Pasal. 10: Bagaimana seorang Penuntut Ilmu Mengambil Faedah atas Ilmu yang Ia Dengarkan Hendaknya setiap penuntut ilmu Setiap waktu nya senantiasa diisi dengan ilmu; Penuntut Ilmu seperti lebah, dimanapun ia berada, kemanapun ia pergi senantiasa mengambil manfaat dan menghasilkan faedah-faedah yang berguna bagi kehidupannya; Cara bagaimana bisa mengambil faedah disetiap waktu? Yaitu hendaknya dia membawa alat tulis, yang dengannya dia selalu menulis setiap faedah yang ia dapatkan. Karena demikianlah tradisi para ulama terdahulu. Kalo antum tidak membawa alat tulis maka hendaknya menulis dimana saja yang bisa dimanfaatkan untuk menulis. Karena yang namanya hafalan bisa hilang. Sedangkan catatan itu langgeng; Ilmu itu apa yang diambil dari lisan para ulama, karena para ulama menghafalkan apa yang terbaik yang mereka dapatkan. Dan mereka akan menyampaikan ke kita semua terhadap apa yang terbaik itu; Imam Malik: Ikatlah ilmu dengan tulisan. Seorang Jamaludin Al-Qosim, seorang ulama yang selama hidupnya senantiasa membawa alat tulis; Mewasiatkan kepada anak untuk menghafalkan kepada anaknya setiap hari. Karena itu sangat bermanfaat. Suatu waktu, yang sedikit lama kelamaan akan menjadi banyak; Otak itu seperti pisau tumpul, kalo sering digunakan, diasah, akan menjadi tajam, menjadi mudah untuk menghafal dan mencerna; Ishom bin Yusuf,Suatu hari membeli pulpen dengan harga satu dinar. Hanya untuk menulis apa yang didengarkannya pada saat itu. Karena pensil beliau patah, dan dia tidak memiliki waktu untuk meninggalkan tempat itu untuk membeli pensil. Sehingga terpaksa membeli pensil orang yang disampingnya dengan harga satu dinar; Tidak menulis ilmu atau faedah akan menghasilkan penyesalan; Hendaknya setiap orang bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, Dan diantara bentuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu adalah dengan ia mencatat setiap faedah yang didengarkan; Hendaknya setiap penuntut ilmu memiliki kemampuan/kesungguhan dalam memikul kesusahan dan kepayahan menuntut ilmu; Karena sesungguhnya Surga itu bukan dagangan murahan, tapi ia adalah perdagangan yang mahal dan butuh perjuangan; Harus siap menanggung kehinaan (sikap rendah hati) terutama rendah hati kepada guru dan kepada teman seperguruan.