Anda di halaman 1dari 146

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan dan perkembangan kota yang semakin meningkat secara langsung


mempengaruhi sanitasi suatu perkotaan sehingga diperlukan suatu strategi sanitasi yang
berdasarkan hasil kajian dan analisa riil dilapangan. Sistem sanitasi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membangun kepedulian masyarakat. Selain itu akibat
dari sistem sanitasi kota yang buruk dapat menyebabkan penyakit berbasis lingkungan yang masih
merupakan salah satu penyebab kematian di Indonesia. Oleh karena itu tidak heran masalah sanitasi
menjadi salah satu permasalahan yang disoroti terutama oleh pemerintah pusat dan daerah. Salah
satu bukti nyata kepedulian pemerintah akan sanitasi lingkungan adalah dengan diadakannya
program Pembangunan Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP). PPSP merupakan program yang
akan menjadi titik awal pembangunan sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim Teknis
Pembangunan Sanitasi (TTPS) dengan mempromosikan Strategi Sanitasi Kota (SSK) sebagai Buku
Putih bagi pembangunan sanitasi komprehensif di kawasan perkotaan.

Kabupaten Buol selaku peserta Program PPSP sangat mendukung terlaksananya program
tersebut. Hal ini ditandai dengan keikutsertaan Kabupaten Buol pada tahun 2014 dalam program
PPSP dengan SK Pokja No. 800/18.24/Bappeda-PM tanggal 31 Juli 2013. Program ini dikoordinasi
oleh BAPPENAS sejak tahun 2006 yang secara khusus merupakan program pembenahan kondisi
sanitasi. Masalah subsektor sanitasi lainnya seperti air limbah dan drainase di Kabupaten Buol belum
terlihat menonjol dalam pengelolaannya, untuk itu diperlukan sebuah perencanaan dan implementasi
yang benar dan efektif untuk pembangunan sanitasi Kabupaten Buol dalam rangka mengantisipasi
laju pertumbuhan Kabupaten Buol di berbagai bidang. Inilah yang mendorong Kabupaten Buol untuk
ikut serta dalam program percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP) ini.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 1


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang
tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan
permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali dianggap sebagai
urusan yang tidak menjadi prioritas utama, sehingga sering termarjinalkan dari urusan-urusan yang
lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin
tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri
menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan.

Sering dijumpai bahwa aspek-aspek pembangunan sanitasi, yaitu air limbah, persampahan
dan drainase, serta penyediaan air bersih, masih belum bersinergi dan berkelanjutan. Masing-masing
aspek tersebut ditangani secara terpisah, meskipun masuk dalam satu bidang pembangunan yaitu
sanitasi. Terdapat tumpang tindih kegiatan pembangunan bidang sanitasi oleh institusi/lembaga yang
berbeda-beda, yang kadang-kadang membingungkan masyarakat sebagai subyek dan obyek
pembangunan. Kondisi yang lebih buruk apabila bahkan ternyata terdapat aspek sanitasi yang masih
terabaikan atau belum tertangani.

Namun disisi lain, masih terdapat pelaksanaan pembangunan sanitasi yang berjalan secara
parsial dan belum terintegrasi serta memiliki sasaran secara menyeluruh dengan jangka waktu yang
lebih panjang. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek jenis kegiatannya maupun dari aspek kewilayahan.
Untuk itu perlu disusun suatu perencanaan sanitasi secara lebih integratif, aspiratif, inovatif dan sesuai
dengan kebutuhan riil masyarakat. Tahapan-tahapan proses perencanaan harus dilaksanakan secara
berurutan, bertahap dan berkelanjutan, sehingga solusi yang ditawarkan juga akan tepat, sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi. Permasalahan bidang sanitasi yang muncul tidak selalu
disebabkan oleh aspek teknis, namun juga berhubungan dengan aspek ekonomi dan sosial, seperti
tingginya tingkat kemiskinan dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi tantangan lain dalam
pembangunan bidang sanitasi.

Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia merupakan usaha bersama terkoordinir dari semua
tingkatan pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM dan sektor swasta dan didukung oleh
kegiatan donor. Sanitasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan layanan yang
terkait dengan pengentasan kemiskinan, dalam pengembangan kebijakan, perencanaan serta
penganggaran. Bantuan teknis program disediakan untuk pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 2


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

yang menunjukkan komitmen tinggi untuk pembangunan sektor sanitasi lokal dan penyediaan layanan
sanitasi yang semakin baik khususnya bagi warga miskin di daerah kabupaten/kota. Di tingkat
nasional, koordinasi kebijakan dilakukan oleh komisi pengendali dan tim teknis pembangunan sanitasi
yang menyatukan semua pemangku kepentingan utama dari lingkungan pemerintah (BAPPENAS,
Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Perindustrian). Tim teknis didukung oleh
mitra pembangunan Indonesia dan lembaga donor internasional di bawah payung kelompok donor
sanitasi.

Selama pelaksanaan program Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten secara bertahap diubah
menjadi entitas permanen yang semakin memperkuat Bappeda dalam fungsi perencanaan dan
koordinasi yang akan melindungi kelanjutan perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi
semua pembangunan sanitasi lokal. Di masa yang akan datang diperkirakan pokja ini akan
menggabungkan dan mengembangkan kerangka perencanaan sanitasi perkotaan kedalam tugas-
tugas mereka. Mereka memastikan koordinasi antar berbagai dinas pemerintah kabupaten/kota,
menghasilkan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan menciptakan lingkungan yang mendukung
untuk perencanaan sanitasi yang terkoordinir dan sedang berjalan di tingkat kabupaten/kota.

Untuk maksud tersebut maka Kelompok Kerja Sanitasi yang telah terbentuk diharapkan dapat
berfungsi sebagai unit koordinasi perencanaan, pengembangan,pelaksanaan dan pengawasan serta
monitoring pembangunan sanitasi dari berbagai aspek. Tidak hanya yang melibatkan unsur pemerintah
saja namun juga yang melibatkan masyarakat serta swasta secara langsung, baik dalam pokja yang
terstruktur maupun sebagai mitra-mitra pendukungnya.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 660/4919/ SJ Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengelolaan PPSP di Daerah, maka Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Buol
secara struktural dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Buol. Mengingat aspek pembangunan
sanitasi cukup luas, baik yang terkait langsung dengan pembangunan fisik dan masyarakat, maupun
yang tidak terkait langsung, maka Pokja Sanitasi dikoordinir langsung dari Sekretaris Daerah
melibatkan oleh anggota tim yang terdiri dari berbagai SKPD yaitu Bappeda, Dinas Tata Ruang dan
Permukiman, Kantor Kebersihan, Pertamanan, Pemakaman, Pemadam Kebakaran, dan Penerangan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 3


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Jalan, Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup, dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Lembang. Adapaun susunan keanggotaan Pokja terdiri dari Penanggung Jawab, Ketua,
Sekretaris, Bidang Perencanaan, Bidang Teknis, Bidang Pendanaan, Bidang Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Monitoring dan Evaluasi, serta Tim Sekretariat Pokja.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 4


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

1.2 Landasan Gerak


1.2.1 Pengertian Dasar Sanitasi
Sanitasi memiliki banyak beragam definisi yang menggambarkan intisari dari sanitasi itu
sendiri. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) secara umum sanitasi didefinisikan sebagai
usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama
kesehatan masyarakat.
Sanitasi merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya
dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia (Notoadmojo, 2003).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 965/MENKES/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa pengertian dari sanitasi adalah
segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
Pengertian yang lebih teknis dari adalah upaya pencegahan terjangkitnya dan penularan
penyakit melalui penyediaan sarana sanitasi dasar (jamban), pengelolaan air limbah rumah tangga
(termasuk system jaringan perpipaan air limbah), drainase dan sampah (Bappenas, 2003).

Dengan definisi tersebut dapat dilihat 3 (tiga) komponen yang terkait dengan sanitasi adalah
sistem pengelolaan air limbah rumah tangga, pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan.
Adapun ruang lingkup tentang pengertian dasar Sanitasi adalah sebagai berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water) yaitu air limbah yang
berasal dari pemukiman penduduk yang terbagi atas:
a. Blackwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
b. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar
mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.
2. Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) melalui sistem:
a. Pengelolaan On Site yaitu menggunakan sistem septic-tank dengan peresapan ke tanah
dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara
terpusat.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 5


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3. Persampahan atau limbah padat yaitu sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang
berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau
transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota
dan memutuskan air permukaan.
5. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis industri akibat dari
sebuah proses industri. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi antara lain:
nitrogen, logam berat, zat pelarut dan sebagainya.
6. Air buangan kotapraja (municipal waster water) yaitu buangan yang berasal dari kawasan
perkantoran, perdagangan, hotel dan restoran serta tempat-tempat ibadah dan sebagainya.

Wilayah kajian Buku Putih Sanitasi kabupaten Buol meliputi wilayah perkotaan kabupaten Buol,
yang terdiri atas 11 (sebelas) wilayah kecamatan, 115 (seratus lima belas) desa/kelurahan,
dengan titik berat pada kawasan permukiman.

Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Buol Periode 2012—2017 sebagaimana yang
tercantum dalam Dokumen RPJMD Kabupaten Buol adalah sebagai berikut :

Visi :
“Terwujudnya Masyarakat Madani Kabupaten Buol Melalui Sumber Daya Manusia Yang Berdaya
Saing, Pertanian Maju Dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan.”

Misi :
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Berdaya Saing Yang Jujur, Beriman dan
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Meningkatan Kualitasdan Produktivitas PertanianMaju Berkelanjutan;
3. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan;
4. Mengembangkan Struktur Ekonomi Yang Tangguh dan Memiliki Keunggulan Komparatif
Berbasis Kewilayahan dan Ekonomi Kerakyatan;
5. Percepatan Penurunan Kemiskinan berbasis Pemberdayaan Masyarakat;

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 6


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

6. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih dan Profesional,serta


Menciptakan Rasa Aman, Nyaman Dan Tertib;
7. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Daerah yang berkualitas;
8. Membangun Perdesaan yang Mandiri.

Tujuan penataan ruang sesuai amanat Peraturan Daerah Kabupaten Buol (PERDA) Nomor
4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Buol 2012-2031
menyebutkan bahwa tujuan Penataan Ruang Kabupaten Buol adalah untuk mewujudkan ruang
wilayah Kabupaten Buol yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan dan mampu mendukung
terwujudnya pembangunan berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan dan pertambangan
serta mendukung pertahanan dan keamanan Negara.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud
Maksud dari penyusunan buku putih ini adalah untuk memberikan gambaran nyata tentang
kondisi sanitasi di Wilayah Kabupaten Buol, terutama dalam hal air limbah, persampahan, drainase
dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat. Dari hasil penyusunan buku Putih ini
diharapkan pemerintah daerah dapat mengidentifikasi kawasan yang memiliki sanitasi buruk
sehingga dapat dijadikan acuan perencanaan perbaikan kualitas dan kuantitas pengelolaan sanitasi.

1.3.2 Tujuan
Penyusunan buku putih ini bertujuan untuk menyediakan data dasar mengenai struktur,
pengelola situasi dan kebutuhan sanitasi, buku inilah yang akan dijadikan acuan dalam penyusunan
perencanaan dan pengembangan SSK Kabupaten Buol. Selain itu juga Pemerintah Kabupaten Buol
bersama masyarakat kota memiliki kewajiban untuk melakukan perbaikan-perbaikan sistem sanitasi
kota, agar masyarakat kota dapat menikmati pelayanan yang menyeluruh dan berkesinambungan,
juga memelihara kelestarian lingkungan, membangun kesadaran dan menjaga kondisi kesehatan
masyarakat.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 7


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

1.4 Metodologi & Jenis Data


1.4.1 Metodologi Penyusunan
Adapun Metodologi Penyusunan Buku Putih Sanitasi melalui beberapa tahapan dan kegiatan antara lain :
 Pembentukan Tim Pokja berdasarkan Surat Keputusan Bupati Buol Nomor 800/18.24/Bappeda-
PM, Tanggal 13 Juli 2013 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA)Sanitasi Kabupaten
Buol.
 Melakukan pertemuan dengan SKPD terkait program sanitasi yang dikoordinasikan oleh
Bappeda-PM Kabupaten Buol sebagai leading sector.
 Sosialisasi Rencana Program PPSP oleh Tim POKJA Sanitasi Propinsi Sulawesi Tengah di
Kabupaten Buol.
 Pengambilan data primer dan sekunder dari tiap-tiap dinas terkait yang dilakukan oleh Tim
Survey Data Sekunder.
 Diskusi anggota pokja untuk menyamakan Visi dan Misi antara Tim Pokja, masalah sanitasi
yang dihadapi oleh Kabupaten Buol berkaitan dengan upaya-upaya yang sudah, sedang dan
akan dilakukan di bidang sanitasi serta diskusi bagaimana merumuskan solusi sanitasi yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kabupaten Buol.
 Kunjungan ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah, ke para pengepul sampah dan barang
bekas, ke Badan Lingkungan Hidup untuk mengetahui kondisi pengolahan sampah, sarana dan
prasarana Tempat pengumpulan Sampah Sementara (TPSS) serta mengetahui kondisi sarana
TPA, ke lokasi pasar yang memiliki timbunan sampah, kedaerah rawan banjir dan daerah yang
tidak memiliki akses air bersih dan jamban, ke Dinas Kesehatan untuk mengetahui kondisi dan
data-data kesehatan di Kabupaten Buol, ke lokasi-lokasi dengan kondisi sanitasi yang buruk.
 Studi banding anggota Pokja
 Mengadakan pelatihan kader posyandu sebagai enumerator dalam survey EHRA.
 Pengumpulan dan input data oleh sekretariat pokja.
 Indept interview dengan berbagai narasumber yang terkait program sanitasi.
 Diskusi Focus Group Discussions (FGD) dengan semua SKPD terkait dan data sekunder dari
SKPD.
 Survey dan observasi lapangan (EHRA).

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 8


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

1.4.2 Jenis Data


Adapun jenis data yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah :
1. Data sekunder. Dalam hal ini semua yang berasal dari berbagai hasil studi, laporan, dokumen,
kajian dan perencanaan terkait. Seperti Dokumen RPJMD Kabupaten Buol 2012-2017, RTRW
Kabupaten Buol, Master Plann Persampahan dan Master Plann Drainase, Rencana Aksi
Daerah (RAD)Air Minum dan Penyehatan Lingkungan AMPL), Restra SKPD, LAKIP, BPS
Kabupaten Buol Dalam Angka dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS)
2. Data Primer, Pengambilan data lapangan secara actual dengan melibatkan unsur masyarakat
dengan teknik random atau sampling. Seperti Indepth Interview, Diskusi Focus Group
Discussions (FGD) dengan semua SKPD terkait dan data sekunder dari SKPD serta Survey
dan observasi lapangan (EHRA).

1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain


1.5.1 Dasar Hukum
Buku Putih Sanitasi ini diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis sanitasi tingkat
kabupaten. Rencana pembangunan sanitasi kabupaten dikembangkan atas dasar permasalahan
yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Setiap tahun data yang ada akan dibuat “Laporan
Sanitasi Tahunan” yang merupakan gabungan antara laporan Tahunan SKPD dan status proyek
sanitasi. Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku Putih Sanitasi 2014 dan setelah 3 tahun,
semua informasi tersebut dirangkum dalam Revisi Buku Putih Sanitasi.

Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2804);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4247);

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 9


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4377);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725).
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
11. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan kawasan
Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 10


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


1.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3225);
2.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
3.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pencemaran Udara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3853):
4.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
5.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistim
Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490).
6.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
7.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
8.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4854);
9.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5230);

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 11


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

10. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

Peraturan Presiden Republik Indonesia


1.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014.

Keputusan Presiden Republik Indonesia


1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air.

Keputusan dan Peraturan Menteri


1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang
Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA);
2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/KPTS/M/2005 tentang PedomanPemberdayaan
Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Jasa KonstruksiKualifikasi Kecil;
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan
yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL dalam Bidang Persampahan.
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengelolaan persampahan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce,
Reuse dan Recycle melalui Bank Sampah
7. Peraturan Menteri PU Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar
Tempat Pemprosesan Akhir Sampah

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 12


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

8. Peraturan Menteri Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah
Tangga;
9. Peraturan Menteri PU No. 1 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang

Peraturan Daerah
1. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 04 Tahun 2011 tentang RPJMD Provinsi
Sulawesi Tengah Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011 Nomor 24);
2. Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Buol (Lembaran Daerah Kabupaten Buol Tahun 2008
Nomor 04);
3. Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 14 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Buol (Lembaran Daerah Kabupaten Buol Tahun 2009 Nomor
14);
4. Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Buol 2012-2032 (Lembaran Daerah Kabupaten Buol Tahun 2012 Nomor 4);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 01 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Buol Tahun 2005-2025 (lembaran Daerah Tahun
2013 Nomor 01)
6. Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 10 Tahun 2013 tentang RPJMD Kabupaten Buol
(Lembaran Daerah Kabupaten Buol Tahun 2013 Nomor 21 );

1.5.2 Keterkaitan BPS dengan Dokumen Perencanaan Lainnya


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol terkait dengan berbagai dokumen perencanaan
pembangunan, baik tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten. Oleh karena itu, Buku Putih
Sanitasi Kabupaten Buol disusun dengan memperhatikan keterkaitan, keselarasan, dan keterpaduan
dengan berbagai dokumen dimaksud, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Memperhatikan RPJP dan RPJM Nasional dilakukan melalui penyelarasan kebijakan, strategi
dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Buol dengan arah, kebijakan umum dan
prioritas pembangunan nasional dan pembangunan kewilayahan.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 13


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2. Memperhatikan RPJMD Provinsi Sulawesi Tengah, dilakukan melalui penyelarasan kebijakan,


strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Buol dengan kebijakan, strategi dan
program pembangunan Provinsi Sulawesi Tengah.
3. Berpedoman pada RPJMD dan RTRW Kabupaten Buol dilakukan dengan: (1) penyelarasan
kebijakan, strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Buol dengan visi, misi,
arah, kebijakan pembangunan jangka panjang daerah; dan (2) penyelarasan kebijakan,
strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Buol dengan pemanfaatan struktur
dan pola ruang Kabupaten Buol.
4. Berpedoman pada Renstra SKPD terkait Sanitasi Kabupaten Buol dilakukan dengan
penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Buol dengan
rencana dan strategi SKPD.
5. Berpedoman dengan Dokumen Kabupaten Buol Dalam Angka dilakukan dengan
penyelarasan data mengenai kondisi sanitasi Kota dengan data yang diperlukan dalam
penyusunan Buku Putih Sanitasi melalui proses validasi data melalui kajian-kajian yang telah
ditetapkan oleh petunjuk teknis pelaksanaan Program PPSP.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 14


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Geografis Administratif, dan Kondisi Fisik

2.1.1 Geografis

Secara geografis wilayah Kabupaten Buol terletak di ujung utara Provinsi Sulawesi Tengah
dengan letak astronomisnya 0,35° - 1,20° lintang utara dan 120,12° - 122,09° bujur timur, da Secara
fisiografi, wilayah Kabupaten Buol berada di antara jajaran vulkanik lengan utara ( northern volcanic
ranges) dengan wilayah pegunungan bagian tengah ( central mountains) dari Pulau Sulawesi.
Morfologi wilayah ini sebagian merupakan perbukitan dengan relief sedang, sebagian besar yang
berelief tinggi terutama pada bagian selatan. Sebagian lagi berelief rendah yang umumnya berupa
dataran alluvial dan wilayah-wilayah pesisir pantai, atau bagian utara Kabupaten Buol.

Wilayah bertopografi tinggi terdiri dari deretan perbukitan dan pegunungan dengan puncak
tertinggi lebih dari 2.000 m di atas permukaan laut (dpl). Selain itu terdapat pula perbukitan yang
sebagian berupa karst, ada yang menjorok hingga kebatas garis pantai dengan elevasi antara 100 –
300 m, yaitu Tanjung Dako di Kecamatan Karamat dan beberapa pulau yang termasuk dalam wilayah
Kabupaten Buol berupa pulau kecil dengan morfologi yang tidak rumit. Berikut penjelasan tabel 2.1
mengenai Daerah Aliran Sungai (DAS) diKabupaten buol dibawah ini:

Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kab. Buol

Nama Sungai Luas ( Ha )

Buol 157.987,98

Sumber : Dokumen RTRW 2011

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 15


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.1.2 Administratif

Secara administrasi Kabupaten Buol terletak di wilayah Sulawesi Tengah. Adapun batas-
batas administratif Koabupaten Buol, sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Laut Sulawesi sekaligus berbatan dengan Negara Filipina.
 Sebelah Selatan : Propinsi Gorontalo dan Kabupaten Parigi Moutong.
 Sebelah Timur : Kabupaten Gorontalo, Propinsi Gorontalo
 Sebelah Barat : Kabupaten Toli-Toli

Kabupaten Buol yang secara yuridis formal dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 51 tahun
1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Kepulauan,
sebagaimana telah telah di ubah atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan
Kabupaten Banggai Kepulauan. Kabupaten Buol terdiri dari 11 Kecamatan dan 115 Desa/Kelurahan
dengan luas mencapai 4.043,57 km² atau sekitar 5,94 dari luas daratan Propinsi Sulawesi Tengah.

Tabel 2.2
Nama, luas wilayah per-kecamatan dan jumlah kelurahan

Luas

Kecamatan Jumlah Administrasi Terbangun


Kelurahan/Desa

Ha % Ha %

Lakea 7 208,55 5,16 105,97 48,11

Biau 7 217,80 5,39 105,65 135,18

7 153,10 3,79 107,48 55,77

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 16


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Luas

Kecamatan Jumlah Administrasi Terbangun


Kelurahan/Desa

Ha % Ha %

Karamat

Momunu 16 400,40 9,90 104,80 35,62

Tiloan 9 1.437,70 35,55 108,55 7,33

Bokat 5 196,10 4,85 103,16 65,92

Bukal 14 355,52 8,79 109,445 39,15

Bunobogu 10 327,15 8,09 106,41 27,64

Gadung 11 160,38 3,97 105,49 72,57

Paleleh 12 386,19 9,55 105,88 30,03

Paleleh Barat 7 200,68 4,96 107,64 27,63

Total 4.043,57 100,00 34,00 105,80

Sumber : BPS Kab. Buol Dalam Angka tahun 2013

Dari tabel 2.2 diatas kecamatan Tiloan yang luas administrasi 1.437,70 serta luas area
terbangun 108,55

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 17


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.1.3 Kondisi Fisik

Secara topografi wilayah Kabupaten Buol berada pada topografi tinggi terdiri dari deretan
perbukitan dan pegunungan dengan puncak tertinggi lebih dari 2.000 m di atas permukaan laut (dpl).
Selain itu terdapat pula perbukitan yang sebagian berupa karst, ada yang menjorok hingga kebatas
garis pantai dengan elevasi antara 100-300 m , yaitu tanjung dako di Kecamatan Karamat dan
beberapa pulau yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Buol.

Secara regional, wilayah Kabupaten Buol terletak pada mandala geologi Sulawesi Barat.
Stratigafi batuan wilayah ini disusun berdasarkan umur dari tua ke muda sebagai beriku : (1) Formasi
Tinombo, litologi penyusun formasi berupa lava basal, lava splitan, lava andesit, (2) Batuan Vulkanik,
merupakan batuan gunung api, yang tersebar dibanyak tempat namun tidak meluas.(3) Diorit Bone,
merupakan batuan beku menengah, penyebaran relative sempit.(4) Diorit Baliohuto, tergolong
kedalam jenis batuan beku dalam yang bersifat menengah sampai asam dan hanya terdapat
disekitar gunung Tentolomatika. (5) Formasi Dolakapa, terdiri dari batu pasirWake, batu Lanau, batu
Lumpur,konglomerattufa, tufa lapili,aglomerat.

Secara umum, iklim wilayah Kabupaten Buol sama dengan iklim Sulawesi Tengah. Suhu
udara berkisar antara 21,9° C sampai dengan 32,3° C. kelembaban udara berkisar antara 81 %
sampai dengan 87 persen. Curah hujan berkisar antara 49,83 milimeter sampai dengan 169,40
milimeter, kecepatan angin berkisar antara 7 knots sampai dengan 25 knots.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 18


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 19


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.1. Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Buol

PETA ADMINISTRASI WILAYAH


DAERAH ALIRAN SUNGAI BUOL
KABUPATEN BUOL, TOLITOLI, DAN PARIGI MOUTONG
121 BT
LOS LS KETERANGAN:
OGOMOINIT LEOK

P. TENDE DOLOLION BUOL DAS BUOL


TG. TINAMBUN LAKEA
Y
#
LALOS LAKUAN
KALANGKANGAN

DOULAN
BINONTOAN TANGDIDI
TUWELEY
LUTUNGAN

LON TI
TAMBUN
1

1
LON U
DAS BUOL
LANTIKADIGO-MULAT

MARAJA

N
LAMBUNU TULADENGI
121
W E
20 0 20 Kilometers
S

2.2 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 20


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

120°50'0"E 121°0'0"E 121°10'0"E 121°20'0"E 121°30'0"E 121°40'0"E 121°50'0"E 122°0'0"E 122°10'0"E

1°20'0"N 1°20'0"N

Oan
Dako
Mendaanbesar
Muara Lakuan
Lakuan Buol
Lamakan Kano Mokupo
Busak 1 Intam
Tuinan Busak 2
Lakea 1Lakea 1
Lakea 2 draw Kumaligon
Lakea 2
Karamat Los

TOLI-TOLI Biau o
!Leok 1

Lakea
h
Leok 2
1°10'0"N Kali 1°10'0"N
Kulango Buol
Pajeko
Bugis
Lamadong 1 Buoyong
P. Raja
Lamadong Negerilama
Pinamula
sa

Momunu
Depak Potugup
Tongon
Bungkudu
Bokat
Tang
P. Boki
Tangkibul Dutuno LiangOyak Oyak
Lintindu
Biau Kodolagon BulanoPokobo
BoilanMomunu Bila Tangmas
Doulan Bongo Tibu

o
!
Bodi Talokan Milato
Diat Lesi P. Lamari

!o
!
Bunto Lilito P. Tolinggula
Dou P. Panjang

o o
!
Unone Mekar Taat Labuton P. Lringit
Tamit Botugolu Liang Paleleh Tolau
Sarang PALELEH Yango
Mopu Palas Pabean Dutuno Umu
Lonu
Poongan Oyak Bokal
Inalatan Nantu Lokodoka Paleleh Barat Kualabesar Ulantangan
Pololahua
Kotajin
BaturataTalaki Wawohu Mayongo
Hepu
Bokat Bendungan
1°0'0"N Gadung Paleleh 1°0'0"N

Bunobogu PROVINSI GORONTALO

Bukal
Keterangan
Tiloan
Sungai
0°50'0"N Garis Pantai 0°50'0"N

Batas Provinsi
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan

PARIGI MOUTONG
Arteri
0°40'0"N
Lokal 0°40'0"N

h Terminal
o
! Pelabuhan

p Bandara
120°50'0"E 121°0'0"E 121°10'0"E 121°20'0"E 121°30'0"E 121°40'0"E 121°50'0"E 122°0'0"E 122°10'0"E

SKPD DEKONSENTRASI
BIDANG PENATAAN RUANG
DINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI SULAWESI TENGAH
BANTUAN TEKNIS PENYUSUNAN RTRW
KABUPATEN BUOL, PROVINSI SULAWESI TENGAH

WILAYAH ADMINISTRASI
KABUPATEN BUOL
Sumber: Peta RBI Skala 1:100.000; Peta Administrasi TopDAM,
Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng, 2009, ALOS, 2010, Dinas ESDM Provinsi Sulteng, 2009,
DKP Buol, 2010
0 1.5 3
µ 6 9 12
Miles

Sumber : Dokumen RTRW Kab. Buol 2011

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 21


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.2 Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Buol pada tahun 2012 sebanyak 134.776 jiwa terdiri dari laki-laki
sebanyak 69.290 jiwa dan perempuan sebanyak 65.486 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk selama
kurun waktu 5 tahun terakhir Kabupaten Buol dengan luas wilayah 4.043,57 km2, memiliki
kepadatanpenduduk 34 jiwa/km². Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkatkecamatan. ternyata
Kecamatan Biau merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi yaitu 135 jiwa/km². sedangkan
Kecamatan Tiloan merupakan wilayah yang terjarang penduduknya yaitu sebanyak 7 jiwa/km². Trend
pertumbuhan penduduk Kabupaten Buol menunjukkan angka yang cukup tinggi, hal ini harus diimbangi
dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, ketersediaan sandang, pangan dan
papan serta lapangan kerja yang memadai untuk mencegah kerawanan social yang dapat ditimbulkan.

Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Buol khususnya tiga tahun terakhir (tahun 2010 -
2012) cenderung mengalami kenaikan rata-rata 3,66 %pertahun. (Lihat Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan
Penduduk 3 Tahun Terakhi dan Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya
Untuk 5 Tahun)

Proyeksi penduduk untuk 5 Tahun kedepan diprediksikan mencapai 230 ribu jiwa, adapun
metode proyeksi yang digunakan adalah metode matematik dengan rumus geometri dengan berasumsi
bahwa sampai pada tahun 2016 laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,26% berdasarkan trend laju
pertumbuhan periode lalu, sedangkan asumsi untuk jumlah Kepala Keluarga berdasarkan hasil rata-rata
periode sebelumnya 4,5 – 5 jiwa per Kepala Keluarga. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :

Pt = Po (1 + r)t

Pt/Po = (1 + r)t

log Pt/Po = log (1+r)t

log Pt/Po = t log (1+r)

1/t log Pt/Po = log (1+r)

antilog 1/t log Pt/Po = (1+r)

antilog 1/t log Pt/Po -1 = r

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 22


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Keterangan

Po = jumlah penduduk tahun dasar


Pt = jumlah penduduk akhir (tahun proyeksi)
r = laju pertumbuhan penduduk (%)
t = waktu (tahun)

Tabel .2.3 Jumlah dan Kepadatan penduduk 3 tahun terakhir


Jumlah Penduduk Jumlah KK Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk
No Kecamatan
2010 2011 2012 2010 2011 2012 2011 2012 2010 2011 2012

1 Lakea 9.700 9.879 10.033 1.692 1.914 2.064 1,65 1,83 47 47 48,11

2 Biau 27.567 28.079 29.442 6.049 6.271 6.762 1,63 1,84 127 129 135,18

3 Karamat 8.296 88.449 8.538 1.441 1.663 1.793 1,61 1,83 54 55 55,77

4 Momunu 13.869 14.125 14.262 2.657 2.879 3.105 1,63 1,83 35 35 35,62

5 Tiloan 9.955 10.139 10.536 2.301 2.523 2.721 1,62 1,83 7 7 7,33

6 Bokat 12.609 12.841 12.927 2.606 2.828 3.049 1,63 1,82 64 65 65,92

7 Bukal 13.485 13.734 13.918 2.976 3.198 3.448 1,62 1,83 38 39 39,15

8 Bunobogu 8.814 8.977 9.041 1.749 1.971 2.125 1,63 1,83 27 27 27,64

9 Gadung 11.337 11.546 11.639 2.274 2.496 2.692 1,63 1,83 71 72 72,57

10 Paleleh 5.375 5.475 11.599 2.450 2.672 2.881 1,80 1,84 29 30 30.03

11 Paleleh Barat 11.323 11.533 5.544 1.013 1.235 1.332 1,65 1,84 27 27 27,63

Total 132,33 134,78 134.479 27208 29.650 31.972 18,1 20,15 33 33 34

Sumber : Buol Dalam angka 2013

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 23


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun

Jumlah Penduduk Jumlah KK Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk


No Kecamatan

2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

1 Lakea 20.066 30.099 40.132 50.165 4.128 6.192 8.256 10.320 10,25 15,37 20,50 25,62 263,2 263,2 538,8 673,54

2 Biau 58.884 88.326 117.768 147.210 13.524 20.286 27.048 33.810 10,30 15,46 20,61 25,76 711,2 711,2 154,02 1892,52

Karamat 17.076 25.614 34.152 42.690 3.586 5.379 7.172 8.965 10,25 15,37 20,50 25,62 302,4 302,4 624,62 780,78
3

4 Momunu 28.524 42.786 57.048 71.310 6.210 9.315 12.420 15.525 10,25 15,37 20,50 25,62 196 196 398,94 498,68

5 Tiloan 21.072 31.608 42.144 52.680 5.492 8.163 10.884 13.605 10,25 15,37 20,50 25,62 39,2 82,10 102,62
39,2

6 25.854 38.781 51.708 64.635 6.098 9.147 12.196 15.245 10,19 15,28 20,38 25,48 358,4 358,4 738,30 922,88
Bokat

7 Bukal 27.836 41.754 55.672 69.590 6.896 10.344 13.792 17.240 10,25 15,37 20,50 25,62 212,8 212,8 438,48 548,1

8 18.082 27.123 36.164 45.205 4.250 6.375 8.500 10.625 10,25 15,37 20,50 25,62 151,2 151,2 309,57 386,96

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 24


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Jumlah Penduduk Jumlah KK Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk


No Kecamatan

2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

Bunobogu

9 Gadung 23.278 34.917 46.556 58.195 5.384 8.076 10.768 13.460 10,25 15,37 20,50 25,62 397,6 397,6 812,78 1015,98

10 Paleleh 23.198 34.797 46.396 57.995 5.762 8.643 11.524 14.405 10,30 15,46 20,61 25,76 162,4 162,4 336,34 420,42

11 11.088 16.632 22.176 27.720 2.664 3.996 5.328 6.660 10.30 15,46 20,61 25,76 151,2 151,2 309,46 386,82
Paleleh Barat
Total 127.88 159.86 133,3 169,2 225,7 4174, 6103,3
274.958 412.437 549.916 687.395 63.944 95.916 282,1 2945,6 7629,3
8 0 3 5 1 8 4

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 25


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

2.3.1 Kondisi Keuangan Daerah

Kebijakan umum Pendapatan Asli Daerah pada Tahun Anggaran 2014 diarahkan pada
Optimalisasi Pengelolaan Pendapatan Daerah melalui peningkatan intensifikasi dan
ekstensifikasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah sesuai dengan kewenangan dan
potensi yang dimiliki dari masing-masing sumber pendapatan.

Target Pendapatan Kabupaten Buol tahun 2013 ditargetkan sebesar Rp. 554.209.476.905,43
dan telah dapat terealisasi sekitar Rp.560.953.229.172,39 atau sekitar 101,22 persen.

Tahun 2014 realisasi untuk belanja sebesar Rp.607.664.859.379,00 dan untuk belanja langsung
sebesar Rp.314.986.022.831,00. Berikut ini tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten
Buol Tahun 2010-2014.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 26


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 2.5 Rekapitulasi dan Realisasi APBD Kabupaten Buol 2009-2013

Rata2
Tahun
Realisasi Anggaran Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 %

A Pendapatan (a.1+a2+a3) 415.085.627.099,34 426.500.811.235,40 513.684.325.915,36 478.711.331.992,90 560.953.229.172,39 6,75

18,10
a1. Pendapatan Asli Daerah 9.72.948.298,34 12.725.886.079,43 8.633.016.991,36 16.351.800.881,90 29.981.344.28,69

12,62
a.1.1 Pajak Daerah 3.167.021.917,00 2.022.080.878,00 2.194.247.576,75 3.041.025.146,93 10.642.868.422,02

20,82
a.1.2 Retribusi Daerah 1.746.412.018,00 1.890.844.239,00 1.453.792.581,00 8.245.644.247,00 10.755.580.079,00

(8,21)
Hasil pengolahan
a.1.3 kekayaan daerah yang 680.910.171,00 2.396.358.727,15 3.197.111.156,21 1.499.578.753,78 1.289.653.938,70
dipisahkan

(28,81)
a.1.4 Lain-lain pendapatan
3.678.604.192,34 6.416.602.235,28 1.787.865.677,40 3.565.552.734,19 7.293.241.768,97
daerah yang sah

8,79
a.2 Dana Perimbangan
335.248.426.462,00 359.103.081,386,00 400,461,433,747.00 425,041,197,180.00 485,302,382,225.00
( Transfer )

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 27


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

a.2.1 Dana bagi hasil 23.704.738.462,00 24,685,904,186.00 26,014,616,238.00 24,619,992,180.00 29,425,283,225.00 4,94

a.2.2 Dana alokasi umum 258.595.688.000,00 299,404,077,200.00 328,940,317,509.00 359,941,565,000.00 405,310,339,000.00 10,60

a.2.3 Dana alokasi khusus 52.948.000.000,00 35,013,100,000.00 45,506,500,000.00 40,479,640,000.00 50,566,760,000.00 (5,16)

a.3 Lain-lain pendapatan (35,83)


70.564.252.339,00 54,671,843,769.97 104,589,875,177.00 37,318,333,931.00 45,669,502,738.70
yang sah

a.3.1 Hibah - - - - 45,669,502,738.70 25,00

a.3.2 Dana darurat - - - - - 22,01

Dana bagi hasil pajak


a.3.3 dari provinsi kepada 3.289.649.331,00 6,343,392,726.00 11,009,829,908.00 12,969,648,931.00 11,029,834,246.00 (68,80)
Kabupaten

a.3.4 Dana penyesuaian dan (44,64)


66.224.603.008,00 75,262,687,622,00 89,868,825,840.00 23,060,581,000.00 30,204,335,000.00
dana otonomi khusus

a.3.5 Bantuan keuangan dari 50,00


1.050.000.000,00 40,307,959,131.00 2,529,215,000.00 1,288,104,000.00 2,476,542,000.00
provinsi / pemda lainnya

415.343.563.686,24 392,946,927,011.91 519,189,005,735.97 469,231,973,284.14 528,399,067,871.22 4,79


B

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 28


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Belanja (b1+b2)

b.1 Belanja Tidak Langsung 154.041.599.300,00 201,177,609,236.00 246,249,533,808.00 266,395,259,634.00 258,778,733,588.02 11,59

b.1.1 Belanja pegawai 141.665.688.442,00 176,303,573,149.00 216,487,672,433.00 234,363,636,873.00 240,077,930,172.00 12,05

b.1.2 Bunga - - - - (7,27)

b.1.3 Subsidi 3.251.875.000,00 2,600,000,000.00 2,500,000,000.00 - - 12,05

b.1.4 Hibah 4.612.231.000,00 10,771,550,000.00 19,700,886,750.00 26,039,223,710.00 9,777,959,000.00 (9,86)

b.1.5 Bantuan sosial 431.000.000,00 573,700,000.00 499,999,946.00 - - 2,53

b.1.6 Belanja bagi hasil 495.286.729,00 260,428,587.00 457,514,679.00 457,029,856.00 501,047,906.00 (9,61)

b.1.7 Bantuan Keuangan 3.000.000.000,00 6,535,000,000.00 5,000,000,000.00 4,056,080,098.00 8,087,145,910.02 12,49

b.1.8 Belanja tidak terduga 585.518.129,00 4,133,357,500.00 1,603,460,000.00 1,479,289,097.00 334,650,600.00 (105,59)

b.2 Belanja Langsung 261.301.964.386,24 191,769,317,775.91 272,939,471,927.97 202,836,713,650.14 269,620,334,283.20 (4,08)

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 29


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

b.2.1 Belanja pegawai 19.220.675.250,00 28.189.769.551,00 30,197,012,852.60 42,716,569,463.00 46,895,629,441.06 19,65

b.2.2 Belanja barang dan jasa 74.748.295.572,60 59,826,831,655.00 84,344,299,955.57 63,970,382,814.83 96,874,615,381.45 1,56

b.2.3 Belanja modal 167.332.993.563,64 107,129,302,749.91 158,398,159,119.80 96,149,761,372.31 125,850,089,460.69 (16,24)

C Pembiayaan 14.530.042.854,37 13.534.655.711,47 8.252.378.022,87 2.814.198.202,26 6.782.425.175,02 51,52

Surplus / Defisit
257.936.586,90 33,553,884,223.49 (5,504,679,820.61) 9,479,358,708.76 32,554,161,301.17 (74,38)
Anggaran

Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010-2013 Bappeda-PM

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 30


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Realisasi belanja langsung tersebut yang teralokasikan untuk belanja sektor


sanitasi pada tahun 2014 sebesar Rp.13.690.959.101,00 yang meliputi pendanaan
investasi sanitasi sebesar Rp.12.762.982.601,00 dan biaya pemeliharaan / operasional
sebesar Rp.1.457.877.000,00, dengan melihat tabel tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi
Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Buol Tahun 2010-2013 dibawah ini :

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 31


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi Kabupaten Buol Tahun 2010 – 2014

Tahun
Rata2
No SKPD Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014 %

1. Pekerjaan Umum

Investasi 8,118,480,473.00 9,628,617,266.50 2,785,044,842.00 9.017.210.050,00 9.769.862.451,32 (38.41)

Oprasional /
1,206,121,580.00 480,295,720.00 42,600,000.00 427,920,000.00 600.970.000,00 (264,93)
Pemeliharaan ( OM )

2. Badan Lingkungan Hidup

Investasi 649,817,000.00 1,677,474,300.00 1,100,864,650.00 1,235,779,909.00 1.582.578.900,00 10,43

Oprasional /
545,293,500.00 558,284,259.00 479,200,000.00 761,173,000.00 745.275.000,00 5,18
Pemeliharaan ( OM )

3. Tata Ruang dan Perumahan

Investasi 117,147,950.00 239,947,000.00 - 1,191,700,550.00 278.200.000,00 (44,30)

Oprasional /
2,040,000.00 2,520,000.00 - 16,920,000.00 14.720.000,00 26,03
Pemeliharaan ( OM )

4. Kesehatan

4.a Investasi - - 99.060.000,00 333,956,250.00 529.901.500,00 51,83

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 32


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Oprasional /
4.b - - 12.000.000 6.000.000,00 92.518.000,00 23,38
Pemeliharaan ( OM )

5. Bappeda-PM

5.a Investasi 61,500,000.00 40,850,000.00 - 81,050,000.00 56.000.000,00 1,18

5.b Oprasional /
- 18,750,000.00 - - - 25,00
Pemeliharaan ( OM )

6. Badan Pemberdayaan dan Pemerintahan Desa

6.a Investasi - 7,190,000.00 - 38,455,000.00 60.458.250,00 59,10

6.b Oprasional /
- - - - 4.394.000 25,00
Pemeliharaan ( OM )

Belanja Sanitasi 10.700.400.503,00 12.653.928.545,50 4.518.769.492,00 13.110.164.759,00 13.690.958.101,32 (23,70)

Total Pendanaan
8.946.945.423,00 11.594.078.556,50 3.984.969.492,00 11.898.151.759,00 (24,72)
Investasi Sanitasi 12.233.081.101,32

Total Pendanaan
Operasional / 1.753.455.080,00 1.059.849.979,00 533.800.000,00 1.212.013.000,00 1.457.877.000,00 (22,79)
Pemeliharaan (OM)

202.836.713.650,
Belanja Langsung 191.769.317.775,91 272.939.471.927,97 269.620.334.283,20 314.986.022.831,91 8,59
14

Proporsi Belanja
Sanitasi - Belanja 0,06 0,05 0.02 0.05 0.04 (21,54)
Langsung

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 33


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Proporsi Investasi
Sanitasi - Total 0,084 0.92 0.88 0.91 0.89 1,53
Belanja Sanitasi
Proporsi OM Sanitasi
- Total Belanja 0,16 0,08 0.12 0.09 0.11 (20,29)
Sanitasi
Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010 -2013Bappeda- PM

Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Buol tahun 2010-2014

Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata


No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan

1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 10.700.400.503,00 12.653.928.545,50 4.518.769.492,00 13.110.164.759,00 13.690.958.101,32 (23,70)

1.1 Air Limbah Domestik 8.417.262.353,00 10.024.386.736,50 2.824.844.842,00 5.971.637.910,00 5.883.453.451,32 (46,91)

1.2 Sampah rumah tangga 1.195.110.500,00 2.235.758.559,00 1.580.064.650,00 1.989.203.999,00 2.119.352.900,00 7,94

1.3 Drainase perkotaan 1.026.527.650,00 326.993.250,00 2.800.000,00 4.689.861.600 4.944.880.000,00 (2.921,79)

1.4 PHBS 0 0 0 339.956.250,00 622.419.500,00 53,18

2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 1.229.403.909,00 2.903.594.361,46 2.739.760.816,00 2.989.743.640,00 4.664.280.000,00 27,26

2.1 DAK Sanitasi 679.418.181,00 1.706.867.361,46 1.753.074.453,00 1.912.170.001,00 3.482.330.000,00 23,99

2.2 DAK Lingkungan Hidup 549.985.728,00 1.196.727.000,00 986.686.363,00 1.077.573.639,00 1.181.950.000,00 29,06

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 34


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 0 0 0 0 -

3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi 0 0 - - -

Bantuan Keuangan Provinsi untuk


4 - - - - -
Sanitasi

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) 9.470.996.594,00 9.750.334.184,04 1.779.008.676,00 10.120.421.119,00 9.026.678.101,32 (93,73)

191.769.317.775,9 202.836.713.650,14 269.620.334.283,20 314.986.022.831,91 8,59


Total Belanja Langsung 272.939.471.927,97
1
% APBD murni terhadap Belanja Langsung 4.94 3,57 0,88 3,75 2,87 (0,75)
Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010 -2013Bappeda- PM

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 35


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.3.2 Kondisi Perekonomian Daerah

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buol dapat diukur dari besarnya nilai PDRB atas
dasar harga konstan yang berhasil diciptakan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2010
nilai PDRB Kabupaten Buol sebesar Rp.635.494,09 dan dari tahun ke tahun terus
meningkat hingga pada tahun 2011 nilai PDRB Kabupaten Buol sebesar Rp.685.817,57

Nilai PDRB Kabupaten Buol tersebut memberikan konstribusi terhadap PDRB


Provinsi Sulawesi Tengah sekitar 1,45 persen dari angka ini memperlihatkan bahwa
sumbangan Kabupaten Buol terhadap perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah masih
relatif kecil. Namun demikian konstribusi PDRB Kabupaten Buol setiap tahunnya terus
meningkat. Dengan melihat Tabel 2.8 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi perkapita
dan Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Perkapita tahun 2010-2013

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 36


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.8 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Buol Tahun 2010 – 2013

Tahun
Rata2
No Deskripsi
Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013

Total Belanja Sanitasi


1
Kabupaten
10.700.400.503,00 12.653.928.545,50 4.518.769.492,00 13.110.164.759,00 (33,02)

2 Jumlah Penduduk 9.700 9.879 10.033 10.058 2,45


1,103,134.07
Belanja Sanitasi Perkapita ( 1/2 ) 1.280.891,64 450.390,66 1.303.456,43 (35,84)
Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010 -2013Bappeda- PM

Tabel 2.9 Realisasi dan potensi retribusi sanitasi perkapita 2010-2014

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumbuhan


No SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 (%)

1 Retribusi Air Limbah - - - - -

1.a Realisasi retribusi - - - - -

1.b Potensi retribusi - - - - -

2 Retribusi Sampah 40.943.000 29.142.000 35.454.000 25.086.000 - 3,25


2.a Realisasi retribusi 29.142.000 29.142.000 18.000.000 30.087.000 - 4,34

2.b Potensi retribusi - - - - -

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 37


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3 Retribusi Drainase - - - - -

3.a Realisasi retribusi - - - - -

3.b Potensi retribusi - - - - -

4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) 29.142.000 29.142.000 18.000.000 30.087.000 - 3,25

5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) - - - - -

Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi 3,25


6 29.142.000 29.142.000 18.000.000 30.087.000 -
Sanitasi (4/5)
Sumber : DPPKAD Kabupaten Buol

Tabel 2.10 Peta Perekonomian Kabupaten Buol Tahun 2010 – 2013

Tahun
No Deskripsi
2010 2011 2012 2013

PDRB harga konstan ( struktur


1 635.494,09 1.505.070,13 1.753.480,12 635.494,09
perekonomian )

2 Pendapatan perkapita Rp 9.901.849,99 11.222.351,00 12.754.513,00 9.901.849,99

3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,18 7,48 8,28 14,01


Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 38


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.4 Tata Ruang Wilayah

Undang-undang No 32 tahun 2004 mengenai otonomi daerah saat ini menjadi salah
satu paradigma yang cukup penting dalam konsep pembangunan di Indonesia. Konsep otonomi
tersebut besar sekali pengaruhnya terhadap manajemen pembangunan serta penataan ruang
pada khususnya. Dengan adanya konsep otonomi tersebut, peran pemerintah daerah
khususnya pemerintah kabupaten dan kota menjadi sangat besar. Oleh sebab itu, pemerintah
pusat perlu mereposisikan fungsi dan peranannya di daerah khususnya dalam pengembangan
wilayah.

Sesuai Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 11 ayat
(2) mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan
ruang wilayah kabupaten meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten meliputi proses dan prosedur


penyusunan serta penetapan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten, penyusunan
RTRW kabupaten ini dilakukan dengan berazaskan pada kaidah-kaidah perencanaan yang
mencakup azas keselarasan, keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan serta keterkaitan antar
wilayah baik di dalam kabupaten bersangkutan maupun dengan kabupaten sekitarnya.

Selain itu undang-undang ini juga mengamanatkan supaya pengelolaaan sumber


daya yang ada (sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan) secara
berkesinambungan. Jadi untuk merealisasikan suatu penataan ruang yang sesuai dengan
Undang-undang, demokratis serta manusiawi, maka mutlak diperlukan pemikiran dan tindakan
yang cermat, terarah serta berkualitas yang dapat menampung keinginan pemangku
kepentingan yang selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasar
berbagai pemaparan tersebut diatas maka dirasa perlu daerah kabupaten memiliki landasan
dan payung dalam melakukan kegiatan penataan ruang. Salah satu landasan dan payung yang
diperlukan adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten serta berbagai rencana tata ruang
turunannya yang kemudian lebih lanjut dapat dituangkan ke dalam peraturan daerah setempat.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 39


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.4.1 Kebijakan Penataan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten

Kebijakan penataan ruang Kabupaten Buol sesuai Perda Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Buol, terdiri atas :
a. Pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan;
b. Pengembangan prasarana wilayah ditujukan untuk peningkatan kualitas dan jangkauan
pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energy, dan sumber daya air
yang terpadu dan merata di seluruh wilayah;
c. Pemantapan dan pengendalian kawasan lindung;
d. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. Pengembangan kegiatan berbasiskan perikanan serta pemanfaatan ruangnya secara
optimal pada setiap kawasan budidaya;
f. Pengembangan sektor pertanian melalui peningkatan kualitas sumber daya lahan
pertanian, perkebunan dan perikanan;
g. Pengembangan potensi kelautan dan perikanan;
h. Pengembangan kawasan pertambangan yang ramah lingkungan;
i. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya;
j. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan
daya tamping lingkungan;
k. Pelaksanaan kebijakan pengembangan kawasan strategis; dan
l. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan kemanan Negara.

2.4.2 Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Buol

(1) Strategi pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan, terdiri atas :
a. Mengembangkan pusat-pusat permukiman sesuai dengan fungsi dan peran masing-
masing kota; dan
b. Menyediakan prasarana dan sarana pendukung pusat permukiman perkotaan dan
perdesaan sesuai fungsi masing-masing.
(2) Strategi pengembangan prasarana wilayah ditujukan untuk peningkatan kualitas dan
jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energy, dan sumber
daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah, terdiri atas :

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 40


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

a. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan


transportasi darat, laut, dan udara;
b. Meningkatkan penyediaan tenaga listrik; dan
c. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana sumber daya air.
(3) Strategi pemantapan dan pengendalian kawasan lindung, terdiri atas :
a. Memantapkan kawasan lindung sesuai dengan fungsi untuk melindungi kawasan
bawahannya, melindungi kawasan setempat, memberi perlindungan terhadap
keanekaragaman flora dan fauna, serta melindungi kawasan yang rawan terhadap
bencana alam;
b. Membatasi pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi
lindung yang telah ditetapkan; dan
c. Membatasi kegiatan budidaya yang telah ada di kawasan lindung.
(4) Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup, terdiri atas :
a. Memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya untuk pencegahan banjir,
menahan erosi dan sedimentasi, serta mempertahankan fungsi kawasan;
b. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun
akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan
memelihara keseimbangan ekosistem wilayah; dan
c. Mencegah dilakukannya kegiatan budidaya, kecuali kegiatan yang tidak mengganggu
fungsi lindung.
(5) Strategi pengembangan kegiatan berbasiskan perikanan serta pemanfaatan ruangnya
secara optimal pada setiap kawasan budidaya, terdiri atas :
a. Mengembangkan dan menyediakan infrastruktur pendukung pada kawasan-kawasan
perikanan;
b. Meningkatkan fungsi dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana pada setiap
kawasan perikanan; dan
c. Membangun kegiatan perikanan dengan pengembangan Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).
(6) Strategi pengembangan sektor pertanian dan perikanan melalui peningkatan kulaitas
sumber daya lahan pertanian, perkebunan dan perikanan, terdiri atas :

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 41


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

a. Meningkatkan motivasi masyarakat melakukan usaha pertanian, perkebunan dan


perikanan melalui program-program pembangunan yang mendukung dan terintegrasi;
b. Meningkatkan ketahanan pangan guna menjamin ketersediaan pangan;
c. Meningkatkan penggunaan teknologi tepat guna;
d. Mengembangkan sentra-sentra produksi dan sentra-sentra pemasaran produk
pertanian, perkebunan, dan perikanan; dan
e. Meningkatkan infrastruktur, prasarana, dan sarana pertanian, perkebunan, dan
perikanan.
(7) Strategi pengembangan potensi kelautan dan perikanan, terdiri atas:
a. Mengembangkan fasilitas pembenihan ikan untuk mendukung ketersediaan bibit bagi
petani ikan;
b. Mengembangkan produksi perikanan tangkap melalui dukungan sarana produksi
perikanan tangkap;
c. Memelihara kualitas waduk dan sungai untuk pengembangan perikanan darat;
d. Mengembangkan sistem mina padi;
e. Mengembangkan budidaya perikanan melalui sistem karamba;
f. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat dalam pengembangan budidaya
perikanan;
g. Mengembangkan sistem pengolahan hasil perikanan (diversifikasi); dan
h. Mendorong peningkatan investasi dibidang pengolahan perikanan yang berorientasi
ekspor.
(8) Strategi pengembangan kawasan pertambangan yang ramah lingkungan, terdiri atas :
a. Mengembalikan rona alam melalui pengembangan kawasan lindung, atau kawasan
area bekas penambangan;
b. Meningkatkan nilai ekonomis hasil pertambangan melalui pengolahan hasil tambang;
c. Mencegah galian liar terutama pada kawasan yang membahayakan lingkungan;
d. Melakukan kajian kelayakan ekologi dan lingkungan, ekonomi dan sosial bila akan
dilakukan kegiatan penambangan pada kawasan tambang bernilai ekonomi tinggi
yang berada pada kawasan lindung atau permukiman; dan
e. Menegakkan pola pengelolaan lingkungan kawasan pertambangan.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 42


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

(9) Strategi perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budidaya, terdiri atas :
a. Menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis Kabupaten;
b. Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan beserta prasarana
untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan; dan
c. Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk
mewujudkan ketahanan pangan.
(10) Strategi pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tamping lingkungan, terdiri atas :
a. Memberikan arahan pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara optimal;
b. Membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana
untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;
dan
c. Mengendalikan pemanfaatan ruang kegiatan budidaya yang dapat mengganggu
fungsi lindung.
(11) Strategi penetapan dan pengembangan kawasan strategis Kabupaten, terdiri atas :
a. Menetapkan dan mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki nilai strategis
dalam kepentingan pertumbuhan ekonomi; dan
b. Menetapkan dan mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki nilai strategis
dalam kepentingan daya dukung lingkungan.
(12) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara, terdiri
atas:
a. Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan
dan keamanan;
b. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
disekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan;
c. Mengembangkan budidaya secara selektif didalam dan sekitar kawasan khusus
pertahanan dan keamanan; dan
d. Turut serta menjaga dan memelihara asset-aset pertahanan dan keamanan Negara.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 43


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 44


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.3 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Buol


120°50'0"E 121°0'0"E 121°10'0"E 121°20'0"E 121°30'0"E 121°40'0"E 121°50'0"E 122°0'0"E 122°10'0"E

1°20'0"N 1°20'0"N

Oan
Dako
Mendaanbesar
Muara Lakuan
Lakuan Buol
Lamakan Kano Mokupo

#
*
Busak 1 Intam

(h C Tuinan Busak 2
Lakea 1Lakea 1
Lakea 2 draw Kumaligon
Lakea 2
Karamat Los

TOLI-TOLI Biau o!
Leok 1

1°10'0"N Lakea Leok 2


Kulango *h
B
Kali
Pajeko
Buol
1°10'0"N

Bugis
#
*
Lamadong 1 Buoyong
Negerilama
P. Raja

*h
Lamadong
Pinamula C
sa
#p
Tongon

hC
Potugu Bungkudu P. Boki Oyak
Depak Bokat LiangOyak
Momunu Tangkibul Dutuno
Biau Kodolagon Tang
#
* Pokobo Lintindu
Bila Tangmas Bulano
#
*
BoilanMomunu

hC(
Doulan Bongo Tibu

o!o!h( o!
Bodi Talokan Milato
Diat Lesi P. Lamari
hC#*
Bunto P. Tolinggula
Dou
C P. Panjang Lilito

o
(!
Unone Mekar Taat Labuton P. Lringit
Tamit Paleleh Tolau

#
*
Botugolu Liang Sarang PALELEH Yango

#
Umu
*
Mopu Palas Pabean Dutuno
Lonu

hC
Poongan Oyak Bokal
Inalatan Nantu Lokodoka Paleleh Barat Kualabesar Ulantangan
Pololahua
Kotajin
BaturataTalaki Wawohu Mayongo
Hepu
Bokat Bendungan
1°0'0"N Gadung Paleleh 1°0'0"N

*h h(C
C
# Bunobogu PROVINSI GORONTALO

Bukal
Keterangan
Tiloan
Sungai
0°50'0"N Garis Pantai 0°50'0"N

Batas Provinsi
Batas Kabupaten
Sistem Perkotaan
Batas Kecamatan
* PKW
Arteri
PARIGI MOUTONG

0°40'0"N ( PKL
Lokal 0°40'0"N

#
* PPK h Terminal
#
* PPL
o! Pelabuhan
Rencana Jalan Kolektor
p Bandara
120°50'0"E 121°0'0"E 121°10'0"E 121°20'0"E 121°30'0"E 121°40'0"E 121°50'0"E 122°0'0"E 122°10'0"E

SKPD DEKONSENTRASI
BIDANG PENATAAN RUANG
DINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI SULAWESI TENGAH
BANTUAN TEKNIS PENYUSUNAN RTRW
KABUPATEN BUOL, PROVINSI SULAWESI TENGAH

RENCANA STRUKTUR RUANG


KABUPATEN BUOL 2011-2030
Sumber: Peta RBI Skala 1:100.000; Peta Administrasi TopDAM,
Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng, 2009, ALOS, 2010, Dinas ESDM Provinsi Sulteng, 2009,
DKP Buol, 2010
0 1.5 3
µ 6 9 12
Miles

Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Buol 2013

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 45


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.5 Sosial Dan Budaya

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas. Dimana sumber daya tersebut tercipta melalui tingkat pendidikan yang memadai. Di Kabupaten Buol jumlah sarana
pendidikan tahun 2013 terdiri dari Sekolah Dasar Negeri sebanyak 175 unit yang terdiri dari 162 unit sekolah dasar, 2 unit sekolah
swasta, dan 11 unit Min/Mis dan jumlah SD yang terbanyak di Kecamatan Biau. SLTP Negeri 40 buah dan terdapat 3 sekolah Swasta,
SMU Negeri 7 buah, SMK Negeri 4 buah. Dengan melihat Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Buol

Tabel 2.11 Jumlah Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Buol

Jumlah Fasilitas Pendidikan

Nama Kecamatan Umum Agama

SD SLTP SMA SMK MI MTS MA

Lakea 8 2 1 - 2 - -

Biau 24 4 2 2 4 - -

Karamat 10 4 - - 1 - -

Momunu 20 3 - - - - -

Tiloan 12 3 - - - - -

Bokat 19 4 1 1 - - -

Bukal 15 4 1 - - - -

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 46


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Bunobogu 14 5 1 - - - -

Gadung 14 4 - 1 - - -

Paleleh 16 4 1 - - - -

Paleleh Barat 10 3 - - - - -

JUMLAH 162 40 7 4 7 - -
Sumber : BPS Kabupaten Buol dalam Angka 2013

Tabel 2.12 Jumlah Penduduk miskin per Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin

Lakea 4.822

Biau 5.663

Karamat 4.375

Momunu 6.464

Tiloan 1.673

Bokat 5.814

Bukal 6.553

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 47


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Bunobogu 4.063

Gadung 5.696

Paleleh 5.376

Paleleh Barat 3.374

Total 53.873
Sumber : Kabupaten Buol Dalam Angka 2013

Tabel 2.13 Jumlah Rumah Perkecamatan


Nama Kecamatan Jumlah Rumah

Lakea 1.914

Biau 6.271

Karamat 1.663

Momunu 2.879

Tiloan 2.523

Bokat 2.828

Bukal 3.198

Bunobogu 1.971

Gadung 2.496

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 48


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Paleleh 2.672

Paleleh Barat 1.235

Total 29.650
Sumber : Kabupaten Buol Dalam Angka 2013

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

Struktur Organisasi Tata Kelola Pemerintah di Kabupaten Buol berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Buol Nomor 10
tahun 2008 tentang uraian tugas pokok dan fungsi organisasi dan tata kerja secretariat Daerah,Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dan Staf Ahli Kabupaten Buol, Peraturan Bupati Kabupaten Buol Nomor 11 tahun 2008 tentang uraian Tugas Pokok dan
Fungsi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Buol, Nomor 12 tahun 2008 uraian Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Buol.

Satuan Kerja Perangkat Daerah pemerintah Kabupaten Buol yang masuk dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi adalah
sebagai berikut : Sekretariat Daerah Kabupaten Buol, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah-Penanaman Modal (BAPPEDA-
PM) Kabupaten Buol, Dinas Kesehatan (DINKES) Kabupaten Buol, Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kabupaten Buol, Dinas
Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Buol, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buol,
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buol dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 49


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 2.1 Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten Buol

Bupati
DPRD SEKRETARIAT DPRD

Wakil Bupati 1. Bagian Umum


2. Bagian Persidangan dan
Hukum
SEKRETARIAT DAERAH 3. Bagian Keuangan

Asisten Pemerintahan & Asisten Perekonomian Asisten Administrasi STAF AHLI


Kesejahteraan Rakyat & Pembangunan Umum
1. Bidang Hukum dan Politik
- Bagian Administrasi - Bagian Administrasi - Bagian Hukum dan 2. Staf Ahli Bidang Pemerintahan
Pemerintahan Perekonomian dan HAM 3. Bidang Pembangunan
- Bagian Administrasi Pembangunan - Bagian Organisasi 4. Bidang Kemasyarakatan & SDM
Kesejahteraan Rakyat - Bagian - Bagian Humas 5. Bidang Keuangan & Ekonomi
- Bagian Humas dan Perlengkapan dan - Bagian Umum
Protokoler Aset - Bagian Keuangan

DINAS DAERAH
LEMBAGA TEKNIS DAERAH

- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga


- Inspektorat
- Dinas Kesehatan KECAMATAN
- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah &
- Dinas Sosial
Penanaman Modal
- Dinas perhubungan, Komunikasi dan Informatika
- Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
- Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pelatihan Daerah
- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
- Badan Kesatuan bangsa dan Politik
- Dinas Pekerjaan Umum
- Badan Pemberdayaan Perempuan,
- Dinas Tata Ruang dan Perumahan KELURAHAN / DESA
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
- Dinas koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah,
- Badan Ketahanan Pangan
Perindustrian dan Perdagangan
- Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
- Dinas Pertanian dan Perkebunan
Pemerintahan Desa
- Dinas kelautan dan Perikanan
- Badan Lingkungan Hidup
- Dinas Pendapatan
- Kantor Perpustaan Arsip dan Dokumentasi
- Dinas tenaga kerja dan Transmigrasi
- Rumah Sakit Umum Daerah
- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
- Dinas Kehutanan
- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 50


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 2.2 : Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Buol

BUPATI

BADAN PEMBERDAYAAN
BAPPEDA DINAS PEKERJAAN DINAS KESEHATAN BADAN LINGKUNGAN
MASYARAKAT DAN UMUM HIDUP
PEMERINTAHAN DESA
Bidang Perencanaan
Ekonomi dan Bidang Pengendalian - Bidang
Prasarana Wilayah Bidang Cipta Karya Pemantauan,
- Bidang Pemberdayaan Penyakit dan
dan Sosial Budaya Usaha Ekonomi Pengendalian dan
Penyehatan
Masyarakat Pemulihan
Lingkungan - Bidang Kebersihan
- Bidang Pengembangan
Partisipasi Masyarakat & dan Pertamanan
Pembangunan Desa - Bidang Konservasi
dan Rehabilitasi SDA

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 51


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

2.7 Komunikasi dan Media

Pemetaan media merupakan upaya pengumpulan dan analisis data primer dan
sekunder untuk mendapatkan gambaran tingkat komunikasi di antara stakeholder dan peta
media terkait pembangunan sanitasi. Kajian ini diperlukan untuk menyusun strategi kampanye
dan komunikasi, di samping juga bermanfaat sebagai sarana advokasi program
pembangunan sanitasi ditingkat kabupaten untuk stakeholder kunci, yakni pemerintah dan
media massa.

Studi media dan komunikasi ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi tentang
pengalaman dan kapasitas Kabupaten Buol dalam menjalankan kampanye / pemasaran
sanitasi serta sejauh mana pemahaman mereka mengetahui peran media massa dalam
mendukung pembangunan sanitasi. Pada akhirnya kajian ini harus mampu mengidentifikasi
media yang efektif dan efisien dalam menjangkau target yang dituju. Hanya dengan cara
demikian, kajian ini dapat membantu Kabupaten Buol dalam menyusun perencanaan media
yang baik dengan melihat tabel 2.14 Kegiatan komunikasi terkait sanitasi dan 2.15 Media
Komunikasi dan Kerja Sama terkait Sanitasi dibawah ini :

Tabel 2.14
Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
Dinas Tujuan Khalayak
No Kegiatan Tahun Pesan Kunci Pembelajaran
Pelaksana Kegiatan Sasaran

1 Pemicuan 2014 BAGIAN Meningkatkan Memberikan Melakukan Humas


STBM HUMAS Layanan informasi ya ng sosialisasi melalui
informasi ,publ akurat terhadap melalui informasi
ikasi kepada pentingnya program publik perlu
masyarakat t kesehetan penyiaran melakukan
lsanitasi dan lingkngan baik sanitasi dan langka-langka
membiasakan melalui biasakan strategis
PHBS dalam publikasi media PHBS. dengan sistim
kehidupan cetak ,media Melalui informasi dan
sehari-hari. elektronik penyiaran pesan melalui
maupun media terpadu panplet
layanan sosial . spanduk, kpda
masyarakat
utk sadar akan
pentingnya
sanitasi

2 Iklan Layanan 2012 Humas Mengajak Masyarakat Dengan Kerjasama


Masyarakat masyarakat umum. membuang yang baik
(ILM) di Media untuk sampah di dengan media

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 52


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Massa Lokal membuang tempat yang massa lokal


sampah di telah selama ini
tempat yang disediakan, meski dengan
telah berarti telah anggaran
disediakan ,per mengurangi biaya terbatas,
lu memasang jumlah frekuensi
pamlet korban penyiaran lppl
disekitaran banjir di kota menjadi lebih
tempat yg kita. optimal
dijadikan menjangkau
tempat masyarakat.
pembuangan Buol
ahir

3. Penyuluhan 2010 Dinas Siswa Sekolah Siswa-siswi SD Dengan Dampak dari


tata cara Cuci Pendidika Dasar mampu di 20 sekolah CTPS, kita kegiatan ini,
Tangan Pakai n dan dan mau dengan angka terhindar ternyata dapat
Sabun Dinas melakukan tidak masuk dari menurunkan
(CTPS) di Kesehatan CTPS yang sekolah karena penyakit, angka tidak
sekolah Dasar baik dan diare tertinggi. dan hidup masuk
benar. lebih sehat. sekolah
karena diare.

Tabel 2.15 Media Komunikasi dan kerja sama terkait sanitasi

N Jenis Khalayak Pendanaan Isu yang Pesan Kunci Efektivitas


o Media b) c) Diangkat e) f)
a) d)
1. Radio Masyarakat Produksi dan Keterlibatan Bersama-
Rpd Umum penyiaran snitasi Masyarakat sama
93,3 terutama mellui tayangan dalam mencegah Masyarakat
MHZ: masyarakat iklan layanan Pencegahan banjir dan lebih cepat
umum masyarakat. Banjir dan mengurangi menyerap
Produks
perkotaan Mengurangi risiko banjir. informasi
i dan
dan Desa Risiko Banjir publik melalui
penyiar
an Talk radio
Show
dan ILM

2. Kerja Masyarakat Pengelola IPAL Mengajak Sambungan Tayangan TV


sama Umum dan menyelenggarak masyarakat di buangan jaringan sangat
TV Masyarakat an jumpa pers daerah yang limbah cair ke cepat diseraf
jaringan Target dan TV Jaringan dilalui saluran IPAL lebih karena
lokal Sambungan menindaklanjuti IPAL untuk hemat dan mengunakan
pada 4 IPAL. dengan menyambungk lebih sehat. audio visual.
stasiun memproduksi an
Tv dan pembuangan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 53


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

jaringan menayangkan limbahnya ke


IPAL.

3. Media Masyarakat Koran buol post Memberi Dengan Desa/


cetak Umum dan sebagai inisiator penghargaan perencanaan Kelurahan
lokal Aparat mencari sponsor kepada aparat pembanguna yang dinilai
buol n sanitasi terburuk
Pemerintah untuk biaya kelurahan dan
post hingga tingkat sanitasi
an Daerah penyelenggaraa masyarakat di desa/kelurah berupaya keras
Dan n dan mengajak daerah dengan an, untuk
Majala pemerintah kota sanitasi yang kebersihan memperbaiki
Pemkab
untuk menyusun baik, sekaligus dan kondisi
kriteria dan memicu aparat kesehatan sanitasinya.
melakukan kelurahan dan serta Perlu didorong
produktifitas dengan upaya
penilaian dan masyarakat di
masyarakat media
bersama-sama daerah dengan meningkat. penyiaran,mela
menyelenggarak sanitasi yang lui iklan pesan-
an malam belum baik. pesan kepada
penghargaan masyarakat.
yang diliput oleh
berbagai media
massa.
Sumber : Bagian Humas Setda Kab. Buol tahun 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 54


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

BAB III
PROFIL SANITASI WILAYAH

Profil Sanitasi Wilayah Kabupaten Buol merupakan kajian yang berisikan peta
tata guna lahan dan ditambahkan dengan informasi batas administrasi
desa/kelurahan.Sebagaimana diketahui Kabupaten Buol dibentuk berdasarkanUndang-
Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten
Morowali, Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 179, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3900), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali,
Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3966) yang mulanya hanya terdiri dari 5 (lima)
kecamatan yakni Kecamatan Biau, Kecamatan Bunobogu, Kecamatan Bokat, Kecamatan
Momunu dan Kecamatan Paleleh. Pada perjalanan berikutnya pada tahun 2009 dimekarkan
menjadi 11 (sebelas) kecamatan yakni Kecamatan Biau, Kecamatan Karamat, Kecamatan
Lakea, Kecamatan Bokat, Kecamatan Bukal, Kecamatan Momunu, Kecamatan Tiloan,
Kecamatan Bunobogu, Kecamatan Gadung, Kecamatan Paleleh Barat dan Kecamatan
Paleleh.

Untuk menentukan lokus sampling kajian sanitasi wilayah Kabupaten Buol,


ditempuh berdasarkan pengertian dasar sanitasi sebagaimana yang telah disebutkan pada
Bab I sebelumnya, antara lain sebagai berikut:

1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water) yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk:
2. Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik).
3. Persampahan atau limbah padat yaitu sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik
yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung
melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pemprosesan Akhir (TPA).
4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai
penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 55


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

5. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis industri
akibat dari sebuah proses industri. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat
bervariasi antara lain: nitrogen, logam berat, zat pelarut dan sebagainya.

Berikut Peta Wilayah Kajian Sanitasi Kabupaten Buol sebagaimana peta dibawah
ini:

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 56


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Peta 3.1 : Peta Wilayah Kajian Sanitasi Kabupaten Buol

Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Buol 2013

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 57


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku


kesehatanyang dilakukan ataskesadaran pada diri individu di dalam keluarga maupun
dimasyarakat, yang menjadikan seseorang ataukeluarga dapat menolong diri sendiri
dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatankesehatan
dilingkungannya.Instansi yang berwenang dalam hal Promosi Kesehatan dan PHBS
adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Buol,Dinas Kesehatan telah melaksanakan beberapa
program PHBS dan Promkes yang kegiatannya telah dianggarkan dalam dana BOK dan
Puskesmas tiap kecamatan selaku penanggung jawab dana BOK tersebut

3.2.1 Tatanan Rumah Tangga

PHBS dalam tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan


anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS guna
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit
dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta beperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.

Berdasarkan data hasil Survey EHRA pada 400 responden di seluruh wilayah
kajian EHRA diKabupaten Buol, didapatkan kesimpulan kondisi dari 5 aspek utama
dalam PHBS yaitu baru sebesar 8,3 % masyarakat yang sadar akan CTPS (cuci
tangan pakai sabun) dilima waktu penting,sebagian besar yaitu kondisi lantai dan
dinding jamban masyarakat bebas dari tinja, kondisi jamban masyarakat sebagian
besar 6% cukup bersih dan bebas dari kecoa ataupun lalat, kemudian kesadaran
masyarakat atas ketersediaan sabun di dalam jamban/kamar mandi sudah cukup
baik yaitu sebesar 81,3 %, namun kesadaran PHBS masyarakat dalam hal perilaku
buang air besar masih kurang, terbukti berdasarkan hasil survey terdapat 66,8 %
masyarakat Kabupaten Buol yang masih melakukan buang air besar sembarangan
(BABS).

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat akan


PHBS relatif masih kurang terutama dalam hal perilaku buang air besar.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 58


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 3.1 : Grafik CTPS di lima waktu penting

CTPS DI LIMA WAKTU PENTING

8.3

Tidak
Ya

91.8

Dari grafik di samping menunjukkan bahwa CTPS (Cuci Tangan Pake Sabun)di
lima waktu penting sebanyak 91,8 % responden menjawab Tidak dan 8,3 % responden
menjawab Ya

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 59


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 3.2 : Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS

PERSENTASE PRAKTIK BABS DI


KABUPATEN BUOL TAHUN 2014
100.0
90.0 27.5 23.8
37.5 37.0 35.0 33.3
80.0
70.0
60.0
Tidak
50.0
Ya, BABS
40.0 72.5 76.3
62.5 63.0 65.0 66.8
30.0
20.0
10.0
.0
0 1 2 3 4
Strata Desa/Kelurahan Total

Dari grafik diatas pada tingkat kabupaten praktik BABS (Buang Air Besar
Sembarangan) sebanyak 66,8 % responden menjawab Ya BABS, sedangkan 33,3 %
responden menjawab tidak BABS

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 60


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 3.3 : Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan
penanganan air)

21.3
Air sumur gali terlindungi 17.8

6.3
Air Sumur pompa tangan 5.0

air kran umum 3.3


PDAM/Proyek 3.3

1.8
Air hidran umum 1.5 Masak
Minum
44.3
Air Ledeng dari PDAM 41.0

3.8
Air Isi ulang
26.3

1.0
Air botol kemasan
2.0

.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0

Dari Grafik diatas menunjukkan bahwa Sumber Air yang digunakan untuk Masak
paling banyak 44,3% dan 41,0% Minum berasal dari Sumber Air Ledeng dari PDAM,
sedangkan Sumber Air botol kemasan paling sedikit digunakan untuk Minum 2,0% dan
Memasak hanya 1,0%.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 61


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 3.4 : Grafik Pengelolaan Sampah Setempat

PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN


STRATA DI KABUPATEN BUOL TAHUN 2014

100% 5.0
.0 9.0 10.0 11.5
17.5 18.8
90% Dibuang ke lahan kosong/
22.5 kebun/hutan dan dibiarkan
80% 17.3 membusuk
24.0 32.5
16.3
20.0
70%
8.8 Dibuang ke sungai/kali/
3.8 laut/danau
60% .0 5.0

50% Dibuang ke dalam lubang


tetapi tidak ditutup dengan
40% tanah
72.5
30% 55.0 53.5 58.8 57.5 57.0
Dibakar

20%
Series1
10%

0%
0 1 2 3 4
Strata Desa/Kelurahan TOTAL

Dari grafik diatas berdasarkan hasil studi EHRA pada tingkat kabupaten bahwa
pengelolaan sampah yang di bakar oleh rumah tangga dilakukan oleh 57,0 % responden,
sampah dibuang ke sungai 17,3 % reponden, 11,5 % responden membuang sampah ke
lahan kosong/kebun dan dibiarkan membusuk, 8,8 % responden membuang sampah ke
lubang tidak ditutup dengan tanah, selebihnya 1,0 % responden menjawab lain-lain
tentang pengelolaan sampah.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 62


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 3.5 : Grafik Pencemaran karena SPAL

PENCEMARAN SPAL BERDASARKAN STRATA DI


120.0 KABUPATEN BUOL TAHUN 2014

100.0
17.5
37.5 33.0 35.5
80.0 45.0 45.0

60.0 Ya, aman


Tidak aman

40.0 82.5
62.5 67.0 64.5
55.0 55.0
20.0

.0
0 1 2 3 4
Strata Desa/Kelurahan Total

Dari grafik diatas pada tingkat kabupaten menunjukkan bahwa pencemaran karena
SPAL sebanyak 64,5 % responden menjawab tidak aman sedangkan 35,5 % responden
menjawab Ya, aman terhadap pencemaran SPAL

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 63


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.2.2 Tatanan Sekolah

Kondisi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan Promosi Higyene
Kabupaten Buol di dalamtatanan sekolah masih kurang karena baru sebagian sekolah-
sekolah di Kabupaten Buol yangmelaksanakan program kegiatan PHBS seperti CTPS dan
Sikat Gigi dari Dinas Kesehatan, hal inijuga dikarenakan posting Anggaran APBD untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan PHBS sangatrendah mengingatkesadaran siswa-siswi
sekolah dalam hal sanitasi dan kesehatan sangatlahpenting.

Sementara untuk kondisi sarana sanitasi, Pengetahuan tentang Higyene dan


Sanitasi selaludiberikan, dana untuk air bersih/ sanitasi / pendidikan Higyene tidak semua
sekolah menyediakan,Cara Pengelolaan Sampah hampir semua sekolah melakukan
untuk dikumpulkan, dipisahkan dankemudian dibuat kompos, Tempat Buangan Air Kotor
dari toilet dan KM semua memiliki, TangkiSeptik Dikosongkanbelum semua sekolah dan
Kondisi Higiene Sekolah selalu bersih.

Berikut ini tabel mengenai rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi
Sekolah Tingkat Dasar/MI yang diambil pada 30 (tiga puluh) unit sekolah.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 64


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.1 : Rekapitulasi Jumlah Sarana Air bersih dan Sanitasi Sekolah Tingkat Dasar/MI
Fas.
Jumlah Fas. Cuci Saluran
Jumlah Siswa Sumber Air Bersih Toilet Guru Toilet Siswa Pengolaha
Status Guru tangan Drainase
Jumlah n Sampah
No Sekolah Nama Sekolah
Sekolah L P L P PDAM SPT/ SG T L/ L T L/P L T Y T Y T Y T
Dasar
PL L P dan dan
P P
1 Sekolah 1 SDN 1 Biau Kel, 89 102 2 9  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Kulango
2 Sekolah 1 SDN 2 Biau. 77 90  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Kulango
3 Sekolah 1 SDN 3 Biau. Kel. 102 115  - - - 2 - - 3 - - -   -  -
Dasar Negeri Kali
4 Sekolah 1 SDN 4 Biau Kel. 111 145  - - - 1 - - 3 - - -   -  -
Dasar Negeri Kali
5 Sekolah 1 SDN 5 Biau Kel. 100 115  - - - 2 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Kali
6 Sekolah 1 SDN 7 Biau Kel. 89 101  - - - 2 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Buol
7 Sekolah 1 SDN 8 Biau Kel. 79 91  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Buol
8 Sekolah 1 SDN 9 Biau Kel. 69 82  - - - 1 - - 3 - - -   -  -
Dasar Negeri Buol
9 Sekolah 1 SDN 12 Biau Kel. 70 81  - - - 1 - - 3 - - -   -  -
Dasar Negeri Kampung Bugis
10 Sekolah 1 SDN 13 Biau Kel. 59 71  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Kampung Bugis
11 Sekolah 1 SDN 15 Biau Kel. 70 81  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Leok I
12 Sekolah 1 SDN 16 Biau Kel. 75 90  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Leok II
13 Sekolah 1 SDN 17 Biau Kel. 106 126  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Leok II
14 Sekolah 1 SDN 18 Biau Kel. 139 151  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Leok I

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 65


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

15 MI 1 MIN Buol Kel. 89 94  - - - 1 - - 2 - - -   -  -


Kali
16 MI 1 Mis Uswatun H. 37 49  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Leok I
17 MI 1 Mis Almisbah Kel. 63 95  - - - 1 - - 1 - - -   -  -
Leok I
18 Sekolah 1 SDN 2 Momunu 99 107  - - - 1 - - 1 - - -   -  -
Dasar Negeri Desa Pajeko
19 Sekolah 1 SDN 5 Momunu 87 121  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Desa Lamadong II
20 Sekolah 1 SDN 7 Momunu 78 99  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Desa Guamonial
21 Sekolah 1 SDN 20 Biau Kel. 64 89  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Kumaligon
22 Sekolah 1 SDI Al-Hijrah Kel. 85 99  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Leok I
23 Sekolah 1 SDN 5 Momunu 101 125  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Desa Lamadong II
24 Sekolah 1 SDN 7 Momunu 95 118  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Desa Guamonial
25 Sekolah 1 SDN 14 Momunu 78 91  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Desa Potugu
26 Sekolah 1 SDN 4 Momunu 67 95  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Desa. Lamadong II
27 Sekolah 1 SDN 5 Momunu 79 95  - - - 1 - - 2 - - -   -  -
Dasar Negeri Desa. Lamadong II
28 Sekolah 1 SDN 1 Tiloan 89 115  - - - 1 - - 1 - - -   -  -
Dasar Negeri Desa Boilan
29 Sekolah 1 Mis DDI Nurul 79 99  - - - 1 - - 1 - - -   -  -
Dasar Negeri Hidayah Potugu
30 Sekolah 1 SDN 2 Tiloan 89 104  - - - 1 - - 3 - - -   -  -
Dasar Negeri Desa Maniala
Total 30 2.514 3.107
Sumber : Hasil Kajian Sanitasi Sekolah Pokja Sanitasi Kab. Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 66


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 67


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.2 : Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar/MI

% Sangat % Kurang
No Kondisi Sarana Sanitasi % Baik
Baik Baik

1 Toilet Guru 10.0 20.0 70.0

2 Toilet Siswa 6.7 16.7 76.7

3 Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 20.0 33.3 46.7

4 Sarana Air Bersih 50.0 43.3 6.7

5 Pengelolaan Sampah 6.7 0.0 93.3

6 Saluran Drainase 6.7 23.3 70.0

7 Ketersediaan dana untuk kegiatan Higiene dan 30.0 3.3 66.7


Sanitasi

8 Pendidikan Higiene dan Sanitasi 20.0 50.0 30.0


Sumber : Hasil Kajian Sanitasi Sekolah Pokja Sanitasi Kab. Buol

Berdasarkan Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar /MI pada umumnya
dalam kondisi yang kurang baik, sehingga sangat membutuhkan perhatian yang lebih baik
dari seluruh komponen baik pemerintah, swasta dan masyarakat.

Tabel 3.3 : PHBS terkait Sanitasi di Sekolah Dasar/MI

% Sangat % Kurang
No Kondisi Sarana Sanitasi % Baik
Baik Baik

1 Toilet Guru 10.0 20.0 70.0

2 Toilet Siswa 6.7 16.7 76.7

3 Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 20.0 33.3 46.7

4 Sarana Air Bersih 50.0 43.3 6.7

5 Pengelolaan Sampah 6.7 0.0 93.3

6 Saluran Drainase 6.7 23.3 70.0

7 Ketersediaan dana untuk kegiatan Higiene dan 30.0 3.3 66.7


Sanitasi

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 68


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

8 Pendidikan Higiene dan Sanitasi 20.0 50.0 30.0


Sumber : Hasil Kajian Sanitasi Sekolah Pokja Sanitasi Kab. Buol

Berdasarkan data SKPD terkait, berkaitan dengan PHBS terkait Sanitasi di


Sekolah Dasar/MI dapat dilihat pada Tabel 3.3, yang pada umumnya PHBS Sarana
Sanitasi Sekolah Dasar /MI dalam kondisi yang kurang baik.

3.3. Pengelolaan Air Limbah Domestik

Kualitas pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Buol sampai saat ini belum
memadai seperti pada sistem pembuangan black water sampai saat ini kebanyakan
masih dibuang ke saluran terbuka, dan MCK yang dibangun oleh Dinas PU belum
menggunakan sistem Bio-Digester dan ada beberapa yang terbengkelai karena belum
dioperasikan oleh masyarakat.

Secara kuantitas infrastruktur pengelolaan air limbah di Kota Kabupaten Buol


masih kurang memadai terutama di wilayah-wilayah perdesaan, karena masih banyak
masyarakat miskin yang belum memiliki fasiitas MCK sehingga masih ditemukan BABS
(Buang Air Besar Sembarangan) di saluran-saluran terbuka.

3.3.1 Kelembagaan

Institusi yang berwenang dalam pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten


Buol adalah Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Buol dalam hal ini Seksi
Permukiman dan Penyehatan Lingkungan serta Seksi Penataan Sarana dan
Prasarana.Sedangkan Peraturan/kebijakan mengenai pengelolaan air limbah domestik
untuk Kabupaten Buol sampai saat ini belum ada karena belum adanya koordinasi antar
instansi terkait yang menangani program dan kegiatan mengenai air limbah. Berikut tabel
3.4 akan menjelaskan daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan Air
Limbah Domestik dan tabel 3.5 Daftar peraturan Air limbah Domestik Kabupaten Buol :

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 69


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.4 : Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan air limbah domestik

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat

PERENCANAAN
 Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/ - - -
kota
 Menyusun rencana program air limbah domestic dalam - - -
rangka pencapaian target
 Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik - - -
dalam rangka pencapaian target

PENGADAAN SARANA

 Menyediakan sarana pembuangan air limbah domestik - - -

 Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal - - -


(Tangki Septik)

 Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke - - -


IPLT (truk tinja)

 Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari - - -


sumber ke IPAL (pipa kolektor)

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 70


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

 Membangun sarana IPLT dan IPAL -

PENGELOLAAN

 Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja - - -

 Mengelola IPLT dan IPAL - - -

 Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja - - -

 Memberikaan izin usaha pengelolaan air limbah - - -


domestic, dan atau penyedotan air limbah domestic

 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis - - -


bangunan ( tangki septik, dan saluran drainase
perkotaan) dalam pengurusan IMB

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

 Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah - - -


domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll )

 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam - - -


hal pengelolaan air limbah domestic

 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan - - -


air limbah domestic.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 71


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

MONITORING DAN EVALUASI

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian - - -


target pengelolaan air limbah domestic skala kab/kota

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas - - -


infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas - - -


layanan air limbah domestik, dan atau menampung
serta mengelola keluhan atas layanan air limbah
domestik

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku - - -


mutu air limbah domestik
Sumber : Hasil Analisa Tim Pokja PPSP Kab.Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 72


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.5 Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Buol

Ketersediaan Pelaksanaan
Substansi Peraturan Keterangan
Ada (sebutkan) Tidak Ada Efektif dilaksanakan Belum efektif Tidak efektif
dilaksanakan dilaksanakan

AIR LIMBAH DOMESTIK

 Target capaian pelayanan pengelolaan air - - - - -


limbah domestik di kab/kota ini

 Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah - - - - -


Kab/Kota dalam penyediaan layanan
pengelolaan air limbah domestik

 Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah - - - - -


Kab/Kota dalam memberdayakan
masyarakat dan badan usaha dalam
pengelolaan air limbah

 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan - - - - -


atau pengembang untuk menyediakan
sarana pengelolaan air limbah domestic di
hunian rumah

 Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah - - - - -


tangga untuk menyediakan sarana

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 73


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

pengelolaan air limbah domestik di tempat


usaha

 Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk - - - - -


menyediakan sarana pengelolaan air limbah
domestik di tempat usaha

 Kewajiban penyedotan air limbah domestik - - - - -


untuk masyarakat, industri rumah tangga,
dan kantor pemilik tangki septik

 Retribusi penyedotan air limbah domestic - - - - -

 Tata cara perizinan untuk kegiatan - - - - -


pembuangan air limbah domestic bagi
kegiatan permukiman, usaha rumah tangga,
dan perkantoran

 Peluang keterlibatan swasta dalam - - - - -


pengelolaan air limbah domestic

 Kewajiban dan sanksi bagi swasta dalam - - - - -


pengelolaan air limbah domestic

 Layanan pemerintah Kab/Kota bagi - - - - -


masyarakat yang tidak mampu dalam
pengelolaan air limbah domestic

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 74


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Limbah rumah tangga merupakan satu elemen pencemar air tanah terbesar yang
selama ini belum ditangani dengan baik melalui sistem sanitasi perkotaan baik di kota
besar maupun kota kecil di Indonesia. Demikian juga dengan Kabupaten Buol,
pengelolaan sanitasi pada kawasan permukiman dapat dikatakan kurang ramah
lingkungan dan berpotensi mencemari air tanah di masa mendatang jika tidak ditangani
dengan baik.

Pada dasarnya air limbah terdiri dari 2 (dua) bentuk yaitu air kotor ( Grey Water)
dan limbah manusia (Black Water).Grey Water yaitu limbah manusia dalam bentuk cairan
yang dihasilkan dari sisa kegiatan pemakaian air domestik, seperti air bekas mandi,
mencuci dan sebagainya. Sedangkan Black Water yaitu buangan limbah padat yang
berasal dari kotoran manusia.

Untuk memperkiraan volume air limbah grey water dihitung sebesar 80% dari
pemakaian air bersih. Sedangkan air limbah yang berupa lumpur tinja ( Black Water)
dihitung dengan asumsi tiap orang menghasilkan 40 liter dalam setahunnya.

Gambar 3.6 : Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 75


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI


KABUPATEN BUOL TAHUN 2014

27.5 Tangki septik


Pipa sewer
43.8 Cubluk/lobang tanah
.8
Langsung ke drainase
Sungai/danau/pantai
Tidak tahu
22.5
5.3 .3

Dengan melihat grafik diatas, bahwa persentase terendah tempat penyaluran


akhir tinja berdasarkan hasil studi EHRA adalah drainase sebesar 0,3%, sedangkan
persentase tertinggi adalah tidak tahu kemana tempat penyaluran akhir tinja sebesar
43,8%.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 76


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 3.7 : Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman

TANKI SEPTIK SUSPEK AMAN & TIDAK AMAN DI


KABUPATEN BUOL TAHUN 2014
120.0

100.0

80.0

60.0 85.0 82.5 Suspek aman


91.5 90.0 89.5
97.5 Tidak aman

40.0

20.0

15.0 17.5
8.5 10.0 10.5
.0 2.5
0 1 2 3 4
Strata Desa/Kelurahan Total

Hasil analisis area beresiko tanki suspek aman berdasarkan strata menunjukkan
strata 0 : 15% tidak aman, 85% suspek aman, Strata 1 : 2,5% tidak aman, 97,5% suspek
aman, Strata 2 : 8,5% tidak aman, 91,5% suspek aman, Strata 3 : 17,5% tidak aman,
82,5% suspek aman dan strata 4 : 10% tidak aman, 90% suspek aman.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 77


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Peta 3.2 : Peta Cakupan Layanan Pengelolaan air limbah domestik termasuk IPAL terpusat

Pada system sanitasi Pengelolaan air limbah domestic tidak memuat tentang peta pelayanan air limbah dikarenakan kabupaten Buol belum
menyediakan pelayanan air limbah domestic

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 78


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 3.8 : Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik

Diagram Sistem Sanitasi : Air Limbah Domestik


(D) (Semi)
(B) Pengumpulan & (C) (E)
( A) User Pengolahan
Produk Input Penampungan/Penge Pengangkatan/P Daur ulang dan/atau
Interface Akhir
lolaan Awal engaliran Pembuangan Akhir
Terpusat
Black Water  Lubang Tanah
 Tinja
 Urine

 Resapan Tanah

 Sungai

 Got / Selokan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 79


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Dengan melihat tabel 3.6 Cakupan layanan Air Limbah Domestik yang ada
dikabupaten buol di bawah ini tidak menggambarkan pelayanan Air Limbah Domestik
yang ada di Kabupaten Buol

Tabel 3.6. Cakupan Layanan Air limbah domestik yang ada di Kabupaten Buol

Sarana
Sarana Layak
tidak layak

Offs
BABS Onsite System
Syst
*
Kaw
Nama
No an
Kecamatan/ Individual Berbasis Komunal
terpu
Kelurahan
t
Cubluk, Jamban MCK++ Tangki IPAL
MCK Sam
Tangki keluarga (KK) Septik Komuna
umum nga
(KK) septik tidak dgn tangki Komunal l
/Jamban Rum
aman** (KK) septik (KK) (KK)
Bersama (KK
aman
(KK)
(KK)
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x

1. Kec.Biau 3963

Kel. Buol 3.390 - 2900 - 1872 - - -

Kel. Kulango 1.758 - 1.632 - 595 - - -

Kel. Leok I 3.890 - 3.000 - 744 - - -

Kel. Leok II 1.875 - 961 - 752 - - -


Keterangan : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Buol,2014

Dengan melihat tabel 3.7 Kondisi dan Sarana Air Limbah Domestik di bawah ini
tidak menggambarkan pelayanan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten Buol.

Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 80


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Jumlah/ Kondisi Keterangan


No Jenis Satuan Berfungsi Tdk berfungsi
Kapasitas
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)

Sistem Onsite
1. Berbasis komunal
- IPAL Komunal unit - - - -

- MCK ++ unit 54 - - -

- Tangki septik komunal unit 5 - - -

2. Truk Tinja unit - - - -

3. IPLT : kapasitas M3/hari - - - -

Sistem Offsite - - - -

4. IPAL Kawasan/Terpusat - - - -

- Kapasitas M3/hari - - - -

- Sistem - - - -

Sumber : Dinas PU Kab.Buol,2014

3.3.3 Peran Serta Masyarakat

Tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Buol saat ini masih sangat kurang
dalam pengelolaan air limbah domestik hal ini dikarenakan faktor perilaku dan kebiasaan.
Berikut tabel mengenai daftar program/kegiatan Air limbah Domestik berbasis masyarakat
dengan melihat tabel 3.8 dan tabel 3.9 dibawah ini :

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 81


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.8: Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat*)

Nama Penerima Kondisi Sarana Saat Ini ****)


Tahun
Program/Kegiatan manfaat***) Jumlah
No Pelaksana/PJ Lokasi Program/kegi Tidak
Sarana Berfungsi
atan **) Berfungsi
L P
1 On Site individual : Dinas 1. Desa/ Tidak Ada - - - - -
STBM Kesehatan, Kelurahan ……
LSM …… 2. Desa/
Kelurahan……
2 On Site komunal : ……………… 1. Desa/ Tidak Ada - - - - -
Sanimas: MCK Kelurahan ……
2. Desa/
Kelurahan……
Sanimas: IPAL 3.
Komunal
Total
Keterangan :data sesuai tabel diatas tidak ada data

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 82


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.9: Pengelolaan Sarana Air Limbah Domestik oleh Masyarakat

Pengosongan
Pengelola
Tahun Biaya operasi tangki septik/IPAL
No Jenis Sarana Sarana Lokasi dan
Dibangun pemeliharaan Waktu Layana
Lembaga Kondisi
n

1. MCK 1. Desa/ RT Aktif - - -


Kelurahan …
2. Desa/ - -
Kelurahan… - -
3. Desa/
Kelurahan ……

2 MCK ++ 1. Desa/ RT Tidak - - -


Kelurahan … aktif
2. Desa/ RT
Kelurahan… Aktif

3 IPAL Komunal 1. Desa/Kelurahan RW… Belum - - -


… aktif

2. Desa/ Aktif
RW…
Kelurahan…

4 Septik tank 1. Desa/Kelurahan RT… - - -


komunal …
2. Desa/ RT….
Kelurahan…

Keterangan :data sesuai tabel diatas tidak ada data

3.3.4 Komunikasi dan Media

Sampai pada saat ini media komunikasi yang digunakan dalam


mengkomunikasikan pengelolaan air limbah domestik kepada masyarakat di Kabupaten Buol
berupa media cetak (koran, banner/baliho), media elektronik, dan dirasa belum efektif karena
belum maksimalnya media-media dalam mengkomunikasikan pentingnya pengelolaan air
limbah domestik terhadap dampak lingkungan disekitar.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 83


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 3.9 Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Buol

10.48%
Masalah sampah dan
kebersihan lingkungan
31.24% Air limbah dan jamban
18.24% keluarga
saluran air kotor
STOP BABS
CTPS
air bersih
10.69%
11.95% lainnya
Tidak ada

8.39%
2.94
% 6.08%

3.35 Peran Swasta

Penyedia layanan (service provider) yang ada dalam pengelolaan air limbah
domestik di Kabupaten Buol sejauh ini belum ada. Berikut ini tabel 3.10 menjelaskan
menganai peran swasta dalam penyediaan layanan air limbah domestik yang ada di
kabupaten Buol.

Tabel 3.10 : Peran Swasta dalam Penyedia layanan air limbah domestik
yang ada di Kabupaten Buol

Nama Tahun mulai Jenis kegiatan/


No Provider/Mitra operasi/ Kontribusi Terhadap Volume Potensi Kerjasama
Potensial Berkontribusi Sanitasi

1 - - - - -

2 - - - - -

3 - - - - -

Keterangan : Data sesuai tabel diatas tidak ada data

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 84


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan

Dapat dilihat pada tabel 3.11 dibawah ini bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 belanja sektor air limbah domestik terus meningkat hal
ini berarti instansi yang berwenang dalam pengelolaan air limbah domestik saat ini yaitu Dinas Pekerjaan Umum kabupaten Buol terus meningkatkan
pemabangunan sarana-sarana air limbah domestik baik itu operasional maupun pemeliharaannya.

3.11 : Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi air limbah domestik

Belanja (Rp) Rata2 Pertumbuhan


No Komponen
2010 2011 2012 2013 2014 %
I Air Limbah (1a+1b)

1.a Pendanaan investasi air limbah 8.417.262.353,00 10.024.384.736,50 2.824.844.842,00 5.971.637.910,00 5.883.453.451,32 46,91

Pendanaan OM yang
1.b - - - - - -
dialokasikan dalam APBD

Perkiraan biaya OM
1.c berdasarkan infrastruktur 8.417.262.353,00 10.024.384.736,50 2.824.844.842,00 5.971.637.910,00 5.883.453.451,32
terbangun
Sumber : Realisasi APBD DPPKAD Kab. Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 85


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Pada tabel 3.12 Realisasi dsn Potensi retribusi Air Limbah dibawah ini tidak
menggambarkan tentang realisasi dan Potensi Retribusi di Kabupaten Buol

Tabel 3.12 Realisasi dan potensi Retribusi Air Limbah

N Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)


SKPD Pertumbuhan (%)
o 2010 2011 2012 2013 2014
1 Retribusi Air Limbah - - - - - -

1.
Realisasi retribusi - - - - - -
a

1.
Potensi Retribusi - - - - - -
b

Keterangan :data sesuai tabel diatas tidak ada data

3.3.7 Permasalahan Mendesak

Berikut ini tabel 3.13 akan menjelaskan mengenai permasalahan mendesak


terhadap subsektor Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten Buol

Tabel 3.13 Permasalahan mendesak

No Permasalahan Mendesak

Belum terdapat perencanaan terpadu dan menyeluruh berkaitan dengan sanitasi limbah domestik (rumah
1.
tangga)

2. Rendahnya kesadaran masyarakat berkaitan dengan pengolahan limbah domestik (rumah tangga)

3. Keterlibatan masyarakat dan swasta dalam hal pengolahan limbah domestik masih rendah.

4. Dukungan APBD terhadap pengolahan limbah domestik msih belum optimal.

5. Belum tersusunnya regulasi tentang Pengelolaan limbah domestik

6. SDM dan Teknologi Pengelolaan Limbah Domestik masih rendah

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 86


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.4 Pengelolaan Persampahan

Kualitas pengelolaan persampahan di Kabupaten Buol sampai saat ini sudah


memadai yaitu dengansudah tersedianya armada-armada pengangkut sampah dari Dinas
Tata Kota dan kendaraan pengangkutsampah basah, alat penggiling sampah organik dan
anorganik dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buol yang tiap tahunnya selalu
dianggarkan dana untuk biaya operasional dan pemeliharankendaraan/alat pengelolaan
sampah, sehingga armada-armada tersebut sampai saat ini masih dalamkondisi baik,
begitu pula dengan kondisi tempat-tempat sampah yang disediakan oleh Badan Lingkungan
Hidup yang masih layak digunakan.
Secara kuantitas infrastruktur pengelolaan persampahan di Kabupaten Buol masih
kurang memadaikarena jumlah tempat sampah (TPS) di Kabupaten Buol saat ini masih
sangat kurang, selain itu jumlaharmada-armada pengangkut sampah yang masih sangat
minim sehingga tidak mampumenjangkau/melayani pengangkutan sampah sampai ke
wilayah-wilayah pinggiran Kabupaten Buol,sampai saat ini armada-armada pengangkut
sampah baru dapat menjangkau di kawasan-kawasan pusat kota dan sekitarnya.

3.4.1 Kelembagaan

Institusi yang berwenang dalam pengelolaan Persampahan di Kabupaten Buol


adalah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buol. berikut ini dapat dijelaskan pada tabel
3.14 Daftar pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan
dan tabel 3.15 Daftar Peraturan Persampahan :

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 87


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.14 : Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah kabupaten/Kota Swasta Masyarakat

PERENCANAAN

 Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota Badan Lingkungan Hidup - -

 Menyusun rencana program persampahan dalam rangka Badan Lingkungan Hidup - -


pencapaian target

 Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam Badan Lingkungan Hidup - -


rangka pencapaian target

PENGADAAN SARANA

 Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Badan Lingkungan Hidup - -

 Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber Badan Lingkungan Hidup - -


sampah ke TPS

 Membangun sarana tempat penampungan Sementara (TPS) Badan Lingkungan Hidup - -

 Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Badan Lingkungan Hidup - -


Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

 Membangun sarana TPA Badan Lingkungan Hidup - -

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 88


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

 Membangun sarana composting Badan Lingkungan Hidup - -

PENGELOLAAN

 Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Badan Lingkungan Hidup - -

 Mengelola sampah di TPS Badan Lingkungan Hidup - -

 Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Badan Lingkungan Hidup - -

 Mengelola TPA Badan Lingkungan Hidup - -

 Melakukan pemilahan sampah Badan Lingkungan Hidup - -

 Melakukan penarikan retribusi sampah Badan Lingkungan Hidup - -

 Memberikan izin usaha pengelolaan sampah Badan Lingkungan Hidup - -

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

 Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam Badan Lingkungan Hidup - -


pengangkutan, personil, peralatan, dll)

 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal Badan Lingkungan Hidup - -
pengelolaan sampah

 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan Badan Lingkungan Hidup - -


sampah

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 89


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

MONITORING DAN EVALUASI


 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target Badan Lingkungan Hidup
pengelolaan sampah skala kab/kota
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas Badan Lingkungan Hidup
infrastruktur sarana pengelolaan sampah
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas Badan Lingkungan Hidup
layanan sampah, dan atau menampung serta mengelola
keluhan atas layanan persampahan
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 90


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.15 : Daftar Peraturan terkait Sanitasi

Ketersediaan Pelaksanaan
Substansi Peraturan Keterangan
Ada (sebutkan) Tidak Ada Efektif Belum efektif Tidak efektif
dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan

PERSAMPAHAN

 Target capaian pelayanan pengelolaan Perda No. 30 


persampahan di kab/kota ini
Tahun 2008

 Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah


Kab/Kota dalam penyediaan layanan
pengelolaan sampah

 Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah


Kab/Kota dalam memberdayakan
masyarakat dan badan usaha dalam
pengelolaan persampahan

 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat


unuk mengurangi sampah,
menyediakan tempat sampah di hunian
rumah, dan membuang ke TPS

 Kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit


usaha di kawasan komersial/fasilitas

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 91


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

social/fasilitas umum untuk


mengurangi sampah, menyediakan
tempat sampah, dan membuang ke
TPS

 Pembagian kerja pengumpulan


sampah dari sumber ke TPS, dari TPS
ke TPA, pengelolaan di TPA, dan
pengaturan waktu pengangkutan
sampah dari TPS ke TPA

 Kerjasama pemerintah kab/kota


dengan swasta atau pihak lain dalam
pengelolaan sampah

 Retribusi sampah atau kebersihan Perda No. 29 


Tahun 2008
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 92


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Secara umum sampah yang dihasilkan masyarakat diangkut langsung ke TPS


antara pukul 18.00 – 06.00 WITA kemudian diangkut oleh petugas pengangkut sampah
dari Dinas Tata Kota ke TPA menggunakan dump truck, arm roll dan motor sampah, di
TPA sampah di ratakan dan ditimbun menggunakan alat berat ( wheel loader dan
excavator). Kisaran jumlah masyarakat yang terlayani oleh armada pengangkut sampah
yaitu sebesar 25.000 orang tersebar di kecamatan Biau. berikut ini gambar 3.10 akan
menjelaskan pengolaan sampah di Kecamatan Biau Kabupaten Buol.

Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah

PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN


STRATA DI KABUPATEN BUOL TAHUN 2014
100% 5.0
.0 10.0
17.5 9.0 18.8 11.5
90% Dibuang ke lahan kosong/
22.5 kebun/hutan dan dibiarkan
80% 17.3 membusuk
24.0 32.5
20.0 16.3
70% Dibuang ke sungai/kali/
3.8 8.8
.0 5.0 laut/danau
60%
50% Dibuang ke dalam lubang
tetapi tidak ditutup dengan
40% 72.5 tanah
30% 55.0 53.5 58.8 57.5 57.0
Dibakar
20% Series1
10%
0%
0 1 2 3 4
Strata Desa/Kelurahan TOTAL

Dari Grafik diatas berdasarkan hasil studi EHRA pada tingkat Kabupaten bahwa
Pengelolaan Sampah yang dibakar oleh rumah tangga dilakukan oleh 57,0% responden,
sampah dibuang ke sungai 17,3 % Responden, 11,5%

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 93


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Responden membuang sampah ke lahan kosong/kebun/ dan dbiarkan membusuk,


8,8% Responden membuang sampah kedalam lubang tidak ditutup dengan tanah,
selebihnya 1,0% Responden menjawab Lain-lain tentang Pengelolaan sampah.

Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah

PRAKTIK PENGANGKUTAN SAMPAH OLEH


RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BUOL TAHUN
100% .0 .0 .0 2014.0 .0 .0
90%
80%
70%
60%
50% 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 Ya
Tidak
40%
30%
20%
10%
0%
0 1 2 3 4
Strata Desa/Kelurahan Total

Dari grafik diatas bahwa Perilaku praktik pemilihan sampah oleh rumah tangga
sebanyak 100% Responden Tidak melakukan pengangkutan sampah dirumah sebelum
dibuang.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 94


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Peta 3.3 : Peta Cakupan Layanan Persampahan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 95


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan

Diagram Sistem Sanitasi : Persampahan Domestik


(C) (E) (F)
(B)
( A) Penampungan (D) (Semi) Daur Ulang/
Produk Input Pengumpulan
User Interface Sementara Pengangkutan Pengolahan Pembuangan
Setempat
(TPS) Akhir Terpusat Akhir
Sampah
Organik

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 96


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Diagram Sistem Sanitasi : Persampahan Domestik

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 97


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.16 : Cakupan Layanan persampahan yang ada di kabupaten Buol

Volume Terlayani Tidak


Nama Terlayani
N Jumlah Timbulan 3R Institusi TPA
Kecamatan/
o Penduduk Sampah Pengelola
Kelurahan
(orang) (M3) (%) (M3)) (%) (M3)) (%) (M3)) (%) (M3))

1 Leok I 5.354 51 - - 5,88 3 - 3 94,12 48

2 Leok II 5.358 69 4,35 3 - 3 95,65 66

3 Kali 5.552 84 3,57 3 - 3 96,43 81

4 Buol 6.849 78 3,85 3 - 3 96,15 75


Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Buol 2014

Tabel 3.17 : Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan yang ada di Kabupate Buol

Kondisi
Jenis Prasarana / Jumlah/ Ritasi
No Satuan Keterangan
Sarana Kapasitas /hari Berfungsi Tdk
berfungsi

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)

1 Pengumpulan Setempat

- Gerobak 2 unit - 2 - -

- Becak/Becak Motor 8 unit - 2 - -

Penampungan
2
Sementara

- Bak Biasa 20 unit - 1 - -

- Container 1 unit - 2 - -

- Transfer Depo unit - - -

3. Pengangkutan

- Dump Truck 2 unit - 2 - -

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 98


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

- Arm Roll Truck 1 unit - 2 - -

- Compaction Truck unit - - -

(Semi) Pengolahan
4 -
Akhir Terpusat

- TPS 3R unit - - -

- SPA (stasiun unit - - -


peralihan antara)

5 TPA/TPA Regional - - -

- Sanitary landfill Ha - - -

- Controlled landfill Ha - - -

- Open dumping 4,5 Ha - 1 - -

6 Alat Berat -
- Bulldozerl -
- - - -
- Whell/truck loader -
- - - -
- Excavator / backhoe -
- - - -

7 IPL
- Sistem
- - - - -
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 99


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.4.3 Peran Serta Masyarakat

Tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Buol dalam pengelolaan


persampahan masih kurang,karena berdasarkan pengamatan lapangan dan wawancara
masih banyak yang membuangsampah sembarangan di aliran sungaidan saluran-saluran
terbuka, keterlibatan warga ataukelompok masyarakat dalam kegiatan composting
sampah organik yang diprakarsai oleh ibu-ibuTim Penggerak PKK di lingkungan
perumahan, kantor dan ibu-ibu pedagang pasar baru terbatassebagai kegiatan musiman.
Kegiatan 3R di Kabupaten Buol sampai saat ini baru dilaksanakansebatas di lingkungan
sekolah dan Lembaga Pemasyarakatan belum sampai pada kelompok masyarakat.

Tabel 3.18 : Daftar Program/kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat

Penerima Kondisi Sarana Saat Ini


Tahun manfaat ***) **)
Nama Pelaksana/ Jumlah
No Lokasi Program/K
Program/kegiatan PJ Sarana
egiatan**) Berfungsi Tidak
L P
Berfungsi

1 TPST 3R : TPST - - - - - - - -
Sampah Organik

2 Peningkatan Peran - - - - - - - -
serta masyarakat
dalam pengelolaan
persampahan :
Bank Sampah

Total
Keterangan :Data Tabel Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat, belum tersedia

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 100


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.19 : Pengelolaan Sarana Persampahan oleh masyarakat

Pengelola Kerjasama
No Jenis Kegiatan Lokasi dengan pihak Keterangan
Lembaga Kondisi lain

1 Pemilahan Sampah di 1. RT/RW……Desa/ Kelompok Aktif Bank


Rumah tangga Kelurahan … Dasawisma Sampah…..
2. RT/RW……Desa/
Kelurahan… PKK

2 Pengangkutan Setiap RW/ Aktif DKP Iuran sampah


sampah ke TPS RW/Lingkungan….. Lingkungan berkisar antara
Rp…..sampai…
..

3 Pengolahan sampah:

a) Pengolahan 1.RT/RW……Desa/ Kelompok Aktif Dinas


sampah organik Kelurahan … Dasawisma Pertanian
2.RT/RW……Desa/ Kelompok untuk
Kelurahan…
Dasawisma pemasaran

b) Pengolahan 1. RT/RW……Desa/ Kelompok Aktif Dinas


sampah non Kelurahan … Dasawisma Pariwisata
organik 2. RT/RW……Desa/
Kelurahan… PKK

c) Pengelolaan 1. RT/RW……Desa/ Karang DKP


sampah terpadu Kelurahan… Taruna

4 ……..
Keterangan : Data Tabel Pengelolaan Sarana Persampahan oleh masyarakat, belum tersedia

3.4.4 Komunikasi dan Media

Sampai pada saat ini media komunikasi yang digunakan dalam


mengkomunikasikan pengelolaan sampah kepada masyarakatdi Kabupaten Buol berupa
media cetak (koran, banner/baliho), media elektronik, dan dirasa belum efektif karena
belum maksimalnya media-media dalam mengkomunikasikan pentingnya pengelolaan
sampah.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 101


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 3.13 : Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Buol

10.48%
Masalah sampah dan
kebersihan lingkungan
31.24% Air limbah dan jamban
18.24% keluarga
saluran air kotor
STOP BABS
CTPS
air bersih
10.69%
11.95% lainnya
Tidak ada

8.39%
2.94
% 6.08%

3.4.5 Peran Swasta

Sejauh ini di Kabupaten Buol belum ada penyedia layanan pengelolaan


persampahan yangberasal dari dunia usaha maupun LSM.

Tabel 3.20 : Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Persampahan di Kabupaten Buol

Nama Tahun mulai Jenis kegiatan/


No Provider/Mitra operasi/ Kontribusi Potensi
Volume
Potensial Berkontribusi Terhadap Sanitasi Kerjasama
- - - - - -

Keterangan :Data Tabel Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Persampahan di Kabupaten Buol, belum
tersedia

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 102


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan

Di Kabupaten Buol instansi yang berwenang dalam pengelolaan persampahan adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buol.
Berdasarkan sumber pendanaan pengelolaan persampahan berasal dari dana pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten. Danan bisa merupakan dana
sharing. Dana Pengelolaan bisa juga diperoleh dari retribusi yang dilakukan oleh pemerintah daerah, dimana besarnya tarif retribusi didasarkan pada
kondisi dan kemampuan daerah, kemampuan masyarakat, dan intitusi yang mengelola retribusi.

Tabel 3.21 : Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Persampahan

Belanja (Rp) Rata-rata


No Subsektor Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014 (%)

1 Air Limbah (1a+1b) 8.417.262.353,00 10.024.386.736,50 2.824.844.842,00 5.971.637.910,00 5.883.453.451,32 46,91

2 Sampah (2a+2b) 1.195.110.500 2.235.758.559,00 1.580.064.650,00 1.989.203.999,00 2.119.352.900,00 7,94

Pendanaan Investasi air -


2.a - - - - -
limbah

Pendanaan OM yang
2.b - - - - - -
dialokasikan dalam APBD

Perkiraan biaya OM
2.c - - - - -
berdasarkan infrastruktur

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 103


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

terbangun
3 Drainase (3a+3b) 1.026.527.650,00 326.993.250,00 2.800.000,00 4.689.861.600,00 4.944.880.000,00 2,921

Aspek Promosi Higiene dan


4 - - 111.060.000 339.956.250,00 622.419.500,00 53,18
Sanitasi

Sumber : Realisasi APBD Bappeda Kab. Buol 2014

Tabel 3.22 : Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Rata-rata


No Subsektor Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014 (%)

1. Retribusi Air limbah

2. Retribusi Sampah 40.943.000 29.142.000 35.454.000 25.086.000 3,25

2.a Realisasi Retribusi 29.142.000 29.142.000 18.000.000 30.087.000 - 3,34

2.b Potensi Retribusi - - - - - -

3. Retribusi Drainase -- - - - - -

Perkiraan biaya OM
2.c berdasarkan infrastruktur - - - - -
terbangun

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 104


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3 Drainase (3a+3b) 1.026.527.650,00 326.993.250,00 2.800.000,00 4.689.861.600,00 4.944.880.000,00 2,921

Aspek Promosi Higiene dan


4 - - 111.060.000 339.956.250,00 622.419.500,00 53,18
Sanitasi

Sumber : Realisasi APBD Bappeda Kab. Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 105


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.4.7 Permasalahan Mendesak

Tabel 3.23 : Permasalahan Mendesak

No Permasalahan Mendesak

1. Peningkatan TPA dari Open dumping menjadi controll landfill

2. Pengurangan sampah skala kawasan ( TPS 3R)

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia

Belum tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang memadai


4. termasuk personil dan perangkat penunjang lainnya (kendaraan pengangkut
sampah).

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 106


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.5 Pengelolaan Drainase Perkotaan

Sistem drainase Kabupaten Buol saat ini belum merupakan suatu sistem yang terencana
secarasistematis dan menyeluruh. Saluran-saluran yang dibuat hanya untuk mengatasi masalah drainase
/genangan air yang bersifat lokal dan belum menjangkau seluruh kawasan genangan, sebagian saluranjuga
tidak jelas arah pembuangannya dan ada pula yang merupakan saluran yang buntu.Sebagai suatu sistem,
jaringan drainase Kabupaten Buol belum sepenuhnya terencana denganbaik, dan baru terdapat di kawasan
Pusat Kota dan sekitarnya. Namun dibagian Kota Lainnya, masihbanyak saluran-saluran dari tanah,
khususnya daerah-daerah pengembangan baruAda banyakpembangunan jalan baru yang belum dibuatkan
saluran drainase, sehingga pada waktu hujan air akanmenggenangi pemukaan ruas jalan yang akan
mempercepat umur rencana jalan.

3.5.1 Kelembagaan

Dinas PU Daerah Kabupaten Buol khususnya pada Bidang Cipta Karya, berdasarkan SK No
800.24/Bappeda-PM Tahun 2013 tentang Pembentukan Kelompok Kerja ( POKJA) AMPL, PPSPDaerah
Kabupaten Buolmerupakan Tim di Bidang Teknis.Di Kabupaten Buol Dinas Pekerjaan Umum Daerah adalah
instansi yang bertanggung jawab dalam penyediaan dan pengelolaan drainase diKabupaten Buol.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 107


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.24 : Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase
Perkotaan

PEMANGKU KEPENTINGAN

FUNGSI
Pemerintah
Swasta Masyarakat
kabupaten/Kota

PERENCANAAN

 Menyusun target pengelolaan drainase skala kab/kota - - -

 Menyusun rencana program drainase perkotaan dalam - - -


rangka pencapaian target

 Menyusun rencana anggaran program drainase perkotaan - - -


dalam rangka pencapaian target

PENGADAAN SARANA

 Menyediakan/membangun sarana drainase perkotaan - - -

PENGELOLAAN

 Membersihkan Saluran Drainase Perkotaan - - -

 Memperbaiki Saluran Drainase Perkotaan - - -

 Melakukan pengecekkan kelengkapan utilitas teknis - - -


bangunan (saluran drainase perkotaan)

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

 Menyediakan advis planning untuk pengembangan - - -


kawasan permukiman, termasuk penataan drainase
perkotaan diwilayah yang akan dibangun

 Memastikan integrasi system drainase perkotaan - - -


(sekunder) dengan system drainase sekunder dan primer

 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal - - -


pengelolaan draianse perkotaan

 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan - - -


drainase perkotaan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 108


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

MONITORING DAN EVALUASI

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian - - -


target pengelolaan drainase perkotaan skala kab/kota

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas - - -


infrastruktur sarana pengelolaan drainase perkotaan

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas - - -


layanan drainase perkotaan, dan atau menampung serta
mengelola keluhan atas layanan drainase perkotaan.
Keterangan :Data Tabel Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase perkotaan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 109


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 110


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.25 Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Buol

Ketersediaan Pelaksanaan
Substansi Peraturan Keterangan
Ada (sebutkan) Tidak Ada Efektif Belum efektif Tidak efektif
dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan
Drainase Perkotaan

 Target capaian pelayanan


- - - - - -
pengelolaan drainase perkotaan di
kab/kota ini
 Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah
- - - - - -
Kab/Kota dalam menyediakan
draianse perkotaan
 Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah
Kab/Kota dalam memberdayakan - - - - - -
masyarakat dalam pengelolaan
drainase perkotaan
 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat
dan atau pengembang untuk
- - - - - -
menyediakan sarana drainase
perkotaan, dan menghubungkannya
dengan system drainase sekunder
- - - - -
 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat -
untuk memelihara sarana drainase
perkotaan sebagai saluran pemutusan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 111


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

air hujan.
Keterangan : Data Tabel Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 112


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.5.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Sebagaimana kondisi saluran drainase yang ada di Kabupaten Buol


umumnya adalah masih kurang memadai, di Kelurahan Buol dan Kelurahan Leok
juga demikianpermasalahannya, hal ini disebabkan karena kedua wilayah ini
merupakan daerah pengembangan yang cepat tumbuh, dimana sistem jaringan
drainase yang ada saat ini belum menjangkau seluruh bagian Kota. Sebagai suatu
sistem, jaringan drainase Kabupaten Buol belum sepenuhnya terencana dengan
baik, dan baru terdapat di kawasan Pusat Kota dan sekitarnya. Namun di bagian
Kota lainnya, masih banyak saluran-saluran dari tanah, khususnya daerah- daerah
pengembangan baru

Gambar 3.14 Grafik Persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENGALAMI BANJIR RUTIN


DI KABUPATEN BUOL TAHUN 2014
120.0

100.0

31.8 30.9
80.0 47.1
55.2
60.0 78.1 Tidak
87.5 Ya
40.0
68.2 69.1
52.9
20.0 44.8
21.9
12.5
.0
0 1 2 3 4
Strata Desa/Kelurahan Total

Dari Grafik diatas Rumah Tangga yang mengalami Banji rutin sebanyak 52,9%
Rumah Tangga mengalami banjir rutin yang terjadi, sedangkan 47,1% Rumah Tangga tidak
mengalami banjir rutin.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 113


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Peta 3.4 Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Genangan Kabupaten Buol

Sumber : Master Plan Drainase Perkotaan Kab. Buol 2011

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 114


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Gambar 3.15 : Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan

Diagram Sistem Sanitasi : Persampahan Domestik


(D)
(B)
(C) (Semi) (E)
( A) User Pengumpulan &
Produk Input Pengangkutan/Pe Pengolahan Daur Ulang dan /atau
Interface Penampungan/Pengola
ngairan Akhir Pembuangan Akhir
han Awal
Terpusat

Grey Water
Air Bekas
Cucian
dan Dapur

Halaman

Sungai
Jalan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 115


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.26 Luas Wilayah Genangan

Wilayah Genangan
Nama Luas Ketinggian Lama Frekuensi
No Kecamatan/
Kelurahan (M) (jam/ Penyebab
(Ha) (kali/tahun)
hari)

1 Biau

Saluran yang tidak jelas arah


Leok I
± 2 Km 30 cm 2 jam 2 kali/Tahun pembuangannya

Leok II 2 Km 30 cm 2 jam 2 kali/Tahun Saluran drainase yang buntu

Kali 1 Km Genangan air yang bersifat


lokat dan belum menjangkau
wilayah genangan

Buol 1 Km Masyarakat masih


membuang sampah di
saluran drainase

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Buol 2014

Tabel 3.27 : Kondisi Sarana dan Prasarana drainase yang ada di Kabupaten Buol

Kondisi Frekuensi
Jenis Prasarana / Jumlah/
No Satuan Pemeliharaan
Sarana Kapasitas Berfungsi Tdk
berfungsi (kali/tahun)

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)

1 Saluran Primer
- S. Primer A 47.610 m
- S. Primer B m
2 Saluran Sekunder
- Saluran m
Sekunder A1
- Saluran m
Sekunder A2

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 116


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

- Saluran m
Sekunder B1
Bangunan
3.
Pelengkap
- Rumah Pompa unit
- Pintu Air unit
Keterangan : Data tidak ada Kondisi Sarana dan Prasarana drainase yang ada di Kabupaten Buol

3.5.3 Peran Serta Masyarakat

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 117


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.28 : Daftar Program/Kegiatan Draianse Perkotaan Berbasis Masyarakat

Penerima Kondisi Sarana Saat Ini


Nama Tahun manfaat***) ****)
Program/Kegiatan Pelaksana/ Program/ Jumlah
No Lokasi
PJ kegiatan Sarana
Tidak
**) Berfungsi
Berfungsi
L P

1 - - - - - - - - -

2 - - - - - - - - -

Total
Keterangan : Data tidak ada Daftar Program/Kegiatan Draianse Perkotaan Berbasis Masyarakat

Tabel 3.29 : Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat

Pengelolaan
No Jenis Sarana Lokasi Iuran Keterangan
Lembaga Kondisi

1 Jaringan Drainase Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan - - -


perkotaan …
sepanjang…..km

2 Jaringan Drainase Desa/Kelurahan Karang Taruna - - -


perkotaan sepanjang …..
….km
Keterangan : Data tidak ada Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 118


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.5.4 Komunikasi dan Media

Sampai pada saat ini media komunikasi yang digunakan dalam


mengkomunikasikan pengelolaandrainase kepada masyarakat di Kabupaten Buol berupa
media cetak (koran, banner/baliho),media elektronik, dan dirasa belum efektif karena
belum maksimalnya media-media dalammengkomunikasikan pentingnya pengelolaan
drainase meliputi pembangunan dan pemeliharaan.

Gambar 3.16 : Gambar penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti Kabupaten Buol

10.48%
Masalah sampah dan
kebersihan lingkungan
31.24% Air limbah dan jamban
18.24% keluarga
saluran air kotor
STOP BABS
CTPS
air bersih
10.69%
11.95% lainnya
Tidak ada

8.39%
2.94
% 6.08%

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 119


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 120


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.5.5 Peran Swasta

Belum adanya peran swasta dalam penyediaan layanan Drainase Perkotaan yang ada di Kabupaten Buol

Tabel 3.30 Penyedia layanan Pengelolaan Drainase Perkotaan yang ada di Kabupaten Buol

Jenis kegiatan/
Nama Tahun mulai
Kontribusi
No Provider/Mitra operasi/ Volume Potensi Kerjasama
Terhadap
Potensial Berkontribusi
Sanitasi
1 x x x x X

Keterangan : Data tidak ada Penyedia layanan Pengelolaan Drainase Perkotaan yang ada di Kabupaten Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 121


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

3.5.6 Pendanaan dan Pembiayaan

Instansi yang berwenang dalam pengelolaan drainase saat ini yaitu Dinas PU Kabupaten Buol terus meningkatkan pembangunan
drainase, baik itu operasional maupun pemeliharaannya. Namun, sampai pada saat ini di Kabupaten Buol belum ada perda mengenai retribusi
pengelolaan drainase.

Tabel 3.31 : Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Buol

Belanja (Rp) Rata-rata


No Subsektor
Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014 (%)

1 Drainase (3a+3b) 1.026.527.650,00 326.993.250,00 2.800.000,00 4.689.861.600,00 4.944.880.000,00

1.a Pendanaan Investasi air limbah 8.417.262.353,00 10.024.386.736,50 2.824.844.842,00 5.971.637.910,00 5.883.453.451,32

1.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD - - - - -

Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur


1.c - - - - -
terbangun
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 122


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 3.32 : Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten
Buol

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumbuh


No SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 an (%)
1 Retribusi Drainase

1.a Realisasi retribusi - - - - - -

1.b Potensi retribusi - - - - - -

Sumber : Data Tidak Ada Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Buol

1.3.6 Permasalahan Mendesak

Tabel 3.33 : Permasalahan Mendesak

No Permasalahan Mendesak

1. Beberapa wilayah kabupaten Buol masih memiliki genangan air

2. Belum terpadunya perencanaan drainase

3. Drainase tidak terhubung pada pembuangan akhir

4. Daya tampung Drainase tidak mampu menampung terhadap aliran Run off

5. Tidak terkendalinya pemanfaatan ruang kawasan permukiman terutama kota

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 123


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Peta 3.5 Peta Cakupan Layanan air Bersih (Peta Jaringan PDAM)

Pada peta cakupan layanan air bersih tidak memuat tentang peta jaringan pelayanan air bersih di
Kabupaten Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 124


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

1.4 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi

Daya dukung sumber daya air sebagai kebutuhan dasar untuk pemenuhan air
bersih untukdikonsumsi maupun untuk kebutuhan lainnya, dapat dipenuhi dengan adanya
potensi sumberair berupa mata air pegunungan yang merupakan sumber air bersih yang
dikelola oleh PDAM.Adapun untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten
BuolPDAM Air Motanang mengambil dari mata air Tabodok, Goa Kolera Kumaligon dan
Asahan Leok I. Kualitas air yang dimilikicukup baik, di sekitar lokasi mata air tidak terdapat
sumber-sumber polutan yang dapat mencemariair tersebut.Cakupan pelayanan instalasi air
bersih khusus PDAM di Kabupaten Buol melayanisebagian besar kawasan pusat kota dan
sekitarnya.Sedangkan untukmelayani wilayah-wilayahpedesaan di Kabupaten Buol
diperoleh dari Air Desa dan Program PAMSIMAS.

Tabel 3.34 : Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Buol

No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan


1 Pengelola PDAM/ BPAM
2 Tingkat Pelayanan % 75
3 Kapasitas Produksi Lt/detik 3.752.784 Satuan (m³)
4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 1.311.163,20 Satuan (m³)
Jumlah Sambungan Rumah
5 Unit 3.253
(Total)
6 Jumlah Kran Air Unit 1 Per Pemasangan
7 Kehilangan Air (UFW) % 46,08
8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) M3 435
Jumlah pelanggan per
9
kecamatan
- Biau Pelanggan 2.547
- Labuton Pelanggan 346
- Paleleh 360
Sumber : PDAM Kab. Buol 2014

Tabel 3.35 : Pengelolaan Limbah industri rumah tangga Kabupaten Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 125


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Jenis Industri Kapasitas


Lokasi Jumlah Industri RT Jenis Pengolahan
Rumah Tangga
(m³/Hari)
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

Keterangan : Data Tidak Ada Pengelolaan Limbah industri rumah tangga Kabupaten Buol

Tabel 3.36 : Pengelolaan Limbah medis di fasilitas-fasilitas Kesehatan

Nama Fasilitas Kesehatan Lokasi Jenis Pengolahan Limbah Medis Kapasitas (m³/Hari)

Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

Keterangan : Data Tidak Ada Pengelolaan Limbah industri rumah tangga Kabupaten Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 126


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

BAB IV
PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

Instansi terkait sanitasi/ penanggung jawab 4 sub sektor utama adalah Dinas
Kesehatan, BLH, Dinas PU,Dinas Tata Ruang dan Perumahan, Bappeda, masing-masing
memiliki program/kegiatan menyangkut sanitasi dan kesehatan lingkungan baik untuk yang
sedang berjalan saat ini ataupun rencana program/kegiatan menyangkut sanitasi di tahun
depan (2015). Berikut informasi berupa data Program/kegiatan terkait sanitasi yang
direncanakan dan yang sedang dijalankan oleh masing-masing instansi terkait.

4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene

Promosi Kesehatan mengenai PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan
Kesehatan Lingkungan sangatlah penting, baik itu PHBS dalam tingkat/lingkungan keluarga
danlingkungan sekolah haruslah diperhatikan dan selalu ditingkatkan agar kebiasaan hidup
sehat dapat tertanam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia khususnya
masyarakat di Kota Kabupaten Buol sehingga dapat mengurangi angka penderita diare,
penyakit kulit dan sebagainya. Maka dari itu Dinas Kesehatan Kabupaten Buol sebagai
Institusi yang bertanggung jawab dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Buol sudah
semestinya memiliki rencana program/kegiatan menyangkut Promosi Kesehatan dan
Kesehatan Lingkungan yang tentunya mendukung peningkatan angka sadar PHBS
masyarakat di Kabupaten Buol. Berdasarkan data yang disajikan dalam bentuk tabel diatas,
dapat kita lihat bahwa rencana

Program/kegiatan menyangkut Promosi Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan


tercantum dalam POA (Plan Of Action) Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) pada
puskesmas di masing-masing Kecamatan sebagai intansi penanggung jawab dana BOK.
Pengertian Dana BOK adalah : bantuan dana dari Pemerintah melalui Kementrian
Kesehatan dalam membantu Pemerintah Kabupaten melaksanakan pelayanan kesehatan
sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan menuju

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 127


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Millenium Development Goals (MDG’s) dengan meningkatkan kinerja Puskesmas


dan jaringannya serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Bantuan Operasional
Kesehatan merupakan biaya operasional yang dikhususkan untuk membantu puskesmas,
hal ini dikarenakan peran puskesmas sangat penting yaitu sebagai ujung tombak dalam
upaya kesehatan di masyarakat dalam hal promotif dan preventif, peran puskesmas
menurut fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer
4. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer
Di Kabupaten Buol, program/kegiatan Promosi kesehatan menyangkut PHBS tidak
hanya direncanakan oleh Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawab pembangunan
kesehatan namun juga oleh Tim Penggerak PKK sebagai organisasi yang bertujuan untuk
memberdayaan keluarga dalam mencapai Kesejahteraan Keluarga. berikut daftar rencana
kegiatan tahun berikutnya dan kegiatan yang sedang berjalan :

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 128


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 129


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 4.1 Rencana program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi Tahun 2015

No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber SKPD penanggung Jawab Sumber Dokumen Perencanaan
Pendanaan/
Satuan Volume (Rp)
Pembiayaan

A. Program Promosi kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1. Penyuluhan Masyarakat Pola 1 Paket 660.998.800,00 APBD II Dinas Kesehatan Rencana Kerja Dinas Kesehatan
Hidup Sehat Kabupaten Buol Kabupaten Buol

2. Peningkatan Pendidikan Tenaga 1 Paket 23.662.650,00 APBD II Dinas Kesehatan Rencana Kerja Dinas Kesehatan
Penyuluh Kesehatan Kabupaten Buol Kabupaten Buol

Sumber : Renja Dinas Kesehatan Kabupaten Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 130


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 4.2 Program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi Tahun 2014

No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan
Pendanaan/Pe
Satuan Volume (Rp)
mbiayaan

A. Program Promosi kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1. Penyuluhan Masyarakat Pola


Hidup Sehat 1 Paket 600.908.000,00 APBD II Kabupaten Buol Dinas Kesehatan Kabupaten Buol

2. Peningkatan Pendidikan Tenaga


Penyuluh Kesehatan 1 Paket 21.511.500,00 APBD II Kabupaten Buol Dinas Kesehatan Kabupaten Buol

Sumber : Program Kegiatan Dinas Kesehatan Kab. Buol Tahun 2014

4.2. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik

Di Kabupaten Buol Dinas Pekerjaan Umum Daerah lah yang bertanggung jawab atas pengelolaan air minum dan air limbah domestik,
khususnya Bidang Cipta Karya seksi Permukiman dan Penyehatan Lingkungan, berikut daftar program/kegiatan dan rencana kegiatan menyangkut
sektor pengelolaan air limbah di Dinas PU Kabupaten Buol.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 131


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 4.3 Rencana Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik Tahun 2015
No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber SKPD penanggung Sumber Dokumen
Satuan Volume (Rp) Pendanaan/Pe Jawab Perencanaan
mbiayaan
A. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1. Pengelolahan B3 dan Limbah B3 1 Paket 660.998.800,00 APBD II Badan Lingkungan Rencana Kerja Badan
Hidup Kabupaten Buol Lingkungan Hidup
Kabupaten Buol
2. Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh 1 Paket 23.662.650,00 APBD II Dinas Kesehatan Rencana Kerja Dinas PU
Kabupaten Buol Kabupaten Buol
Kesehatan
B.Program pengembangan kinerja pengelolaan Air minum dan air limbah
1. Penyediaan sarana dan prasarana air 1 Paket 1.331.770.000,00 APBD II Dinas PU Kabupaten Rencana Kerja Dinas PU
Buol Kabupaten Buol T
minum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah
C. Program Pengembangan dan Pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan Pengairan lainnya
1. Pembuangan jaringan air bersih/air minum 1 Paket 4.297.922.696,45 APBD II Dinas PU Kabupaten Rencana Kerja Dinas PU
Buol Kabupaten Buol T
2. Rehabilitasi/Pemeliharaan jaringan air 1 Paket 612.755.000,00 APBD II Dinas PU Kabupaten Rencana Kerja Dinas PU
Buol Kabupaten Buol
bersih/air minum
Sumber : Renja Dinas PU dan BLH Kabupaten Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 132


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Tabel 4.4 Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik Tahun 2014
No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber
Satuan Volume (Rp) Pendanaan/ Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan
Pembiayaan
A. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1. Pengelolahan B3 dan Limbah B3 1 Paket 208.501.000,00 APBD II Kabupaten Buol Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Buol
B. Program Pengembangan dan Pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan Pengairan lainnya
1. Pembuangan jaringan air bersih/air minum
1 Paket 4.297.922.696,45 APBD II Kabupaten Buol Dinas PU Kabupaten Buol
2. Rehabilitasi/Pemeliharaan jaringan air
1 Paket 612.755.000,00 APBD II Kabupaten Buol Dinas PU Kabupaten Buol
bersih/air minum
Sumber : Program Kegiatan Dinas PU dan BLH Kab. Buol Tahun 2014

4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan

Di Kabupaten Buol Badan Lingkungan Hidup yang mengelola dan menyangkut persampahan, berikut daftar program/kegiatan dan rencana
kegiatan menyangkut sektor persampahan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buol

Tabel 4.5 Rencana Program dan kegiatan pengelolaan persampahan Tahun 2015

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 133


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber SKPD penanggung Sumber Dokumen Perencanaan
Satuan Volume (Rp) Pendanaan/Pe Jawab
mbiayaan
A. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
1. Peningkatan operasi dan pemeliharaan
1 Paket 786.241.500,00 APBD II Badan Lingkungan Rencana Kerja Badan Lingkungan
prasarana dan sarana persampahan
Hidup Kabupaten Hidup Kabupaten Buol
Buol
B. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
1. Pemantauan kualitas lingkungan 1 Paket 1.545.046.690,00 APBD II Badan Lingkungan Rencana Kerja Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Hidup Kabupaten Buol
Buol
Sumber : Renja BLH Kabupaten Buol

Tabel 4.6 Kegiatan pengelolaan persampahan Tahun 2014


No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber
Satuan Volume (Rp) Pendanaan/Pe Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan
mbiayaan
A. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1. Peningkatan operasi dan pemeliharaan
1 Paket 714.765.000,00 APBD II Kabupaten Buol Badan Lingkungan Hidup
prasarana dan sarana persampahan
Kabupaten Buol
B. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
1. Pemantauan kualitas lingkungan 1 Paket 1.404.587.900,00 APBD II Kabupaten Buol Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Buol

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 134


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Sumber : Program kegiatan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buol 2014

4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaaan

Tabel 4.7 Rencana Program dan kegiatan pengelolaan Drainase Perkotaan Tahun 2015

No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber SKPD penanggung Jawab Sumber Dokumen
Satuan Volume (Rp) Pendanaan/Pe Perencanaan
mbiayaan
A. Program pembangunan saluran Drainase/Gorong-gorong
1. Pembangunan saluran drainase/gorong- 1 Paket 5.117.156.000,00 APBD II Dinas PU Kabupaten Buol Rencana kerja Dinas PU
Kabupaten Buol
gorong
B. Program lingkungan sehat perumahan
1. Pengendalian resiko dampak pencemaran 1 Paket 322.212.000,00 APBD II Dinas PU Kabupaten Buol Rencana kerja Dinas Tata
Ruang dan perumahan
lingkungan
Kabupaten Buol
Sumber : Renja Dinas PU dan Tata ruang dan perumahan Kabupaten Buol 2015

Tabel 4.8 Program dan Kegiatan pengelolaan drainase perkotaan Tahun 2014
No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber
Satuan Volume (Rp) Pendanaan/Pe Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 135


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

mbiayaan
A. Program pembangunan saluran Drainase/Gorong-gorong
1. Pembangunan saluran drainase/gorong- 1 Paket 4.651.960.000,00 APBD II Kabupaten Buol Dinas PU Kabupaten
Buol
gorong
B. Program lingkungan sehat perumahan
1. Pengendalian resiko dampak pencemaran 1 Paket 292.920.000,00 APBD II Kabupaten Buol Dinas Tata Ruang dan
perumahan Kabupaten
lingkungan
Buol
Sumber : Program kegiatan Dinas PU dan Tata ruang dan perumahan Kabupaten Buol 2014

Tabel 4.9 Rencana Program dan kegiatan komponen terkait sanitasi tahun 2015

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 136


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

 Air bersih tahun 2015


No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber SKPD penanggung Sumber Dokumen
Satuan Volume (Rp) Pendanaan/Pe Jawab Perencanaan
mbiayaan
A. Program pengembangan kinerja pengelolaan Air minum dan air limbah
1. Penyediaan prasarana dan sarana air 1 Paket 1.331.770.000,00 APBD II Dinas PU Kabupaten Rencana kerja Dinas
Buol PU Kabupaten Buol
minum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah
Sumber : Renja Dinas PU Kabupaten Buol 2015

Tabel 4.10 Program dan kegiatan komponen terkait sanitasi tahun 2014
 Air bersih Tahun 2014
No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber
Satuan Volume (Rp) Pendanaan/ Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan
Pembiayaan
A. Program pengembangan kinerja pengelolaan Air minum dan air limbah
1. Penyediaan prasarana dan sarana air 1 Paket 1.210.700.000,00 APBD II Kabupaten Buol Dinas PU Kabupaten
Buol
minum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah
Sumber : Program kegiatan Dinas PU Kabupaten Buol 2014
 Rencana Program dan kegiatan pelaksanaan koordinasi terkait sanitasi tahun 2015

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 137


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber SKPD penanggung Jawab Sumber Dokumen Perencanaan
Satuan Volume (Rp) Pendanaan/Pe
mbiayaan
A. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
1. Koordinasi program penyediaan air minum 1 Paket 18.700.000,00 APBD II Badan Perencanaan Renja Badan Perencanaan
pembangunan daerah dan pembangunan daerah dan
dan sanitasi berbasis masyarakat
penanaman modal penanaman modal kab.Buol
kab.Buol tahun 2015
2. Koordinasi perencanaan pembangunan 1 Paket 42.900.000,00 APBD II Badan Perencanaan Renja Badan Perencanaan
pembangunan daerah dan pembangunan daerah dan
bidang prasarana wilayah dan sumber
penanaman modal penanaman modal kab.Buol
daya alam kab.Buol tahun 2015
B. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
1. Peningkatan peran BP-SPAMS 1 Paket 71.337.475.000,00 APBD II Badan Pemberdayaan Renja Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Masyarakat dan Pemerintahan
Pemerintahan Desa kab. Desa kab. Buol
Buol
Sumber : Renja Bappeda-PM dan Bapemdes Kabupaten Buol 2015

 Program dan Kegiatan pelaksanaan koordinasi terkait sanitasi tahun 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 138


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

No Nama Program/ Kegiatan Indikasi Biaya Sumber


Satuan Volume (Rp) Pendanaan/ Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan
Pembiayaan
A. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
1. Koordinasi program penyediaan air minum 1 Paket 17.000.000,00 APBD II Kabupaten Buol Badan Perencanaan
pembangunan daerah dan
dan sanitasi berbasis masyarakat
penanaman modal kab.Buol
2. Koordinasi perencanaan pembangunan 1 Paket 39.000.000,00 APBD II Kabupaten Buol Badan Perencanaan
pembangunan daerah dan
bidang prasarana wilayah dan sumber
penanaman modal kab.Buol
daya alam
B. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
1. Peningkatan peran BP-SPAMS 1 Paket 64.852.250,00 APBD II Kabupaten Buol Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan
Desa kab. Buol
Sumber : Program dan Kegiatan Bappeda-PM dan Bapemdes Kabupaten Buol 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 139


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

BAB V
AREA BERISIKO SANITASI

Di Kabupaten Buol terdapat beberapa kelurahan yang menempati area Resiko 4 dan 3
yang artinya memiliki permasalahan-permasalahan sanitasi seperti kurangnya Buang Sampah
sembarangan, kepadatan penduduk, sampah, air limbah (black water dan grey water) yang
dibuang ke saluran air terbuka dikarenakan belum tersedianya jaringan (sambungan rumah) air
limbah dan sistem pengelolaan air limbah domestik, dan juga permasalahan drainase yang belum
berfungsi sebagai mestinya sehingga menyebabkan genangan di beberapa daerah.

Penentuan area beresiko dilakukan melalui penilaian dengan metode pemberian skor
berdasarkan data sekunder yang telah tersedia. Indikator-indikator yang digunakan untuk
menentukan prioritas skoring merupakan juga hasil kesepakatan yang diambil antar SKPD dan
studi EHRA. Beberapa indikator yang digunakan untuk skoring dari data skunder adalah:
a. Kepadatan Penduduk
b. Angka Kemiskinan
c. Ketersediaan Air Minum
d. Jamban Pribadi
e. Luas Genangan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 140


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Peta 5.1 : Peta area bersiko sanitasi komponen air limbah

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 141


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Penjelasan mengenai Peta Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik di atas
berdasarkan persepsi SKPD pada Instrumen Profil Sanitasi, diskusi dan menyepakati Data
Sekunder serta SKPD yang terlibat dalam penetuan Area berisiko Sanitasi. Wilayah prioritas
yang menjadi area Berisiko 4 yaitu Desa Busak II dan Kelurahan Kali, untuk resiko 3 yaitu desa
pomayagon dan untuk area berisiko menengah dan sedang yaitu Desa Winangun, Desa Lomuli,
Desa Taluan, Desa Rantemaranu, dan Desa Negeri Lama.

Tabel 5.1 : Area Berisiko sanitasi Air Limbah Domestik

Wilayah Prioritas
No Area Berisiko
Air Limbah

1 Risiko 4 Desa Busak II

Kelurahan Kali

2 Risiko 3 Desa Pomayagon

Sumber :Hasil Kesepakatan Kajian Pokja Kab. Buol 2014

Sesuai tabel 5.1 yang masuk pada area berisiko air limbah domestik adalah Desa
Busak II, Kelurahan Kali dan Desa Pomayagon. Hasil akhir penilaian terhadap area beresiko
untuk Kabupaten Buol telah ditetapkan oleh Kelompok Kerja Sanitasi / PPSP Kabupaten Buol
berdasarkan skor penilaian terhadap data sekunder, data EHRA, dan persepsi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) terkait sektor-sektor sanitasi serta melakukan serangkaian observasi
dan kunjungan lapangan pada Kelurahan dan Desa.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 142


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Peta 5.2 : Peta area berisiko sanitasi Persampahan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 143


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Penjelasan mengenai Peta Area Berisiko Sanitasi Persampahan di atas berdasarkan


persepsi SKPD pada Instrumen Profil Sanitasi, diskusi dan menyepakati Data Sekunder serta
SKPD yang terlibat dalam penetuan Area berisiko Sanitasi. Wilayah prioritas yang menjadi area
Berisiko 4 yaitu Kelurahan Buol, untuk resiko 3 yaitu Kelurahan Kali dan untuk area berisiko dan
sedang yaitu Desa Winangun, Desa Lomuli, Desa Taluan, Desa Rantemaranu, dan Desa Negeri
Lama.

Tabel 5.2 : Area Berisiko sanitasi Persampahan

Wilayah Prioritas
No Area Berisiko
Persampahan

1 Risiko 4 Kelurahan Buol

2 Risiko 3 Kelurahan Kali

Sumber :Hasil Kesepakatan Kajian Pokja Kab. Buol 2014

Sesuai tabel 5.2 yang masuk pada area berisiko persampahan adalah Kelurahan Buol,dan
Kelurahan Kali. Hasil akhir penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Buol telah ditetapkan oleh
Kelompok Kerja Sanitasi / PPSP Kabupaten Buol berdasarkan skor penilaian terhadap data sekunder,
data EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait sektor-sektor sanitasi serta
melakukan serangkaian observasi dan kunjungan lapangan pada Kelurahan dan Desa.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 144


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Peta 5.3 : Peta area berisiko sanitasi Drainase Perkotaan

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 145


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol 2014

Penjelasan mengenai Peta Area Berisiko Sanitasi Drainase Perkotaan di atas


berdasarkan persepsi SKPD pada Instrumen Profil Sanitasi, diskusi dan menyepakati Data
Sekunder serta SKPD yang terlibat dalam penetuan Area berisiko Sanitasi. Wilayah prioritas
yang menjadi area Berisiko 4 yaitu Kelurahan Buol, untuk resiko 3 yaitu Kelurahan Kali dan
untuk area berisiko menengah dan sedang yaitu Desa Winangun, Desa Lomuli, Desa Taluan,
Desa Rantemaranu, Busak II, dan Desa Negeri Lama.

Tabel 5.3 : Area Berisiko sanitasi Drainase Perkotaan

Wilayah Prioritas
No Area Berisiko
Persampahan

1 Risiko 4 Kelurahan Buol

2 Risiko 3 Kelurahan Kali

Sumber :Hasil Kesepakatan Kajian Pokja Kab. Buol 2014

Sesuai tabel 5.3 yang masuk pada area berisiko sanitasi Drainase Perkotaan adalah Desa
Kelurahan Buol dan Kelurahan Kali. Hasil akhir penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Buol
telah ditetapkan oleh Kelompok Kerja Sanitasi / PPSP Kabupaten Buol berdasarkan skor penilaian
terhadap data sekunder, data EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait sektor-
sektor sanitasi serta melakukan serangkaian observasi dan kunjungan lapangan pada Kelurahan dan
Desa.

Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 146

Anda mungkin juga menyukai