Modul 2
Judul Modul KONSEP KARYA MUSIK DAN PEMBELAJARANNYA
Judul Kegiatan Belajar - Konsep, Unsur, Teknik, Bentuk dan Struktur,
(KB) Tema, dan Nilai Estetis Dalam Karya Musik
- Teknik Dasar dan Format Bernyanyi
- Ansambel Musik
- Pembelajaran dan Pengetahuan Estetika Musik
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep KB 1. Konsep, Unsur, Teknik, Bentuk dan Struktur,
(istilah dan definisi) di Tema, dan Nilai Estetis Dalam Karya Musik
modul ini
a. Konsep Karya Musik
Konsep karya musik berupa suatu perputaran bahwa karya
musik dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu musik
barat yang dikenal dengan penggunaan tangga nada diatonis
dan musik tradisi yang dikenal dengan penggunaan tangga
nada pentatonis. Dari dua jenis karya musik tersebut dapat
dikelompokkan lagi ke dalam masing-masing kategori
berdasarkan jenis dan konsep seperti pada musik vokal
maupun musik intrumen. Konsep musik vokal maupun
musik instrumen akan melatar belakangi terciptanya karya
musik tersebut.
Melihat peta kehidupan seni musik di Indonesia, ada
beberapa istilah yang sering muncul dan telah dikenal
dalam kehidupan kita, yakni mulai dari jenis musik
tradisional, klasik, modern sampai kontemporer. Musik
tradisi berasal dari bahasa latin “traditium“ yang berarti
mewariskan (handing down) seperti yang dikatakan oleh
seorang ahli seni pertunjukan bahwa Tradisi didefinisikan
sebagai cara mewariskan pemikiran, kebiasaan,
kepercayaan, kesenian, bermusik, musik dan yang lainnya
dari generasi ke generasi, dari leluhur ke anak cucu secara
lisan. (Murgianto, 1978).
Beberapa contoh musik daerah yang lahir dan berkembang
di Indonesia seperti musik gambang kromong (Jakarta),
keroncong, gong luang (Bali), santi swara dan laras madya
(Jawa Tengah), karang dodou (Kalimantan Timur), Tabut
Salimpat (Lampung), kombi (Papua), senandung jolo
(Jambi), krumpyung (Yogyakarta), goong renteng (Jawa
Barat), sasando gong (NTT), panting (Kalimantan Selatan).
Selain itu, masih terdapat ragam musik tradisional
nusantara lainnya seperti Gamelan (berasal dari daerah
Sunda, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Minahasa), gamelan
degung (Sunda, Jawa Barat), Gondang (seni yang berasal
dari daerah Sumatera Utara/Batak), Tarling (musik yang
berasal dari daerah Cirebon Jawa Barat), Talempong
(Minangkabau, Sumatera), Calung (Jawa Tengah), dan
angklung (Sunda, Jawa Barat).
KB 3. ANSAMBEL MUSIK
A. Pengertian Ansambel Musik
Ansambel berasal dari kata ensemble (prancis) yang berarti
bersama-sama sehingga musik ansambel dapat diartikan
yaitu sebuah pertunjukan musik yang dilakukan secara
bersama-sama dengan menggunakan lebih dari satu alat
musik baik yang sejenis maupun yang campuran.
B. Jenis dan Contoh Ansambel Musik
Ditinjau dari cara memainkan berdasar sumber bunyi
ansambel dibagi dalam tujuh cara memainkan yaitu
digesek, digoyangkan, dipetik, dipukul, ditepuk, ditekan,
dan ditiup. Sedangkan ditinjau dari sumber bunyinya alat
musik ansambel dibagi dalam lima bagian yaitu:
Aerophone, yang sumber bunyinya dari getaran
udara,
Chordhophone, yang sumber bunyinya dari
senar/tali/kawat/dawai,
Membranophone, yang sumber bunyinya dari selaput
tipis,
Idiophone, yang sumber bunyinya berasal dari badan alat
music tersebut dan dimainkan dengan cara dipukul.
Electrophone, yang sumber bunyinya berasal dari listrik
(baterai).
Selain itu, ansambel musik dapat diklasifikasikan lebih
rinci berdasarkan beberapa aspek lain sebagai berikut:
1. Berdasarkan jumlah pemain, ansambel dibedakan
menjadi tiga yaitu ansambel kecil yang berjumlah 1-10
orang, ansambel sedang berjumlah 10- 25 orang, dan
ansambel besar yang berjumlah lebih dari 25 orang.
2. Berdasarkan bentuk penyajiannya, musik ansambel
dibedakan menjadi dua yaitu ansambel sejenis dan
campuran. Ansambel sejenis yaitu kelompok musik
yang bentuk penyajiannya menggunakan alat musik
sejenis, contoh: ansambel rekorder (semuanya
memainkan alat musik rekorder). Sementara itu,
ansambel campuran yaitu bentuk penyajian musik
ansambel yang menggunakan beberapa jenis alat musik
(beraneka ragam), contoh: rekorder, pianika, gitar,
castanet, tamborin, harmonica akord, dan lain-lain.
3. Ansambel sejenis maupun campuran sering digunakan
dalam pembelajaran di sekolah tingkat menengah.
Ansambel ini umumnya terdiri atas musik tiup, yaitu:
rekorder, pianika, dengan diiringi oleh alat musik gitar
dan ketipung.
4. Berdasarkan kategori alat musik menurut fungsinya,
dikelompokan menjadi 3 yaitu alat musik melodis,
ritmis, dan harmonis. Alat musikmelodis berfungsi
untuk memainkan / membawakan susunan nada-nada
(melodi) sebuah lagu. Contoh: rekorder, pianika, biola,
harmonica, bellyra, vibraphone, gloken-spiel, dan flute.
Alat musik ritmis berfungsi untuk menentukan /
memberikan irama (ritme) tertentu dalam pergelaran
musik juga berhubungan dengan ketukan dan birama.
Contoh: triangle, castagnet, ketipung, kendang, symbal,
tamborin, rebana, snare drum, bass drum, dan tifa.
Sementara itu, alat musik harmonis berfungsi mengiring
melodi (membawa/memainkan akor) biasanya para ahli
menyebut nama soliter (berfungsi ganda dapat untuk
melodi tapi juga dapat sebagai pengiring melodi).
Contoh: gitar, pianika, harmonica akor, dan ukulele. alat
musik soliter tradisional misalnya gender, gambang,
talempong, siter, kecapi sunda.
5. Berdasarkan jenisnya, ansambel memiliki jenis-jenis
yang berbeda seperti duet / duo, trio, paduan suara,
vocal grup, ansambel musik sekolah, orkestra,
keroncong, dan band. Bentuk duet ini bisa memakai
iringan maupun tanpa iringan, duet yang baik apabila
keterampilan pada kedua pemainnya seimbang, karena
biasanya komposisi yang dimainkan melodinya sama
dimainkan secara bergantian.
C. Teknik Bermain Ansambel Musik
C.1. Teknik Bermain Rekorder
Pemain rekorder perlu memperhatikan sikap tubuh dalam
bermain, karena sikap tubuh yang tidak benar akan
menyebabkan nada yang dihasilkan kurang baik. Dalam
memainkan alat musik rekorder dapat dilakukan dengan
posisi duduk maupun berdiri. Posisi rekorder dan tubuh
pada waktu bermain merupakan langkah awal yang perlu
mendapat diperhatikan, terutama bagi siswa pemula. Hal ini
sangat penting pada sirkulasi pernapasan dan keleluasaan
gerak tangan maupun jari. Untuk dapat memainkan
rekorder (seruling) dengan baik dan benar.
a. Posisi tubuh dalam bermain rekorder dapat duduk
ataupun berdiri
Apabila dimainkan dalam sikap duduk, posisi badan
tegak tidak bersandar tetapi tidak kaku. Apabila berdiri
dalam sikap yang tegak tetapi tidak kaku.
b. Teknik pernafasan
Dalam bermain alat musik tiup diperlukan pengaturan
nafas yang baik dan benar. Pengaturan pernafasan yang
baik sangat menentukan kualitas suara seorang pemain
dalam membawakan sebuah karya musik.
c. Tehnik Penjarian:
1) Tehnik penjarian yang benar adalah menekanlubang
udara oleh jari pada bagian tengah dari ruas yang ujung,
tepat pada bagian yang lembut, sehingga lubang udara
akan tertutup dengan sempurna,
2) Bila ujung jari menekan dengan keras, hasilnya tidak
akan sempurna, sehingga tidak akan menghasilkan
bunyi yang baik,
3) Jari lain yang tidak dipergunakan untuk menekan,
tidak boleh jauh dari posisi jari yang sedangmenekan,
4) Usahakan agar keadaan jari sewajar mungkin, tidak
terlalu tegang, karena keterampilan jari sangat
menentukan dalam bermain rekorder.
Cara/ tehnik memainkan alat musik rekorder adalah
sebagai berikut:
1) Letakkan sumber tiupan (mounthpiece) di antara dua
bibir, jangan terlalu keluar, jangan terlalu masuk
ataupun digigit,
2) Tangan kiri memegang bagian badan atas rekorder
dengan setiap jari menutup lubang- lubang tertentu,
3) Tangan kanan memegang bagian bawah badan
rekorderdengan tugas setiap jari menutup lubanglubang
nada tertentu,
4) Posisi rekorder diarahkan ke depan dengan sudut 30
– 45 derajat,
5) Posisi/sikap badan tegak menghadap ke depan,
6) Dada membusung dan kedua belah siku terangkat
sehingga tidak menyentuh badan,
7) Pernafasan yang digunakan dalam meniup adalah
pernafasan diafraghma,
8) Tiupan rekorderseakanakan ucapan TU, bukan HU
atau FU.
Cara mengetahui tiupan yang baik adalah :
(1) imajinasi meniup lilin,
(2) meniup bola sabun, dan
(3) meniup telapak tangan dengan rasa hangat,
(Cheppy,2009).
Penjelasan secara ringkas posisi jari tangan yaitu :
Tangan kiri:
1)Ibu jari untuk menutup lubang nol,
2) Telunjuk untuk menutup lubang satu,
3) Jari tengah untuk menutup lubang dua,
4) Jari manis untuk menutup lubang tiga,
5) Jari kelingking tidak digunakan.
Tangan kanan :
1) Ibu jari untuk menahan badan rekorder,
2) Jari Telunjuk untuk menutup lubang empat,
3) Jari tengah untuk menutup lubang lima,
4) Jari manis untuk menutup lubang enam,
5) Jari kelingking menutup lubang tujuh.
C.2. Teknik Memainkan Pianika
Pianika dimainkan dengan ditiup langsung, atau
memakai pipa lentur yang dihubungkan ke mulut
(Senturi, 2010). Teknik memainkan alat musik pianika
dimulai dengan cara tangan kiri memegang pianika dan
tangan kanan menekan untuk memainkan melodi lagu,
sedangkan mulut meniupnya (Surya, 2012).
Untuk mengetahui letak nada dalam tuts adalah dengan
melihat tuts yang ada pada pianika. Ada 2 macam tuts,
ada tuts berwarna putih dan ada tuts berwarna hitam
(bentuknya lebih kecil, terletak agak di atas tuts putih).
Pertama-tama kita harus mencari nada C. Tuts berwarna
hitam dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok 2,
dan kelompok 3. Untuk mengetahui nada C misalnya
adalah dengan melihat kelompok 2 tuts hitam, nah tuts
putih di sebelah kirinya adalah nada ”C”.