Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn. A DIMASA PANDEMI COVID 19

Oleh :

INDAH PURNAMA SARI BASMI

PROGRAM STUDI STRATA SATU KEPERAWTAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan yang berjudul ” Laporan kasus

keperawatan jiwa pada lansia dengan masalah ansietas dimasa pandemi covid. Tujuan

pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah komunitas dan juga sebagai

panduan belajar.

Laporan belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Maka

dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca dan memberikan

informasi yang baru dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan

laporan ini terutama dosen pengajar dan teman-teman yang telah mendukung.

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................


B. Rumusan Masalah ............................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI

A. pengertian..........................................................................................
B. Rentang respon..................................................................................
C. Etiologi..............................................................................................
D. Tanda dan gejala...............................................................................
E. Mekanisme coping............................................................................
F. Sumber coping..................................................................................
G. Penatalaksanaan................................................................................
H. Diagnosa keperawatan......................................................................
I. Fokus Intervensi................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian................................................................................................
B. Analisa data..............................................................................................
C. Pohon masalah.........................................................................................
D. Perumusan diagnose.................................................................................
E. Perencanaan..............................................................................................
F. Implementasi............................................................................................
G. Evaluasi....................................................................................................

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di awal tahun 2020 ini,dunia dikagetkan dengan kejadian infeksi berat

dengan penyebab yang belum diketahui, yang berawal dari laporan dari Cina kepada

World Health Organization(WHO)terdapatnya 44 pasien pneumonia yang berat di

suatu wilayah yaitu Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, tepatnya di hari terakhir

tahun 2019 Cina. Dugaan awal hal ini terkait dengan pasar basah yang menjual ikan,

hewan laut dan berbagai hewan lain. Pada 10 Januari 2020 penyebabnya mulai

teridentifikasi dan didapatkan kode genetiknya yaitu virus corona baru.

Ansietas adalah perasaan tidak santai atau samar-samar yang terjadi karena

ketidak nyamanan dan rasa takut disertai suatu respon. Perasaan takut dan tidak

menentu sebagai siinya yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya

akandatang dan memperkuat individu mengambil suatu tindakan dalam menghadapi

ancaman.(A. Nurarif, 2015). Ansietas adalah respons emosional terhadap suatu

penilaian, kekhawatirantidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak

pasti dan tidak berdaya.(Gail, 2013)

Gangguan mental emosional dapat terjadi karena Pandemi Covid 19.

Kondisi ini memberi dampak fisik maupun psikologis bagi setiap individu, khususnya

masyarakat yang harus mengalami isolasi/karantina karena Covid 19. Gangguan

mental emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu yang

mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan

patologis apabila terus berlanjut.

Gangguan mental emosional bisa terjadi karena Pandemi Covid 19. Pandemi

Covid 19 merupakan bencana non alam yang memberikan dampak permasalahan


bagi masyarakat luas. Kondisi ini memberi dampak fisik maupun psikologis bagi

setiap individu, khususnya masyarakat yang harus mengalami isolasi/karantina karena

Covid 19. Hal ini bisa menyebabkan gangguan mental emosional.

Respon dari lingkungan masyarakat sekitar, terisolasi, berpisah dengan

anggota keluarga di rumah, menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan

mental emosional. Respon yang muncul bisa bermacam macam. Mulai dari sakit

kepala, kehilangan nafsu makan, tidur tidak nyenyak, merasa tegang, khawatir

maupun cemas. Kondisi karantina (pembatasan gerak aktivitas) juga bisa

menyebabkan aktivitas sehari hari menjadi terganggu (Riyadi, 2013).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum.
Untuk mengetahui gambaran nyata tentang asuhan keperawatn jiwa pada klien
dengan perubahan tingkah laku efek penularan COVID-19
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan tingkah laku efek
penularan COVID-19
b. Membuat diagnosa keperawatan pada klien perubahan tingkah laku efek
penularan COVID-19
c. Melakukan intervensi keperawatan kepada klien perubahan tingkah laku efek
penularan COVID-19
d. Melakukan tiundakan keperawatan pada klien perubahan tingkah laku efek
penularan COVID-19
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien perubahan tingkah laku
efek penularan COVID-19
f. Pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien dengan perubahan tingkah
laku efek penularan COVID-19.
C. Manfaat
Penulis mengharapkan laporan ini dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi perawatunit psikiatri atau jiwa, perlu terapi yang lebih spesifik khususnya
pada klien dengan perubahan tingkah laku efek penularan COVID-19 dengan
cara membuka hubungan interpersonal yang lebih baik guna memberikan
kesempatan kepada klien untuk lebih mempunyai komunikasi atau melakukan
kegiatan’
2. Bagi institusi pendidikan diharapakan institusi memberikan pendidikan tentang
perubahan tingkah laku efek penularan COVID-19lebih meluas, sehingga
pengetahuan mahasiswa lebih luas
3. Bagi mahasiswa diharapkan mahasiswa mampu menguasai diagnosa yang
ditetapkan dan mampu melakukan apa yang sudah dipelajari di akademik.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Virus corona atau servere acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-

CoV2) adalah virus yang menyerang system pernapasan. Penyakit karena infeksi

virus ini disebut COVID-19. Virus corona bisa menyebabkan gangghuan ringan

pada system pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian

(Saam,2017).

Server acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih

dikenal dengan viruscorona aalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke

manusia. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa

menyerang siapa saja. Mulai dari bayi, anak anak, hingga orang dewasa, termasuk

ibu hamil dan menyusui, infeksi virus corona, disebut COVID-19 (Virus Corona

Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota wuhan, china pada akhir

desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke

hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Selain virus SARS-CoV-2 atau viruscorona, virus yang termasuk dalam

kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

dan virus penyebab Middle-east Respiratory Syndrome (SARS) meski disebabkan

oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki

beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan

penyebaran dan keparahan gejala (Saam,2017).

Ansietas adalah perasaan tidak santai atau samar-samar yang terjadi karena

ketidak nyamanan dan rasa takut disertai suatu respon. Perasaan takut dan tidak

menentu sebagai siinya yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya


akandatang dan memperkuat individu mengambil suatu tindakan dalam

menghadapi ancaman.(A. Nurarif, 2015). Ansietas adalah respons emosional

terhadap suatu penilaian, kekhawatirantidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan

perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.( Lestari W.2009)

B. Rentang respon

Rentang trespon ansietas memiliki beberapa tahan yaitu:

Adaptif maladap

Antisipasi ringan sedang berat panic

C. Etiologi

1. Factor predisposisi

Ada beberapa teori yang telah dikembangkan untuk menjelaskan factor

prediposisi yang mempengaruhi ansietas, yaitu:

a. Teori psikonalitik

Menurut Sigmund freud kecemasan dimulai pada saat bayi sebagai

akibat dari rangsangan tiba-tiba dan trauma lahir. Kegelisahan berlanjut

dengan kemungkinan bahwa lapar dan haus mungkin tidak puas.

Kecemasan primer karena itu keadan tegang atau ndorongan yang

dihasilkan oleh penyebab eksternal. Lingkungan mamapu m engancam

seta memuaskan. Ini anacaman implisit predisposes orang untuk

kecemasan hari
Freud mengatakan struktuk kepribadian terdiri dari tiga elemen, yaitu id,

ego dan superego , ID melambangkan dorongan insting dan implus

primitive. Superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan

oleh orma-norma budaya sesorang, sedangkan ego atau digambarkan

sebagai mediator antara tuntutan dari ID atau superego. Menurut teori

psikoanalitik, ansietas merupakan konflik emosional yang terjadi antara ID

dan superego, yang berfungsi memperinagtkan ego tentang sesuatu bahaya

tang perlu di atasi.

b. Teori interpersonal

Sulivan tidak setuju dengan Freud, ia mengatakan ansoietas terjadi dari

ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan

trauma masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang

menyebabkan sesorang menjadi tidak berdaya.individu yang mempunyai

harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami ansietas yang

berat.

c. Teori prilaku

Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang menganggu

kemamouan seseorang untuk mencapai tujuan yang diingikan. Para ahli

prilaku menganggap ansietas merupakan sesuatu dorongan yang dipelajari

berdasarkan keinginan untuk menghindarkan rasa sakit. Teori ini

menyakini bahwa individu yang pada awal kehiduoannya dihadapakan

pada rasa sakit betlebihan akan menunjukkan kemumngkinan ansietas

berat pada kehidupan masa dewasnya.


d. Kajian keluarga

menunjukkan bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata

akibat adanya konflik dalam keluarga.

e. Kajian biologis

Kajain biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus

untuk benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas.

Selain itu kesehatan umum seseorang mempunyai predisposisi terhadap

ansietas. Nansoietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan

selanjutnya menurunkan kapasitas seorang untuk mengatasi stressor.

2. Psikodoinamika

Menurut pandanagan psikodinamika kecemasan adalah suatu sinyal

kepada ego bahwa terdapat suatu golongan dari ID yang tidak dapat diterima

atau mendapat tekanan yang besar dari superego dalam merealisasika

(memuaskan) dorongan tersebut. Sebagai suatu sinyal, kecemasan

menyandarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan yang

muncul dari dalam diri manusia. Jika kecemasan naik di aats tingkat terendah

dari karakteristik atau fungsinya sebagai sinyal, maka kecemasan dapat timbul

sebagai gangguan- sudah melebihi amabang batas karakteristik atau fungsinya

sebagai sinyal yang akan bermanifestasi dengan seranagn panic yang hebat.

3. Tingkahlaku

Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisilogis dan

perilaku secara tidak langsung melalui timbulnya gejala/mekanisme koping

untuk memeprtahanakan diri dari ansietas

Respon fisiologis dapat terjadi pada system kardiovaskular, pernafsan,

meuromuskuler, GI, perkemihan, dan kulit.


Perilaku terbagi atas 3 yaitu: motoric, afektif, kongnitif

a. Perilaku motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor, sering kaget, bicara

cepat, kurang koordoinasi, cenderung celaka, menarik diri, menghindar,

menahan diri, hiperventilasi.

b. Perilaku kongnitif: gangguan pertahian, tak bisa konsentrasi, pelupa, salah

tafsir, pikiran blocking, kesadaran diri berlebihan, waspada berlebihan,

hilangnya abyektivitas, takut hilang control, takut luka/mati.

c. Perilaku afektif: tidak sabar, tegang, nervous, takut berlebihan, terror,

gugup dan sangat gelisah (Erlinafsiah. 2012).

D. Tanda dan gejala

Gejala awal infeksi virus corona atau covid19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu

demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokkan, dan sakit kepala. Setelah itu,

gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala

berat yang mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak

nafas, dan nyeri dada. Gejaal-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi

melawan virus corona. 3 gejala umum yang bisa menandakan sesorang terinfeksi

virus corona,yaitu:

1. Demam( suhu tubuh di atas 38ºC )

2. Batuk

3. Sesak nafas (Pieter dkk,2017).

E. Mekanisme koping

Task oriented (orintasi pada tugas)

1. Dipirkan untuk memecahkan masalah,konflik, memnuhi kebutuhan

2. Realistis memenuhi tuntutan situasi stress

3. Disadari dan berorientasi pada tindakan


4. Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintanagn untuk memuaskan kebutuhan),

menarik diri ( menghilangkan sumber ancaman fisik atau psikologis),

kompromi ( mengubah cara, tujuan untuk memuaskan kebutuhan)

Ego oriented:

5. Task oriented tidak selalu berhasil

6. Melindungi “self”

7. Berguna pada ansietas ringan – sedang

8. Melindungi dari perasaan inadequacy dan buruk

9. Berupa penggunaan mekanisme pertahanan diri (defens mechanism)

F. Sumber koping

Individu dapat menanggulangi stress dan kecemasan dengan menggunakan


atau mengambil sumber koping dari lingkungan baik dari sosial, interpersonal
maupun intrapersonal. Sumber koping diantaranya adalah asset ekonomi,
kemampuan memecahkan masalah, dukungan sosial budaya yang diyakini,
dengan integrasi sumber – sumber koping tersebut individu dapat mengadopsi
strategi koping yang efektif.
G. Penatalaksanaan umum :

Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan dan

terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu

mencakup fisik ( somatik ) , psikologik atau psikiatrik, psikososial dan

psikoreligius. Selengkapnya seperti pada uraian berikut :

1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :

a. Makan makanan yang bergizi dan seimbang.

b. Tidur yang cukup.

c. Olahraga yang cukup

d. Tidak merokok
e. Tidak meminum minuman kerasb.

2. Terapi psikofarmaka

Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan

memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan

neurotransmiter ( sinyal penghantar syaraf ) di susunan saraf pusat otak

( limbic system ).

3. Terapi psikofarmaka

Psikorma yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolitic), yaitu

diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam,buspironeHCl, meprobamate

dan alprazolam. Terapi somatic Gejala atau keluhan fisik ( somatik ) sering

dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari kecemasan yang

berkepanjangan Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik ( fisik ) itu

dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang

bersangkutan.

4. Psikoterapi

Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain:

a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi semangat atau dorongan

agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi

keyakinan serta percaya diri.

b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila

dinilai bahwa ketidak mampuan mengatasi kecemasan

c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksutkan memperbaiki (re-konstruksi)

kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.

d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien yaitu

kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrai dan daya ingat.


e. Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses

dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak

mampu menghadap stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.

f. Psikoterapi keluarga untuk memperbaiki hubungan kekeluargaanagar

faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga

dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.

g. Terapi psikoreligius untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat

hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi

berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor psikososial. (Eko

Prabowo, 2014)

5. Napas Dalam

Napas dalam yaitu bentuk latihan napas yang terdiri atas pernapasan

abdominal (diafragma) Prosedur :

a. Atur posisi yang nyaman

b. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasi otot abdomen

c. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga.

d. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung

sampai 3 selama inspirasi.

e. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup secara perlahan –lahan

(Asmadi,2008)

H. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas (00146) b/d ancaman pada status terkini.

2. Pengabaian Diri (000193) b/d pilihan gaya hidup


3. Defisiensi pengetahuan (00126) b/d defisiensi pengetahuan
4. Ketidakefektifan Koping (00069) b/d kurang percaya diri dalam menghadapi
msalah.
5. Gangguan citra tubuh (00118) b/d gangguan fungsi psikososial
I. Intervensi Keperawatan

Diagnosa NOC NIC


Ansietas (00146) b/d Tingkat Kecemasan Pengurangan kecemasan:
ancaman pada status Criteria hasil:  Gunakan penedekatan
terkini.  Gangguan tidur (4) tenang dan menyakinkan
 Perasaan Gelisah (3)  Pahami situasi krisis
yang terjadi dari
perspektif klien
 Dorong keluarga untuk
mendampingi klien
dengan cara yang tepat
 Puji/kuatkan perilaku
yang baik secara tepat
 Dorong verbalisasi
perasaan, persepsi dan
ketakutan

Pengabaian Diri (000193) Status perawatan diri: Bantuan perawatan diri:


b/d pilihan gaya hidup  Mempertahankan  Ajarkan pasien secar
kebersihan diri (3) perlahan-lahan cara
 Berpakaian sendiri (3) berpenampilan yang
rapih
 Monitor kebutuhan
pasien terkait alat-alat
kebrsihan diri (alat bantu
berpakaian dan
berdandan)
 Dorong pasien untuk
melakukan aktivitas
normal sehari-hari
sampai batas kemampuan
pasien
 Berikan bantuan sampai
pasien mampu
melakukan perawatan
diri mandiri
 Ciptakan rutinitas
aktivitas perawatan diri
Defisiensi pengetahuan Memproses informasi Pendidikan kesehatan:
(00126) b/d defisiensi Criteria hasil:  Bantu individu, keluarga
pengetahuan  Memahami kalimat (4) dan masyarakat untuk
 Memahami cerita(4) memperjelas keyakian
dan nilai-nilai kesehatan
 Gunakakn berbagai
strategi dan intervensi
utama dalam program
pendidikan
 Gunakakn presentasi
kelompok untuk
memberikan dukungan
 Tentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya
perilaku saat ini
 Identifikasi faktor
eksternal dan internal
yang sering
mengingatkan atau
mengurangi motivasi
Ketidakefektifan Koping Koping Peningkatan koping:
(00069) b/d kurang percaya Criteria hasil:  Berikan suasana
diri dalam menghadapi  Mengidentifikasi pola penerimaan
msalah. koping yang  Gunakan pendekatan
tidakefektif (4) yang tenang dan
Adaptasi perubahan hidup(4) memberikan jaminan
 Dukung pasien untuk
untuk mengevaluasi
perilakunya sendiri
 Dukung keterlibatan
dengan cara yang tepat
 Dukung nilai fisik yang
pesifik
 Dukung pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan dan
kemampuan diri.
Gangguan citra tubuh Tingkat Rasa Takut: Peningkatan citra tubuh:
(00118) b/d gangguan Criteria hasil:  Tentukan harapan citra
fungsi psikososial  Menarik diri (3) diri pasien pada tahap
Ketakutan (4) perkembangan
 Monitor frekuensi dari
pernyataan kritis diri
 Bantu keluarga
mengidentifikasi
persasaan sebelum
mengintervensi klien
dengan tepat
 Fasilitasi kontak dengan
indifidu yang mengalami
perubahan yang sama
 Identifikasi kelompok
pendukung yang tersedia
bagi pasien.
BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

a. Keadaan umum: compos simentis


TD: 150/80 mmHg
ND: 80 x/i
SB: 36 °C
RR: 20 x/i.
Status mental:
- Penampilan tampak bagus
- Pembicaraan: Ny. D berbicara agak lambat
- Perasaan Ny.D sedih
- Interaksi selama wawancara: selama wawancara kontak mata Tn. B cukup.
2. Analisa Data

Analisa Data Masalah Yang Muncul


DS: Ansietas
 Klien mengatakan takut beraktivitas
diluar rumah dengan adanya COVID-
19 ini.
 Klien tidak mamapu mengatasi
masalahnya
 Klien mengatakan tidak dapat
beristrahat dengan tepat

DO:
 Klien Nampak gelisah
 Klien Nampak takut
DS: Pengabaian diri
 Klien mengatakan tidak terlalu peduli
dengan penampilannya
 Klien mengatakan klien mengatakan
selama pandemik jarang mandi
DO:
 Klien Nampak tidak memerhatikan
penampilannya
 Klien Nampak tidak rapih
 Klien Nampak tidak bersih
DS: Defisiensi penegtahuan
 Klien mengatakan tidak terlalu
memahami apa yang maksud dengan
COVID19
 Klien mengatakan tidak memahami
bagai cara melindungi diri dari
COVID19
DO:
 Klien Nampak tidak terlalu
memahami tentang COVID19
 Klien nampak kurang informasi
tentang pendemik COVID 19

3. Pohon Masalah

F. Prespirasi Frustasi & Kegagalan Trauma F. Predisposisi Penyakit

Ancaman Persepsi negative pada It Ego & Thalamus


hipotalamus Superego
Inbalance
Hipotalamus Emosi Negatif

G. Suprareral

Waspada Curiga

ANSIETAS

Isolasi Sosial Afektif


Perilaku/Kondisi

Intoleransi aktifitas
Kehilangan Semangat
Informasi Yng tidak
tepat

Pengabaian Diri Merasa takut, gelisah


(000193) b/d pilihan dan cemas
Kurang pengetahuan
gaya hidup
Ansietas (00146) b/d
Defisiensi pengetahuan ancaman pada status
(00126) b/d defisiensi terkini
pengetahuan
4. Perumusan Diagnosa
1. Ansietas (00146) b/d ancaman pada status terkini.
2. Pengabaian diri (000193) b/d pilihan gaya hidup
3. Defisiensi pengetahuan (00126) b/d defisiensi pengetahuan
5. Perencanaan

Diagnosa NOC NIC


Ansietas (00146) b/d Tingkat Kecemasan Pengurangan kecemasan:
ancaman pada status Criteria hasil:  Gunakan penedekatan
terkini.  Gangguan tidur (4) tenang dan menyakinkan
 Perasaan Gelisah (3)  Pahami situasi krisis
DS: yang terjadi dari
 Klien mengatakan perspektif klien
takut beraktivitas  Dorong keluarga untuk
diluar rumah mendampingi klien
dengan adanya dengan cara yang tepat
COVID-19 ini.  Puji/kuatkan perilaku
 Klien tidak mamapu yang baik secara tepat
mengatasi  Dorong verbalisasi
masalahnya perasaan, persepsi dan
 Klien mengatakan ketakutan
tidak dapat
beristrahat dengan
tepat
DO:
 Klien Nampak
gelisah
 Klien Nampak takut
Pengabaian Diri (000193) Status perawatan diri: Bantuan perawatan diri:
b/d pilihan gaya hidup  Mempertahankan  Ajarkan pasien secar
kebersihan diri (3) perlahan-lahan cara
DS:  Berpakaian sendiri (3) berpenampilan yang
 Klien mengatakan rapih
tidak terlalu peduli  Monitor kebutuhan
dengan pasien terkait alat-alat
penampilannya kebrsihan diri (alat bantu
 Klien mengatakan berpakaian dan
klien mengatakan berdandan)
selama pandemik  Dorong pasien untuk
jarang mandi melakukan aktivitas
DO: normal sehari-hari
 Klien Nampak tidak sampai batas kemampuan
memerhatikan pasien
penampilannya
 Klien Nampak tidak  Berikan bantuan sampai
rapih pasien mampu
 Klien Nampak tidak melakukan perawatan
bersih diri mandiri
 Ciptakan rutinitas
aktivitas perawatan diri
Defisiensi pengetahuan Memproses informasi Pendidikan kesehatan:
(00126) b/d defisiensi Criteria hasil:  Bantu individu, keluarga
pengetahuan  Memahami kalimat (4) dan masyarakat untuk
DS:  Memahami cerita(4) memperjelas keyakian
 Klien mengatakan dan nilai-nilai kesehatan
tidak terlalu  Gunakakn berbagai
memahami apa strategi dan intervensi
yang maksud utama dalam program
dengan COVID19 pendidikan
 Klien mengatakan  Gunakakn presentasi
tidak memahami kelompok untuk
bagai cara memberikan dukungan
melindungi diri dari  Tentukan pengetahuan
COVID19 kesehatan dan gaya
DO: perilaku saat ini
 Klien Nampak tidak  Identifikasi faktor
terlalu memahami eksternal dan internal
tentang COVID19 yang sering
 Klien nampak mengingatkan atau
kurang informasi mengurangi motivasi
tentang pendemik
COVID 19

6. Implementasi dan Evaluasi

Hari/ DX Implementasi Evaluasi


Tanggal
Selasa, 15- I S:
September-  Menggunakan penedekatan tenang  Klien
2020 dan menyakinkan mengatakan
 Memahami situasi krisis yang takut beraktivitas
terjadi dari perspektif klien diluar rumah
dengan adanya
COVID-19 ini.
O:
 Klien Nampak
gelisah
A: masalah belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
II  Mengajarkan pasien secar S:
perlahan-lahan cara berpenampilan  Klien
yang rapih mengatakan
 Memonitor kebutuhan pasien tidak terlalu
terkait alat-alat kebrsihan diri (alat peduli dengan
bantu berpakaian dan berdandan) penampilannya
O:
 Klien Nampak
tidak
memerhatikan
penampilannya
 A: masalah belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
III  Membantu individu, keluarga dan S:
masyarakat untuk memperjelas  Klien
keyakian dan nilai-nilai kesehatan mengatakan
 Menggunakakn berbagai strategi tidak terlalu
dan intervensi utama dalam memahami apa
program pendidikan yang maksud
dengan
COVID19
O:
 Klien Nampak
tidak terlalu
memahami
tentang
COVID19
A: masalah belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
Rabu, 16- I  Mendorong keluarga untuk S:
September- mendampingi klien dengan cara  Klien tidak
2020 yang tepat mamapu
 Memuji/kuatkan perilaku yang mengatasi
baik secara tepat masalahnya
O:
 Klien Nampak
takut
 A: masalah sebagian
teratasi
P: lanjudkan intervensi
II  Mendorong pasien untuk S:
melakukan aktivitas normal sehari-  Klien
hari sampai batas kemampuan mengatakan
pasien klien
 Memberikan bantuan sampai mengatakan
pasien mampu melakukan selama pandemik
perawatan diri mandiri. jarang mandi
O:
 Klien Nampak
tidak bersih

A: masalah sebagian
teratasi
P: lanjutkan intervensi
III  Menggunakakn presentasi S:
kelompok untuk memberikan  Klien
dukungan mengatakan
 Menentukan pengetahuan tidak memahami
kesehatan dan gaya perilaku saat bagai cara
ini melindungi diri
dari COVID19
O:
 Klien nampak
kurang informasi
tentang
pendemik
COVID 19
A: masalah sebagian
teratasi
P: lanjutkan intervensi
Kamis, 17- I  Mendorong verbalisasi perasaan, S:
September- persepsi dan ketakutan  Klien
2020  Mengatur waktu istrahat yang tepat mengatakan
untuk pasien tidak dapat
beristrahat
dengan tepat
O:
 Klien Nampak
gelisah
A: masalah teratasi
P: pertahankan
intervensi
II  Menciptakan rutinitas aktivitas S:
perawatan diri  Klien
 Mengajarkan pasien cara mengatakan
berpenampilan yang bersih tidak terlalu
peduli dengan
penampilannya
O:
 Klien Nampak
tidak bersih
A: masalah teratasi
P: pertahankan
intervensi
III  Memberikan informasi secara S:
perlahan pada pasien  Klien
 Mengidendentifikasi faktor mengatakan
eksternal dan internal yang sering tidak terlalu
mengingatkan atau mengurangi memahami apa
motivasi yang maksud
dengan
COVID19
O:
 Klien nampak
kurang informasi
tentang
pendemik
COVID 19
A: masalah teratasi
P: pertahankan
intervensi.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kecemasan adalah hal yang wajar dialami oleh setip manusia, baik tua,

muda laki-laki dan perempuan.

2. Kecemasan yang berlebih dapat menimbulkan gangguan fisik seperti rasa

sulit tidur dan mudah panik.

3. Selain menimbulkan gangguan fisik, kecemasan dapat menyebabkan

gangguan psikis yang salah satunya adalah dispepsia.

B. Saran

1. Kenali pemicu kecemasan dan rasa takut dengan cara menenangkan diri

secara fisik dan mental.

2. Bangun kepecayaan diri dan lawan rasa takut yang menghampiri.3.Berpikir

positif agar terhindar dari perasaan cemas.


DAFTAR PUSTAKA

Erlinafsiah. 2012. Modal perawat dalam praktek keperawatan jiwa. Jakarta:


Trans Info Media

Lestari W.2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa. Jakarta: Tim
Trans Info Media.

Pieter, Herri Zan, Lubis, Namora Lumongga. 2017. Pengantar Psikologi Dalam
Keperawatan. Jakarta: Kencana

Potter & Perry. 2017. Fundamentals of Nurshing Ninth Edition. America: Elsevier

Potter & Perry. 2017. Fundamental of Nurshing 7th. (Yasmin Asih [et.al], Penerjemah).
Jakarta: EGC

Prabowo, Eko. 2017. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika

Saam, Zulfan. 2017. Psikologi Keperawatan. Depok: Rajawali Pers

Simamora, Roymond H. 2010. Buku Komunikasi dalam Keperawatan. Jember


University Press

Diah handayani No 2 2020 Jurnal RESPILOROLOGI INDONESIA

World Health Organization, Novel coronavirus (COVID 19), Situation Report -25
(internet) 2020 [cited 14 February 2020]

Anda mungkin juga menyukai