Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Nyamuk Anhopeles sp


1.   Taksonomi
Kingdom        : Animal
Phylum          : Arthropoda
Kelas              : Insecta
Ordo               : Diphtera
Family            : Culicidae
Sub Family    : Anophelini
Genus             : Anopheles
Spesies          : Anopheles sp
4.   Beberapa Aspek Perilaku (Bionomik) Nyamuk
Bionomik nyamuk mencakup pengertian tentang perilaku, perkembangbiakan, umur,
populasi, penyebaran, fluktuasi musiman, serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
berupa lisan fisik (musim. kelembaban. angin. matahari, arus air). lingkungan kimiawi (kadar
gram, PH) dan lingkungan biologik seperti tumbuhan bakau, gangang vegetasi disekitar
tempat perindukan dan musim alami.
Sebelum mempelajari aspek perilaku nyamuk atau makhluk hidup lainnya harus
disadari bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan biologik selalu ada variasinya. Variasi
tingkah laku akan terjadi didalam spesies tunggal baik didaerah yang sama maupun berbeda.
Perilaku binatang akan mengalami perubahan jika ada rangsangan dari luar. Rangsangan dari
luar misalnya perubahan cuaca atau perubahan lingkungan baik yang alami manpun karena
ulah manusia.
5.   Perilaku Mencari Darah.
Perilaku mencari darah nyamuk dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu:
a.      Perilaku mencari darah dikaitkan dengan waktu.
Nyamuk Anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada waktu malarn hari.
apabila dipelajari dengan teliti ternyata tiap spesies mempunyai sifat yang tertentu, ada
spesies yang aktif mulai senja hingga menjelang tengah malam dan sampai pagi hari.
b.      Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat.
Apabila dengan metode yang sama kita adakan. Penangkapan nyarnuk didalam dan
diluar rumah maka dari hasil penangkapan tersebut dapat diketahui ada dua golongan
nyamuk, yaitu: eksofagik yang lebih senang mencari darah diluar rumah dan endofagik yang
lebih senang mencari darah didalam rumah.
c.       Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber darah.
Berdasarkan macam darah yang disenangi, kita dapat membedakan atas: antropofilik
apabila lebih senang darah manusia, dan zoofilik apabila nyamuk lebih senang menghisap
darah binatang dan golongan yang tidak mempunyai pilihan tertentu.
d.      Frekuensi menusuk
Telah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu kali selama
hidupnya Untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk betina hanya
memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telurnya. Tiap sekian hari sekali nyamuk akan
mencari darah. Interval tersebut tergantung pada species, dan dipengaruhi oleh temperatur
dan kelembaban, dan disebut siklus gonotrofik. Untuk iklim Indonesia memerlukan waktu
antara 48-96 jam.
6.   Perilaku Istirahat.
Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang sebenarnya selama
waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada waktu
nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun pada umumnya nyamuk memilih tempat yang
teduh, lembab dan aman untuk beristirahat tetapi apabila diteliti lebih lanjut tiap species
ternyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Ada spesies yang halnya hinggap tempat-
tempat dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi ada pula species yang hinggap di tempat-
tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus). Pada waktu malam ada nyamuk yang masuk
kedalam rumah hanya untuk menghisap darah orang dan kemudian langsung keluar. Ada pula
yang baik sebelum maupun sesudah menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk
beristirahat.

7.      Perilaku Berkembang Biak.


Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau
tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya Ada
species yang senang pada tempat-tempat yang kena sinar matahari langsung (an. Sundaicus),
ada pula yang senang pada tempat-tempat teduh (An. Umrosus). Species yang satu
berkembang dengan baik di air payau (campuran tawar dan air laut) misalnya (An. Aconitus)
dan seterusnya Oleh karena perilaku berkembang biak ini sangat bervariasi, maka diperlukan
suatu survai yang intensif untuk inventarisasi tempat perindukan, yang sangat diperlukan
dalam program pemberantasan.
8.   Peranannya dalam kesehatan
Nyamuk Anopheles bisa menyebabkan penyakit malaria. Nyamuk ini suka menusuk
dalam posisi menungging alias posisi badan, mulut, dan jarum yang dibenamkan ke kulit
manusia dalam keadaan segaris. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
parasit jenis plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat. Penyakit ini
dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya. Pada saat ini nyamuk vektor malaria di
Indonesia yang ditemukan sebanyak20 spesies dari genus Anopheles. Empat di antaranya
adalah Anopheles Aconitus, Anopheles Sundaicus, Anapheles Maculatus dan Anopheles
Barbirostris.
Ada beberapa jenis vektor malaria yang perlu diketahui diantaranya.
1. An. Aconitus.
2. An. Sundaicus.
3. An. Maculatus.
4. An. Barbirostris.
9.      Epidemiologi
Untuk menentukan apakah nyamuk anophelini yang hidup di alam bebas berfungsi
sebagai vektor malaria adalah dengan jalan menemukan stadium sporozoit dari plasmodium
di kelenjar liur nyamuk. Cara untuk menemukan sporozoit ini adalah dengan membedah
nyamuk betina.
Untuk menentukan vektor di suatu daerah endemik malaria, perlu diketahui beberapa faktor,
antara lain:
             Kebiasaan nyamuk anophelini mengisap darah manusia.
             Umur nyamuk betina yang lebih dari 10 hari.
             Kepadatan nyamuk anophelini melebihi spesies lain.
             Hasil  percobaan di laboratorium menunjukkan kemampuan mengembangkan plasmodium
menjadi stadium sporozoit bila nyamuk betina diinfeksi.
10.  Pengendalian Vektor
Untuk pemberantasan malaria ini dapat dilakukan berbagai cara, antara lain:
a.    Mengobati penderita sampai sembuh hingga tidak ada sumber penularan.
b.    Mengusahakan agar tidak terjadi kontak antara manusia dengan nyamuk anophelini dengan
cara:
  Memasang kawat kasa di bagian-bagian rumah yang terbuka seperti jendela, pintu dan
ventilasi lainnya.
  Penggunaan kelambu.
  Melindungi dari gigitan nyamuk dengan repellent.
  Memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan
pemusnahan tempat perindukan nyamuk.

C.  Nyamuk Culex sp


1.   Taksonomi
Kingdom        : Animal
Phylum          : Arthropoda
Family           : Culicidae
Kelas              : Insecta
Ordo               : Dipthera
Sub Family    : Culicini
Genus             : Culex
Spesies          : Culex sp
2.   Morfologi Nyamuk Culex sp
Telur berwarna coklat, panjang dan silinder, vertical pada permukaan air, tersementasi
pada susunan 300 telur. Panjang susunan biasanya 3 – 4mm dan lebarnya 2 – 3mm Telur.
      Telur culex diletakkan secara berderet- deret rapi seperti kait dan tanpa pelampung
yang berbentuk menyerupai peluru senapan.
      Pada stadium jentik nyamuk Culex mempunyai siphon yang mengandung bulu- bulu
siphon (siphonal tuft) dan pekten, sisir atau comb dengan gigi- gigi sisir (comb teeth),
segmen anal dengan pelana tertutup dan tampak tergantung pada permukaan air.
      Stadium pupa Culex mempunyai tabung pernafasan yang bentuknya kelihatan sempit
dan panjang, digunakan untuk pengambilan oksigen
      Nyamuk Dewasa

         Palpus nyamuk betina lebih pendek dari proboscis, wsedang nyamuk jantan palpus dan
proboscis sama panjang. Pada sayap mempunyai bulu yang simetris dan tanpa costa. Sisik
sayap membentuk kelompok sisik yang berwarna sehingga tampak sisik sayap membentuk
bercak- bercak pada sayap berwarna putih dan kuning atau putih dan cokelat, juga putih dan
hitam. Ujung perut selalu menumpul.
3.   Siklus hidup
Daur hidup dan perkembangbiakan nyamuk Culex Sp.

Nyamuk adalah hewan yang mempunyai metamorfosis sempurna, yaitu telur, larva,

pupa dan nyamuk dewasa. Pada stadium telur, letaknya adalah dipermukaan air. Stadium

larva dan pupa hidup di dalam air, sedangkan nyamuk dewasa hidup berterbangan di udara .

Siklus hidup dan perkembangan nyamuk Culex Sp. adalah sebagai berikut :

a.    Stadium telur

  Telur nyamuk Culex Sp. diletakkan saling berlekatan di atas permukaan air sehingga

berbentuk rakit (raft). Warna telur yang baru diletakkan adalah putih, kemudian warnanya

berubah menadi hitam setelah 1-2 jam.  Telur nyamuk Culex Sp. berbentuk menyerupai

peluru senapan. Spesies-spesies nyamuk Culex Sp. berkembang biak ditempat yang berbeda-

beda, sebagai contoh, nyamuk Culex quinquefasciatus bertelur di air comberan yang kotor

dan keruh, nyamuk Culex annulirostris bertelur  di air sawah, daerah pantai dan rawa berair

payau,  nyamuk  Culex bitaeniorrhynchus bertelur di air yang mengandung lumut dalam air

tawar dan atau air payau . Gambar telur nyamuk Culex Sp. dapat dilihat di gambar dibawah

ini.

Gambar Telur Nyamuk Culex Sp.


b.    Stadium larva

Stadium larva terbagi menjadi empat tingkatan perkembangan (instar) yang terjadi

selama 6-8 hari. Instar ke-1 terjadi selama 1-2 hari, instar ke-2 terjadi selama 1-2 hari, instar

ke-3 terjadi selama 1-2 hari dan instar ke-4 terjadi selama 1-3 hari . Untuk memenuhi

kebutuhannya, larva mencari makan di tempat perindukkannya. Larva nyamuk Culex Sp.

membutuhkan waktu 6-8 hari hingga menjadi pupa . Gambar larva nyamuk Culex Sp. dapat

dilihat di gambar dibawah ini.

Gambar  Larva nyamuk Culex Sp. 

Ciri-ciri Larva Culex Sp. adalah sebagai berikut :

1)        Pada segmen yang terakhir terdapat corong udara.

2)        Tidak ada rambut-rambut berbentuk kipas (Palmatus hairs) pada segmen abdomen.

3)        Terdapat pectin pada corong udara.

4)        Pada corong (siphon) terdapat sepasang rambut serta jumbai.

5)        Terdapat comb scale sebanyak 8-21  pada setiap sisi abdomen segmen kedelapan.

6)        Setiap comb scale berbentuk seperti duri.


7)        Terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva pada sisi thorax.

8)        terdapat sepasang rambut di kepala.

Larva nyamuk Culex Sp. memiliki 4 tingkatan perkembangan (instar), sesuai dengan

pertumbuhannya yaitu :

1)        Larva instar ke-1: ukurannya 1-2 mm, belum terlihat jelas bentuk dari duri-duri (spinae) pada

dada dan corong pernapasan pada siphon.

2)        Larva instar ke-2: ukurannya 2,5–3,5 mm, corong kepala mulai menghitam, tetapi duri–duri

masih belum terlihat jelas,.

3)        Larva instar ke-3: ukurannya 4-5 mm, duri-duri dada mulai terlihat jelas dan corong

pernapasan terlihat berwarna coklat kehitaman.

4)        Larva instar ke-4: ukurannya 5-6 mm dengan warna kepala terlihat gelap.

c.    Stadium pupa (kepompong)

Pupa jantan lebih cepat menetas menjadi nyamuk daripada pupa betina. Pupa tidak

memerlukan makanan, tetapi memerlukan oksigen yang diambil melalui tabung pernapasan .

Tabung pernapasannya berbentuk sempit dan panjang. Gambar pupa nyamuk Culex Sp. dapat

dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar Pupa nyamuk Culex Sp.


d.   Stadium nyamuk dewasa

Biasanya, nyamuk jantan tidak pergi jauh dari tempat perindukannya karena

menunggu nyamuk betina untuk berkopulasi. Nyamuk betina akan mencari darah untuk

pembentukkan telurnya . Nyamuk Culex Sp. betina memiliki palpi yang lebih pendek

daripada probosisnya, sedangkan nyamuk Culex Sp. jantan memiliki palpi yang lebih panjang

daripada probosisnya. Sayap nyamuk Culex Sp. berbentuk sempit dan panjang. Nyamuk

Culex Sp. biasanya mencari darah pada malam hari. Gambar nyamuk Culex Sp. dan siklus

hidupnya dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

                               Gambar  Nyamuk Culex Sp. 


 Gambar . Siklus Hidup Nyamuk Culex Sp

4.   Perilaku nyamuk


Nyamuk Culex mempunyai kebiasaan mengisap darah pada malam hari. Jarak terbang
biasanya pendek mencapai jarak rata- rata beberapa puluh meter saja. Umur nyamuk Culex
baik di alam maupun di laboratorium sama seperti Anopheles, biasanya kira- kira dua
minggu.
5.   Peranannya dalam kesehatan
Culex sp. bertindak sebagai vektor Filariasis, Japanese Encephalitis, dan demam
Chikungunya. Japanese encephalitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini
disebarkan melalui tusukan nyamuk Culex.
6.   Cara Penularan
Awalnya virus japanese encephalitis berkembang biak dalam tubuh babi. Lalu
nyamuk betina Culex mengisap darah babi dan menularkan virus ini saat menusuk manusia.

Anda mungkin juga menyukai