Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya dan masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan menjadi faktor penting

dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM).

Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai

peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang

berkualitas, tentunya harus dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan tentunya berkaitan erat dengan murid,

guru, sistem pendidikan, model pembelajaran yang digunakan, orangtua, dan

lingkungan.

Pada era abad 21, bangsa Indonesia menghadapi tantangan global yang sangat

banyak. Perkembangan teknologi di era sekarang telah berpengaruh besar terhadap

proses pendidikan sehingga berdampak kepada perubahan peran guru. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi di abad 21 telah banyak memberi pengaruh besar

terhadap perubahan karakteristik peserta didik seperti perubahan pola pembelajaran,

perubahan orientasi kebutuhan, dan perubahan kebiasaan dalam belajar, sehingga


membutuhkan pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Dalam mencapai keberhasilan suatu pembelajaran ada faktor yang

mempengaruhinya, diantara faktor lingkungan yang meliputi teman sebaya, keluarga

maupun masyarakat, kemudian faktor sarana atau fasilitas belajar siswa, faktor

program, faktor kurikulum, faktor keterampilan dalam menggunakan model

pembelajaran, faktor kondisi fisiologis dan faktor psikologis siswa. Berdasarkan

faktor-faktor diatas, ternyata guru merupakan salah satu unsur penting dalam

pendidikan. Guru yang profesional dituntut untuk memiliki sejumlah kompetensi

yang sangat mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. Salah satunya terampil

dalam menggunakan model pembelajaran. Salah satu kemampuan yang dituntut bagi

seorang guru adalah kemampuan untuk merancang dan mendesain pembelajaran

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan pada siswa kelas XI SMA

Negeri 2 Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Peneliti menemukan kegagalan

dalam belajar yang dihadapi oleh sejumlah siswa atau mendapat nilai di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal. Ternyata masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan dalam mengikuti materi yang sedang diajarkan dan lebih khusus pada

pembelajaran mata pelajaran Fisika. Penguasaan materi siswa tersebut dapat dilihat

melalui nilai siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran tidak

mencapai KKM. Nilai tuntas minimum mata pelajaran Fisika untuk tingkat SMA

adalah 75, akan tetapi masih ada siswa yang belum mencapai target yang ditetapkan

oleh sekolah. Peneliti menemukan kendala dalam bentuk kurangnya kemampuan

siswa dalam mengikuti pembelajaran karena guru dalam proses pembelajaran

cenderung menggunakan metode ceramah, minimnya penggunaan alat peraga dan


materi pelajaran kurang disampaikan secara sistematis sesuai dengan RPP. Pada saat

ini, pelajaran fisika merupakan pelajaran yang kurang diminati siswa, karena siswa

beranggapan bahwa pelajaran fisika selalu berhubungan dengan rumus-rumus yang

panjang dan sulit untuk dipahami. Semangat siswa juga kurang dalam pembelajaran

siswa, sehingga saat pembelajaran berlangsung siswa kurang fokus dan sering keluar

masuk kelas. Peristiwa ini menyebabkan rendahnya hasil belajar.

Berdasarkan uraian diatas permasalahan-permasalahan yang muncul maka

perlu solusi untuk menyelesaikan dan memperbaiki permasalahan tersebut. Untuk

dapat memaksimalkan dan meningkatkan penerimaan murid terhadap materi yang

diberikan, guru berusaha melakukan inovasi dalam pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran yang bisa di terapkan dan dapat dikontrol. Salah

satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut adalah factor penggunaan model

pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran dimaksudkan sebagai upaya guru

dalam menciptakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses

belajar mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan

murid mencapai perolehan hasil belajar yang optimal. Model pembelajaran yang

sesuai dengan kurikulum 2013 salah satunya adalah model Problem-Based Learning

(PBL). Model Problem-Based Learning (pembelajaran berdasarkan masalah)

merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada

masalah kemudian dibiasakan untuk memecahkan melalui pengetahuan dan

keterampilan mereka sendiri, membiasakan mereka membangun cara berpikir kritis

dan terampil dalam pemecahan masalah. Penerapan model pembelajaran ini perlu

dirancang sedemikian rupa. Hal ini dimaksudkan agar pengajaran pada mata pelajaran
Fisika dapat berlangsung secara efektif, efisien, dan dapat mendorong siswa lebih

aktif dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal. Oleh

karena itu, penerapan model pembelajaran Problem-Based Learning salah satu aspek

yang tidak dapat diabaikan dalam pengembangan kegiatan pembelajaran yang

diharapkan sukses dalam meningkatkan hasil belajar murid.

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem-Based Learning

(PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMP Negeri 2 Percut sei Tuan

Tahun Pembelajaran 2022/2023.”

1.2 Identifikasi Masalah

Pengenalan akan masalah memunculkan beberapa pertanyaan yang disebut

identifikasi. Berdasarkan latarbelakang yang telah dibahas, maka dapat

diidentifikasikan masalah-masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran dapat mempengaruhi

hasil belajar siswa?

2. Apakah dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem-Based

Learning akan mempengaruhi hasil belajar?

3. Apakah Model Pembelajaran Problem-Based Learning dapat meningkatkan

hasil belajar Fisika siswa kelas XI SMP Negeri 2 Percut sei Tuan ?

1.3. Ruang Lingkup


Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 2 Percut Sei

Tuan

1.4 Batasan Masalah

Sehubungan dengan latarbelakang masalah, identifikasi masalah, dan

kompleksnya permasahan yang berhubungan dengan penelitian ini, serta

aspek-aspek yang terkait dengan penelitian ini juga sangatlah luas, maka

masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi agar permasalahan tersebut dapat

dipecahkan dan tidak terjadi kesimpangsiuran. Adapun yang menjadi batasan

masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Penerapan Model

Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) sebagai variabel (X), dan

Hasil Belajar Siswa sebagai variabel terikat (Y) pada materi termodinamika.

1.5. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perlu adanya perumusan

masalah sebagai berikut: Bagaimana Pengaruh Model Problem-Based

Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas XI SMA Negeri 2

Percut Sei Tuan?

1.6. Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapa saja mempunyai

tujuan yang diinginkan atau hendak dicapai dan dibuktikan. Demikian juga

halnya dengan karya ilmiah ini, sudah tentu memiliki tujuan. Oleh karena

itu, tujuan yang ingin dicapai pada penulisan karya ilmiah ini adalah: “Untuk

mengetahui adanya pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based


Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Percut

Sei Tuan Tahun Pembelajaran 2022/2023.”

1.7. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

tentang pembelajaran fisika khususnya materi termodinamika dengan

menggunakan model PBL (Problem Based Learning) terhadap hasil

belajar siswa.

2. Sebagai bahan kepustakaan peneliti lain yang bermaksud untuk

meneliti yang sama atau berhubungan dengan yang diteliti.

b. Secara Praktis

1. Bagi siswa, model problem based learning (PBL) diharapkan

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran fisika khususnya pada materi termodinamika.

2. Bagi peneliti, menambah pengalaman tentang cara mengajar di

sekolah dengan menggunakan model pembelajaran PBL dan

sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana (S.1)

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas MIFA Universitas

Negeri Medan.

3. Bagi guru, melalui penelitian ini diharapkan mampu dijadikan

referensi dalam memperbaiki proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai