Anda di halaman 1dari 3

NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah hilladzi allafa baina qulubina wassolatu wassalamu ala sayyidil mustofa wa
ala alihi ahlissidqi wal waafa’ amma ba’du,
Dewan hakim yang kami muliakan hadirin sekalian yang kami banggakan
Merah putih indah berkibar
Melambangkan kuat nya perjuangan bangsa
Hadirin semua apa kabar
Apakah sehat semuanya?
ALHAMMDULILLAH
Hadirin Rahimakumullah.
Sudah menjadi fakta pada sejarah nasional, bahwa kemerdekaan yang direbut dari tangan
para penjajah mayoritanya direbut oleh para pejuang pejuang muslim, yang dipimpin oleh
para berbagai kalangan seperti, kiai, ustad, tokoh agama dan lain lain. Semua yang mereka
lakukan bukan semata mata memenuhi panggilan dari ibu pertiwi untuk merdeka namun
panggilan suci yang berasal dari ketauhidan dan keimanan. Semangat nasionalisme para
pejuang islam membuat kita dapat merasakan indahnya kemerdekaan yang dapat kita
rasakan.
Oleh karena itu, untuk membahas lebih lanjut tentang nasionalisme pada kesempatan kali ini
izinkanlah kami menyampaikan syarahan yang terangkai dalam sebuah judul :
"NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM" yang berlandaskan firman Allah dalam Q.S.
An-Nisa ayat 59 :

‌ۡ‫ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡۤوا اَ ِط ۡيـعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ۡيـعُوا ال َّرس ُۡو َل َواُولِى ااۡل َمۡ ِر ِم ۡن ُك ۚم‬
َ ِ‫َازَعتُمۡ فِ ۡى َش ۡى ٍء فَ ُر ُّد ۡوهُ اِلَى هّٰللا ِ َوال َّرس ُۡو ِل اِ ۡن ُك ۡنـتُمۡ تُ ۡؤ ِمنُ ۡونَ بِاهّٰلل ِ َو ۡاليَ ۡـو ِم ااۡل ٰ ِخ ِر‌ ؕ ٰذ ل‬
‫ك خ َۡي ٌر َّواَ ۡح َسنُ ت َۡا ِوي‬ ۡ ‫فَا ِ ۡن تَن‬

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
(Q.S. An-Nisa: 59)
Hadirin Rahimakumullah.
Ahmad Musthafa al-Maraghi dalam Tafsirnya juz. 3 Halaman 72. Menielaskan avat ini
adalah perintah kepada orang yang yang beriman agar mematuhi Allah serta mengamalkan
Al-Qur’an, dan mematuhi sunnah Rasul, serta mematuhi ulil amri yang meliputi pemerintah,
para hakim, para ulama, pangilma berang yang menjadi rujukan dalam memenuhi kebutuhan
hidup dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Jika kita lebih mendalami makna tesebut, maka ayat ini adalah landasan bagi orang yang
beriman untuk hidup berbangsa dan bernegara. Namun hadirin kita harus hidup berbangsa
dan bernegara harus sesuai syariat islam, bukan sesuai kehendak diri kita.
Kita masyarakat yang mempunyai sifat nasionalisme mempunyai harga diri yang tinggi, kita
bukan masyarakat yang seharga dengan sandal swallow. Dibayar 100 ribu langsung mau ini
itu,pilih ini pilih itu, tapi setelah dibayar kita seperti di injak injak bagai sandal, jalan kesini
jalan kesana demo ini demo itu dan bingung karena hidup mengapa jadi gini jadi begitu.
Jika sudah terjadi seperti itu, akan banyak orang yang demo ketengah jalan dan menyebabkan
permusuhan, betul? Akan banyak dari kita yang awalnya saling kenal menjadi tak saling
kenal, betul? Dan banyak dari kita yang awalnya bersatu dapat menjadi berseteru, betul? Kita
sebagai warga nasionalisme, sudah seharusnya memahami arti ukhuwah secara umum dan itu
merupakan pengamalan dari “hablum minan naas”. Oleh karena itu marilah kita sebagai
warga bangsa, mari kita bangkit dan berdiri karena kita sedang terjajah walau tak tersadari.
Mari kita mempererat persatuan dan kebersamaan karena kita terjajah dan akan sengsara lama
kelamaan Takbir..Takbir...Takbir...
Hadirin Rahimakumullah
“Hubbul wathoni minal iman”
“Cinta tanah air adalah sebagian dari iman”
Hadist ini adalah hadist maudhu’ sebagaimana disebutkan dalam kitab Tahqiq Syaikh
Muhammad Luthfi ash-Shabbagh, hal. 110, no. 190]

Banyak orang yang memakai hadist maudhu’ ini untuk memompa rasa patriotisme dan
nasionalisme bangsa Indonesia. Dengan keyakinan bahwa hadis ini datang dari Rasulullah,
ummat islam banyak yang membela mati-matian batas-batas negerinya tampa
memperdulikan diatas aturan apa neger tersebut dibangun.
Jika negeri tersebut dibangun atas dasar islam dan berusaha menerapkan syari’ at islam
disetiap lininya, maka wajib bagi ummat islam untuk membelanya. Akan tetapi jika negeri
tersebut dibangun bukan diatas syari”at islam, melainkan syari’ at kekufuran, maka bagi
seorang muslim haram membela peperangan tersebut, karena peperangan yang tidak dijalan
Allah adalah dijalan toghut.
Secara tidak sadar, bangsa kita sedang terjajah, meski bukan secara fisik, tetapi secara
ekonomi, intelektual budaya bangsa, sehingga mengikis peradabaan, melemahkan keyakinan,
dan memumpuk perpecahan, dengan segala propaganda yang dikeluarkan, seperti inilah
nampak pada pemberitaan. Jika sudah seperti ini, apa yang harus kita lakukan? Sebagai
jawabanya mari kita renungkan firman Allah dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 10 :
۟ ُ‫ُوا بَ ْينَ َأ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ ۟ ‫نَّما ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ ْخ َوةٌ فََأصْ لِح‬
‫ِإ‬ َ ‫ِإ‬
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.” Q.S. Al-Hujurat : 10
Hadirin Rahimakumullah
Kata Ikhwatun menurut Prof. Dr. M. Quraihs Shihab adalah persaudaraan yang terjalin
diantara sesama muslim adalah persaudaraan yang berganda. Pertama, karena dasar
keimanan. Kedua, karena dasar keturunan. Bedasarkan penelasan tersebut,bahwa Allah
melarang islam untuk berpecah belah sesama kita. Oleh karena itu, marilah kita mebuka
kesadaran, menghilangkan perbedaan, agar bangsa dan agama kita mendapatkan kemajuan
dan membuat para warga kita makmur sejahtera bukan seperti sengsara bagai sandal swallow.
Dan pastinya dengan berpedoman dengan Al-Qur’an mari kita satukan hati dan jiwa untuk
eratkan persaudaraan.
Hadirin Rahimakumullah
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa. Kita harus berpegang teguh dengan
Al-Qur’an dan Sunah Nabi dalam membentuk warga yang nasionalisme yang berarti tak ada
perpecahan, saling berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan, dan tidak saling bermusuh
musuhan namun saling mengisi kekurangan dalam memenuhi setiap kebutuhan bangsa dan
negara. Dengan demikian Insyallah bangsa kita akan makmur dengan rakyat yang berbudi
luhur sehingga Rahmat Allah pun akan terkucur seperti air maneur. Aamiin yaa robbal
“Alamiin...
Ada pantun kami persembahkan
Kalau bukan karena kunci
Takkan terbuka pintu lemari
Kalau bukan karena MTQ
Takkan berdiri kami disini
Akhirul kalam mimma qul haq
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai