Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Terapi Stem Cell dan

Potensinya untuk
Menyembuhkan Penyakit Berat
dr. Theresia Yunita, 26 Jun 2023
Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Terapi stem cell atau sel punca adalah salah satu pengobatan menjanjikan, yang
dapat membantu memulihkan sel-sel tubuh yang rusak akibat penyakit berat.

Kamu mungkin pernah mendengar istilah terapi stem cell atau sel


punca. Terapi stem cell dinilai sebagai prosedur pengobatan yang paling
menjanjikan di dunia kedokteran saat ini. Terapi ini diyakini dapat mengatasi
berbagai penyakit yang sulit disembuhkan. 
Stem cell adalah sel induk yang mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri
dan berubah menjadi berbagai jenis sel. Sel punca adalah satu-satunya sel dalam
darah yang mampu meregenerasi tipe sel baru. 
Karenanya, pengobatan menggunakan stem cell menjadi suatu terobosan yang
berpotensi menyembuhkan berbagai penyakit berat, seperti penyakit kronis,
penyakit degeneratif, dan penyakit autoimun.

Dari Mana Asal Sel Punca?


Berdasarkan sumber asal sel, stem cell dikategorikan dalam beberapa jenis:

1. Stem Cell Embrionik


Sel punca ini diambil dari embrio yang berusia 3-5 hari. Embrio adalah sel yang
terbentuk saat sel telur wanita dibuahi oleh sperma pria.
Sel-sel embrionik ini bersifat pluripoten, yang berarti mampu memperbanyak diri
atau berkembang menjadi jenis sel apa pun dalam tubuh. Hal ini
memungkinkan stem cell embrionik digunakan untuk memperbaiki jaringan atau
organ tubuh yang rusak.

2. Stem Cell Dewasa


Jenis stem cell ini ditemukan dalam jaringan tubuh orang dewasa, seperti sumsum
tulang. Dibandingkan dengan stem cell  embrionik, stem cell  dewasa memiliki
kemampuan yang lebih terbatas untuk bisa berkembang menjadi berbagai jenis sel
dalam tubuh.
Para peneliti menemukan bahwa sel punca dewasa hanya bisa dikembangkan
menjadi jenis sel yang sama sesuai asalnya. Sebagai contoh, sel punca yang diambil
dari sumsum tulang hanya bisa memproduksi sel darah saja. Namun, beberapa
studi terbaru menunjukkan bahwa sel punca dari sumsum tulang juga dapat
membantu membentuk sel tulang atau sel otot jantung. Namun, hal ini masih perlu
diteliti lebih lanjut.

3. Sel Dewasa Biasa yang Dimodifikasi jadi Stem Cell Embrionik 


Para peneliti berhasil mengubah sel dewasa biasa menjadi sebuah stem cell  melalui
teknologi genetic reprogramming. Sel dewasa tersebut diprogram ulang agar
memiliki sifat yang sama seperti sel punca embrionik.
Teknik baru tersebut memungkinkan penggunaan sel punca dari tubuh sendiri
sehingga mencegah terjadinya reaksi penolakan imun. Namun, efek samping dari
metode ini masih belum jelas.

4. Stem Cell Perinatal


Peneliti menemukan bahwa sel punca yang terkandung dalam cairan ketuban dan
tali pusat juga memiliki kemampuan untuk berkembang jadi berbagai tipe sel.

Kegunaan Terapi Stem Cell dalam Dunia Kedokteran


Karena dinilai potensial untuk mendukung pengobatan, sebenarnya stem cell bisa digunakan
untuk mengatasi penyakit apa saja?
Saat ini terapi pengobatan stem cell masih terus dikembangkan untuk mengatasi berbagai macam
penyakit kronis dan degeneratif yang tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan biasa, seperti:
 Kelumpuhan saraf tulang belakang
 Diabetes
 Parkinson
 Amyotrophic Lateral Sclerosis 
 Alzheimer
 Gagal jantung
 Stroke
 Kebutaan
 Pengapuran sendi
 Penyakit autoimun
 Patah tulang yang tidak tersambung
 Luka bakar luas
 Kanker
Satu-satunya terapi stem cell yang sudah dilakukan dan disetujui oleh Food and Drug
Administration (FDA), Amerika Serikat adalah transplantasi sel punca hematopoietik (darah).
Terapi sel punca hematopoietik digunakan untuk mengobati pasien dengan kanker dan gangguan
yang memengaruhi darah dan sistem kekebalan tubuh. Transplantasi ini menggunakan sel punca
dewasa atau darah tali pusat.
Bagaimana Cara Transplantasi Stem Cell?
Cara transplantasi stem cell  yang dapat dilakukan, antara lain:
 Autologous: Sumber stem cell berasal dari diri sendiri
 Alogenik: Sumber stem cell berasal dari orang lain
Stem cell yang berasal dari darah tali pusat dianggap yang paling aman. Sel tersebut diambil
ketika bayi baru saja dilahirkan. Pengambilannya dibantu oleh dokter kandungan, selanjutnya
proses pengolahannya dilakukan oleh bank darah tali pusat.
Sebelum ditransfusikan untuk perbaikan jaringan yang sakit atau terluka, sel punca akan dipanen
terlebih dulu di laboratorium. Kemudian sesegera mungkin ditanamkan ke jaringan yang rusak
agar stem cell tidak mati. 
Pada pasien dengan penyakit jantung misalnya, sel punca akan ditanamkan ke otot jantung untuk
memperbaiki otot yang rusak.

Perkembangan Terapi Stem Cell di Indonesia


Saat ini, rumah sakit yang memiliki layanan terapi stem cell adalah Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo di Surabaya.
Kasus yang paling banyak ditangani, yaitu diabetes melitus, nyeri sendi lutut, stroke, penyakit
jantung. Sisanya adalah penyakit hati, saraf, serta penyakit darah berbahaya lainnya.
Selain dua rumah sakit di atas, tercatat ada dua laboratorium yang sudah mengantongi izin dari
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk mengembangkan terapi sel punca darah tali
pusat, yaitu ReGeniC milik PT Bifarma Adiluhung (Kalbe Group) di Jakarta serta Laboratorium
Dermama milik PT Dermama Bioteknologi di Solo.

Untuk bank penyimpanan sel punca darah tali pusat sendiri didukung ProSTEM atau Prodia
StemCell Indonesia, Jakarta.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes) No. 32 Tahun 2018,


stem cell yang berbahan baku dari embrio hewan ataupun tumbuhan tidak diperbolehkan.
Alasannya karena sel punca dari sumber tersebut berisiko menjadi kanker jenis teratoma sebesar
20 persen, potensi penolakan tubuh juga besar, serta dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai
etik.
Oleh karena itu, sel punca yang kini digunakan berasal dari stem cell dewasa atau jaringan tubuh
pasien itu sendiri, seperti sumsum tulang belakang.

Adakah Efek Samping dari Terapi Stem Cell?


Meskipun memiliki potensi besar dalam mengatasi penyakit berbahaya, terapi stem cell  juga
memiliki efek samping. Terlebih, penelitian mengenai sel punca masih terus berjalan. Efek
samping yang mungkin muncul, di antaranya:
 Memicu respons imun menyerang tubuh sendiri akibat reaksi penolakan terhadap sel yang dianggap
sebagai benda asing oleh tubuh
 Dapat tumbuh tidak teratur atau berspesialisasi dalam berbagai jenis sel secara spontan. Alhasil, sel
punca tidak tumbuh menjadi sel yang diinginkan
 Pertumbuhan tumor
Terapi stem cell yang belum terbukti efektivitasnya bisa menimbulkan efek samping berbahaya
sehingga belum aman digunakan untuk pengobatan. Pernah ada kasus, satu pasien buta karena
suntikan sel punca ke mata.
Kini, kamu jadi lebih tahu mengenai terapi stem cell, bukan? Diharapkan, satu hingga dua
dekade ke depan, terapi sel punca dapat disempurnakan dan menjadi solusi bagi pengobatan
berbagai penyakit berbahaya. Untuk tahu soal stem cell lebih lanjut, kamu bisa baca-baca
informasinya di KlikDokter.
Apabila kamu punya pertanyaan lain seputar kesehatan secara umum, konsultasikan langsung
pakai fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter, solusi #JagaSehatmu!
(ADT/JKT)

Referensi
 Food & Drug Administrations. Diakses 2022. FDA Warns About Stem Cell Therapies
 Stem Cell Investigation. Diakses 2022. Current state of stem cell-based therapies: an
overview

Anda mungkin juga menyukai