejadian KLB Demam Berdarah Dengue (DBD), bulan Juli 2011 ditemui 25
kasus DBD, 15 warga dirawat di RS dan 5 diantaranya meninggal. Prevalensi kasus Bulan Juli sudah hampir
melewati prevalensi DBD tahun sebelumnya. Apakah masalah keperawatan komunitas utama sesuai dengan
kasus diatas?
Jawaban:
Kondisi lingkungan yang buruk (5 poin)
Pembahasan
Hasil pengkajian di sebuah Kelurahan menunjukkan adanya KLB Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
telah terjadi dua kali dalam 5 tahun terakhir. Masalah keperawatan komunitas utama yang terkait dengan
kasus ini adalah kondisi lingkungan yang buruk. Perawat komunitas perlu bekerja sama dengan
pemerintah setempat, masyarakat, dan pihak terkait lainnya untuk melakukan upaya pencegahan dan
pengendalian DBD. Langkah-langkah yang dapat diambil meliputi pengawasan vektor nyamuk,
penyuluhan mengenai pencegahan DBD, peningkatan kebersihan lingkungan, dan partisipasi aktif
masyarakat dalam mengurangi faktor risiko penularan DBD.
Jawaban:
Strategi yang dilakukan keluarga dalam mengontrol emosi (5 poin)
Pembahasan
Perawat keluarga memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang hipertensi, termasuk
pengendalian emosi. Evaluasi struktur yang dilakukan oleh perawat dalam hal ini adalah strategi yang
dilakukan keluarga dalam mengontrol emosi. Dalam memberikan pendidikan kesehatan, perawat
keluarga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam mengelola
hipertensi, termasuk kemampuan mereka dalam mengontrol emosi. Evaluasi struktur ini penting untuk
menilai sejauh mana keluarga mampu mengimplementasikan strategi yang diajarkan dalam kehidupan
sehari-hari mereka
Kasus ISPA yang terjadi di desa A selama 3 bulan terakhir meningkat dengan pesat. Saat pendataan didapatkan
data satu menderita ISPA, Perawat memberikan intervensi pendidikan kesehatan kepada keluarga tersebut?
A. Penularan ISPA
C. Pencegahan ISPA
D. Perawatan ISPA
E. Penyebab ISPA
Jawaban:
Perawatan ISPA (5 poin)
Pembahasan
Dalam kasus ISPA yang terjadi di desa A, perawat memberikan intervensi pendidikan kesehatan kepada
keluarga yang satu anggotanya menderita ISPA. Intervensi yang tepat dilakukan adalah perawatan ISPA.
Hal ini mencakup memberikan informasi kepada keluarga tentang gejala dan tanda-tanda ISPA,
pengelolaan gejala, perawatan yang diperlukan, serta langkah-langkah pencegahan untuk mencegah
penyebaran ISPA kepada anggota keluarga lainnya. Dengan memberikan pendidikan kesehatan yang
tepat, perawat dapat membantu keluarga dalam mengatasi masalah ISPA yang mereka hadapi.
Seorang pasien berusia 82 tahun, akhir-akhir ini ia malas mandi dan tidak pernah merawat dirinya, sering lupa
pada waktu tanggal maupun hari, dan kadang menangis atau marah tanpa alasan yang jelas. Pasien ini tinggal
bersama dengan anaknya, tetapi sering ditinggal sendiri oleh anaknya. Pasien sering mengeluh bosan sehingga
dia sering pergi meninggalkan rumah. Manakah tindakan keperawatan yang tepat untuk kasus di atas?
Jawaban:
Gunakan gelang identitas berisi nama dan alamat pasien (5 poin)
Pembahasan
Pada pasien berusia 82 tahun yang mengalami masalah seperti malas mandi, kurang perawatan diri,
gangguan ingatan, dan perubahan emosi, tindakan keperawatan yang tepat adalah menggunakan
gelang identitas berisi nama dan alamat pasien. Hal ini penting untuk keamanan pasien dan membantu
mengidentifikasi pasien jika dia tersesat atau memerlukan bantuan di luar rumahnya. Gelang identitas ini
dapat memberikan informasi penting kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan, tentang kondisi
pasien dan alamatnya. Dengan demikian, tindakan ini dapat membantu memastikan keamanan dan
perawatan yang adekuat bagi pasien tersebut.
A. Pencegahan primer
B. Pencegahan sekunder
C. Pencegahan tersier
D. Pencegahan penyakit
Jawaban:
Pencegahan primer (5 poin)
Pembahasan
Dalam kasus keluarga yang menjaga kesehatan anggota keluarganya dengan menjalankan pola hidup
sehat, mengikuti penyuluhan kesehatan, dan menjaga kebersihan lingkungan, tingkat pencegahan yang
dilakukan oleh keluarga tersebut adalah pencegahan primer. Pencegahan primer adalah tindakan-
tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit atau masalah kesehatan sejak dini. Dalam
hal ini, keluarga tersebut fokus pada upaya pencegahan melalui pola hidup sehat, termasuk menjaga
pola konsumsi yang baik, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta menjaga kebersihan lingkungan.
Dengan melakukan tindakan-tindakan ini, keluarga tersebut berusaha untuk mencegah timbulnya
masalah kesehatan dan mempromosikan kesehatan anggota keluarga secara keseluruhan.
Saat kunjungan rumah didapatkan seorang laki-laki usia 83 tahun hidup sendiri di sebuah rumah yang berada di
ujung sebuah kampung, klien hanya menjawab saat ditanya serta menjawab seperlunya saja, para tetangga
mengatakan bahwa klien orangnya tertutup dalam berkomunikasi dan tidak pernah berkumpul pada acara
kampung. Manakah diagnosa keperawatan yang utama dari kasus diatas?
A. Menarik diri
B. Isolasi sosial
Pembahasan
Dalam kasus seorang laki-laki berusia 83 tahun yang hidup sendiri dan cenderung tertutup dalam
berkomunikasi, serta tidak pernah berkumpul pada acara kampung, diagnosa keperawatan utama yang
tepat adalah "Menarik diri". Klien menunjukkan perilaku yang menunjukkan pembatasan sosial dan
kurangnya partisipasi dalam aktivitas sosial di lingkungannya. Hal ini dapat mengindikasikan adanya
masalah psikososial yang perlu ditangani. Perawat dapat melakukan intervensi untuk membantu klien
dalam mengatasi perasaan kesepian, meningkatkan interaksi sosial, dan membangun hubungan yang
positif dengan lingkungan sekitar.
Seorang perempuan usia 30 tahun dibawa oleh kedua orangtuanya ke IGD RS Jiwa setelah pasien
mengamuk,berteriak sangat keras , melempar barang dan hampir melukai bapaknya. Pasien baru pertama kali
masuk dan dibawa ke RS Jiwa.Setelah 8 jam di restrain dan diberikan obat penenang, pasien mengatakan
bahwa bapaknya ingin membunuhnya untuk dijadikan tumbal.Raut wajah klien terlihat kesal,tangan dan kaki
berontak sambil berteriak “aku tidak gila “,kalian semua salah’,bapakku yang gila “ Apakah diagnosa
keperawatan utama yang tepat pada pasien tersebut?
B. Perilaku kekerasan
C. Waham
Jawaban:
Perilaku kekerasan (5 poin)
Pembahasan
Pada pasien perempuan berusia 30 tahun yang mengalami episode kekerasan, termasuk mengamuk,
berteriak, melempar barang, dan merasa bahwa ayahnya ingin membunuhnya untuk dijadikan tumbal,
diagnosa keperawatan utama yang tepat adalah "Perilaku kekerasan". Pasien menunjukkan perilaku
agresif dan paranoid yang mengancam keamanan dirinya sendiri dan orang lain. Perawat perlu
melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pasien untuk mencegah cedera fisik, serta memberikan
dukungan psikososial dan intervensi yang sesuai guna mengelola perilaku kekerasan tersebut.
Perawat sedang berkunjung ke rumah Bapak.Y dan mendapatkan anaknya yang berumur 7 tahun sedang
bermain tanah dengan teman-temanya tubuh serta tanganya terlihat kotor. Dalam penerapan promosi kesehatan
pada keluarga tindakan manakah yang sebaiknya dilakukan perawat?
E. Menjelaskan kepada anak penyakit yang akan timbul apabila sering bermain kotor
Jawaban:
Mengajarkan tentang konsep PHBS yang benar (5 poin)
Pembahasan
Perawat yang berkunjung ke rumah Bapak Y harus melakukan tindakan yang tepat untuk menerapkan
promosi kesehatan pada keluarga. Salah satu tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah mengajarkan
tentang konsep PHBS yang benar. PHBS adalah singkatan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Dengan mengajarkan konsep PHBS yang benar, anak-anak akan memahami pentingnya menjaga
kebersihan dan kesehatan. Anak-anak juga akan mengetahui bagaimana cara mencegah penyakit,
menjaga kebersihan dan keselamatan, serta menjalani gaya hidup sehat. Dengan mengajarkan konsep
PHBS yang benar, anak-anak akan menjadi lebih peduli terhadap kesehatan mereka sendiri dan orang
lain.