Anda di halaman 1dari 4

Metode Waterfall ( Metode Air Terjun)

A. Sejarah Model Waterfall

Nama model ini sebenarnya adalah “classic life cycle”. Presentasi pertama yang
menggambarkan penggunaan fase dari model waterfall dalam rekayasa perangkat lunak
diberikan oleh Herbert D. Benington di Symposium on Advanced Programming Methods
for Digital Computers pada tanggal 29 Juni 1956 .

Presentasi ini adalah tentang pengembangan perangkat lunak untuk SAGE .


Pada tahun 1983 , makalah ini diterbitkan kembali dengan kata pengantar oleh Benington
yang menjelaskan bahwa fase-fase tersebut sengaja disusun sesuai dengan
spesialisasi tugas, dan menunjukkan bahwa proses tersebut sebenarnya tidak dilakukan
dengan cara top-down yang ketat, tetapi tergantung pada prototipe.

Model ini pertama kali yang diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970
sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam
Software Engineering (SE). Royce menggunakan model ini sebagai contoh model cacat yang
tidak bekerja itulah istilah yang umumnya digunakan dalam penulisan tentang pengembangan
perangkat lunak untuk menggambarkan pandangan kritis praktik pengembangan perangkat
lunak yang umum digunakan.

Pada tahun 1985 , Departemen Pertahanan Amerika Serikat menangkap pendekatan ini
dalam D O D - S T D - 2167A , standar mereka untuk bekerja dengan kontraktor
pengembangan perangkat lunak, yang menyatakan bahwa "kontraktor harus menerapkan
siklus pengembangan perangkat lunak yang mencakup enam fase yaitu sebagai
berikut : Preliminary Design, Detailed Design, Coding and Unit Testing,
Integration, dan Testing".

B. Pengertian Model Waterfall

Model waterfall atau sering kali disebut sebagai classic life cycle adalah model
pengembangan perangkat lunak paling sering digunakan. Model pengembangan ini bersifat
linear dari tahap awal pengembangan system yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir
pengembangan system yaitu tahap pemeliharaan. Dimulai dari spesifikasi kebutuhan
konsumen dan berkembang melalui proses perencanaan (planning), pemodelan (modelling),
pembangunan (construction), dan penyebaran (deployment), yang berujung pada dukungan
terus menerus untuk sebuah perangkat lunak yang utuh.

Model ini dapat digunakan pada saat kebutuhan untuk sebuah masalah y an g telah
dipahami dengan baik, dan pekerjaan dapat mengalir secara linear dari proses
komunikasi hingga penyebaran (deployment). Situasi ini ditemui saat adaptasi atau
perpanjangan dari sistem yang ada sudah terdefinisi dengan baik. Adapun model ini juga
dapat digunakan pada situasi di mana dibutuhkan usaha yang terbatas untuk
pengembangan perangkat lunak, tetapi kebutuhan perangkat lunak sudah terdefinisi
dengan baik dan cenderung stabil. Namun, dalam pengembangan perangkat lunak, model
ini cenderung menjadi salah satu pendekatan yang kurang iteratif dan fleksibel, karena
proses mengalir satu arah ("ke bawah" seperti air terjun ).

C. Kelebihan & Kekurangan Model Waterfall

Dalam model waterfall terdapat kelebihan dan kekurangan diantaranya antara lain sebagai
berikut :

Kelebihan :

a. Tahapan proses pengembangannya tetap ( pasti ), mudah di aplikasikan dan prosesnya teratur.
b. Cocok digunakan untuk produk sofware/ program sudah jelas kebutuhannya di awal sehingga minim
kesalahan.
c. Sofware yang dikembangkan menggunakan metode ini biasanya menghasilkan kualitas yang baik.
d. Dokumen pengembangan sistem sangat teroganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap
sebelum melangkah ke fase selanjutnya.

Kekurangan :

a. Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti diusulkan sehingga perubahan yang terjadi
dapat menyebabkan hasil yang sudah didapatkan tim pengembang harus diubah kembali atau iterasi sering
menyebabkan masalah baru.
b. Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel karena komitmen harus dilakukan
pada tahap awal proses.
c. Sulit untuk mengalami perubahan kebutuhan yang diinginkan oleh customer ataupun pelanggan.
d. Pelanggan harus sabar untuk menanti produk selesai karena dikerjakan tahap-tahap dan proses
pengerjaannya akan berlanjut ke setiap tahapan bila tahap sebelumnya sudah benar benar selesai.
e. Perubahan di tengah-tengah pengerjaan produk akan membuat bingung tim pengembang yang sedang
membuat produk.
f. Adanya waktu kosong atau menganggur bagi pengembang karena harus menunggu anggota tim proyek
lainnya menuntaskan pekerjaannya.
Sumber Materi

- https://id.wikipedia.org/wiki/Model_air_terjun#Referensi
- Pricillia, T., & Zulfachmi. (2021). Perbandingan Metode Pengembangan Perangkat
Lunak (Waterfall, Prototype, RAD). Jurnal Bangkit Indonesia, 10(1), 6-12.
https://doi.org/10.52771/bangkitindonesia.v10i1.153

Anda mungkin juga menyukai