UTS Kritik Teater (Umar Abdul Aziz 201241024)
UTS Kritik Teater (Umar Abdul Aziz 201241024)
Kamis, 18 januari 2021, salah satu komunitas teater di SMA PLUS PGRI CIBINONG
yang terletak di Bogor menggelar sebuah pentas apresiasi. Pementasan teater yang
membawakan naskah berjudul AKTOR-AKTOR YANG TERSESAT DALAM DRAMA TANDA
TANYA ini disutradarai oleh Muhammad Iqbal.
Naskah yang dipentaskan oleh Teater Terang di SMA PLUS PGRI CIBINONG
merupakan naskah surealis karangan Irwan Jamal. Pementasan ini digelar dalam rangka ulang
tahun Teater Terang yang ke 8. Pentas yang terbuka untuk umum itu berlangsung ramai dengan
penonton yang datang, tetapi kebanyakan yang menonton adalah siswa-siswi atau bahkan guru
dari sekolah itu sendiri.
Seperti judulnya, pementasan ini menceritakan tentang empat orang aktor yang
mengalami banyak masalah sebelum pementasan. Naskah ini banyak menceritakan tentang
keresahan, kebingungan, dan keputusaasaan seorang aktor.
Di naskah aktor aktor yang tersesat ini ada adegan dimana keempat aktor ini harus
membuat adegan sulit untuk penonton yang menonton nanti. Saat mereka membuat adegan
sulit, mereka melakukan tarian kontemporer, dimana di mata saya sebagai penonton, itu adalah
hal yg mudah dilakukan, dan tidak sulit untuk ditirukan.
Entah sutradara atau aktor yang tidak berani melakukan sesuatu dinaskah ini,
yang jelas, banyak sekali momentum momentum yang tidak dimaksimalkan oleh para aktor di
panggung, mulai dari segi dialog, sampai segi bloking.
Permainan Lighting
lighting tidak terlalu terlihat permainannya di pertunjukan ini. Terlihat tidak ada yang
berubah dan tidak ada yang special. Hanya lampu putih kekuningan yang terlihat. Tidak ada
perubahan sama sekali. Padahal, saat adegan pedang contohnya, lighting bisa saja memasukan
lampu berwarna merah terang/gelap ke panggung, agar para pemain dan penonton bisa
merasakan hawa-hawa perangnya, dan penonton bisa lebih dapat menikmati adegannya.
Saat adegan si laki laki menusuk si perempuan, bisa saja lampu dibuat merah, dan lebih
gagalnya lagi ketika aktor laki laki menusuk aktor perempuan yang sedang duduk di kursi
kerajaan, lampu mati, dan menyala lagi ketika aktor laki laki sedang mengambil pewarna di
belakang panggung, seketika laki laki itu masuk lari dengan cepat dan kembali ke samping
perempuan yang ditusuk sembari tertawa. Meskipun gagal, tapi itu sangat menghibur penonton
dimana sebelumnya terlihat wajah penonton sangat bosan.
Setting panggung yang di hadirkan terlihat cukup bagus, dimana mereka menggunakan
setting panggung seperti kerajaan China. Dan terlihat seperti benar benar kerajaan china,
apalagi kursi kerajaan dan tirai-tirai dibelakang kursi kerajaan. Juga lemari pedang yang hadir
dan kursi kursi kecil yang melengkapi isi panggung, peti mati yang terletak di sudut kiri pun
terlihat pas di mata penonton. Kombinasi warna cokelat dan putih terang sangat membuat mata
penonton mejadi seperti sedang berada di depan kerajaan china.
Konsep yang membuat panggung menjadi menarik ini membuat penonton yang baru
masuk kedalam panggung ini menjadi excited dan mengabadikan panggung itu dikamera.
Tetapi sayang sekali. Panggung yang hamper perfect itu tidak dimanfaatkan dengan baik oleh
para aktor yang membawakan. Bloking yang tidak rapi dan berantakan ini membuat panggung
seperti hanya sebuah barang yang diletakkan dan tidak dipakai sama sekali, yang akhirnya
menjadi barang bekas, dan dibuang.
Tentu hal hal diatas adalah bukan sepenuhnya kesalahan mereka, mereka baru SMA
dan masih banyak sekali yang harus dilakukan oleh mereka untuk mencapai teater yang
sebenarnya. Hal itu bukanlah hal yang harus dipertanggung jawabkan seumur hidup oleh
mereka, tetapi hal itu adalah pelajan untuk mereka agar menjadi lebih baik lagi. Setelah
pertunjukan itupun ada sesi evaluasi bersama dengan penonton, dimana mereka mendapatkan
masukan dan kritik oleh penonton yang mungkin lebih tau soal surealis.
Teater bukan hanya soal jelek atau bagusnya mereka bermain, tapi bagaimana caranya
supaya berbenah dari yang sebelum sebelumnya. Kadang jelek, kadang bagus, semua
tergantung aktor itu sendiri, jika giat Latihan, maka hasilpun tak akan mengkhianati, jika
mereka belajar dari banyak orang yang lebih dari mereka, hasilnya pun tak akan mengkhianati.
Intinya, belajar, belajar, dan belajar. Itu lah yang harus mereka lakukan jika mereka benar benar
ingin terjun didunia teater. Masih muda, dan sudah berpengalaman untuk tampil dipanggunng.
Hal itu akan menjadi bekal untuk mereka untuk menjadi lebih baik lagi. (Umar Abdul Aziz)