Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Gambaran karakteristik dasar pasien penelitian


Variabel N=157

Usia
Mean±Std 32.03±3.483
Median 32.00
Range (min-max) 22.00-42.00

Jenis Kelamin
Laki-laki 81(51.6%)
Perempuan 76(48.4%)

Residen
Bedah 40(25.5%)
Non bedah 117(74.5%)

Semester
Mean±Std 5.41±1.601
Median 6.00
Range (min-max) 1.00-11.00

Tujuan kegiatan belajar


Kuliah 87(55.4%)
Tesis 4(2.5%)
Case Report 61(38.9%)
Jurnal Reading/Review 82(52.2%)
Persiapan Ujian akhir 1(0.6%)
Semuanya 1(0.6%)

Konsumsi stimulan
Ya 49(31.2%)
Tidak 108(68.8%)

Keterangan : Untuk data kategorik disajikan dengan jumlah/frekuensi dan persentase sedangkan data numerik
disajikan dengan rerata, median, standar deviasi dan range.

Tabel 4.1 Menjelaskan Gambaran karakteristik penelitian. Untuk usia keseluruhan memiliki rata-

rata sebesar 32.03±3.483 tahun dengan terdiri dari residen laki-laki sebanyak 81 atau sebesar

51.6% dan Perempuan sebanyak 76 atau sebesar 48.4%. Untuk residen bagian bedah sebanyak
40 atau sebesar 25.5% dan non bedah sebanyak 117 atau sebesar 74.5%. Untuk semester

memiliki rata-rata sebesar 5.41±1.601. Tujuan kegiatan belajar untuk kuliah sebanyak 87 atau

sebesar 55.4%, Tesis sebanyak 4 atau sebesar 2.5%, Case report sebanyak 61 atau sebesar

38.9%, Jurnal reading/review sebanyak 82 atau sebesar 52.2%, Persiapan ujian akhir sebanyak 1

atau sebesar 0.6% dan Semuanya sebanyak 1 atau sebesar 0.6%. Untuk residen yang

mengkonsumsi stimulant sebanyak 49 atau sebesar 31.2% dan yang tidak sebanyak 108 atau

sebesar 68.8%.

Tabel 4.2 Perbandingan Karakteristik penelitian berdasarkan konsumsi stimulan

konsumsi stimulan
Variabel Ya Tidak Nilai P
N=49 N=108

Usia 0.336
Mean±Std 31.59±4.472 32.23±2.931
Median 32.00 32.00
Range (min-max) 22.00-42.00 26.00-39.00

Jenis Kelamin 0.104


Laki-laki 30(61.2%) 51(47.2%)
Perempuan 19(38.8%) 57(52.8%)

Residen 0.003*
Bedah 20(40.8%) 20(18.5%)
Non bedah 29(59.2%) 88(81.5%)

Keterangan : Untuk data numerik nilai p diuji dengan uji T tidak berpasangan apabila data berdistribusi normal
dengan alternatif uji Mann Whitney apabila data tidak berdistribusi normal. Data kategorik nilai p dihitung
berdasarkan uji Chi-Square dengan alternative uji Kolmogorov Smirnov dan Exact Fisher apabila syarat dari Chi-
Square tidak terpenuhi. Nilai kemaknaan berdasarkan nilai p<0,05.

Tabel 4.2 Perbandingan Karakteristik penelitian berdasarkan konsumsi stimulan.

Pada kelompok residen yang mengkonsumsi stimulan, Untuk usia memiliki rata-rata

sebesar 31.59±4.472 tahun dengan terdiri dari residen laki-laki sebanyak 30 atau sebesar 61.2%

dan Perempuan sebanyak 19 atau sebesar 38.8%. Untuk residen bagian bedah sebanyak 20 atau
sebesar 40.8% dan non bedah sebanyak 29 atau sebesar 59.2%.

Pada kelompok residen yang tidak mengkonsumsi stimulan, Untuk usia memiliki rata-rata

sebesar 32.23±2.931 tahun dengan terdiri dari residen laki-laki sebanyak 51 atau sebesar 47.2%

dan Perempuan sebanyak 57 atau sebesar 52.8%. Untuk residen bagian bedah sebanyak 20 atau

sebesar 18.5% dan non bedah sebanyak 88 atau sebesar 81.5%.

Untuk analisis data numerik ini diuji dengan menggunakan uji Mann Whitney karena data

tidak berdistribusi normal yaitu Usia. Hasil uji statistik pada kelompok penelitian diatas

diperoleh informasi nilai P pada variabel Usia lebih besar dari 0.05 (nilai P>0.05) yang berarti

tidak signifikan atau tidak bermakna secara statistik dengan demikian dapat dijelaskan bahwa

tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan secara statistik antara variable Usia pada

kelompok residen yang mengkonsumsi stimulant dan yang tidak.

Untuk analisis pada data kategorik pada tabel diatas diuji dengan menggunakan uji statistika

Chi Square yaitu Jenis kelamin dan Residen. Hasil uji statistik pada kelompok penelitian diatas

diperoleh informasi nilai P pada variabel Jenis kelamin lebih besar dari 0.05 (nilai P>0.05) yang

berarti tidak signifikan atau tidak bermakna secara statistik dengan demikian dapat dijelaskan

bahwa tidak terdapat perbedaan proporsi yang signifikan secara statistik antara variabel Jenis

kelamin pada kelompok residen yang mengkonsumsi stimulant dan yang tidak.

Sedangkan nilai P pada variabel Residen lebih kecil dari 0.05 (nilai P<0.05) yang berarti

signifikan atau bermakna secara statistik dengan demikian dapat dijelaskan bahwa terdapat

perbedaan proporsi yang signifikan secara statistik antara variabel Residen pada kelompok

residen yang mengkonsumsi stimulant dan yang tidak.

Dari hasil analisis perbandingan karakteristik kedua kelompok diatas, maka dapat

disimpulkan kedua kelompok sama atau tidak ada perbedaan karakteristik pada saat awal
pemeriksaan. Hal ini menunjukkan kedua kelompok sama atau homogen artinya layak untuk

dibandingkan dan dilakukan pengujian hipotesis lebih lanjut kecuali residen.

Tabel 4.3 Gambaran Konsentrasi sebelum dan sesudah mengkonsumsi stimulan


Variabel N=49

Konsentrasi sebelum mengkonsumsi


stimulan
Mean±Std 5.63±1.395
Median 6.00
Range (min-max) 2.00-8.00

Konsentrasi sesudah mengkonsumsi stimulan


Mean±Std 8.80±1.399
Median 9.00
Range (min-max) 5.00-10.00

Keterangan : Untuk data kategorik disajikan dengan jumlah/frekuensi dan persentase sedangkan data numerik
disajikan dengan rerata, median, standar deviasi dan range.

Tabel 4.3 Menjelaskan Gambaran Konsentrasi sebelum dan sesudah mengkonsumsi stimulan.

Untuk Konsentrasi sebelum mengkonsumsi stimulant memiliki rata-rata sebesar 5.63±1.395

sedangkan Untuk Konsentrasi sesudah mengkonsumsi stimulan memiliki rata-rata sebesar

8.80±1.399.

Tabel 4.4 Perbandingan Konsentrasi sebelum mengkonsumsi stimulan pada kelompok

Residen bedah dan Residen non bedah

Residen
Variabel Bedah Non Bedah Nilai P
N=49 N=108

Konsentrasi 1.000
sebelum
mengkonsumsi
stimulan
Mean±Std 5.65±1.424 5.62±1.399
Median 5.50 6.00
Range (min-max) 3.00-8.00 2.00-8.00
Keterangan : Untuk data numerik nilai p diuji dengan uji T tidak berpasangan apabila data berdistribusi normal
dengan alternatif uji Mann Whitney apabila data tidak berdistribusi normal. Nilai kemaknaan berdasarkan nilai
p<0,05.

Tabel 4.4 Perbandingan Konsentrasi sebelum mengkonsumsi stimulan pada kelompok

Residen bedah dan Residen non bedah.

Pada kelompok residen Bedah, Untuk Konsentrasi sebelum mengkonsumsi stimulan

memiliki rata-rata sebesar 5.65±1.424.

Pada kelompok residen Non Bedah, Untuk Konsentrasi sebelum mengkonsumsi stimulan

memiliki rata-rata sebesar 5.62±1.399.

Untuk analisis data numerik ini diuji dengan menggunakan uji Mann Whitney karena data

tidak berdistribusi normal yaitu Konsentrasi sebelum mengkonsumsi stimulan . Hasil uji statistik

pada kelompok penelitian diatas diperoleh informasi nilai P pada variabel Konsentrasi sebelum

mengkonsumsi stimulant lebih besar dari 0.05 (nilai P>0.05) yang berarti tidak signifikan atau

tidak bermakna secara statistik dengan demikian dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat

perbedaan rerata yang signifikan secara statistik antara variable Konsentrasi sebelum

mengkonsumsi stimulan pada kelompok residen bedah dan non bedah.

Tabel 4.5 Gambaran residen yang menggunakan stimulan


Variabel N=49
Konsumsi efedrin
Ya 3(6.1%)
Tidak 46(93.9%)

Konsumsi Kafein
Ya 49(100.0%)
Tidak 0(0.0%)

Frekuensi konsumsi kafein


1x /minggu 3(6.1%)
1x/ 6 bulan 2(4.1%)
>1x/minggu 41(83.7%)
>1x/ bulan 2(4.1%)
>1x/ 6 bulan 1(2.0%)

Waktu konsumsi kafein


Rutin 11(22.4%)
Tidak rutin 35(71.4%)
Jika ada operasi saja 3(6.1%)

Konsumsi Metifenidat
Ya 0(0.0%)
Tidak 49(100.0%)

Konsumsi Amfetamin
Ya 0(0.0%)
Tidak 49(100.0%)

Konsumsi kokain
Ya 0(0.0%)
Tidak 49(100.0%)

Waktu konsumsi stimulan


Sebelum menjadi PPDS 33(67.3%)
Setelah menjadi PPDS 16(32.7%)

Pernah di diagnosis ADHD


Ya 0(0.0%)
Tidak 49(100.0%)

Pernah didiagnosis depresi


Ya 4(8.2%)
Tidak 45(91.8%)

Asal zat stimulan


Beli sendiri 47(95.9%)
Beli online 2(4.1%)

Pengaruh komunitas dalam konsumsi


stimulan
Ya 10(20.4%)
Tidak 39(79.6%)

Tuntutan akademis tinggi


Ya 46(93.9%)
Tidak 3(6.1%)

Tuntutan pekerjaan tinggi


Ya 46(93.9%)
Tidak 3(6.1%)

Mencari sensasi
Ya 18(36.7%)
Tidak 31(63.3%)

Mengetahui efek yang ditimbulkan setelah


mengkonsumsi stimulant
Ya 10(20.4%)
Tidak 39(79.6%)

Mengetahui resiko kesehatan setelah


mengkonsumsi stimulant
Ya 27(55.1%)
Tidak 22(44.9%)

Pernah mengalami hipertensi, hipertermia,


kejang, jantung berdebar dan sakit kepala
setelah mengkonsumsi stimulan
Ya 6(12.2%)
tidak 43(87.8%)

Konsumsi stimulan untuk diet


Ya 3(6.1%)
Tidak 46(93.9%)

Konsumsi stimulan agar merasa terjaga


Ya 43(87.8%)
Tidak 6(12.2%)

Peningkatan suasana bahagia setelah


konsumsi stimulan
Ya 39(79.6%)
Tidak 10(20.4%)
Penurunan nafsu makan setelah konsumsi
stimulan
Ya 13(26.5%)
Tidak 36(73.5%)

Muncul Permasalahan pada jantung setelah


konsumsi stimulan
Ya 3(6.1%)
Tidak 46(93.9%)

Keterangan : Untuk data kategorik disajikan dengan jumlah/frekuensi dan persentase sedangkan data numerik
disajikan dengan rerata, median, standar deviasi dan range.

Tabel 4.5 Menjelaskan Gambaran residen yang menggunakan stimulan. Untuk residen yang

mengkonsumsi efedrin sebanyak 3 atau sebesar 6.1%, konsumsi kafein sebanyak 49 atau sebesar

100.0% dengan frekuensi palinh banyak >1x seminggu sebanyak 41 atau sebesar 83.7% dengan

waktu konsumsi kafein tidak rutin yaitu sebanyak 35 atau sebesar 71.4%. Residen yang

mngkonsumsi stimulant sebelum menjadi PPDS sebanyak 33 atau sebesar 67.3% dan Setelah

menjadi PPDS sebanyak 16 atau sebesar 32.7%. Untuk residen yang pernah didiagnosis depresi

sebanyak 4 atau sebesar 8.2%, asal zat stimulan dari beli sendiri langsung sebanyak 47 atau

sebesar 95.9%. Untuk residen yang mengkonsumsi stimulant karena pengaruh komunitas

sebanyak 10 atau sebesar 20.4%, tuntutan akademis tinggi sebanyak 46 atau sebesar 93.9%,

tuntutan pekerjaan tinggi sebanyak 46 atau sebesar 93.9%, mencari sensasi sebanyak 18 atau

sebesar 36.7%. Residen yang mengetahui efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi stimulan

sebanyak 27 atau sebesar 55.1%, residen yang mengetahui resiko kesehatan setelah

mengkonsumsi stimulant sebanyak 27 atau sebesar 55.1%, Residen yang pernah mengalami

hipertensi, hipertermia, kejang, jantung berdebar dan sakit kepala setelah mengkonsumsi

stimulant sebanyak 6 atau sebesar 12.2%,Residen yang mengkonsumsi stimulant untuk diet

sebanyak 3 atau sebesar 6.1%, agar merasa terjaga sebanyak 43 atau sebesar 87.8%, untuk

peningakatan suasana bahagia setelah konsumsi stimulant sebanyak 13 atau sebesar 26.5%,
Muncul permasalahan jantung setelah konsumsi stimulant sebanyak 13 atau sebesar 26.5% dan

muncul permasalahan pada jantung setelah konsumsi stimulan sebanyak 3 atau sebesar 6.1%.

Tabel 4.6 Perbandingan antara Konsentrasi sebelum dan sesudah mengkonsumsi stimulan

konsumsi stimulan
Variabel Sebelum Sesudah Nilai P
N=49 N=49

Konsentrasi 0.0001**
Mean±Std 5.63±1.395 8.80±1.399
Median 6.00 9.00
Range (min-max) 2.00-8.00 5.00-10.00

Keterangan : Untuk data numerik nilai p diuji dengan uji T berpasangan apabila data berdistribusi normal dengan
alternatif uji Wilcoxon apabila data tidak berdistribusi normal. Nilai kemaknaan berdasarkan nilai p<0,05.

**tidak bisa hubungkan dengan konsumsi stimulant karena pada kelompok yang tidak

mengkonsumsi stimulant tidak ada nilai konsentrasinya, sehingga hanya bisa dilakukan analisis

pre post konsumsi stimulant.

Tabel 4.6 Perbandingan antara konsentrasi sebelum dan sesudah mengkonsumsi stimulan.

Untuk Konsentrasi sebelum mengkonsumsi stimulan memiliki rata-rata sebesar 5.63±1.395

sedangkan Untuk Konsentrasi sesudah mengkonsumsi stimulan memiliki rata-rata sebesar

8.80±1.399.

Untuk analisis data numerik ini diuji dengan menggunakan uji Wilcoxon karena data tidak

berdistribusi normal yaitu Konsentrasi. Hasil uji statistik pada kelompok penelitian diatas

diperoleh informasi nilai P pada variabel Konsentrasi lebih kecil dari 0.05 (nilai P<0.05) yang

berarti signifikan atau bermakna secara statistik dengan demikian dapat dijelaskan bahwa

terdapat perbedaan rerata yang signifikan secara statistik antara variable Konsentrasi sebelum

mengkonsumsi stimulant dan setelah mengkonsumsi stimulan.

Anda mungkin juga menyukai