Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arya Nofebri Tri Rahwaji

Prodi : Seni Teater

Kepemimpinan dan Retorika

Pemimpin adalah seorang yang punya tanggung jawab yang biasa memimpin untuk menyelesaikan
masalah.

Gaya kepemimpinan :

1. Demokratis
( ilmu Demokrasi) mufakat
2. Otokratis
( sendiri) arogan
3. Transformasional
( lebih ke improvisasi)
4. Transaksional
( Harus mencapai goals)
5. Kepelatihan
( Mengasah terus anggotanya, lebih ke latihan)

Perbedaan pemimpin dan bos


Bos : Memerintah
Pemimpin : Minta tolong

Tim keproduksian membuat sederet daftar harga untuk kebutuhan tertentu sebelum
berkoordinasi dengan tim pementasan. Tujuannya agar anggaran tidak melebihi dari garis
aman keproduksian: tidak membengkak. Setelah dirasa cukup sebagai pegangan. Tim
keproduksian meriset kebutuhan misalnya untuk konsumsi akan memesan atau masak
sendiri. Di tempat pementasan sudah ada tempat tidur untuk aktor karantina atau tidak : di
mana penyewaan bus yang harganya bisa terbilang murah dan lainnya: di sekitar tempat
pementasan adalah tempat yang bisa dituju jika sewaktu-waktu membutuhkan sesuatu.
Misalnya dekat dengan paar atau toko bangunan atau tidak. Dan lain sebagainya. Sementara
tim pementasan menyiapkan apa saja kebutuhan yang terkait dengan naskah drama.
Keduanya sebagaimana umumnya persiapan pertunjukan kami juga melakukan
pembentukan panitia untuk mengerucutkan apa saja yang harus dibicarakan sebelum
dikerjakan. Mulanya adalah konsep. Penyampaian tujuan pertunjukan dan bagaimana
bentuk yang diinginkan perlu dijelaskan di awal, sebab perubahan besar kerangka
pertunjukan di tengah-tengah proses bisa menjadi fatal jika ternyata salah perhitungan.
Segala kemungkinan dibicarakan termasuk konsep besar pertunjukan: tim pementasan
membangun panggung di dalam imajinasinya dan tim keproduksian menyusun angka-angka
didalam kepala.
Tim keproduksian membuat sederet daftar harga untuk kebutuhan tertentu sebelum
berkoordinasi dengan tim pementasan. Tujuannya agar anggaran tidak melebihi dari garis,
misalnya pertunjukan musik, musikalisasi puisi, atau naskah drama dengan durasi tertentu.
Tentu ini cara yang penuh risiko. Sebab di sela-sela persiapan pentas ada sebagian panitia
justru berlatih untuk mengisi acara di tempat lain. Tetapi saya meyakini, selain kelihaian
manajemen waktu bukanlah kreativitas juga akan terasah melalui cara tersebut? Atau saya
mengandalkan cara yang bisa dilakukan di sela sela waktu senggang. Misalnya seseorang
menyukai kegiatan menulis untuk sekalian mengembangkan kesukaannya bukankah dengan
diikutkan lomba akan jauh lebih baik. Peraturannya lagi lagi juga beresiko. Misalnya untuk
lomba berbayar yang menanggung panitia. Jika mendapat hadiah silahkan dibicarakan
bagaimana baiknya. Barangkali dari kerja kreatif tersebut tercipta pula pengkritik
Seperti sempat saya singgung di atas, misalnya “Pentas Besar Dua Kota Purwokerto dari
Solo” yang lama menentukan tempat untuk pentas di luar kota. Pemilihan awal adalah Kota
Semarang namun tidak segera diputuskan oleh panitia. Tentu ini sangat berisiko untuk
kedua tim apabila perhitungannya meleset. Sebab kedua tim yang semula membayangkan
tempat pementasan di kota Semarang akan ada adaptasi ulang ketika berpindah ruang, akan
ada kerja dua kali yang seharusnya tidak perlu perhitungan ulang

Anda mungkin juga menyukai