Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elysta Banjarnahor

NPM :19820028

Mata Kuliah : SPN 1

Soal :

1.Jelaskan perbedaan paham relativisme budaya dan etnosentrisme?

Jawaban :* Prinsip tentang relativisme budaya adalah tidak membenarkan adanya anggapan
bahwa kebudayaan itu ada yang lebih tinggi atau lebih baik dan ada yang lebih rendah atau
buruk. hal ini karena tidak ada suatu ukuran yang yang paling tepat yang dapat digunakan untuk
menilai tinggi rendahnya kebudayaan-kebudayaan yang ada, sehingga apa yang paling bijaksana
adalah mengaitkan atau memakai ukuran-ukuran nilai yang hidup di masyarakat yang
bersangkutan. dengan demikian apa yang dianggap baik oleh suatu masyarakat jangan secara
apriori diasumsikan akan dianggap baik pula oleh masyarakat lain.

contohnya : pegawai kesehatan yang akan mengenalkan program kesehatan masyarakat


diharapkan disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan masyarakat yang bersangkutan, karena
“sehat” menurut suatu masyarakat belum tentu sama dengan “sehatnya” masyarakat yang lain.

* Etnosentrisme adalah sikap ataupun pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan
kebudayaan sendiri, biasanya disertai sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan
kebudayaan lain.

contoh : ada masyarakat luar yang mengunjungi daerah terpencil dan melihat suatu upacara
tradisi disana, masyarakat luar itu menganggap kebudayaan masyarakat terpencil itu rendah dan
jelek jika dibandingkan dengan kebudayaan mereka sendiri, ini merupakan sikap etnosentrisme
yang ditunjukkan masyarakat dari luar tersebut.

2. Jelaskan mengapa paham etnosentrisme bisa berdampak positif terhadap musik tradisi

Jawaban : etnosentrisme merupakan sikap yang dimiliki seseorang atau kelompok orang yang
menganggap budaya mereka merupakan yang terbaik dibandingkan dengan budaya-budaya
lain yang dimiliki oleh orang lain atau suku lain.

Dampak positif sikap etnosentrisme yaitu :


1. dapat menjaga keaslian dan keutuhan suatu budaya.
2. dapat meningkatkan sikap patriotisme (kesetiaan kepada bangsa) serta bangga akan
kebudayaan nasional
3. dapat memperteguh rasa cinta terhadap kebudayaan warisan nenek moyang nya.
3.Jelaskan organologis alat-alat musik yang terdapat dalam ansambel gendang sebangunan dan
gondang hasapi pada masyarakat batak toba?

Jawaban : Menurut tradisi Batak, gondang dapat diartikan sebagai seperangkat alat musik,
ansambel musik, sekaligus komposisi lagu. Umumnya dimainkan untuk mengiringi tari
manortor. Ada dua jenis gondang, yang terbagi berdasarkan ansambelnya, yaitu gondang
sabangunan, biasanya dimainkan di halaman rumah; dan gondang hasapi, biasanya dimainkan
dalam rumah. Nada yang dipakai dalam dua musik gondang itu tak berbeda. Gondang
sabangunan terdiri dari sarune bolon (alat musik tiup), taganing (5 kendang yang punya peran
melodis), gordang (kendang besar penentu ritme), 3-4 gong yang disebut ogung (pembentuk
ritme konstan), dan hesek (perkusi, biasanya kayu atau botol yang dipukul). Gondang hasapi
terdiri dari hasapi ende (sejenis gitar kecil 2 senar), garantung (gambang kayu), sulim (suling
bambu berselaput kertas getar), sarune etek (sejenis klarinet), dan hesek. Komposisi musik
gondang tergolong unik. Meski sama-sama terbagi dalam tangga nada sebagaimana musik
umumnya, tapi disusun tidak sama persis alurnya. Selain itu, berbeda dengan tangga nada musik
Barat yang memiliki tujuh tingkat, gondang hanya memiliki lima tingkatan nada diatonis mayor,
yaitu do, re, mi, fa, sol. Ini seperti terdengar dari alat musik taganing dan garantung.  Gondang
sabangunan punya peran yang penting sekali dalam upacara agama tersebut. Seperti pada catatan
di atas, Gondang Sabangunan terdiri dari sarune bolon (sejenis alat tiup-?obo), taganing
(perlengkapan terdiri dari lima kendang yang dikunci punya peran melodis dengan sarune tsb),
gordang (sebuah kendang besar yang menonjolkan irama ritme), empat gong yang disebut ogung
dan hesek sebuah alat perkusi (biasanya sebuah botol yang dipukul dengan batang kayu atau
logam) yang membantu irama. Sarune Bolon adalah alat tiup double reed (obo) yang mirip alat-
alat lain yang bisa ditemukan di Jawa, India, Cina, dsb. Pemain sarune mempergunakan teknik
yang disebut marsiulak hosa (kembalikan nafas terus menerus) dan biarkan pemain untuk
memainkan frase-frase yang panjang sekali tanpa henti untuk tarik nafas. Seperti disebut di atas,
taganing adalah perlengkapan terdiri dari lima kendang yang dikunci dan punya peran melodis
sama dengan sarune. Tangga nada gondang sabangunan disusun dalam cara yang sangat unik.
Tangga nadanya dikunci dalam cara yang hampir sama (tapi tidak persis) dengan tangga nada
yang dimulai dari urutan pertama sampai kelima tangga nada diatonis mayor yang ditemukan
dimusik Barat: do, re, mi, fa, sol. Ini membentuk tangga nada pentatonis yang sangat unik, dan
sejauh yang saya tahu, tidak bisa ditemukan ditempat lain di dunia ini. Seperti musik gamelan
yang ditemukan di Jawa dan Bali, sistem tangga nada yang dipakai dalam musik gondang punya
variasi diantara setiap ansambel, variasi ini bergantung pada estetis pemain sarune dan pemain
taganing. Kemudian ada cukup banyak variasi diantara kelompik dan daerah yang menambah
diversitas kewarisan kebudayaan ini yang sangat berharga. Ogung terdiri dari empat gong yang
masing-masing punya peran dalam struktur irama. Pola irama gondang disebut doal, dan dalam
konsepsinya mirip siklus gongan yang ditemukan dimusik gamelan dari Jawa dan Bali, tetapi
irama siklus doal lebih singkat. Sebahagian besar repertoar gondang sabangunan juga dimainkan
dalam konteks ansambel gondang hasapi. Ansambel ini terdiri dari hasapi ende (sejenis gitar
kecil yang punya dua tali yang main melodi), hasapi doal (sejenis gitar kecil yang punya dua tali
yang main pola irama), garantung (sejenis gambang kecil yang main melody ambil peran
taganing dalam ansambel gondang hasapi), sulim (sejenis suling terbuat dari bambu yang punya
selaput kertas yang bergetar, seperti sulim dze dari Cina), sarune etek (sejenis klarinet yang
ambil peran sarune bolon dalam ansambel ini), dan hesek (sejenis alat perkusi yang menguatkan
irama, biasanya alat ini ada botol yang dipukul dengan sebuah sendok atau pisau). Musik
gondang sabangunan dipakai dalam upacara agama untuk menyampaikan doa manusia ke dunia
atas. Waktu musik dimainkan, pemain sarune dan pemain taganing dianggap sebagai menifestasi
Batara Guru. Musik ini dipergunakan untuk berkomunikasi dengan dunia atas dan rupanya
tranformasi pemain musik ini terjadi untuk memudahkan hubungan dengan dunia atas.
Transformasi paradigma ini di mitos Batak sangat mirip yang ada di Bali menunjuk bukti tidak
langsung bahwa ada hubungan purbakala diantara kebudayaan Batak Toba dan kebudayaan Bali.
Biarpun hal ini tidak dapat dibuktikan, ada kemungkinan yang berhubungan dengan sejarah,
karena kedua kebudayaan masing-masing berhubungan paling sedikit sebagai batas keluar
kerajaan majapahit. Bersangkut dengan konsep kosmos bertingkat tiga ada konsep tentang faktor
mediasi; pohon kosmos atau pohon hidup.Dalam konsepsi Batak peran musik mirip peran pohon
kosmos; musik juga menguhubungkan dunia masing-masing. Melalui musik gondang batasan
diantara dunia dapat ditembus, doa manusia dapat sampai kepada debata, dan berkah debata
dapat sampai kepada manusia.

4. Jelaskan organologis alat-alat musik yang terdapat dalam ansambel gendang lima saledanan
dan gendang telu sadelanan pada masyarakat batak karo?

Jawaban : Gendang karo atau gendang lima si dalinen terdiri dari lima perangkat alat musik


tabuh (perkusi) yang dimainkan oleh lima orang pemusik. Kelima perangkat tersebut adalah
satu penaruné, dua penggual, dan dua si malu gong. Gendang Lima sedalanen disebut karena
ensambel musik tersebut terdiri dari lima instrumen musik, yaitu Sarune (aerofon), gendang
indung (membranofon), gendang anak (mebranofon, gung, dan penganak. Namun biasa juga
disebut dengan gendang lima sedalanen, ranggutna sepulu dua, yaitu angka dua belas untuk
hitung-hitungan perangkat yang dipergunakan seluruhnya, termasuk stik atau alat memukul
instrumen musik tersebut.
Berdasarkan ensambel musik, sebenarnya gendang Karo terdiri dari gendang lima sedalanen
dan gendang telu sedalanen. Gendang telu sedalanen adalah terdiri dari tiga instrumen musik
yang dimainkan secara bersamaan, yang terdiri dari kulcapi (long neck lute) sebagai pembawa
melodi, keteng-keteng (idiokordofon, tube-zhyter) sebagai pembawa ritmis, dan mangkuk
mbentar (idiofon) sebagai pembawa tempo.
5. Jelaskan organologis alat-alat musik yang terdapat dalam ansambel gendang sipitu-pitu dan
gondang sidua-dua pada masyarakat batak simalungun?

Jawaban: Dalam kesenian musik, ansambel utama masyarakat Simalungun tidak jauh berbeda
dengan suku Batak Toba. Terdapat dua jenis ansambel musik tradisional yang digunakan dalam
kegiatan-kegiatan kebudayaan masyarakatnya. Adapun kedua ansambel musik ini adalah
gonrang sipitu-pitu dan gonrang sidua-dua. Gonrang sipitu-pitu/ gonrang bolon adalah
seperangkat alat musik tradisional Simalungun yang terdiri dari satu buah sarunei bolon
pemainnya disebut parsarune, tujuh buah gonrang pemainnya disebut panggual, dua buah mong-
mongan pemainnya disebut parmongmong dan dua buah ogung yang pemainnya disebut
parogung. Parhata gonrang sipitu-pitu sama dengan gonrang sidua-dua. Masyarakat simalungun
menyebut  gonrang ini dengan nama gonrang bolon untuk upacara adat malas ni uhur (sukaria)
dan menyebutnya gonrang sipitu-pitu untuk upacara adat mandingguri (duka-cita). Gonrang
sipitu-pitu biasa digunakan dalam upacara religi, upacara adat sayurmatua, atau upacara adat
malas ni uhur.sedangkan Gonrang sidua-dua sendiri adalah seperangkat alat music tradisional
simalungun yang terdiri dari satu buah sarune bolon, dua buah gonrang, dua buah gonrang
mongmongan dan dua buah ogung. Gonrang dalam kebudayaan simalungun disebut juga
dengan mardagang yang artinya merantau atau berpindah-pindah.
Pemain Gonrang Sidua-Dua disebut Panggual. Lagu-lagu gonrang disebut Gual.
Membunyikan/memainkan Gonrang disebut Pahata. Gual gonrang sidua-dua dibedakan atas dua
bagian :
1.Topapon, yaitu gual yang menggunakan dua buah gendang dan pola ritmenya sama.
2.Sitingkahon/Siumbakon, yaitu gual yang menggunakan dua buah gendang yang masing-
masing mempunyai pola ritme yang berbeda. Apabila pembawa ritme dasar oleh gonrang
sibanggalan dan gonrang sietekan sebagai pembawa ritme lain, maka disebut sitingkahon.
Apabila pembawa ritme dasar oleh gonrang sietekan dan gonrang sibanggalan sebagai pembawa
ritme lain, maka disebut
Gonrang sidua-dua umumnya digunakan dalam upacara keagamaan, upacara adat, dan acara
kegembiraan. Dalam upacara religi, gonrang sidua-dua umumnya digunakan di upacara
pemujaan, penyembahan maupun pemanggilan roh baik dan pengusiran roh jahat.

6.a.Melismatik : Cara menyanyikan kelompok not atau nada dalam satu suku kata

b.Interlocking : Interlocking bisa diartikan sebagai komputer khusus yang dirancang dengan
tujuan mengatur keselamatan perjalanan kereta api dan kereta api yang masuk dan keluar dari
stasiun.

c.Heterophony : heterophony adalah jenis tekstur yang dicirikan oleh variasi simultan dari garis
melodi tunggal.

d.Akulturasi : Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul saat suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan
asing ini lambat laun diterima dan diolah tanpa menghilangkan unsur kebudayaan kelompok itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai