Anda di halaman 1dari 28

BUPATI KEPAHIANG

PROVINSI BENGKULU

PERATURAN BUPATI KEPAHIANG


NOMOR : TAHUN 2023

TENTANG

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI


PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
TAHUN 2020 - 2024

Menimbang : a. bahwa dampak reformasi birokrasi dalam mendukung capaian


sasaran pembangunan nasional dan daya saing daerah dalam
kancah nasional belum optimal sehingga diperlukan penajaman
hubungan sebab akibat dan penyelarasan kondisi yang akan
dicapai pada level mikro.
b. bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 3 Tahun 2023
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor
25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020 –
2024, maka Pemerintah Kabupaten Kepahiang dirasa perlu untuk
melakukan penyesuaian dan harmonisasi terhadap Keputusan
Bupati Kepahiang Nomor 100 – 211 Tahun 2019 tentang
Dokumen Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten
Kepahiang Tahun 2020 – 2024.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati
Kepahiang Tentang Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah
Kabupaten Kepahiang Tahun 2020-2024.
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Propinsi
Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4349 ).
2. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang
Undang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 238, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6841 ).
3. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2020 - 2025;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 3 Tahun 2023 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 25 Tahun 2020
tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020 – 2024.
5. Keputusan Bupati Kepahiang Nomor : 100-211 Tahun 2019
Tentang Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten
Kepahiang Tahun 2020 -2024.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI KEPAHIANG TENTANG ROAD MAP


REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN
KEPAHIANG TAHUN 2020 – 2024.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kepahiang.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Kepahiang.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kepahiang.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD dalam
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah.
6. Reformasi Birokrasi adalah upaya perbaikan untuk menyelesaikan
isu strategis hulu yang perbaikan tatakelola pemerintahan dan
penyelesaian isu strategis hilir yang meliputi penyelesaian masalah
terkait dengan agenda program Pembangunan Nasional dan Daerah.
7. Road Map Reformasi Birokrasi yang selanjutnya disingkat Road Map
RB adalah Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten
Kepahiang Tahun 2020 – 2024 dengan Penajaman hubungan sebab
akibat dan penyelarasan kondisi terkini sesuai Peraturan Menteri
Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 3
Tahun 2023 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 25
Tahun 2020 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2020 –
2024.
8. Rencana Aksi Daerah Reformasi Birokrasi adalah Rencana Aksi
Daerah Reformasi Birokrasi Kabupaten Kepahiang Tahun 2020-
2024.
9. Reformasi Birokrasi General adalah strategi pelaksanaan Reformasi
Birokrasi dalam menyelesaiakan masalah masalah yang terjadi di
dalam birokrasi yang menjadi isu strategis di tingkat hulu yang
bersumber pada Tata Kelola Pemerintahan.
10. Reformasi Birokrasi Tematik adalah strategi pelaksanaan Reformasi
Birokrasi yang menjadi isu strategis di tingkat hilir dalam
menyelesaiakan masalah masalah yang muncul dimasyarakat terkait
agenda program nasional dan daerah.

Pasal 2
1. Road Map Reformsi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Kepahiang
Tahun 2020 – 2024 sebagaimana tercantum dalam lampiran, sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
2. Road Map RB merupakan bentuk operasional Grand Design
Reformasi Birokrasi dan Rencana Rinci Reformasi Birokrasi selama 5
(lima) tahun yaitu Tahun 2020 -2024 yang disesuaikan dengan
perubahan substansi terkait tujuan dan sasaran, kegiatan yang
berdampak, fokus pelaksanaan RB dan penajaman indikator RB.
3. Road Map RB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dan Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepahiang dalam
menyelenggarakan Reformasi Birokrasi.

4. Road Map RB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :


BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : GAMBARAN UMUM REFORMASI BIROKRASI


PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG

BAB III : AGENDA REFORMASI BIROKRASI INSTANSI


PEMERINTAH

BAB IV : MANAJEMEN PELAKSANAAN REFORMASI


BIROKRASI

BAB V : PENUTUP

BAB II
PELAKSANAAN

Pasal 3
(1) Pelaksanaan Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2020 – 2024
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) digunakan sebagai
acuan bagi Pemerintah Kabupaten Kepahiang dalam menyusun
Rencana Aksi Pelaksanaan RB General dan Rencana Aksi
Pelaksanaan RB Tematik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Kepahiang.
(2) Rencana Aksi Pelaksanaan RB General dan Rencana Aksi
Pelaksanaan RB Tematik sebagaimana dimaksud pada Ayat (1),
ditetapkan dengan Keputusan Bupati yang penandatanganannya
dimandatkan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten.

Pasal 4
(1) Pelaksanaan RB General dan RB Tematik Perangkat Daerah
dilakukan evaluasi paling sedikit 1 (satu ) kali dalam setahun.
(2) Evaluasi pelaksanaan RB General dan RB Tematik Perangkat
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui
pengukuran menggunakan instrumen penilaian Indeks Reformasi
Birokrasi Perangkat daerah dari masing masing Perangkat Daerah.
(3) Pengukuran IRBPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
oleh unit kerja pada Perangkat Daerah yang menjadi tanggungjawab
indikator pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Leading Institution) dan
dikoordinasikan oleh Unit Pengelola Reformasi Birokrasi pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang ( Strategic Transformatian
Unit / STU ).
(4) Instrumen, mekanisme dan tahapan pengukuran IRBPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan
Gubernur yang penandatanganannya dimandatkan kepada
Sekretaris Daerah Kabupaten Kepahiang.

BAB II
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 5
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Keputusan Bupati
Nomor :100 -211 Tahun 2019 tentang Road Map Refromasi Birokrasi
Pemerintah Kabupaten Kepahiang Tahun 2020– 2024 dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 6
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Kepahiang.
Ditetapkan di Kepahiang
Pada tanggal Juni 2023

BUPATI KEPAHIANG,

Ttd

HIDAYATTULLAH SJAHID
Diundangkan di Kepahiang
Pada tanggal Juni 2023
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KEPAHIANG

ttd

HARTONO

BERITA DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG TAHUN 2023 NOMOR .....


LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KEPAHIANG
NOMOR : TAHUN 2023
TANGGAL : JUNI 2023
TENTANG : ROAD MAP REFORMASI
BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN KEPAHIANG 2020 -
2024

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG
TAHUN 2020 - 2024

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reformasi Birokrasi (RB) merupakan sebuah kebutuhan ditengah dinamika
kompleksitas global yang menyebabkan tuntutan ke arah lebih baik semakin tinggi.
Tujuan untuk mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan melalui Reformasi Birokrasi yang
berkualitas pada akhirnya adalah untuk mempercepat tercapainya Pembangunan
Nasional yang menjadi prioritas.
Reformasi Birokrasi menjadi salah satu dari lima agenda prioritas Pembangunan
Nasional yang menjadi fokus dari Pemerintahan. Arahan Presiden tentang RB berkaitan
dengan tiga hal utama yaitu :
1. Mewujudkan birokrasi yang mampu menciptakan hasil;
2. Birokrasi yang mampu menjamin agar manfaat kebijakan itu dirasakan oleh
masyarakat ( Making Delivered ).
3. Birokrasi yang lincah dan cepat ( agile bureaucracy ).
Mengingat perkembangan isu isu strategis secara nasional dan tuntutan
perubahan, terjadi pula perubahan tujuan pada Road Map 2020 – 2024, dimana
sebelum penajaman adalah : Pemerintahan yang baik dan bersih. Sedangkan Tujuan
RB setelah penajaman adalah : Birokrasi yang bersih, efektif dan berdaya saing
mendorong pembangunan nasional dan pelayanan publik.
Dalam rangka memastikan pengelolaan Reformasi Birokrasi di Kabupaten
Kepahiang yang efektif dan efisien, Pemerintak Kabupaten Kepahiang perlu
menetapkan perencanaan dan tata kelola RB dalam sebuah dokumen perencanaan
yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh pihak dan stake holder yang
berkepentingan. Perencanaan RB Kabupaten Kepahiang tersebut mengacu kepada
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010 – 2025 yang dijabarkan melelui Road Map RB Nasional dalam tiga Periode yaitu,
2010 – 2014, 2015 – 2019 dan 2020 -2024. Namun walaupun pelaksanaan RB telah
memasuki periode Road Map terakhir dari Grand Design, hasil yang dicapai belum
optimal dimana masih fokus pada proses dan bukan fokus pada hasil dan manfaat yang
dapat dirasakan oleh masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan penajaman terhadap Road
Map Kabupaten Kepahiang Tahun 2020 – 2024. Penajaman ini untuk membantu
percepatan pencapaian sasaran sesuai RPJMD Tahun 2021 – 20216.
Secara khusus, aspek utama yang perlu penajaman dari Road Map 2020 – 2024
adalah sebagai berikut :
1. Substansi tujuan, sasaran dan indikator keberhasilan RB dalam Road Map Nasional
belum sepenuhnya mampu menjawab isu strategis nasional dan internasional yang
terkait dengan Pembangunan Nasional, Daya Saing Nasional, Pemberantasan
Korupsi dan isu –isu strategis yang perlu dijawab dengan akselerasi RB. Tentunya
pencapaian tujuan dan sasaran serta indikator daerah perlu diselaraskan dengan
tujuan, sasaran dan indikator nasional.
2. Sasaran Program Pembangunan bersifat lintas sektor dan lintas Instansi Pemerintah
( Cross cutting issue ), sehingga memerlukan strategi RB untuk percepatan
pencapaian sasaran lintas sektor dan instansi. Kebijakan kebijakan RB diharapkan
menjadi kebijakan kunci yang paling berkontribusi terhadap sasaran strategis dan
tujuan RB pada Pemerintah Daerah.
3. Pengelolaan RB yang fokus untuk percepatan pencapaian tujuan dan sasaran
strategis RB dengan penyelesaian terhadap akar masalah melalui perbaikan sistem
dan manajemen internal serta isu prioritas antara lain kemiskinan dan investasi di
Kabupaten Kepahiang.

B. Tujuan
Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi 2020 – 2024 Kabupaten Kepahiang
ini adalah untuk menyesuaikan dengan penajaman Road Map RB Nasional 2020 2024
dengan tujuan, yaitu :
1. Mempercepat Pencapaian tujuan dan Sasaran strategis RB Daerah.
2. Menyusun Road Map RB yang lebih komprehensif sesuai dengan kebutuhan.
3. Mendapatkan Road Map yang mampu menciptakan integrasi dan orkestrasi
pelaksanaan RB yang sinergis dalam pemerintahan daerah.
BAB II

GAMBARAN UMUM REFORMASI BIROKRASI


PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG

A. Kondisi Eksisting sesuai Road Map 2020 – 2024


Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kabupaten Kepahiang telah memasuki
tahun ke Empat dari Periode Road Map Tahun 2020 – 2024. Namun dengan adanya
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 3
Tahun 2023, maka Dokumen Road Map Kabupaten Kepahiang dilakukan perubahan
dan penajaman terhadap tujuan, sasaran dan indikator sasarannya.
Berbagai perbaikan telah dilaksanakan dalam Tata Kelola Pemerintahan, mulai
dari penyederhanaan birokrasi, penyetaraan jabatan, pengembangan arsitektur SPBE
Nasional yang terintegrasi, efisiensi APBD, sampai dengan pengintegrasian Pelayanan
Publik dalam Mall Pelayanan Publik. Semua itu bertujuan untuk menciptakan Birokrasi
daerah yang handal, unggul dan efektif guna mewujudkan tujuan akhir dari Road Map
Kabupaten Kepahiang Tahun 2020 – 2024.
Pelaksanaan Road Map di Kabupaten Kepahiang sejak Tahun 2020 sampai
dengan 2022 telah mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut belum
signifikan sesuai yang diharapkan. Capaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
Kabupaten Kepahiang selama periode 2020 – 2024 dapat tergambar melalui “ Nilai
Indek Reformasi Birokrasi “ dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi yang baru mendapatkan Predikat/Kategori “CC” dengan dengan
capaian nilai sebesar 52,59.
Adapun pencapaian Indek Reformasi Birokrasi Kabupaten Kepahiang sejak
tahun 2020 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022


Targ Realisa Angk Targe Realisa Angk Targe Realisa Angka
et si a t si a t si

B C 46,24 B C 49,67 BB CC 52,59

Dari data diatas menunjukkan adanya peningkatan capaian Indeks Reformasi


Birokrasi Pemerintah Kabupaten Kepahiang setiap tahunnya, dimana pada 2019
sebesar 40,02 meningkat di tahun 2020 menjadi sebesar 46,24 dan Tahun 2021
meningkat menjadi sebesar 49,67 dan terakhir pada Tahun 2022 menjadi sebesar
52,59 dengan Kategori CC.
Pencapaian berdasarkan penilaian indek RB tersebut diatas, meskipun ada
kenaikan nilai, namun belum secara signifikan dan masih belum sesuai harapan.
Pemerintah Kabupaten Kepahiang dengan segala upaya akan terus berusaha untuk
melakukan perbaikan perbaikan tata kelola pemerintahan sesuai yang diamanatkan
dalam Reformasi Birokrasi.

B. Isu Strategis RB Tahun 2020 – 2024.


Reformasi Birokrasi menghadapi beberapa permasalahan, tantangan dan
peluang pada tingkat hulu maupun hilir yang harus segera direspon serta diantisipasi
untuk mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang dicita citakan pada Tahun 2024. Isu
– Isu Strategis tersebut menjadi fokus prioritas pada Reformasi Birokrasi sesuai amanat
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 3 Tahun 2023. Adapun isu strategis tersebut
adalah :
1. Isu Strategis Tingkat Hulu
Isu strategis tingkat hulu merupakan maslah masalah yang terjadi di dalam birokrasi
yang bersumber pada tata kelola pemerintahan. Isu strategis tingkat hulu umumnya
akan menimbulkan potensi maslah lain jika tidak segera ditangani. Beberapa isu
tingkat hulu yang berkaitan dengan Reformasi Birokrasi adalah :
a. Birokrasi yang belum Kolaboratif.
Sejalan dengan arahan Presiden, bahwa birokrasi harus beerorientasi
hasil. Untuk mewujudkannya terdapat berbagai peran aktor dan sektor yang
menjadi kunci keberhasilan RB. Namun dalam praktiknya, peran yang silo masih
menjadi tantangan dalam perencanaan dan pelaksanaan maupun pengukuran
RB. Oleh karena itu untuk meningkatkan efektivitas peran peran tersebut
diperlukan kolaborasi dan integrasi dalam rumusan tujuan, sasaran (goal
setting ) dan strategi pelaksanaan RB.
b. Tranformasi Digital yang belum optimal.
Dalam mewujudkan transformasi digital yang mendukung kinerja birokrasi,
pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018
tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Perumusan
kebijakan, koordinasi penerapan dan evaluasi SPBE telah dilaksanakan, namun
saat ini implementasi SPBE belum mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
Hal ini disebabkan karena masih rendahnya komitmen pimpinan pada
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah menjadikan SPBE sebagai prioritas
dalam perencanaan serta integrasi sistem yang dibangun Kementerian/
Lembaga/ Pemerintah Daerah belum optimal. Oleh karena itu diperlukan
penguatan dan percepatan implementasi SPBE secara berkelanjutan.
c. Penyederhanaan Struktur dan Mekanisme Kerja Baru yang belum tuntas.
Penyederhanaan birokrasi merupakan serangkaian proses yang terdiri
dari penyederhanaan struktur organisasi, penyetaraan jabatan dan penyesuaian
sistem kerja pasca penyederhanaan birokrasi. Penyesuaian sistem kerja pada
Instansi Pemerintah dilakukan secara mendasar yang memu mentransformasi
proses bisnis pemerintah menjadi lebih dinamis, lincah dan profesional. Sistem
kerja yang sebelumnya bersifat berjenjang/hirarkis menjadi sistem kerja yang
sederhana dengan mengedepankan pada kerja Tim yang fokus pada hasil serta
menghargai kompetensi, keahlian dan ketrampilan dengan dukungan tata kelola
pemerintah berbasis digital untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Sebagai pedoman untuk sistem kerja tersebut, telah ditetapkan Peraturan
Menteri PAN dan RB Nomor 7 Tahun 2022 tentang Sistem Kerja pada pada
Instansi Pemerintah Untuk Penyederhanaan Birokrasi. Dengan telah
ditetapkannya Peraturan Menteri ini, seluruh Instansi Pemerintah diminta untuk
menyesuaikan sistem kerjanya melaluipenyempurnaan mekanisme kerja dan
proses bisnis birokrasi yang berorientasi pada percepatan pengambilan
keputusan dan perbaikan pelayanan publik, dengan optimalisasi SPBE.
Melalui sistem kerja yang baru, Pejabat Fungsional akan dapat ditugaskan
secara flexibel, changeable dan moveable dengan pengelolaan kinerja yang
akuntable. Pegawai ASN tidak bekerja dalam kotak kotak tertentu melainkan
fokus pada pencapaian tujuan organisasi. Dengan mekanisme kerja tersebut,
Pegawai ASN dituntut untuk mampu berkinerja lebih optimal sesuai dengan
kompetensinya, dapat dimanfaatkan tidakhanya pada unit organisasi namun juga
dimanfaatkan diluar unit organisasi.
d. Integritas Penyelenggaraan Pemerintahan yang masih menghadapi kendala.
Inegritas dalam penyelenggaraan pemerintahan masih menghadapi
banyak tantangan. Hal ini terlihat dari masih banyaknya temuan penyimpangan,
baik yang dilakukan oleh pimpinan instansi maupun pegawainya. Kelemahan
sistem pengawsan mendorong terjadinya perilaku koruptif dan pelanggaran
integritas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penguatan sistem pengawasan dalam
penyelenggaraan pemerintah.
e. Budaya Birokrasi : BerAKHLAK yang belum terimplementasi dengan baik.
BerAKHLAK yang ditetapkan sebagai budaya kerja Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang menyederhanakan nilai nilai dasar ASN yang terkandung dalam
Undang – undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yang terdiri atas
komponen Berorientasi Pelayanan, Akuntable, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif serta Budaya Integritas Tinggi dan Pelayanan Prima.
Sehingga Budaya Kerja tersebut dapat menjadi podasi yang kokoh bagi setiap
ASN dalam berperilaku menjalankan tugas dan fungsinya, sehingga dapat
dijadikan pengungkit. Meskipun Nilai Budaya Kerja ini telah disosialisasikan
kepada seluruh Kementerian / Lembaga/ Pemerintah Daerah, namun belum
diinternalisasi dengan baik, sehingga pemahaman makna nilai BerAKHLAK
belum merata pada ASN di seluruh Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penguatan dalam internalisasi nilai BerAKHLAK
secara masif dan berkelanjutan.
2. Isu Strategis Tingkat Hilir
Isu Strategis tingkat hilir merupakan masalah masalah yang muncul di
masyarakat terkait dengan agenda program pembangunan nasional. Isu strategis
hilir umumnya terjadi sebagai turunan yang muncul apabila isu strategis hulu tidak
diselesaikan dengan baik. Beberapa isu strategis hilir yang berkaitan dengan
pelaksanaan RB adalah sebagai berikut :
a. Hasil Pelaksanaan Program – Program Pengentasan Kemiskinan belum
sebanding dengan Sumberdaya yang dikeluarkan.
Pemerintah telah mengerahkan sumberdaya anggaran yang cukup besar
untuk melaksanakan berbagai program pengentasan kemiskinan dengan
anggaran yang cukup besar. Adapun total anggaran pada program pengentasan
kemiskinan pada tahun 2021 sebesar Rp. 431,3 Triliun dengan total 65 program
dan 128 Kegiatan yang tersebar pada 16 Kementrian/Lembaga. Namun dengan
anggaran sebesar itu hanya mampu menurunkan angka kemiskinan sebesar
0,60% dari 10,41% ( Maret 2021 ) menjadi 9,54 % ( Maret 2022 ).
Selain sumberdaya anggaran yang besar, program pembangunan juga
melibatkan berbagai sektor pemerintahan yang memilikipotensi keterkaitan
berdasarkan target out put dan lokus kegiatannya. Namun, belum terdapat
kolaborasi utuh dalam langkah strategis yang utuh. Di sisi lain, kualitas tata
kelola lintas instansi belum sejalan dengan capaian RB dan akuntabilitas instansi
yang cenderung sudah baik.
b. Tantangan Resesi Global dan Pentingnya Investasi.
Resesi global membawa potensi yang mengarah pada krisis pangan,
energi dan keuangan menyebabkan semua negara membutuhkan investasi.
Peningkatan investasi dipengaruhi oleh keputusan investor untuk melakukan
investasi yang didasarkan pada nilai perekonomian dan kemudahan berusaha
pada suatu negara. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam Kemudahan
Berusaha adalah perizinan berusaha dan perizinan berinvestasi. Selama ini, izin
berusaha dan berinvestasi di Indonesia identik dengan proses yang rumit dan
membutuhkan waktu yang lama. Sehingga Pemerintah Indonesia kemudian
mengambil langkah dengan penerapan omnibus law. Oleh sebab itu, RB
diarahkan untuk memperkuat penerapan Omnibus Law serta meningkatkan
competitiveness index sehingga bisa melipatgandakan investasi.
c. Tantangan Perubahan Global dan Tuntutan terhadap Pelayanan Publik.
Perubahan Lingkungan global yang tidak terprediksi dan berciri VUCA
( Volatilty, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) menuntut seluruh sektor,
termasuk birokrasi, agar dapat bekerja secara agile, adaptive dan cepat terutama
dalam hal digitalisasi. Disisi lain, masyarakat juga menuntut adanya kecepatan
dan kemudahan pelayanan publik. Oleh sebab itu, RB diarahkan untuk
mendorong terciptanya digitalisasi administrasi pemerintah agar dapat
mendukung pelayanan publik yang lebih cepat dan mudah.
d. Dampak Inflasi yang tidak terkendali.
Pada dasarnya inflasi menggambarkan kondisi ekonomi suatu negara
dimana dapat bersifat positif maupun negatif. Inflasi yang tidak terkendali akan
menyebabkan dampak negatif seperti naiknya harga harga, menurunnya daya
beli masyarakat dan peningkatan suku bunga. Dampak jangka panjang dari
inflasi adalah adanya potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga
menyebabkan peningkatan pengangguran yang berpotensi pada peningkatan
angka kemiskinan. Oleh sebab itu, pemerintah perlu memprioritaskan untuk
menyelamatkan masyarakat agar tidak banyak yang jatuh ke jurang kemiskinan
akibat dari adanya kenaikan harga.

Selain isu Reformasi Birokrasi Nasional secara umum diatas, berdasarkan hasil –
hasil evaluasi terhadap pelaksanaan RB di Kabupaten Kepahiang terdapat pula
permasalahan permasalan pada level mikro dan berdampak langsung terhadap
masyarakat, yang belum tertangani dengan baik dan dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat. Pelaksanaan RB baru pada perbaikan tatakelola pemerintahan dan belum
berdampak secara signifikan terhadap masyarakat. Beberapa indikator dari dari hal
tersebut diatas antara lain adalah Angka kemiskinan yang masih tinggi yaitu 14% dari
total seluruh penduduk. Hal ini jika dibandingkan dengan rata rata Nasional yang hanya
sebesar 9,54% maka Angka Kemiskinan di Kabupaten Kepahiang termasuk tinggi.
Perlu upaya maksimal dan kontinyuitas untuk terus meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan upaya penurunan angka kemiskinan melalui program program
pendukung.

C. Pengelolaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah.


Pengelolaan RB menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap capaian
Indeks RB. Pengelolaan RB yang selama ini telah berjalan melalui pembentukan Tim
RB masih bersifat koordinatif dan dirasakan belum berjalan secara efektif, kolaboratif
maupun terintegrasi. Hal ini menimbulkan beberapa permasalahan yang muncul dalam
pelaksanaan tugas masing masing stak holder antara lain :
1. Masih terdapat paradigma atau anggapan diantara Tim RB yang dibentuk melalui
SK Bupati, bahwa capaian dan pelaksanaan RB itu menjadi tanggungjawab dari
Bagian Organisasi Setda Kabupaten Kepahiang saja, sehingga menyebabkan
kurang terjalinnya kolaborasi dan komunikasi serta integrasi dalam implementasi
pelaksanaannya.
2. Belum ada pembagian peran yang jelas diantara pengampu indikator kinerja RB.
Hal ini karena dalam dokumen RPJMD dan Rencana Strategis Perangkat Daerah,
komponen komponen pembentuk RB tidak menjadi sasaran kinerja di Perangkat
Daerah, sehingga seolah olah RB terpisah dari dokumen perencanaannya.
3. Belum optimalnya pola koordinasi, komunikasi, kolaborasi dan integrasi serta
advokasi yang dilakukan oleh Koordinator pelaksanaan RB yang didelegasikan
kepada Kepala Bagian Organisasi yang dalam struktur organisasi berada pada level
menengah (midle level) yang harus mengkoordinasikan level Kepala Perangkat
Daerah ( high level )
4. Belum adanya kesadaran dan kepedulian bersama dari seluruh jajaran baik ASN
maupun stake holders lainnya yang terlibat dalam penyelenggaraan pelayanan
kepada publik terkait dengan implementasi RB diLingkungan Unit kerja masing
masing sehingga gaung pelaksanaan RB tidak tersampaikan kepada masyarakat.
D. Ketercapaian Indikator Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Berdasarkan hasil Evaluasi Pelaksanaan RB Tahun 2022, ketercapaian
indikator pelaksanaan RB Pemerintah Daerah di Kabupaten Kepahiang secara umum
masih dibawah dari yang diharapkan. Beberapa indikator strategis seperti indeks SPBE,
indeks Tata kelola Pengadaan Barang dan Jasa, Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan
Publik, Indeks Profesionalitas ASN, Maturitas SPIP dan Kapabilitas APIP sebagian besar
masih dibawah target minimal Baik. Capaian indikator pelaksanaan RB tersebut
diantaranya sebagai berikut :
1. Indeks SPBE ( Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik )

BAB III
AGENDA REFORMASI BIROKRASI DI KABUPATEN KEPAHIANG

Tujuan dan sasaran RB di Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang


mengikuti tujuan dan sasaran level mikro sebagaimana tercantum dalam
Permenpan RB Nomor 3 Tahun 2023. Adapun tujuan dan sasaran tersebut
beserta target capaiannya indikatornya tergambar pada tabel berikut:

A. Kegiatan Utama (Inisiatif Strategis) Pelaksanaan Reformasi Birokrasi General di


Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang
Kegiatan Utama (inisiatif strategis) pelaksanaan RB general di Pemerintah
Daerah Kabupaten Kepahiang memperhatikan dimensi prioritas nasional yang
telah ditetapkan olehlevel makro dan meso berupa kegiatan utama dan telah
ditetapkan dalam roadmap RB Nasional serta bersifat mandatori. Selain itu juga
Kegiatan Utama (inisiatif strategis) dalam dimensi intansional memperhatikan
kegiatan utama inisiatif pemerintah daerah yang dapat memiliki leverage
(percepatan) terhadap pencapaian tujuan dan sasaran RB. Dengan
memperhatikan kedua dimensi di atas maka Insiatif strategis yang
merupakan kegiatan utama pelaksanaan RB di Jawa Barat sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kegiatan Utama (Inisiatif Strategis) Pelaksanaan RB General di Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang

Basseline Target Tahunan Unit / Satuan Kinerja Pelaksana


No. Kegiatan Utama Indikator Kegiatan Utama
(2022)
2023 2024 Koordinator Pelaksana
1 Penyederhanaan Birokrasi Tingkat Implementasi
(Penyederhanaan Struktur Penyederhanaan
Organisasi)/transformasi Birokrasi Setda Seluruh OPD
organisasi berbasis kinerja
dan agile      
2 Pelaksanaan Sistem Kerja Tingkat Implementasi
Baru dengan model Sistem
fleksibel bagi Pegawai kerja Baru dan Setda Seluruh OPD
ASN Fleksibilitas
Berkerja Pegawai      
3 Pelaksanaan Arsitektur Indeks SPBE Diskominfo Seluruh OPD
SPBE 2,13    
Tingkat Implementasi
Inisiatif Diskominfo Seluruh OPD
Strategi Arsitektur SPBE*      
4 Pelaksanaan Sistem Indeks Perencanaan
Bappeda Seluruh OPD
Akuntabilitas Kinerja Pembangunan      
Instansi Pemerintah yang Nilai SAKIP:
terintegrasi    
56,25    
Perencanaan Kinerja
Bappeda Seluruh OPD
     
Pengukuran Kinerja
Bappeda Seluruh OPD
     
Pelaporan Kinerja
Setda Seluruh OPD
     
Evaluasi Internal
Inspektorat Seluruh OPD
     
5 Pelaksanaan Pelayanan Tingkat Implementasi
Publik Digtal Kebijakan Transformasi
DPMTSP Seluruh OPD
Digital
MPP      
6 Pembangunan Zona Tingkat keberhasilan
Integritas di unit kerja pembangunan ZI Inspektorat Seluruh OPD
     
7 Penguatan implementasi Tingkat Maturitas SPIP
sistem pengendalian intern
Inspektorat Seluruh OPD
pemerintah
(SPIP)      
  Penguatan Kapanilitas Tingkat Kapabilitas APIP
APIP    
3    
8 Penguatan Pengelolaan Tingkat Tindak Lanjut
Pengaduan Masyarakat Pengaduan Masyarakat Diskominfo Seluruh OPD
(LAPOR)
     
9 Penguatan Upaya Survei Penilaian
Pencegahan Korupsi Integritas Inspektorat Seluruh OPD
(SPI)
     
10 Pelaksanaan Tata Kelola Indeks Kualitas Kebijakan
Kebijakan Publik BP2D Seluruh OPD
     
11 Pelaksanaan Indeks Reformasi Hukum
Pembentukan Peraturan Setda Seluruh OPD
Perundangan-undangan
     
12 Pelaksanaan Arsip Digital Tingkat Digitalisasi Arsip
Dispusida Seluruh OPD
     
13 Pelaksanaan Data Statistik Tingkat Kematangan
Sektoral Penyelenggaraan Diskominfo Seluruh OPD
Statistik      
Sektoral
14 Penguatan Pengadaan Indeks Tata Kelola
Barang dan Jasa Pengadaan Setda Seluruh OPD
Pemerintah
     
15 Penguatan Pengelolaan Opini BPK
BPK Seluruh OPD
Keuangan dan Aset      
Tindak Lanjut
Rekomendasi Inspektorat Seluruh OPD
BPK      
16 Penataan Jabatan Tingkat penerapan
Fungsional kebijakan
BKDPSDM Seluruh OPD
Transformasi Jabatan
Fungsional      
17 Penguatan Manajemen Tingkat implementasi
Talenta ASN Manajemen Talenta BKDPSDM Seluruh OPD
     
18 Pengelolaan Kinerja Tingkat implementasi
Pegawai ASN kebijakan pengelolaan
BKDPSDM Seluruh OPD
kinerja
ASN      
19 Penguatan Sistem Merit Indeks Sistem Merit
BKDPSDM Seluruh OPD
     
20 Pelaksanaan Core Values Indeks Berakhlak* BKDPSDM Seluruh OPD
ASN      
Employeer Branding* BKDPSDM Seluruh OPD
     
21 Pelaksanaan Pelayanan Survey Kepuasan
Publik Prima Masyarakat Setda Seluruh OPD
(SKM)      
Indeks Pelayanan Publik
Setda Seluruh OPD
     
Apabila dalam implementasinya, inisiatif strategis tersebut dapat
dijalankan secara optimal sehingga mampu menunjukan kinerja yang luar
biasa dengan tidak hanya mencapai target kinerja tahun berjalan tetapi juga
melampaui target kinerja tahun-tahun berikutnya, maka target kinerja di
tahun-tahun berikutnya akan disesuaikan kembali. Selain itu, inisiatif
strategis RB General ini bisa disesuaikan kembali seiring dengan perubahan
fokus kebijakan RB ataupun perkembangan lingkungan strategis dalam
konteks perbaikan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan.

B. Tema Reformasi Birokrasi Tematik di Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang


Dalam rangka mewujudkan implementasi RB yang berdampak bagi
masyarakat, maka perlu untuk ditentukan tema RB tematik di Jawa
Barat. Sejalan dengan Permenpan RB Nomor 3 Tahun 2023, sampai
dengan tahun 2024 RB Tematik di Jawa Barat difokuskan pada:
1. Pengentasan Kemiskinan;
2. Peningkatan Investasi;
3. Digitalisasi Administrasi Pemerintahan;
4. Percepatan Prioritas Aktual Presiden (peningkatan penggunaan Produk Dalam  
   Negeri (PDN) dan pengendalian Inflasi;
Dikarenakan Roadmap RB Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang memiliki
periodisasi 2023-2024, maka untuk Roadmap RB Tematik pada tahun 2025-
2024 akan dikembangkan tidak sebatas ke-4 RB tematik mandatori, namun juga
untuk seluruh kinerja pembangunan daerah yang dari aspek capaian
masih belum optimal. Adapun untuk tema dan target RB tematik Jawa
Barat terlihat pada table berikut:
Tabel 3.2
Tema dan Target RB Tematik di Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang

Baseline Target
No. Tema Sasaran Indikator
2022 2023 2024
Persentase
Pengentasan Menurunnya angka
1 Penduduk 14,37% 14,2% 14,03 %
Kemiskinan kemiskinan
Miskin
Nilai
Peningkatan Meningkatnya nilai 0,4 0,45 0,45
2 Realisasi
Investasi investasi Triliun Triliun Triliun
Investasi
Meningkatnya
Digitalisasi implementasi
Prevalensi
3 Administrasi transformasi digital      
Stunting
Pemerintah dalam penanganan
stunting
Tingkat
Terkendalinya
Inflasi dan
tingkat
Tingkat
Prioritas inflasi daerah dan
4 Penggunaan 70% 75% 80%
Presiden Meningkatnya
Produk
penggunaan produk
Dalam
dalam negeri
Negeri

Apabila dalam implementasinya, seluruh intervensi RB Tematik dapat


dijalankan secara optimal sehingga mampu menunjukan kinerja yang luar
biasa dengan tidak hanya mencapai target kinerja tahun berjalan tetapi juga
melampaui target kinerja tahun-tahun berikutnya, maka target kinerja di
tahun-tahun berikutnya akan disesuaikan kembali.

BAB IV
MANAJEMEN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI JAWA BARAT

A. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah


Untuk menjamin Efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan kebijakaan RB di
Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang, baik RB general maupun RB tematik
memerlukan keterpaduan dalam pembanunannya. Keterpaduan ini diupayakan
dengan pemebenahan pengelolaan RB di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten
Kepahiang . Berbeda dengan periodisasi Roadmap RB Kabupaten Kepahiang
terdahulu, pengelola RB dibentuk dalam sebuah Tim Reformasi Birokrasi dengan
jumlah anggota yang cukup besar yang dari ahsil evaluasi dirasa tidak optimal, maka
dalam Roadmap RB Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang 2023-2024 pengelola
RB di level Pemrintah Daerah disusun secara lebih simple dengan pembagian peran
yang cukup jelas dan terarah.

Leading
Institution
pengampu
RB General

Strategic
Transformation
Unit (STU)

Leading Sector
pengampu
RB tematik

Pengelolaan RB level Pemerintah Daerah Kabupaten Kephiang terdiri


dati Strategic Transformation Unit (STU), Leading Institution pengampu RB Geeral
dan Leading Sector pengempu RB tematik. Di Pemerintah Daerah Kabupaten
Kepahiang telah dibentuk secara Khusus Tim RB Genaral sehingga pembangunan RB
General terintegrasi dengan pelaksanaan kinerja pembangunan daerah khususnya
pada aspek tata Kelola pemerintahan sehingga menjadi tanggung jawab dari
perangkat daerak pengampunya.
Begitu pula halnya dengan pelaksanaan RB Tematik, tidak secara
khusus dibentuk Tim RB Tematik dikarenakan sesuai dengan kondisi
eksisting sebenarnya telah terbentuk lembaga/tim khusus yang
menangani isu pembangunan yang dijadikan tema dalam RB tematik,
seperti contohnya untuk pengentasan kemiskinan telah terbentuk Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), untuk
pengendalian inflasi telah terbentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah
(TPID), untuk penggunaan produk dalam negeri telah terbentuk Tim
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Tim P3DN), untuk
peningkatan Investasi telah terbentuk Tim Percepatan Investasi Daerah.
Adapun untuk tema RB tematik lainnya apabila perlu dibentuk Tim
maka diberikan keleluasaan sepenuhnya kepada leading sector RB
tematik tersebut.
a) Strategic Transformation Unit (STU)
STU adalah unit pengelola reformasi birokrasi pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Kepahiang yang merupakan organ pimpinan untuk melaksanakan
fungsi penyusunan konsep pelaksanaan kbijakan Reformasi Birokrasi di
Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang, mengadvokasi, menggerakan dan
memantau pelaksanaan Reformasi Birokrasi termasuk memastikan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi berdampak pada pencapaian sasaran
strategis program pembangunan daerah.
STU juga harus mampu memberikan bantuan (support system) intervensi
manakala terjadi hambatan dalam pelaksanaan strategi reformasi birokrasi
serta mampu membanguan hubungan kausalitas yang positif antara
pembangunan RB General dan RB Tematik. STU harus mampu menjadi
backbone atau tulang punggung sekaligus juga katalisator yang melakukan
percepatan terhadap pelaksanaan RB di isntansi.
Oleh karenanya sebagai organ yang diharapkan mampu melakukan
percepatan sekaligus menjadi Support sytem bagi seluruh perangkat daerah
dan Pemeritah Daerah Kabupaten, maka tata kerja STU harus menerapkan
tata kerja lembaga fungsional
Oleh karenanya sebagai organ yang diharapkan mampu
melakukan percepatan sekaligus menjadi support system bagi
seluruh perangkat daerah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
maka tata kerja STU harus menerapkan tata kerja lembaga
fungsional yang berbasis keahlian. Sejalan dengan itu, STU harus
diisi oleh pejabat fungsional yang sangat berpengalaman dalam tata
kelola RB, memiliki keahlian teknis dengan portofolio dan prestasi
kerja yang telah terbukti mampu memperbaiki tata kelola
pemerintahan secara terpadu dan berkelanjutan serta memiliki relasi
komunikasi yang baik dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

b) Penanggungjawab Pengampu (leading institution) Pelaksanaan RB


General.
Leading Institution adalah perangkat daerah pengampu
indikator kinerja pelaksanaan RB general yang memiliki peran,
kewenangan, dan tanggung jawab untuk menetapkan target capaian
kinerja pelaksanaan RB general, menyusun dan melaksanakan
rencana aksi tahunan pelaksanaan RB general yang telah ditetapkan
dalam road map RB, mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan RB
general sesuai dengan indikator yang diampu, melakukan evaluasi
implementasi kebijakan pelaksanaan RB pada instansi pemerintah
daerah dan pada perangkat daerah, menyusun rencana aksi
tindaklanjut atas hasil evaluasi pelaksanaan kebijakan RB general
yang telah dilakukan serta menyampaikan laporan hasil evaluasi
implementasi kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi general yang
diampu setiap 6 (enam) bulan kepada STU untuk disampaikan
kepada pimpinan dan Tim Evaluasi Reformasi Birokrasi Nasional.
Selanjutnya dalam rangka menjamin perbaikan RB General
(tata kelola pemerintahan) di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten
Kepahiang , Leading Institution melakukan pembinaan dan asistensi
kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan RB General yang diampunya.
c) Koordinator Pengampu (leading sector) Pelaksanaan RB Tematik
Leading Sector merupakan perangkat daerah yang memiliki
peran, kewenangan, dan tanggung jawab untuk menjadi koordinator
dalam pelaksanaan tema yang ditetapkan dalam reformasi birokrasi
tematik yang memiliki tugas untuk melakukan identifikasi
permasalahan, menetapkan target capaian kinerja tematik yang
ditetapkan (logical framework), menyusun dan melaksanakan rencana
aksi tahunan pelaksanaan reformasi birokrasi tematik yang
ditetapkan, mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan tematik yang
ditetapkan, menyusun rencana aksi tindaklanjut atas hasil evaluasi
pelaksanaan kebijakan reformasi birokrasi tematik yang telah
dilakukan serta menyampaikan laporan kemajuan implementasi
kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi tematik setiap 6 (enam)
bulan kepada STU untuk disampaikan kepada pimpinan dan Tim
Evaluasi Reformasi Birokrasi Nasional.
Selanjutnya dalam rangka menjamin RB berdampak bagi
tuntasnya isu-isu pembangunan di Pemerintah Daerah Kabupaten
Kepahiang yang hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,
maka Leading Sector harus  menyinergikan  upaya-upaya percepatan
pembangunan dengan Kabupaten, terlebih lagi bagi tema RB tematik
yang capaian
kinerjanya bersifat agregatif dan akumulatif capaian kinerja
Kabupaten. Sinergi yang dibangun bisa dalam bentuk
pembagian peran dalam mengintervensi isu pembangunan
disesuaikan dengan kewenangan masing-masing level pemerintahan
yang saling mendukung satu dengan lainnya dan tepat sasaran.

B. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Perangkat Daerah


Untuk menjamin terjadi kesinambungan perbaikan yang telah
dilakukan (continuous improvement) dalam pelaksanaan RB di Pemerintah
Daerah Kabupaten Kepahing, seiring dengan perubahan kebijakan
pelaksanaan RB melalui
penajaman roadmap RB nasional 2020-2024, maka pelaksanaan
evaluasi Implementasi RB pada level perangkat daerah akan menjadi
fokus strategi dalam implementasi RB di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kepahiang Pelaksanaan reformasi birokrasi pada perangkat
daerah secara umum terbagi dalam 2 komponan yaitu Pelaksanaan RB
General dan Pelaksanaan RB Tematik
sebagai berikut:

1. Pelaksanaan RB General Perangkat Daerah


Pelaksanaan RB General perangkat daerah merupakan
strategi internalisasi dari pelaksanaan RB General level pemerintah
daerah dengan tujuan untuk mengakselerasi pencapaian kinerja
pelaksanaan reformasi birokrasi pada level pemerintah daerah.
Dengan melibatkan seluruh perangkat daerah, maka diharapkan
implementasinya dapat lebih cepat terlaksana. Selain itu, dengan
melaksanakan RB General diharapkan tata kelola pemerintahan pada
level perangkat daerah dapat diukur dan dievaluasi sehingga
memberikan data dan informasi untuk dilakukan perbaikan, manakala
terjadi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan reformasi
birokrasi. Pelaksanaan RB General Perangkat Daerah mengacu pada
sasaran dan indikator pelaksanaan RB General pada level Pemerintah
Daerah, dengan batasan ruang lingkup pada level perangkat daerah.

2. Pelaksanaan RB Tematik Perangkat Daerah


Pelaksanaan RB Tematik perangkat daerah merupakan strategi
untuk mengukur sejauhmana perbaikan tata kelola pemerintahan
pada perangkat daerah memiliki korelasi positif terhadap
penyelesaian isu-isu pembangunan sesuai dengan core Business
perangkat daerah tersebut (berdampak). Pelaksanaan RB Tematik
Perangkat Daerah mengacu pada sasaran dan indikator pelaksanaan
RB Tematik pada level Pemerintah Daerah, dengan batasan ruang
lingkup pada level perangkat daerah.

Untuk menjamin efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan


kebijakan reformasi birokrasi di Jawa Barat yang secara teknis
operasional dilaksanakan oleh perangkat daerah, maka perlu dibentuk
pengelola RB di lingkup perangkat daerah. Pengelola RB di level
perangkat daerah disebut Project Transformation Unit (PTU).

Ketua Melaksanakan
Ketua Pelaksana
(Kepala PD) Penguatan RB
RB General (tata Kelola )
General di perangkat daerah

Ketua Ketua
Pelaksana Pelaksana Ketua Melaksanakan
RB General RB Tematik Pelaksana Penguatan RB
(Sekretaris (………. RB Tematik sesuai core
Tematik business perangkat
daerah

Gambar 4.1. Pengelola RB level Perangkat Daerah


(Project Transformation Unit)

PTU diketuai langsung oleh Kepala Perangkat Daerah yang


membawahi pelaksanaan RB General yang diketuai Sekretaris
Perangkat
Daerah dan pelaksanaan RB Tematik yang diketuai Kepala Bidang
Teknis sesuai dengan core business RB tematik di masing-masing
perangkat daerah. Dalam kondisi tertentu dengan pertimbangan
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan RB di perangkat daerah, PTU
dapat
lebih disederhanakan atau bahkan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan perangkat daerah masing-masing.

C. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi


Monitoring dan evaluasi mutlak dilakukan untuk mengetahui
berjalan atau tidaknya rencana aksi RB General dan RB Tematik baik
di
lingkup pemerintah daerah maupun perangkat daerah. Monitoring dan
evaluasi akan memberikan informasi penting ketika pelaksanaan
rencana
aksi tidak berjalan sesuai yang diharapkan maka dilakukan analisis
dan
rekomendasi untuk mendorong perbaikan berkelanjutan. Periode
monitoring
dan evaluasi dilakukan dalam kurun waktu triwulan dan tahunan.
Monitoring pelaksanaan rencana aksi RB General dan RB
Tematik
di lingkup pemerintah daerah dilaksanakan oleh STU, sedangkan
untuk
monitoring pelaksanaan rencana aksi RB General di lingkup perangkat
daerah secara operasional dilaksanakan oleh perangkat daerah yang
ditunjuk sebagai leading institution RB General dan monitoring
pelaksanaan
rencana aksi RB Tematik di lingkup perangkat daerah dilaksanakan
oleh
STU.
Adapun untuk pelaksanaan evaluasi RB General dan RB
Tematik di
lingkup pemerintah daerah Kabupaten Kepahiang dilaksanakan oleh
Tim Evaluasi Internal (APIP atau tim yang dibentuk secara khusus
untuk melaksanakan evaluasiinternal). Sedangkan untuk evaluasi RB
General dan RB Tematik di lingkup perangkat daerah dikoordinasikan
oleh STU.

BAB V
PENUTUP
Reformasi Birokrasi dilakukan dalam upaya mewujudkan
pemerintahan yang bersih, efektif dan berdaya saing dan mampu
mendorong
capaian pembangunan nasional dan daerah, daya saing global dan
peningkatan pelayanan publik, sehingga dapat memberikan pelayanan
terbaik bagi masyarakat secara cepat, tepat, profesional, serta bersih
dari
praktik KKN. Mengingat bahwa Reformasi Birokrasi termasuk ke dalam
agenda prioritas nasional, maka melalui penatapan Road Map Reformasi
Birorkasi yang dilakukan, hal tersebut dapat mendukung percepatan
pembangunan nasional dan daerah. Sehingga dengan strategi
Reformasi
Birokrasi yang baru, diharapkan juga dapat mendorong percepatan
capaian
sasaran strategis Reformasi Birokrasi dan memberikan dampak
langsung
kepada masyarakat.

Dinamika lingkungan yang selalu berubah dan tuntutan


masyarakat
yang semakin tinggi juga memicu pelaksanaan Reformasi Birokrasi
untuk
semakin adaptif dan lincah. Adanya penetapan Road Map Reformasi
Birokrasi ini pun bertujuan untuk menjawab hal tersebut dengan
terfokus
pada empat aspek, yaitu: penetapan tujuan dan sasaran, fokus kepada
isu
strategis hulu melalui pelaksanaan RB General dan isu strategis hilir
melalui
pelaksanaan RB Tematik, serta pelaksanaan RB General dan RB
Tematik
pada Perangkat Daerah di Lingkungan Instansi Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang.

Pada akhirnya, pentapan Road Map Reformasi Birokrasi ini,


diharapkan dapat membantu menciptakan kesuksesan pelaksanaan
reformasi birokrasi yang merupakan tanggung jawab segenap elemen
pemerintahan. Sehingga kesadaran dan komitmen yang kuat harus
dibangun bersama seluruh kementerian/ lembaga/pemerintah daerah
di
seluruh Indonesia sebagaimana yang diharapkan dalam Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025.

BUPATI KEPAHIANG,

Ttd

HIDAYATTULLAH SJAHID

Anda mungkin juga menyukai