Anda di halaman 1dari 23

KAJIAN KESELAMATAN INFRASTRUKTUR JALAN

(Studi Kasus : Jl. Brigjen Katamso, Kabupaten Purworejo)

SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh
Rizaldi
NIM 19250046

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2023

i
ABSTRAK

Rizaldi. ”Kajian Keselamatan Infrastruktur Jalan (studi kasus : Jalan Brigjen


Katamso Kabupaten Purworejo)”. Skripsi. Teknis Sipil. FT, Universitas
Muhammadiyah Purworejo. 2023

Keselamatan jalan merupakan aspek terpenting dalam yang harus


didapatkan oleh pengguna jalan. Kesesuaian kondisi lapangan dengan standar
teknis yang berlaku memiliki pengaruh besar dalam menjamin keselamatan para
pengendara. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
keselamatan infrastruktur jalan dan membandingkan kondisi fisik di lapangan
dengan standar teknis yang berlaku.
Penelitian ini menggunakan metode Audit Keselamatan Jalan dengan
pendekatan deskriptif kuantitatif. Data analisis yang digunakan adalah data primer
yang didapat dari pengukuran dan pengamatan kondisi lapangan berupa data
geometrik jalan, kerusakan perkerasan jalan, dan harmonisasi perlengkapan jalan.
Selain itu juga menggunakan data sekunder berupa data kecelakaan yang
dikeluarkan oleh Satlantas Polres Kabupaten Purworejo serta data kecepatan
rencana jalan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Purworejo.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ruas Jalan Brigjen Katamso Kabupaten
Purworejo berada dalam kategori “Tidak Berbahaya”. Kondisi lapangan pada aspek
geometrik jalan dan kerusakan perkerasan jalan tidak menunjukkan adanya
defisiensi. Akan tetapi, pada aspek harmonisasi perlengkapan jalan terjadi banyak
defisiensi.

Kata Kunci : keselamatan jalan, defisiensi, jalan, infrastruktur

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur jalan menjadi faktor penting yang
mendukung berkembangnya ekonomi daerah. Pembangunan infrastruktur
jalan yang merata akan mempermudah dalam proses mobilisasi orang
maupun barang. Dengan tingkat mobilitas yang tinggi, maka lambat laun
akan semakin meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Tingkat mobilitas yang tinggi ini harus didukung dengan
pembangunan dan pengelolaan infrastruktur jalan yang berkeselamatan.
Oleh karena itu, perlu dikakukan penelitian di ruas Jl. Brigjen Katamso
Kabupaten Purworejo untuk mengetahui tingkat keselamatan jalan di ruas
jalan tersebut. Ruas Jl. Brigjen Katamso sendiri merupakan jalan kolektor
sekunder dengan panjang kurang lebih 3 km. Ruas jalan ini menghubungkan
antara jalan lingkar selatan Purworejo dengan pusat kota Purworejo. Ruas
Jl. Brigjen Katamso memiliki peranan yang penting dalam membantu
pertumbuhan ekonomi daerah.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalan penelitian ini adalah :
1. Bagaimana tingkat keselamatan berkendara di ruas Jl. Brigjen Katamso
Kabupaten Purworejo?
2. Bagaimana kesesuaian kondisi fisik di lapangan dengan standar teknis
yang berlaku?
C. Batasan Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Data kecelakaan dari kepolisian yang digunakan dari tahun 2017 sampai
tahun 2022.
2. Pengukuran dan pengamatan pada aspek geometrik jalan meliputi jarak
pandang henti, jarak pandang menyiap, radius tikungan, lebar lajur lalu
lintas, lebar bahu jalan, superelevasi, kemiringan jalan.

1
2

3. Pengukuran dan pengamatan pada aspek kerusakan perkerasan seperti


luasan pothole, rutting, deformasi.
4. Pengukuran dan pengamatan pada aspek harmonisasi perlengkapan
jalan seperti rambu, marka, lampu penerangan, sinyal, guardrail (sesuai
kondisi yang di temukan di lapangan).
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat keselamatan pengguna jalan di ruas Jl. Brigjen
Katamso Kabupaten Purworejo.
2. Membandingkan kondisi fisik di lapangan dengan standar teknis yang
berlaku.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan di bidang keteknik sipilan khususnya tentang
perkerasan jalan raya dan geometrik jalan raya.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pihak terkait
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya pengguna
jalan.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Jalan
Pengertian jalan menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 13 Tahun 2011 adalah prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel.
2. Infrastruktur
Menurut Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 infrastruktur
adalah fasilitas teknis, fisik, sistem, perangkat keras, dan lunak yang
diperlukan untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat dan
mendukung jaringan struktur agar pertumbuhan ekonomi dan sosial
masyarakat dapat berjalan dengan baik.
3. Keselamatan lalu lintas
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 keselamatan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan terhindarnya
setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang
disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan atau lingkungan.
4. Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan lalu lintas menurut Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak
disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain
yang mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian harta benda.
5. Keselamatan jalan
Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga (2006) keselamatan
jalan adalah upaya dalam penanggulangan kecelakaan yang terjadi di

3
4

jalan raya yang tidak hanya disebabkan oleh faktor kondisi kendaraan
maupun pengemudi, namun disebabkan pula oleh banyak faktor lain.
6. Rambu Lalu Lintas
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun
2014, rambu lalu lintas adalah bagian perlengkapan jalan yang berupa
lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan yang berfungsi
sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pengguna
jalan.
7. Audit keselamatan jalan
Audit keselamatan jalan dapat didefinisikan sebagai
pemeriksaan suatu proyek jalan atau lalu lintas, jalan eksisting atau
baru, oleh suatu tim ahli yang independen, yang melaporkan
kinerja keselamatan dan potensi tabrakan pada lokasi pemeriksaan
tersebut.
B. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu yang menjadi dasar pada penelitian ini :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Taufik Mulyono, Berlian Kushari,
dan Hendra Edi Gunawan pada tahun 2009 dengan judul “Audit
Keselamatan Insfrastruktur Jalan (Studi Kasus Jalan Nasional KM 78-
KM 79 Jalur Pantura Jawa, Kabupaten Batang)”. Penelitian
menggunakan metode Audit Keselamatan Jalan (AKJ). Tujuan dari
penelitian ini adalah memaparkan hasil audit keselamatan infrastruktur
jalan secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan data ukur defisiensi
keselamatan jalan di lapangan agar dapat menjadi model evaluasi bagi
auditor jalan. Hasil audit keselamatan jalan nasional antara KM 78-KM
79 jurusan Semarang-Cirebon, di Desa Jrakah Payung, Kecamatan
Subah, Kabupaten Batang, menunjukkan bahwa beberapa bagian dari
fasilitas jalan berada dalam kategori “bahaya” dan atau “sangat bahaya”
yang harus segera diperbaiki untuk memperkecil potensi terjadinya
kecelakaan, yaitu :
5

a. Aspek geometrik : jarak pandang menyiap kurang memadai, radius


tikungan tidak memenuhi standar teknis, posisi elevasi bahu jalan
berada 15cm di bawah elevasi tepi perkerasan.
b. Aspek perkerasan : adanya kerusakan struktural pada alur bekas roda
kendaraan yang luasannya lebih dari 100 m2 per Km panjang jalan.
c. Aspek haromonisasi perlengkapan jalan : tidak adarambu batasan
kecepatan ketika kendaraan melintasi tikungan, jarak antar lampu
penerangan di tikungan lebih dari 60 meter, tidak adanya sinyal yang
menandakan kendaraan harus berhati-hati sebelum masuk tikungan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Edi Wiranto, Ary Setyawan, dan Agus
Sumarsono pada tahun 2014 dengan judul “Evaluasi Tingkat
Kerawanan Kecelakaan pada Ruas Jalan Boyolali - Ampel KM 29+000
- 34+000”. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan hasil audit
keselamatan infrastruktur jalan secara kualitatif dan kuantitatif
berdasarkan data ukur defisiensi keselamatan jalan di lapangan agar
dapat menjadi model evaluasi bagi auditor jalan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Audit Keselamatan Jalan (AKJ).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tingkat defisiensi keselamatan
infrastruktur jalan pada ruas jalan Solo-Semarang (Km 29+000 –
34+000) diperoleh nilai risiko (125 – 250) atau pada kategori “cukup
berbahaya” pada segmen 1 dan 2. Nilai risiko (250 – 375) atau kategori
“berbahaya” pada segmen 3 dan 4.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Supradian Sujanto dan Agus Taufik
Mulyono pada tahun 2010 dengan judul “Inspeksi Keselamatan Jalan di
Jalan Lingkar Selatan Yogyakarta”. Maksud dari penelitian ini adalah
untuk menemukan kelemahan-kelemahan terkait keselamatan (safety
deficiencies) pada ruas jalan yang ditinjau menggunakan metode
Inspeksi Keselamatan Jalan (IKJ). Sedangkan tujuan dari penelitian ini
adalah (1) untuk mengetahui kelayakan infrastruktur jalan dibandingkan
dengan peraturan-peraturan dan undang-undang yang ada; (2)
mengetahui segala macam objek yang ada di jalan raya yang dapat
6

mengurangi tingkat keselamatan jalan; (3) mengetahui dan menentukan


cara yang tepat dalam menanggulangi dan meminimalkan dampak
kecelakaan; dan (4) menganalisis dan membahas hasil temuan Inspeksi
Keselamatan Jalan (IKJ), untuk menentukan upaya peningkatan
keselamatan jalan yang dapat dilakukan dalam waktu yang singkat
dengan biaya yang tidak besar. Hasil dari penelitian ini menemukan
banyak defisiensi keselamatan berupa (1) tidak adanya marka pada jalur
lambat; (2) landscape yang terlalu dekat dengan tepi perkerasan; (3)
lebar bahu jalan yang tidak sesuai dengan standar; (4) keberadaan
utilitas pada bahu jalan; dan (5) perkerasan jalan yang sudah rusak.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Muyani, Slamet Widodo, dan Eti
Sulandari pada tahun 2017 dengan judul “Evaluasi Keselamatan
Infrastruktur Jalan (Studi Kasus Jalan Trans Kalimantan)”. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Audit Keselamatan Jalan (AKJ).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
ketidaksesuaian kondisi teknis di lapangan dengan standar yang berlaku
sehingga dapat memberikan rekomendasi perbaikan agar peluang
kecelakaan dapat diperkecil. Hasil dari penelitian ini menemukan
defisiensi pada aspek geometrik dan harmonisasi kelengkapan jalan
yang memberikan peluang terjadinya kecelakaan, tetapi kondisi
perkerasan permukaan jalan relatif baik sehingga tidak memberikan
kontribusi yang signifikan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat
variabel yang diteliti. Pada penelitian ini terdapat variabel yang tidak diteliti
pada penelitian terdahulu, seperti kemiringan jalan dan superelevasi
tikungan. Lokasi penelitian ini juga berbeda dari penelitian sebelumnya
yang berlokasi di Jl. Brigjen Katamso Kabupaten Purworejo.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif
kuantitatif, karena penelitian ini menggunakan angka-angka disertai
penjelasan langsung mulai dari proses pengumpulan data, pengolahan
terhadap data yang diperoleh, sampai dengan penjelasan hasil penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode Audit Keselamatan Jalan (AKJ).
Prinsip dasar dari audit adalah membandingkan kondisi teknis di lapangan
dengan standar yang berlaku.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di ruas Jl. Brigjen Katamso Kabupaten
Purworejo, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Agustus 2023.
C. Pengumpulan Data
Terdapat dua jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Data Primer
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data
geometrik jalan, data perkerasan jalan, dan data harmonisasi
perlengkapan jalan yang didapat dari pengamatan dan pengukuran di
lapangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data
kecelakaan lalu lintas dari Unit Lakalantas Polres Purworejo dan Dishub
Kabupaten Purworejo. Selain itu, data sekunder juga didapat dari kajian
literatur terkait dengan penelitian.
D. Analisis Data
Data analisis didapat dari hasil ukur dan pengamatan langsung di
lapangan. Kemudian digabungkan dengan data anatomi kecelakaan dari
kepolisian. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan validasi terhadap
data yang diperoleh. Tahapan dalam analisis data dilakukan dengan
mengolah data untuk mencari nilai peluang terhadap defisiensi

7
8

(ketidaksesuaian) infrastruktur jalan yang diteliti. Nilai yang didapat


kemudian dibandingkan dengan standar yang ada untuk mengetahui nilai
defisiensi yang terjadi. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai
berikut :
Tabel 1
Peluang Defisiensi Keselamatan Infrastruktur Jalan Terhadap Kejadian
Kecelakaan Berkendara di Jalan Raya Berdasarkan Data Ukur Lapangan
Hasil Ukur Dimensi dan Tata Letak Nilai
Nilai Kualitatif
Bagian Infrastruktur Jalan Kuantitatif
Perbedaan yang terukur di lapangan <10%
Tidak pernah terjadi
1
terhadap standar teknisnya kecelakaan
Perbedaan yang terukur di lapanganTerjadi kecelakaan
antara 10% - 40% terhadap standar sampai 5 kali per 2
teknisnya tahun
Perbedaan yang terukur di lapangan antara
Terjadi kecelakaan
3
40% - 70% terhadap standar teknisnya
5-10 kali per tahun
Perbedaan yang terukur di lapangan antara
Terjadi kecelakaan
4
70% - 100% terhadap standar teknisnya
10-15 kali per tahun
Terjadi kecelakaan
Perbedaan yang terukur di lapangan
lebih dari 15 kali per 5
>100% terhadap standar teknisnya
tahun
Sumber : Mulyono dkk., 2009.
Data analisis yang didapat juga digunakan untuk mencari nilai
dampak keparahan korban kecelakaan dan mencari nilai risiko terhadap
defisiensi keselamatan infrastruktur yang ada. Lebih lengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 2
Dampak Keparahan Korban Kecelakaan Berkendara di Jalan Raya Berdasarkan
Tingkat Fatalitas dan Kepentingan Penanganannya
Hasil Evakuasi Korban Kecelakaan Berkendara Nilai Nilai
di Jalan Raya Kualitatif Kuantitatif
Korban tidak mengalami luka apapun kecuali
Amat ringan 1
kerugian material
Korban mengalami luka ringan dan kerugian
Ringan 10
material
Korban mengalami luka berat dan tidak
berpotensi cacat anggota tubuh, serta ada atau Sedang 40
tidak ada kerugian material
Korban mengalami luka berat dan berpotensi
meninggal dunia dalam proses perawatan di
Berat 70
rumah sakit atau tempat penyembuhan, serta ada
atau tidak ada kerugian material
9

Korban meninggal dunia di tempat kejadian


kecelakaan, serta ada atau tidak ada kerugian Amat berat 100
material
Sumber : Mulyono, et al., 2008.
Tabel 3
Nilai dan kategori risiko defisiensi keselamatan infrastruktur jalan
Analisis Risiko
Nilai Risiko Kategori Risiko
< 125 Tidak Berbahaya (TB)
125 – 250 Cukup Berbahaya (CB)
250 – 375 Berbahaya (B)
> 375 Sangat Berbahaya (SB)
Sumber : Mulyono dkk., 2009.
Mencari nilai risiko digunakan rumus sebagai berikut :
Risiko = Peluang x Dampak
10

E. Bagan Alir Penelitian

Mulai

Rumusan Latar Belakang

Studi Literatur

Penentuan Variabel

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Data Geometri Jalan 1. Data Kecelakaan Th. 2017-2022
2. Data Perkerasan Jalan (Satlantas Polres Kab. Purworejo)
2. Data Kecepatan Rencana (Dishub
3. Data Harmonisasi Jalan
Kab. Purworejo)

Validasi Data
Tidak
Data lengkap
atau
tidak lengkap

Ya
A
Analisis Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian


11

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Survei dan pengukuran di lapangan dilakukan untuk mendapatkan
data asli lapangan sebagai pembanding terhadap standar teknis yang
berlaku. Survei dan pengukuran dilakukan untuk semua aspek, mulai dari
aspek geometrik jalan, aspek kerusakan perkerasan jalan, sampai aspek
harmonisasi perlengkapan jalan semua dilakukan pendataan.
1. Data Geometrik Jalan
Survei dan pengukuran yang dilakukan di lapangan pada aspek
geometrik jalan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4
Rekapitulasi Data Badan Jalan
Lebar Lajur Jalan Rata-Rata (m) Lebar Bahu Jalan Rata-Rata (m)
7,85 1,83
Sumber : Data Penelitian
Tabel 5
Data Kemiringan Lajur Jalan
Lokasi Kemiringan Jalan (%)
Pengamatan Kiri Kanan
Titik 1 1,79 1,89
Titik 2 3,43 2,41
Titik 3 1,44 1,68
Titik 4 2,34 1,66
Rata-rata 2,09
Sumber : Data Penelitian
Tabel 6
Rekapitulasi Data Tikungan
Lokasi Radius Tikungan (m) Superelevasi (%)
Tikungan 1 749,02 0,39
Tikungan 2 1073,46 6,57
Tikungan 3 260,31 4,33
Tikungan 4 370,06 9,7
Rata-rata 613,21 5,25
Sumber : Data Penelitian
Data kecepatan sementara diambil selama dua hari, pada hari
minggu dan hari senin. Dua hari yang diambil dalam pengamatan
12

mewakili hari libur dan hari kerja. Pengambilan data dilakukan pada
jalan lurus sebelum maupun sesudah tikungan. Lebih lengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7
Rekapitulasi Data Kecepatan Sementara
Kecepatan Rata - Rata Kendaraan (Km/jam)
Arah Kendaraan
Hari Libur Hari Kerja
Dari Bosco 54,06 57,33
Dari SMAN 7 50,31 61,36
Sumber : Data Penelitian
Berdasarkan pada data kecepatan sementara, kemudian dapat
diketahui jarak pandang henti minimum.
Tabel 8
Jarak Pandang Henti Minimum
Jarak Pandang Henti Minimum (m)
Arah Kendaraan
Hari Libur Hari Kerja
Dari Bosco 71,22 78,44
Dari SMAN 7 63,49 87,88
Rata-rata 75,26
Sumber : Data Perhitungan
Berdasarkan data kecepatan sementara, kemudian diketahui
jarak pandang menyiap.
Tabel 9
Jarak Pandang Menyiap
Jarak Pandang Menyiap (m)
Arah Kendaraan
Hari Libur Hari Kerja
Dari Bosco 343,7 366,36
Dari SMAN 7 318,61 395,03
Rata-rata 355,93
Sumber : Data Perhitungan
Tabel 10
Rekapitulasi Geometrik Jalan
Hasil Ukur dan
Aspek Satuan Standar
Pengamatan
Jarak Pandang Henti** m 75 75,26
Jarak Pandang Menyiap** m 350 355,93
Radius Tikungan** m 112 613,21
Lebar Lajur Jalan* m 7 7,85
Lebar Bahu Jalan* m 1 1,83
Superelevasi* % 8 5,25
13

Kemiringan Jalan* % 2–4 2,09


*Sumber : Permen PU No. 5 Tahun 2023
**Sumber : AASHTO’90
2. Data Kerusakan Perkerasan Jalan
Pengukuran dan pengamatan yang dilakukan di Jalan Brigjen
Katamso Kabupaten Purworejo ditemukan kerusakan pada perkerasan
jalan. Kerusakan yang diamati dan diukur di sepanjang ruas jalan berupa
retak alur, deformasi, serta lubang (pothole).
Data pengukuran dan pengamatan pada aspek kerusakan
perkerasan dapat dilihat pada Tabel 11 sebagai berikut :
Tabel 11
Rekapitulasi Kerusakan Perkerasan Jalan
Hasil Ukur
Kerusakan
No. Satuan Standar* dan
Perkerasan
Pengamatan
1. Rutting m2/Km 100 12,55
2. Deformasi, d>15cm m2/Km 100 4,47
3. Pothole, φ>25cm, m2/Km
100 0,01
d>10cm
*Sumber : Ditjen Bina Marga (2007) dalam Mulyono dkk., 2009
3. Data Harmonisasi Perlengkapan Jalan
Dari pengukuran dan pengamatan lapangan pada aspek
harmonisasi perlengkapan jalan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 12
Rekapitulasi Harmonisasi Perlengkapan Jalan
Hasil Ukur dan
Aspek Satuan Standar*
Pengamatan**
1. Rambu Peringatan
Jumlah buah 19 11
2. Rambu Petunjuk
Jumlah buah 7 6
3. Rambu Larangan
Jumlah buah 2 3
4. Marka
Ketersediaan ada ada Ada
Kondisi % 100 63,89
5. Lampu Penerangan
Ketersediaan ada ada ada
Jarak antar lampu meter 60 68,2
14

6. Pita Penggaduh
Ketersediaan ada ada ada
Kondisi % 100 75
7. Guardrail
Ketersediaan ada ada tidak ada
*Sumber : Permenhub No. PM 27 Tahun 2018
**Sumber : Data Suvei
B. Analisis Data
1. Geometrik Jalan
Tabel 13
Hasil Ukur dan Pengamatan Lapangan Kondisi Geometrik Jalan terhadap
Defisiensi Keselamatan Infrastruktur Jalan di Lokasi Penelitian

terhadap Standar (%)


Hasil Ukur dan

Penyimpangan
Pengamatan dan Fatalitas Korban

Nilai Dampak
Nilai Peluang
Pengamatan
Pengukuran (Orang)***
Standar

Aspek Satuan MD LB LR TL

Jarak Pandang
1. meter 75 75,26 -0,34 1 0 0 0 0 1
Henti**
Jarak Pandang 1
2. meter 350 355,93 -1,69 1 0 0 0 0
Menyiap**
Radius 1
3. meter 112 613,21 -447,51 1 0 0 0 0
Tikungan**
Lebar Lajur 1
4. meter 7 7,85 -12,13 1 0 0 0 0
Jalan*
Lebar Bahu 1
5. meter 1 1,83 -82,71 1 0 0 0 0
Jalan*
6. Superelevasi* % 8 5,25 -34,43 1 0 0 0 0 1
Kemiringan
7. % 2–4 2,09 0 1 0 0 0 0 1
Jalan*
*Sumber : Permen PU No. 5 Tahun 2023
**Sumber : AASHTO’90
***Sumber : Satlantas Polres Purworejo; MD = Meninggal Dunia, LB = Luka
Berat, LR = Luka Ringan, TL = Tidak Luka
Nilai negatif menunjukkan bahwa tidak terjadi penyimpangan standar teknis.

Tabel 14
Hasil Analisis Kondisi Lapangan terhadap Defisiensi Kondisi Geometrik Jalan
Nilai Nilai Nilai Kategori
Aspek
Peluang Dampak Risiko Risiko
15

1. Kecepatan 1 1 1 TB
2. Jarak Pandang Henti 1 1 1 TB
Jarak Pandang TB
3. 1 1 1
Menyiap
4. Radius Tikungan 1 1 1 TB
5. Lebar Lajur Jalan 1 1 1 TB
6. Lebar Bahu Jalan 1 1 1 TB
7. Superelevasi 1 1 1 TB
8. Kemiringan Jalan 1 1 1 TB
Sumber : Data Perhitungan; TB = Tidak Berbahaya, CB = Cukup Berbahaya, B =
Berbahaya, SB = Sangat Berbahaya
2. Kerusakan Perkerasan Jalan
Tabel 15
Hasil Ukur dan Pengamatan Lapangan Kondisi Kerusakan Perkerasan Jalan
terhadapDefisiensi Keselamatan Infrastruktur Jalan di Lokasi Penelitian

terhadap Standar (%)


Fatalitas Korban
Hasil Ukur dan

Penyimpangan

Nilai Dampak
Nilai Peluang
Pengamatan dan Pengukuran
Pengamatan

(Orang)**
Standar*

Aspek Satuan MD LB LR TL

1. Rutting m2/Km 100 12,55 -87,45 1 0 0 0 0 1


Deformasi, 2
2. m /Km 100 4,47 -95,53 1 0 0 0 0 1
d>15cm
Pothole,
3. m2/Km 100 0,01 -99,99 1 0 0 0 0 1
φ>25cm,d>10cm
*Sumber : Ditjen Bina Marga (2007) dalam Mulyono dkk., 2009
**Sumber : Satlantas Polres Purworejo; MD = Meninggal Dunia, LB = Luka Berat,
LR = Luka Ringan, TL = Tidak Luka
Nilai negatif menunjukkan bahwa tidak terjadi penyimpangan standar teknis.
Tabel 16
Hasil Analisis Kondisi Lapangan terhadap Defisiensi Kondisi Kerusakan
Perkerasan Jalan
Nilai Nilai Kategori
Aspek Nilai Risiko
Peluang Dampak Risiko
1. Rutting 1 1 1 TB
2. Deformasi, d>15cm 1 1 1 TB
Pothole,
3. 1 1 1 TB
φ>25cm,d>10cm
Sumber : Data Perhitungan; TB = Tidak Berbahaya, CB = Cukup Berbahaya, B =
Berbahaya, SB = Sangat Berbahaya
3. Harmonisasi Perlengkapan Jalan
16

Tabel 17
Hasil Ukur dan Pengamatan Lapangan Kondisi Harmonisasi Perlengkapan Jalan
terhadap Defisiensi Keselamatan Infrastruktur Jalan di Lokasi Penelitian

Penyimpangan terhadap
Fatalitas Korban

Hasil Ukur dan


Pengamatan dan Pengukuran

Nilai Dampak
Nilai Peluang
Pengamatan

Standar (%)
(Orang)**

Standar*
Aspek Satuan MD LB LR TL

Rambu
1.
Peringatan
Jumlah buah 19 11 42,1 3 0 0 0 0 1
Rambu
2.
Petunjuk
Jumlah buah 7 6 14,29 2 0 0 0 0 1
Rambu
3.
Larangan
Jumlah buah 2 3 50 3 0 0 0 0 1
4. Marka
Ketersediaan ada ada ada 0 1 0 0 0 0 1
Kondisi % 100 63,89 36,12 2 0 0 0 0 1
Lampu
5.
Penerangan
Ketersediaan ada ada ada 0 1 0 0 0 0 1
Jarak antar
meter 60 68,2 13,67 2 0 0 0 0 1
lampu
6. Pita Penggaduh
Ketersediaan ada ada ada 0 1 0 0 0 0 1
Kondisi % 100 75 25 2 0 0 0 0 1
7. Guardrail
tidak
Ketersediaan ada ada 100 4 0 0 0 0 1
ada
*Sumber : Permenhub No. PM 27 Tahun 2018
**Sumber : Satlantas Polres Purworejo; MD = Meninggal Dunia, LB = Luka Berat,
LR = Luka Ringan, TL = Tidak Luka

Tabel 18
Hasil Analisis Kondisi Lapangan terhadap Defisiensi Kondisi Harmonisasi
Perlengkapan Jalan
Kategori
Aspek Nilai Peluang Nilai Dampak Nilai Risiko
Risiko
17

1. Rambu Peringatan 3 1 3 TB
2. Rambu Petunjuk 2 1 2 TB
3. Rambu Larangan 3 1 3 TB
4. Marka 2 1 2 TB
5. Lampu Penerangan 2 1 2 TB
6. Pita Penggaduh 2 1 2 TB
7. Guardrail 4 1 4 TB
Sumber : Data Perhitungan; TB = Tidak Berbahaya, CB = Cukup Berbahaya, B =
Berbahaya, SB = Sangat Berbahaya
C. Pembahasan
Berdasarkan data anatomi kecelakaan dari Satlantas Polres
Kabupaten Purworejo, pada ruas Jalan Brigjen Katamso telah terjadi 84 kali
kejadian kecelakaan selama tahun 2017 sampai tahun 2022. Pada
keseluruhan kejadian kecelakaan mengakibatkan 13 orang meninggal dunia,
100 orang mengalami luka ringan, serta 67 orang lainnya tidak mengalami
luka. Total korban keseluruhan yang terlibat dalam kecelakaan ada
sebanyak 180 orang
Menurut data anatomi yang didapat dan dari hasil wawancara yang
telah dilakukan, seluruh kejadian kecelakaan yang terjadi di Jalan Brigjen
Katamso disebabkan oleh faktor kelalaian manusia. Faktor penyebab
kecelakaan dari Satlantas sendiri ada 4 kategori penyebab, alam, manusia,
kendaraan, serta jalan. Sehingga dari data anatomi kecelakaan dan hasil
wawancara yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa jalan beserta
infrastruktur pelengkapnya bukan faktor utama penyebab terjadinya
kecelakaan.
Pengukuran dan pengamatan di lapangan yang dilanjutkan analisis
data pada aspek geometrik jalan, dapat diketahui bahwa tidak terjadi
penyimpangan terhadap standar teknis. Pada tabel 13 dapat dilihat bahwa
penyimpangan terhadap standar menunjukkan hasil negatif. Artinya hasil
ukur di lapangan tidak terjadi perbedaan terhadap standar teknis. Pada tabel
13 juga dapat diketahui bahwa tidak ada kecelakaan yang disebabkan oleh
aspek geometrik jalan.
18

Pada tabel 14 dapat diketahui bahwa aspek geometrik jalan memiliki


nilai risiko yang kecil atau masih masuk dalam kategori Tidak Berbahaya
(TB). Tidak ditemukannya defisiensi pada kondisi di lapangan serta tidak
adanya data anatomi kecelakaan yang menyebutkan bahwa kondisi
geometrik jalan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Hal tersebut
menjadi alasan mengapa aspek geometrik jalan memiliki nilai risiko yang
kecil dan masuk dalam kategori tidak berbahaya.
Hasil ukur dan pengamatan yang dilanjutkan dengan analisis data
tidak ditemukan defisiensi pada aspek kerusakan perkerasan jalan. Di
lapangan memang di temukan kerusakan pada perkerasan, tetapi kerusakan
itu masih di bawah standar kerusakan. Pada tabel 15 dapat dilihat bahwa
kerusakan perkerasan tidak berkontribusi dalam kecelakaan yang terjadi di
ruas Jalan Brigjen Katamso. Pada tabel 16 dapat diketahui bahwa aspek
kerusakan perkerasan memilik risiko yang kecil dan masuk dalam kategori
Tidak Berbahaya (TB).
Penelitian dan analisis yang telah dilakukan aspek harmonisasi
perlengkapan jalan menyumbang defisiensi terbesar. Seperti yang dapat
dilihat pada tabel 17, rambu peringatan menyumbang nilai defisiensi yang
besar yakni 42,1 %. Defisiensi pada marka jalan juga memiliki nilai
defisiensi yang besar. Hampir setengah dari seluruh marka yang ada di
sepanjang ruas jalan mengalami kerusakan dan hilang. Tidak adanya pagar
pengaman atau guardrail menjadi defisiensi terbesar yang ditemukan.
Pada tabel 18 dapat dilihat jika nilai risiko pada aspek harmonisasi
perlengkapan jalan memiliki nilai yang kecil dan masuk ke dalam kategori
Tidak Berbahaya (TB). Meskipun didapatkan nilai defisiensi yang besar
tetapi tidak ada anatomi kecelakaan yang menyebutkan bahwa aspek
harmonisasi perlengkapan jalan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.
Hal ini yang menyebabkan kecilnya nilai risiko pada aspek harmonisasi
perlengkapan jalan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan di Jalan Brigjen Katamso Kabupaten
Purworejo didapatkan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.
Berikut kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian :
1. Hasil penelitian yang dilakukan di Jalan Brigjen Katamso Kabupaten
Purworejo menunjukkan bahwa tingkat keselamatan yang ada di ruas
jalan tersebut berada dalam kategori Tidak Berbahaya (TB).
2. Aspek geometrik jalan dan aspek kerusakan perkerasan jalan sudah
memenuhi standar teknis yang berlaku. Akan tetapi, aspek harmonisasi
perlengkapan jalan belum memenuhi standar teknis karena masih
ditemukan banyak penyimpangan.
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan di Jalan Brigjen Katamso
Kabupaten Purworejo, dapat diberikan saran sebagai berikut :
1. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian pada ruas jalan yang
berbeda.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel geometrik jalan
berupa kelandaian jalan.
3. Penelitian bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat apabila ruas jalan
yang diteliti dibagi dalam lingkup segmen jalan yang lebih kecil.
4. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel baru yakni
ketersediaan saluran drainasi jalan.

19
20

DAFTAR PUSTAKA
Hardiyanto, H.C..2023. Pemeliharaan Jalan Raya Edisi 2. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press

Putranto, L.S..2019. Rekayasa Lalu-Lintas Edisi 3. Jakarta: Indeks

Mayuni, S., dkk. 2017. Evaluasi Keselamatan Infrastruktur Jalan (Studi Kasus Jalan
Trans Kalimantan). Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan
Perencanaan (KN-TSP). ISBN 978-602-61059-0-5. Pekanbaru

Mulyono, et al. 2008. Monitoring and Evaluating Infrastructure Safety Deficiencies


Towards Integrated Road Safety Improvement in Indonesia. Proceedings
Australian Road Safety Research, Policing and Education Conference.
ISBN 1 876346 56 6. Australia

Mulyono, A.T., dkk. 2009. Audit Keselamatan Infrastruktur Jalan (Studi Kasus
Jalan Nasional KM 78-KM 79 Jalur Pantura Jawa, Kabupaten Batang).
Jurnal Teknik Sipil. Program Studi Teknik Sipil. Universitas Nusa Cendana.
Kupang

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 5 Tahun 2023.
Tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Perencanaan Teknis Jalan. Jakarta

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011. Tentang Persyaratan


Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan. Jakarta

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014. Tentang Rambu Lalu


Lintas. Jakarta

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 27 Tahun 2018. Tentang Alat


Penerangan Jalan. Jakarta

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34 Tahun 2014. Tentang Marka Jalan.


Jakarta

Peraturan Menteri Perhubunngan Nomor PM 82 Tahun 2018. Tentang Pengendali


dan Pengaman Pengguna Jalan. Jakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006. Tentang Jalan. Jakarta

Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015. Tentang Kerjasama Pemerintah dengan


Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Jakarta

Sukirman, S..1999. Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung: NOVA.


21

Sujanto, S. dan Mulyono, A.T.. 2010. Inspeksi Keselamatan Jalan di Jalan Lingkar
Selatan Yogyakarta. Jurnal Transportasi. Program Studi Teknik Sipil.
Universitas Katolik Parahyangan. Bandung

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Jakarta

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004. Tentang Jalan. Jakarta

Wiranto, E., dkk. 2014. Evaluasi Tingkat Kerawanan Kecelakaan pada Ruas Jalan
Boyolali – Ampel KM 29+00 – 34+00. Matriks Teknik Sipil. Program Studi
Teknik Sipil. Universitas Sebelas Maret. Surakart

Anda mungkin juga menyukai