Anda di halaman 1dari 11

Sekolah Nasima Tidak Berhenti di ANBK

Seperti diketahui, pelaksanaan ANBK 2021 sudah berlangsung sejak 27-28 September
untuk jenjang SMA/SMK/MA sederajat, 5-6 Oktober Oktober untuk jenjang SMP/MTs
sederajat, dan yang segera menjelang 15-18 November untuk jenjang SD/MI sederajat. Lantas,
bagaimana kegiatan ANBK tersebut berlangsung di sekolah Nasima? Apa tujuan ANBK secara
nasional dan institusional?
Bagaimana Sekolah Nasima memandang ANBK jika dikaitkan dengan Cetak Biru Sekolah
Nasima yang didalamnya memuat empat kompetensi yang berusaha ditanamkan Sekolah Nasima
yang antara lain; 1. Kompetensi Nasima (kebangsaan dan keagamaan), 2. Kompetensi eksakta, 3.
Kompetensi bahasa, dan 4. Kompetensi teknologi terapan?
Majalah Merah Putih mengangkat topik pelaksanaan ANBK di sekolah Nasima pada
jenjang SD, SMP, dan SMA Nasima ke hadapan sidang pembaca.
-------------------------------------

Asesmen Nasional (AN) adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah,
madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan
dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar antara lain literasi, numerasi, dan karakter,
serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung
pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh melalui tiga instrumen utama Asesmen
Nasional, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei
Lingkungan Belajar.
Sejatinya, Asesmen Nasional memang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki
kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid.
Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau (a) perkembangan mutu dari
waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan, misalnya
kesenjangan antarkelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan
Pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, atau pun kesenjangan
antarkelompok berdasarkan atribut tertentu.
Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan
utama satuan pendidikan, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Asesmen
Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang
efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong satuan
pendidikan dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu
pembelajaran.
AN adalah asesmen yang dilakukan untuk pemetaan mutu pendidikan pada seluruh
sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah. Pelaksanaan AN
sendiri awalnya dijadwalkan pada bulan Maret 2021. Namun pada Januari lalu, Mendikbudristek
Nadiem Makarim mengumumkan bahwa AN diundur hingga September dan Oktober 2021.
"Karena ada situasi pandemi yang relatif meningkat, kami memutuskan menunda
pelaksanaan Asesmen Nasional dengan jadwal baru September dan Oktober 2021. Alasannya
adalah untuk memastikan persiapan kita dari protokol kesehatan, logistik dan infrastruktur lebih
optimal untuk memastikan protokol kesehatan terjaga dan keamanan siswa terjaga”, kata
Nadiem Makarim.
Asesmen Nasional, terdiri dari tiga instrument utama, yaitu Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Instrument pertama adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Instrument ini
bertujuan mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) peserta didik. AKM
untuk mengukur literasi membaca dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami,
menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan
kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia, serta untuk dapat berkontribusi
secara produktif kepada masyarakat.
Sedangkan AKM untuk mengukur numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada
berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
Instrument kedua yaitu Survei Karakter, yaitu salah satu dari instrumen Asesmen Nasional
untuk mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid.
Survei Karakter merupakan upaya untuk mengetahui kondisi ekosistem karakter para murid di
sekolah terkait apakah azas Pancasila benar-benar dirasakan para murid dalam interaksi di
sekolah. Ini kompetensi minimum kompetensi dasar yang dibutuhkan murid untuk bisa belajar
apa pun materinya.
Selama ini pemerintah hanya memiliki data kognitif dari para siswa tapi tidak mengetahui
kondisi ekosistem di sekolah para siswa. Survei karakter ini akan menjadi panduan untuk sekolah
dan pemerintah. Survei karakter diharapkan jadi tolok ukur untuk bisa memberikan umpan balik
bagi sekolah dalam melakukan perubahan.
Instrument ketiga yaitu Survei Lingkungan Belajar. Instrument ini menjadi instrumen
penting dalam Asesmen Nasional yang digunakan untuk mengukur kualitas berbagai aspek input
dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan.
Survei Lingkungan Belajar bertujuan mengetahui gambaran berbagai aspek yang terkait
dengan lingkungan belajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan, sehingga hasil asesmen
nasional secara komprehensif memberikan profil satuan pendidikan dari input - proses - output.
Setiap respon yang peserta (kepala sekolah & guru) berikan diharapkan dapat mencerminkan
kondisi satuan pendidikan sesungguhnya dan menjadi informasi reflektif. Oleh karena itu,
kejujuran, keaktifan serta kelengkapan dalam pengisian survei lingkungan belajar menjadi kunci
kualitas informasi yang akan diterima oleh satuan pendidikan.

Bagaimana Pelaksanaan ANBK di Sekolah Nasima


Sekolah Nasima mengelola 4 satuan pendidikan, yaitu KB-TK, SD, SMP, dan SMA
Nasima. Tiga satuan pendidikan yang melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer
(ANBK) yaitu SD, SMP, dan SMA Nasima. Pada jenjang SMP ANBK telah dilaksanakan pada
6-7 Oktober Sedang SMA pada 27-28 September.
Di kedua jenjang tersebut ANBK terlaksana dengan baik dan lancar. Kendala yang sempat
muncul, adalah peserta yang belum mendapatkan izin dari Orang Tua untuk mengikuti ANBK
luar jaringan, namun sesuai mekanisme penyelenggaraan posisinya digantikan oleh peserta
cadangan. Di unit SMA, Ada tiga peserta didik yang digantikan oleh peserta cadangan dan
dipililh acak oleh sistem sehingga pada hari pertama 5 peserta didik cadangan hadir semua di
sekolah untuk diambil 3 peserta untuk menggantikan peserta didik sampling yang tidak bisa
mengikuti ANBK
“Alhamdulillah tidak terjadi kendala berarti karena kerjasama tim terutama proktor dan
teknisi yang bergabung di grup telegram Diknas Propinsi sehingga semua informasi segera
terupdate untuk meminimalisir kendala saat simulasi, gladi bersih dan pelaksanaan ANBK” jelas
Eni Setyaningsih, S.Pd Kepala SMA Nasima.
Kondisi itu tidak terlepas dari sosialisasi secara efektif kepada stakeholder, seperti peserta
didik kelas XI, kepada orang tua peserta didik dan kepada guru.
“Tujuan dari sosialisasi adalah menyampaiakn informasi terkait sistem pemilihan
sampling, jadwal simulasi, gladi bersih dan pelaksanaan. Untuk guru berkenaan dengan survey
lingkungan sekolah kepada semua pihak yang terlibat” tambah Eni.
Sedangkan di unit SMP, pelaksanaan ANBK mulai dari tahap persiapan hingga
pelaksanaan berjalan dengan lancar. Persiapan panitia, Proktor, Teknisi, Sosialisasi ANBK untuk
OTM, Peserta ANBK SMP Nasima dan guru tendik SMP Nasima, sinkronisasi dan gladi ANBK
sampai pada pelaksanaan ANBK berjalan dengan lancar.
“Hanya catatan pada saat gladi, yaitu tahap pengujian sistem secara Nasional sempat
muncul masalah, seperti token yang terlambat muncul, sistem error, dan peserta sering harus
update sistem. Namun dengan evaluasi serta masukan yang diterima dengan baik oleh
pemerintah, pada saat pelaksanaan, khususnya di gelombang 2 berjalan sangat lancer”, jelas
Yudina Tri Heryanti, S.Pd.
Lebih jauh, lanjut Yudina, pada ANBK tahun ini peserta dipilih secara acak oleh
Kementerian Pendidikan tanpa campur tangan sekolah, yang terdiri dari 45 peserta utama dan 5
candangan. Ijin dari OTM menjadi dasar keikutsertaan ANBK . Sampai di tahapan akhir,
sinkronisasi peserta ANBK SMP Nasima genap 45 peserta yang mewakili SMP Nasima. Peserta
ANBK SMP Nasima mendapatkan pelatihan soal-soal AKM yaitu literasi dan numerasi dari tim
Kurikulum sebagai upaya pembiasaan pada soal-soal AKM.
“Hasil ANBK tersebut harus bisa memotret kondisi sekolah termasuk SMP Nasima, dan
menjadi dasar parameter kualitas sekolah sekaligus menjadi bahan evaluasi dan tindak lanjut
sekolah dalam rangka peningkatan kualitas sekolah. Terutama pada proses pembelajaran
disekolah bagaimana pengelolaan sekolah dalam mandiri belajar, pembelajaran guru yang
berpihak pada siswa, termasuk mengasah kemampuan literasi dan numerasi”, jelas Yudina lebih
lanjut.
ANBK di unit SMP Nasima bahkan terasa istimewa lantaran kehadiran tamu dari
Inspektorat Jenderal Kemdikbud Ristek yang turut memantau sacara langsung pelaksanaan
ANBK kali pertama ini. Tim Inspektorat yang terdiri dari Suwardi dan Ismail Nugroho
melakukan pemantauan dan wawanara terkait pelaksanaan ANBK di kota Semarang, dengan
SMP Nasima sebagai samplingnya.
“Kita perlu potret bagaimana hasil belajar mengajar di tanah air, apalagi dimasa pandemi
ini telah terjadi blank spot didunia pendidikan, sehingga diprediksi nilai PISA Indonesia
mengalami penurunan” ujar Suwardi.
Sementara itu di unit SD Nasima, ANBK baru akan dilaksanakan pada 15-18 November
untuk Gelombang I dan II, dan 22 – 25 November untuk Gelombang III dan IV.
Sejauh ini SD Nasima sudah mempersiapkan ANBK baik dari sisi sarana prasarana, yaitu
dengan menyiapkan 2 ruangan komputer ditambah 1 ruangan untuk peserta cadangan.
Kemudian menyiapkan komputer proktor dan klien sesuai spesifikasi yang ditentukan. Dari segi
persiapan peserta didik, melalui wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Pengajaran,
sekolah memberikan pengarahan mulai dari teknis kegiatan, jam kedatangan siswa dan tata tertib
lainnya, perlengkapan yang harus dipersiapkan, dan penguatan materi.
“Alhamdulillah sejauh ini semua masih berjalan lancer tanpa hambatan berarti”, jelas
Kepala SD Nasima, TY. Raharja, S.Pd.

Sekolah Nasima Tidak Berhenti di ANBK


Sekolah Nasima, disemua jenjang terbukti telah matang mempersiapkan kegaiatan belajar
mengajarnya. Bahkan ketika pandemi covid 19 hampir melumpuhkan sistem pendidikan
nasional, Sekolah Nasima justru semakin eksis dengan menghadirkan kegiatan pembelajaran
dalam jaringan (daring) yang terstruktur sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat,
pemerintah, dan lembaga-lembaga pemerhati pendidikan, seperti Microsoft dengan Incubator
School in Microsoft Showcase. dan anugrah Jawa Post Radar Semarang 2020 untuk sekolah
unggulan berbasis IT.
Karena itu, selayaknya sekolah Nasima tidak menempatkan ANBK sebagai target akhir
namun sebagai target antara untuk mencapai target yang sudah dicanangkan dalam Cetak Biru
Sekolah Nasima. Hal itu dijelaskan oleh Sri Budiani, M.Pd, selaku Direktur Kependidikan
Sekolah Nasima.
“Tahun 2019 saat revisi cetak biru, kita sudah mengkonsep uji literasi standard PISA.
Kemudian kita juga bekerjasama dengan Surya Institute untuk pembekalan ke guru tentang
bagaimana menyiapkan peserta didik dan membuat asesmen literasi numerikal dan sains”, jelas
Ani
Target Sekolah Nasima adalah menghasilkan peserta didik yang kritis, kreatif, inovatif dan
siap menjadi generasi terdepan dalam memajukan bangsa dan negara Indonesia. Berbagai
program akan terus dikembangkan menuju ke arah tersebut.
“Alhamdulilah apa yang direncanakan oleh Sekolah Nasima beriringan dengan program
dari pemerintah, bahkan seringkali Sekolah Nasima mendahului membuat terobosan-terobasan
baru dalam pendidikan”, tambah Ani.
ANBK sebagai salah satu program Asesmen Nasional bertujuan untuk menilai kinerja
sekolah dalam mengantarkan peserta didiknya menuju tujuan pendidikan nasional yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu ANBK juga bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sehingga dalam ANBK diujikan 4
aspek yaitu numerasi, literasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Bagi sekolah Nasima hasil ANBK akan dijadikan bahan evaluasi tentang proses
pembelajaran dan pendidikan yang sudah dilakukan apakah telah mampu meningkatkan
kemampuan numerasi dan literasi serta menumbuhkan karakter NASIMA YES yang sangat
selaras dengan profil pelajar Pancasila.
Masih menurut Ani, ANBK juga sangat terkait erat dengan empat kompetensi nasima yang
terdapat dalam cetak biru Sekolah Nasima, khususnya kompetensi eksakta dan literasi.
Kompetensi Numerasi dan Literasi sebagai aspek uji dalam ANBK merupakan kemampuan
dasar yang harus dimiliki oleh generasi Indonesia untuk tetap tangguh di era globalisasi.
Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui berbagai mata pelajaran karena subtansinya adalah
kemampuan menerima informasi, memahami, menganalisis, dan menginterpretasikan data atau
informasi.
Sekolah Nasima menjalankan proses pendidikan dan pengajaran untuk mengembangkan 4
kompetensi utama yaitu kompetensi kenasimaan, eksakta, bahasa, dan teknologi. Semua
kompetensi tersebut selain dikembangkan dalam kegiatan belajar intrakurikuler juga
dikembangkan dalam kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler serta budaya sekolah Nasima.
Pembelajaran yang dilakukan di kelas diperkuat dengan adanya kegiatan eksplorasi lingkungan,
jelajah nusantara, festival sains, dan masih banyak lagi. Harapan dari semua itu adalah
terbentuknya peserta didik Nasima yang mampu memahami informasi kemudian mengolahnya
dengan kritis, kreatif dan inovatif untuk kemajuan bangsa dan negara. (Taryadi)

CEK LAB KOMPUTER: Tim dari Inspektorat Jenderal Kemdikbud Ristek memeriksa
laboratorium computer SMP Nasima untuk memastikan kesiapan pelaksanaan ANBK
SURVEI LINGKUNGAN BELAJAR: Survey ini menjadi instrumen penting untuk mengukur
kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas
ANBK DI SMA NASIMA: Pelaksanaan ANBK di SMA Nasima berjalan dengan tertib dan
lancar menggunakan sistem semi online
ANBK DI SMP NASIMA: Pelaksanaan ANBK di SMP Nasima berjalan dengan tertib dan
lancar menggunakan sistem full online

SIMULASI SD NASIMA: Suasana pelaksanaan simulasi ANBK di SD Nasima


KUNJUNGAN PENGAWAS: Pengawas Dinas Pendidikan Kota Semarang, Dra. Lilis
Mahardini meninjau pelaksanaan simulasi ANBK di SD Nasima

Anda mungkin juga menyukai