Anda di halaman 1dari 2

Kajian Kitab Ta’lim Muta’allim

Tgl. 04 Jan 2022


Pasal. 10: Bagaimana seorang Penuntut Ilmu Mengambil Faedah atas Ilmu yang Ia
Dengarkan
 Hendaknya setiap penuntut ilmu Setiap waktu nya senantiasa diisi dengan ilmu;
 Penuntut Ilmu seperti lebah, dimanapun ia berada, kemanapun ia pergi senantiasa
mengambil manfaat dan menghasilkan faedah-faedah yang berguna bagi
kehidupannya;
 Cara bagaimana bisa mengambil faedah disetiap waktu? Yaitu hendaknya dia
membawa alat tulis, yang dengannya dia selalu menulis setiap faedah yang ia
dapatkan. Karena demikianlah tradisi para ulama terdahulu. Kalo antum tidak
membawa alat tulis maka hendaknya menulis dimana saja yang bisa dimanfaatkan
untuk menulis.
 Karena yang namanya hafalan bisa hilang. Sedangkan catatan itu langgeng;
 Ilmu itu apa yang diambil dari lisan para ulama, karena para ulama menghafalkan
apa yang terbaik yang mereka dapatkan. Dan mereka akan menyampaikan ke kita
semua terhadap apa yang terbaik itu;
 Imam Malik: Ikatlah ilmu dengan tulisan.
 Seorang Jamaludin Al-Qosim, seorang ulama yang selama hidupnya senantiasa
membawa alat tulis;
 Mewasiatkan kepada anak untuk menghafalkan kepada anaknya setiap hari. Karena
itu sangat bermanfaat. Suatu waktu, yang sedikit lama kelamaan akan menjadi
banyak;
 Otak itu seperti pisau tumpul, kalo sering digunakan, diasah, akan menjadi tajam,
menjadi mudah untuk menghafal dan mencerna;
 Ishom bin Yusuf,Suatu hari membeli pulpen dengan harga satu dinar. Hanya untuk
menulis apa yang didengarkannya pada saat itu. Karena pensil beliau patah, dan dia
tidak memiliki waktu untuk meninggalkan tempat itu untuk membeli pensil. Sehingga
terpaksa membeli pensil orang yang disampingnya dengan harga satu dinar;
 Tidak menulis ilmu atau faedah akan menghasilkan penyesalan;
 Hendaknya setiap orang bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, Dan
diantara bentuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu adalah dengan ia
mencatat setiap faedah yang didengarkan;
 Hendaknya setiap penuntut ilmu memiliki kemampuan/kesungguhan dalam memikul
kesusahan dan kepayahan menuntut ilmu; Karena sesungguhnya Surga itu bukan
dagangan murahan, tapi ia adalah perdagangan yang mahal dan butuh perjuangan;
 Harus siap menanggung kehinaan (sikap rendah hati) terutama rendah hati kepada
guru dan kepada teman seperguruan.

Anda mungkin juga menyukai