Anda di halaman 1dari 3

GAYA PERMAINAN NASKAH AKTOR AKTOR YANG TERSESAT KARYA

IRWAN JAMAL YANG DIBAWAKAN OLEH TEATER TERANG

Kamis, 18 januari 2021, salah satu komunitas teater di SMA PLUS PGRI CIBINONG
yang terletak di Bogor menggelar sebuah pentas apresiasi. Pementasan teater yang
membawakan naskah berjudul AKTOR-AKTOR YANG TERSESAT DALAM DRAMA TANDA
TANYA ini disutradarai oleh Muhammad Iqbal.

Naskah yang dipentaskan oleh Teater Terang di SMA PLUS PGRI CIBINONG
merupakan naskah surealis karangan Irwan Jamal. Pementasan ini digelar dalam rangka ulang
tahun Teater Terang yang ke 8. Pentas yang terbuka untuk umum itu berlangsung ramai dengan
penonton yang datang, tetapi kebanyakan yang menonton adalah siswa-siswi atau bahkan guru
dari sekolah itu sendiri.

Seperti judulnya, pementasan ini menceritakan tentang empat orang aktor yang
mengalami banyak masalah sebelum pementasan. Naskah ini banyak menceritakan tentang
keresahan, kebingungan, dan keputusaasaan seorang aktor.

Gaya permainan aktor


Seperti yang kita ketahui bahwa yang bermain di naskah ini saat itu adalah anak anak
SMA, sehingga permainan dan jalan cerita yang ada di naskah ini belum dibawakan dengan
baik oleh aktor-aktor dari Teater Terang ini. Banyak sekali hal hal yang bisa di improvisasi atau
dialog yang bisa dijadikan acuan untuk aktor bisa melakukan Gerakan improvisasi diatas
panggung. Tapi hal itu tidak dimaksimalkan oleh para aktor. Saya tidak mengerti apakah
mereka hanya mengikuti alur cerita dari naskahnya saja atau memang mereka tidak tau apa itu
improvisasi. Yang jelas mereka hanya melakukan dialog dan Gerakan sesuai naskah, padahal,
ketika saya membaca naskah itu, naskah aktor – aktor yang tersesat ini terlihat sangat bebas,
dan banyak sekali titik-titik dimana aktor bisa melakukan sesuatu yang bisa membuat keadaan
berbeda dipanggung. Tapi hal itu tidak dilakukan oleh aktor dari teater terang dan cenderung
monoton dan membosankan jika di tonton.

Di naskah aktor aktor yang tersesat ini ada adegan dimana keempat aktor ini harus
membuat adegan sulit untuk penonton yang menonton nanti. Saat mereka membuat adegan
sulit, mereka melakukan tarian kontemporer, dimana di mata saya sebagai penonton, itu adalah
hal yg mudah dilakukan, dan tidak sulit untuk ditirukan.
Entah sutradara atau aktor yang tidak berani melakukan sesuatu dinaskah ini,
yang jelas, banyak sekali momentum momentum yang tidak dimaksimalkan oleh para aktor di
panggung, mulai dari segi dialog, sampai segi bloking.

Permainan Lighting

lighting tidak terlalu terlihat permainannya di pertunjukan ini. Terlihat tidak ada yang
berubah dan tidak ada yang special. Hanya lampu putih kekuningan yang terlihat. Tidak ada
perubahan sama sekali. Padahal, saat adegan pedang contohnya, lighting bisa saja memasukan
lampu berwarna merah terang/gelap ke panggung, agar para pemain dan penonton bisa
merasakan hawa-hawa perangnya, dan penonton bisa lebih dapat menikmati adegannya.

Saat adegan si laki laki menusuk si perempuan, bisa saja lampu dibuat merah, dan lebih
gagalnya lagi ketika aktor laki laki menusuk aktor perempuan yang sedang duduk di kursi
kerajaan, lampu mati, dan menyala lagi ketika aktor laki laki sedang mengambil pewarna di
belakang panggung, seketika laki laki itu masuk lari dengan cepat dan kembali ke samping
perempuan yang ditusuk sembari tertawa. Meskipun gagal, tapi itu sangat menghibur penonton
dimana sebelumnya terlihat wajah penonton sangat bosan.

Setting panggung AAYT

Setting panggung yang di hadirkan terlihat cukup bagus, dimana mereka menggunakan
setting panggung seperti kerajaan China. Dan terlihat seperti benar benar kerajaan china,
apalagi kursi kerajaan dan tirai-tirai dibelakang kursi kerajaan. Juga lemari pedang yang hadir
dan kursi kursi kecil yang melengkapi isi panggung, peti mati yang terletak di sudut kiri pun
terlihat pas di mata penonton. Kombinasi warna cokelat dan putih terang sangat membuat mata
penonton mejadi seperti sedang berada di depan kerajaan china.

Konsep yang membuat panggung menjadi menarik ini membuat penonton yang baru
masuk kedalam panggung ini menjadi excited dan mengabadikan panggung itu dikamera.
Tetapi sayang sekali. Panggung yang hamper perfect itu tidak dimanfaatkan dengan baik oleh
para aktor yang membawakan. Bloking yang tidak rapi dan berantakan ini membuat panggung
seperti hanya sebuah barang yang diletakkan dan tidak dipakai sama sekali, yang akhirnya
menjadi barang bekas, dan dibuang.

Karakter tokoh yang dimainkan diatas panggung


Karakter tokoh yang dimainkan oleh para aktor terlihat sama saja, tidak ada karakter
yang spesifik. Meskipun naskah ini adalah naskah yang menceritakan kejadian aktor sebelum
pementasan berlangsung. Tetapi tetap saja, manusia itu berbeda beda dan tidak sama. Tetapi
ada 1 aktor yang terlihat berbeda dari yang lain, dimana karakter yang dimainkan oleh 1 aktor
ini adalah karakter comedy. Dan seperti yang sebelum sebelumnya, karakter yang dimainkan
oleh 1 aktor ini tanggung, dan seperti menahan karena takut terlihat tidak lucu oleh penonton.
Padahal pertunjukan teater bukan hanya soal lucunya saja.

Tentu hal hal diatas adalah bukan sepenuhnya kesalahan mereka, mereka baru SMA
dan masih banyak sekali yang harus dilakukan oleh mereka untuk mencapai teater yang
sebenarnya. Hal itu bukanlah hal yang harus dipertanggung jawabkan seumur hidup oleh
mereka, tetapi hal itu adalah pelajan untuk mereka agar menjadi lebih baik lagi. Setelah
pertunjukan itupun ada sesi evaluasi bersama dengan penonton, dimana mereka mendapatkan
masukan dan kritik oleh penonton yang mungkin lebih tau soal surealis.

Teater bukan hanya soal jelek atau bagusnya mereka bermain, tapi bagaimana caranya
supaya berbenah dari yang sebelum sebelumnya. Kadang jelek, kadang bagus, semua
tergantung aktor itu sendiri, jika giat Latihan, maka hasilpun tak akan mengkhianati, jika
mereka belajar dari banyak orang yang lebih dari mereka, hasilnya pun tak akan mengkhianati.
Intinya, belajar, belajar, dan belajar. Itu lah yang harus mereka lakukan jika mereka benar benar
ingin terjun didunia teater. Masih muda, dan sudah berpengalaman untuk tampil dipanggunng.
Hal itu akan menjadi bekal untuk mereka untuk menjadi lebih baik lagi. (Umar Abdul Aziz)

Anda mungkin juga menyukai