Anda di halaman 1dari 9

JCEBT, Vol 7 (No 1) Maret 2023 ISSN 2549-6379 (Print) ISSN 2549-6387 (Online)

JCEBT
(Journal of Civil Engineering, Building and Transportation)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jcebt

Pengujian Krokos Pada Pulau Terluar di Provinsi Bengkulu

Nurhimat1)*, James Hellyward2)


Universitas Andalas
Koresponden*, Email: stnurhimat@gmail.com

Abstract
Enggano Island is one of the outermost islands of Indonesia which is located in the Indian Ocean. Enggano
Island is part of the government area of North Bengkulu Regency, Bengkulu Province, and is one of the
Enggano sub-districts. Enggano Island is one of the islands that will be developed. This island is located
southwest of the city of Bengkulu with coordinates 05° 23′ 21″ South Latitude, 102° 24′ 40″ East
Longitude. Based on data from the Central Statistics Agency for 2020, the population of Enggano is 4,035
people. Part of the road is a McAdam penetration, the rest is still a dirt road. Even though the LHR is less
than 50 vehicles with a load of less than 8 tons, the current condition of the road is very apprehensive. This
study aims to find out the best results that will be used for road repairs in the outermost province of
Bengkulu. The test materials used were krokos and its supporting mixture, namely local aggregate
(krokos), krokos plus 7% cement, and krokos plus 35% sand.

Keywords: CBR Laboratorium; Local agregat; road repair; Enggano

Abstrak
Pulau Enggano adalah salah satu pulau terluar Indonesia yang terletak di samudra Hindia. Pulau
Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi
Bengkulu, dan merupakan satu kecamatan Enggano. Pulau Enggano merupakan salah satu pulau yang
akan dikembangkan. Pulau ini berada di sebelah barat daya dari kota Bengkulu dengan koordinat 05°
23′ 21″ LS, 102° 24′ 40″ BT. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, jumlah penduduk
Enggano sebanyak 4.035 jiwa. Sebagian jalan tersebut berupa penetrasi McAdam, sisanya masih jalan
tanah. Walaupun LHR-nya kurang dari 50 kendaraan dengan beban kurang dari 8 ton, kondisi jalan
tersebut saat ini sudah sangat memprihatinkan. Study ini bertujuan untuk mengetahui hasil terbaik
yang akan digunakan untuk perbaikan jalan di provinsi terluar bengkulu. Bahan uji material yang
digunakan adalah krokos dan campuran pendukungnya, yaitu agregat lokal (krokos), krokos plus
semen 7%, dan krokos plus pasir 35%.

Kata Kunci: CBR laboratorium; agregat lokal; perbaikan jalan; Enggano

PENDAHULUAN Malakoni-Kahyapu sepanjang 38,699 km.


Saat ini, ruas jalan tersebut memainkan
Pulau Enggano merupakan salah satu peranan penting bagi kehidupan sosial dan
pulau Tertinggal, Terluar dan Terdepan ekonomi masyarakat, selain penghubung
(3T) di Indonesia yang akan antara desa, juga merupakan penghubung
dikembangkan (Kemenkumham, 2020). tiga pintu masuk, yaitu pelabuhan
Enam desa di pulau tersebut, yaitu desa Kahyapu dan Malakoni di selatan Pulau
Banjar Sari, Meok, Malakoni, Kaana, Enggano serta bandar udara Enggano
Kahyapu dan desa Apoho dihubungkan diutaranya. Ruas jalan Banjarsari-
oleh satu ruas jalan, yaitu jalan Banjarsari- Malakoni-Kahyapu merupakan jalan
propinsi yang awalnya berupa jalan tanah kerikil atau jalan kerikil yang lapisan
dibangun pada tahun 1975. Pada tahun penutupnya berupa lapisan seal. Salah satu
2006 sampai 2016, sepanjang 26 km sudah kekuatan konstruksi jalan, ditentukan oleh
ditingkatkan oleh Kementerian PUPR kualitas daya dukung tanah asli sebagai
dengan pemberian lapis pondasi dan lapis bahan dasar (subgrade). Cara mengetahui
penutup berupa penetrasi McAdam daya dukung tanah dasar jalan adalah
(penMac) tetap sisanya masih berupa jalan dengan uji CBR (California Bearing Ratio).
tanah yang belum sempat ditangani lagi Nilai CBR digunakan sebagai dasar
sampai dengan saat ini. Sejak tahun 2020, perencanaan perkerasan timbunan jalan
kondisi jalan tersebut yang sudah selanjutnya, tergantung dari kelas jalan
mengalami penurunan baik pada segmen yang dikehendaki. Semakin tinggi nilai
yang masih berupa jalan tanah maupun CBR, menunjukan kondisi tanah dasar
pada segmen yang sudah diberi lapisan semakin baik. Jika tanah asli mempunyai
penMac. Kelangkaan sumber-sumber daya dukung (kepadatan kering, CBR)
agregat yang menenuhi persyaratan untuk rendah, maka konstruksi jalan akan cepat
digunakan sebagai bahan pekerasan jalan, mengalami kerusakan. Nilai CBR dapat
cuaca dan gelombang laut yang sering kali ditingkatkan dengan pemadatan, yang
tinggi dan tidak tersedianya fasilitas dalam pelaksanaannya akan mengacu pada
bongkar muat merupakan suatu kendala nilai kadar air optimum (Optimum
teknis dalam pengadaan agregat di Pulau moisture Content) dan Berat Isi kering
Enggano. Bila tidak direncanakan dengan maksimum (Maximum Dry Density).
menggunakan agregat lokal, maka biaya Namun jika nilai CBR nya tidak memenuhi
perbaikan jalannya akan menjadi mahal. daya dukung yang diperlukan, setelah
Selai itu, terjadinya gesekan dengan LSM dilakukan uji pemadatan laboratorium
maupun dengan masyarakat setempat bermetoda proctor standar terhadap tanah
yang merasa tidak diikut sertakan dalam asli, maka perlu dilakukan pencampuran
pengadaan agregat dan pelaksanaan atau penggantian dengan tanah yang lebih
konstruksi merupakan hambatan sosial baik nilai CBR nya, mungkin dari lokasi
yang acap kali muncul pada pekerjaan lain. Metode yang digunakan pada
jalan di pulau tersebut. Study ini bertujuan penelitian ini adalah dengan cara
untuk mengetahui hasil terbaik yang akan pengambilan sample tanah di lapangan
digunakan untuk perbaikan jalan di untuk diuji (test) nilai CBR di laboratorium
provinsi terluar bengkulu dengan dengan menggunakan alat test CBR.
menggunakan material lokal (krokos) dan Pengujian CBR (California Bearing Ratio)
campuran pendukungnya. Jalan berlalu laboratorium yang dimaksudkan pada
lintas rendah (Low Volume Road, LVR) standar ini adalah penentuan nilai CBR
yaitu jalan yang dilalui oleh Lalu lintas contoh material tanah, agregat atau
Harian Rata-rata (LHR) kurang dari 400 campuran tanah dan agregat yang
kendaraan dengan tidak lebih dari 10%- dipadatkan di laboratorium pada kadar air
nya merupakan kendaraan berat dan sesuai yang ditentukan. Pengujian CBR
direncanakan untuk melayani lalu lintas digunakan untuk mengevaluasi potensi
sampai dengan 4 x 106 ESA (Ida dan kekuatan material lapis tanah dasar,
Yamin, 2015; Vaza et al., 2021). Definisi fondasi bawah dan fondasi, termasuk
sama digunakan oleh MPD (BM, 2017) material yang didaur ulang untuk
tetapi umur rencana LVR dibatasi hanya perkerasan jalan dan lapangan terbang.
sampai dengan satu juta ESA. Jalan untuk Pengujian ini digunakan untuk
LVR dapat berupa perkerasan kaku, mengevaluasi potensi kekuatan material
perkerasan lentur, jalan tampa penutup lapis tanah dasar, fondasi bawah dan
seperti jalan tanah, soil cement, jalan fondasi, termasuk material yang didaur

219
ulang untuk perkerasan jalan dan lapangan dan Agregat memiliki CBR > 80. Untuk
terbang. Nilai CBR yang diperoleh dapat sebuah konstruksi jalan secara umum
digunakan sebagai salah satu parameter digunakan beberapa material seperti
desain perkerasan; CBR merupakan suatu agregat kasar (coarse aggregate), agregat
perbandingan antara beban percobaan halus (fine aggregate), pasir (sand), dan
(test load) dengan beban Standar filler (dust) serta bahan pengikat aspal
(Standard Load) dan dinyatakan dalam (asphalt). Oglesby dan Hick (1982),
persentase. Nilai CBR dikembangkan untuk menyatakan bahwa bahan yang paling
mengukur kapasitas daya dukung,beban umum untuk lapisan jalan dan strukturnya
tanah dan beban perkerasan jalan. Nilai adalah batu pecah, batu kerikil yang
CBR dapat diketahui dengan 2 metoda dipecah dan pasir. Sukirman (1999)
yaitu Lapangan & Uji Laboratorium. Dalam menyatakan bahwa gradasi agregat
penelitian ini, CBR didapat dari Uji merupakan distribusi partikel- partikel
Laboratorium. Semakin keras suatu agregat berdasarkan ukuran dan
material, semakin tinggi nilai CBR nya. merupakan hal penting dalam menentukan
Sebagai contoh, Tanah Pertanian stabilitas perkerasan. Spesifikasi
umumnya mempunyai nilai CBR sekitar 3, campuran dari gradasi rapat tipe IV
Tanah Lempung Basah mempunyai nilai diperlihatkan pada Tabel 1.
CBR 4.75, Pasir Lembab memiliki CBR 10,
Tabel 1. Spesifikasi Agregat Bergradasi Rapat Tipe IV

Tabel 2. Jenis Tanah Klasifikasi USC dan Nilai CBR


General Soil Type USC Soil Type CBR Range
(%)
GW 40 – 80
Course – Grained Soils GP Kerikil 30 – 60
( Berbutir Kasar )
GM 20 – 60
GC 20 – 40
SW 20 – 40
SP Pasir 10 – 40
SM 10 - 40
SC 5 – 20
ML Lanau Inorganik < 15
Fine – Grained Soils CL ( LL < 50 Lempung < 15
(Berbutir Halus ) %) Inorganik
OL Lanau Organik <5
MH Lanau Inorganik < 10
CH ( LL > 50 Lempung < 15
%) Inorganik
OH Lempung organik <5

220
Tabel 3. Nilai CBR Material Tanah yang dikenal Umum

Tabel 4. Nilai CBR bersesuaian dengan susunan lapisan jalan

Berikut diberikan Susunan lapisan jalan


dan nilai CBR , agar mampu mendukung.
beban yang melaluinya.

Gambar 1. Standar Lapisan Perkerasan Jalan

Menurut Sukirman (1999), beban lain- lain. Tanah dengan tingkat kepadatan
kendaraan yang dilimpahkan ke lapisan tinggi mengalami perubahan kadar air
perkerasan melalui roda-roda kendaraan kecil dan mempunyai daya dukung yang
selanjutnya disebarkan ke lapisan- lapisan lebih besar jika dibandingkan dengan
di bawahnya dan akhirnya diterima oleh tanah sejenis yang tingkat kepadatannya
tanah dasar. Dengan demikian tingkat lebih rendah. Tingkat kepadatan
kerusakan konstruksi perkerasan selama dinyatakan dalam persentase berat volume
masa pelayanan tidak saja ditentukan oleh kering (gk ) tanah terhadap berat volume
kekuatan dari lapisan perkerasan tetapi kering maksimum ( maks gk ). Menurut
juga tanah dasar. Daya dukung tanah dasar Sukirman (1999), alat percobaan untuk
dipengaruhi oleh jenis tanah, tingkat menentukan besarnya CBR berupa alat
kepadatan, kadar air, kondisi drainase dan yang mempunyai piston dengan luas 3

221
inch2. Piston digerakkan kecepatan 0,05 diukur dengan arloji pengukur (dial).
inch/menit, vertikal ke bawah yang Beban yang dipergunakan untuk
disebut dengan Proving Ring. Proving ring melakukan penetrasi bahan standar
digunakan untuk mengukur beban yang diperlihatkan berikut.
dibutuhkan pada penetrasi tertentu yang
Tabel 5. Besarnya Beban dipergunakan/dibutuhkan untuk melakukan Penetrasi Bahan
Standar

HASIL DAN PEMBAHASAN Enggano juga dilakukan dengan pertimbangan


finansial dan ekonomi. Secara finasial,
CBR laboratorium adalah perbandingan pemilihan krokos-semen dimana materialnya
antara beban penetrasi suatu bahan standar ada di sekitar proyek adalah lebih ekomonis
dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi dibandingkan bila menggunakan perkerasan
yang sama. Hasil perbandingan ini digunakan lain yang materialnya harus didatangkan dari
untuk menentukan kekuatan tanah sebagai luar Pulau Enggano. Dari segi ekonomi,
dasar jalan (subgrade). Pengujian ini penggunaan agregat lokal yang terdapat di
dimaksudkan untuk menentukan CBR sekitar lokasi proyek akan menggerakan roda
(California Bearing Ratio) campuran tanah, perekonomian di daerah tersebut dimana
Crocos /batu kapur, air, pasir dan semen yang masyarakat dapat langsung menikmati hasil
dipadatkan dilaboratorium dengan alat dari pembelian raw materialnya dan
pemadat proctor pada kadar air tertentu. pemerintah mendapatkan pemasukan dari
Sebelum melakukan percobaan CBR restribusi penambangannya. Walaupun secara
(California Bearing Rasio) terlebih dahulu teknis krokos dapat digunakan sebagai
disiapkan sampel uji kemudian dibiarkan material untuk konstruksi jalan tetapi
sehingga sampel kering udara. Setelah itu menurut aturan atau kebijakan lokal belum
sampel uji yang gunakan saat ini adalah tentu diizinkan. Dengan pendekatan persuasif
Crocos (batu kapur), air disaring dengan yang dihadiri oleh enam kepala desa, para
saringan no.4 (4,75mm). Berdasarkan sifat kepala suku dan pemangku adat serta
krokosnya, jumlah semen yang diperlukan disaksinya oleh Camat Enggano, perwakilan
untuk meningkatkan daya dukung hingga Koramil dan Polsek Kecamatan Enggano
mencapai nilai UCS minimum yang disepakati bahwa krokos secara mufakat
disyaratkan yaitu sebesar 20 kg/cm2 adalah diizinkan untuk digunakan sebagai bahan
antara 5% – 8%. Dengan kandungan krokos untuk penanganan ruas jalan Banjarsari-
kasar, tertahan saringan No. 4-nya yaitu Malakoni-Kahyapu. Untuk menjaga zona hijau
sekitar 14,18% dan yang lolos saringan No.40 yang merupakan buffer zoze pelindung pantai
yaitu sekitar 19,28%; maka kadar semen yang dari abrasi, pengrusakan pantai dan
dibutuhkan untuk mencapai nilai UCS krokos- pemunduran garis pantai Pulau Enggano,
semen sebesar 20 kg/cm2 dengan berat isi pengambilan krokos hanya akan dilakukan ke
kering tertinggi (≥ 2,08 t/m3) hanya sebesar arah daratan saja. Untuk memastikan agar
5%. Selain alasan teknis sebagaimana galian krokos yang nantinya dilakukan tidak
disampaikan di atas, pemilihan penggunaan merusaklingkungan, perhitungan deposit
perkerasan dengan krokos-semen di Pulau yang akan ditambang dilakukan hanya pada
222
lokasi yang relatif. tidak mengganggu Uji CBR yang dilakukan dengan persentase
lingkungan, permukiman dan fungsi jalan campuran sampel yang berbeda dan air
ketika diproduksi. Untuk itu, perhitungan yang berbeda didapat hasil pengujian
cadangan sumber material pada tiap lokasi terlampir sebagai berikut :
pengamatan akan dilakukan hanya sampai
pada elevasi permukaan tanah dasar badan Nilai CBR untuk sampel no. 1 adalah:
jalan, tidak termasuk yang berada dibawahnya - CBR 0,1” = 6,67%
sehingga tidak menyebabkan terbentuknya - CBR 0,2” = 12,89%
cekungan atau lubang genangan setelah CBR rata-rata = 9,78%
penambangan krokosnya dilakukan, kecuali
bila kondisi aslinya sudah berada dibawah Nilai CBR untuk sampel no.2 adalah:
permukaan tanah dasar badan jalan. - CBR 0,1” = 19,33%
Cara Pengujian - CBR 0,2” = 24,00%
CBR Tanpa Perendaman Krokos CBR rata-rata = 21,67%
Ambil sampel uji dengan campuran antara
lain: Nilai CBR untuk sampel no.3 adalah:
Sampel uji no.1 - CBR 0,1” = 3,00%
Crocos /batu kapur : 35% x 5000 = 1750 gr - CBR 0,2” = 8,44%
Air Bersih : 5% x 5000 = 250 cc CBR rata-rata = 5,72%

Sampel uji no.2 Nilai CBR untuk sampel no.4 adalah:


Crocos /batu kapur : 35% x 5000 = 1750 gr - CBR 0,1” = 12,00%
Air Bersih : 10% x 5000 = 500 cc - CBR 0,2” = 22,22%
CBR rata-rata = 17,11%
Sampel uji no.3
Crocos /batu kapur : 35% x 5000 = 1750 gr Nilai CBR untuk sampel no.5 adalah:
Air Bersih : 15% x 5000 = 750 cc - CBR 0,1” = 26,00%
- CBR 0,2” = 39,11%
Sampel uji no.4 CBR rata-rata = 32,56%
Crocos /batu kapur : 35% x 5000 = 1750 gr
Air Bersih : 20% x 5000 = 1000 cc Cara Pengujian
Letakan keping pemberat diatas
Masukan campuran sampel uji yang telah permukaan benda uji seberat minimal 4,5
diaduk dengan penambahan persentase air kg atau 10 lb atau sesuai dengan
yang telah ditentukan kedalam kantong perkerasan. Untuk benda uji yang
plastik (untuk menjaga kadar airnya direndam, beban harus sama dengan
supaya tidak hilang). Simpan ditempat beban yang dipergunakan waktu
yang tidak terkena sinar matahari secara perendaman. Pertama, letakan keping
langsung selama 24 jam. Setelah 24 jam pemberat 2,27 kg atau 5 lb untuk
siapkan Mold cetakan CBR ditimbang mencegah mengembangnya permukaan
keadaan kosong. Melakukan pemadatan benda uji pada bagian lubang keping
dengan alat Proctor. Masukan sampel uji pemberat. Pemberatan selanjutnya
tadi kedalam mold cetakan untuk 1 sampel dipasang setelah torak disentuhkan pada
uji, dilakukan 35 tumbukan 3 lapis /layer. permukaan benda uji. Kemudian atur torak
Masing-masing lapisan 1/3 dari tinggi mol penetrasi pada permukaan benda uji
/cetakan. Perendaman sampel uji selama sehingga arloji beban menunjukan beban
96jam ±4hari dengan hasil pengembangan permulaan sebesar 4,5 kg atau 10 lb.
dinyatakan dalam persentase tinggi benda Pembebanan permulaan ini diperlukan
uji awal dengan tinggi akhir. untuk menjamin bidang sentuh yang
sempurna antara torak dengan permukaan
223
benda uji. Kemudian arloji penunjuk beban menghasilkan nilai CBR pada penetrasi
dan arloji pengukur penetrasi di-nol-kan. 5,08 mm atau 0,2” lebih besar dari nilai
Berikan pembebanan dengan teratur CBR pada penetrasi 2,54 mm atau 0,1”,
sehingga kecepatan penetrasi mendekati maka harga CBR diambil pada penetrasi
kecepatan 1,27 mm/menit atau 5,08 mm atau 0,2”. Bila beban maksimum
0,05”/menit. Catat pembacaan dicapai pada penetrasi sebelum 5,08 mm
pembebanan pada penetrasi 0,312 mm atau 0,2” maka harga CBR diambil dari
atau 0,0125”; 0,62 mm atau 0,025”; 1,25 beban maksimum tersebut dan dibagi
mm atau 0,05”; 0,187 mm atau 0,075”; 2,5 dengan beban standar yang sesuai.
mm atau 0,10”; 3,75 mm atau 0,15”; 5 mm Laporan harus mencantumkan hal-hal
atau 0,20”; 7,5 mm atau 0,30”; 10 mm atau sebagi berikut : Cara yang dipakai untuk
0,40”; dan 12,5 mm atau 0,50”. Catat beban mempersiapkan dan memadatkan benda
maksimum dan penetrasinya bila uji. Cara B atau D, menurut Pengujian
pembebanan maksimum terjadi sebelum Pemadatan Ringan Untuk Tanah, (SKBI
penetrasi 12,5 mm atau 0,50”. Keluarkan 3.3.30. 1987/UDC. 624.131.43 (02)) atau
benda uji dari cetakan dan tentukan kadar Pengujian Pemadatan Berat Untuk
air dari lapisan atas benda uji setebal 25,4 Tanah(SKBI3.3.30.1987/UDC.624.131.53.(
mm atau 1”. Bila diperlukan kadar air rata- 02)). Keadaan benda uji (direndam atau
rata maka pengembalian benda uji untuk tidak direndam). Kepadatan kering benda
kadar air dapat diambil dari seluruh uji sebelum direndam. Kepadatan kering
kedalaman. Benda uji untuk pemeriksaan benda uji setelah direndam. Kadar air
kadar air sekurang- kurangnya 100 gram benda uji sebelum dan sesudah
untuk tanah berbutir halus atau sekurang- pemadatan, masing-masing dalam persen.
kurangnya 500 gram untuk tanah berbutir Kadar air setelah perendaman yang
kasar. Pengembangan (swell) ialah diambil dari lapisan atas benda uji setebal
perbandingan antara perubahan tinggi 25,4 mm atau 1” atau rata-rata. Harga CBR
selama perendaman terhadap tinggi benda (direndam atau tidak direndam) dalam
uji semula, dinyatakan dalam persen. persen. Harga CBR rencana ditetapkan
Hitung pembebanan dalam kg atau lb, dan pada 100 % Pengujian Pemadatan Ringan
gambarkan grafik beban terhadap Untuk Tanah, (SKBI 3.3.30. 1987/UDC.
penetrasi. Pada beberapa kejadian 624.131.43 (02)) atau Pengujian
permulaan, terdapat keadaan kurva beban Pemadatan Berat. Untuk Tanah (SKBI
cekung akibat dari tidak keteraturan 3.3.30.1987/UDC. 624.131.53.(02)).
permukaan atau sebab-sebab lain. Dalam Kepadatan kering dihitung dengan kadar
keadaan ini titik nolnya harus dikoreksi air sesudah perendaman. Bila dikehendaki
seperti gambar no.3. Dengan nilai daya dukung pada penetrasi 7,5 mm
menggunakan harga-harga beban yang atau 0,3”; 10,0 mm atau 0,4” dan 12,5 mm
sudah dikoreksi pada penetrasi 2,54 mm atau 0,5” bagi besarnya beban pada
atau 0,1” dan 50,8 mm atau 0,2” hitung penetrasi yang bersangkutan masing-
harga CBR dengan cara membagi beban masing dengan 5700; 6900 dan 7800 lb
yang terjadi masing-masing dengan beban dan kalikan masing-masing dengan 100.
standar 70,31 kg/cm2 atau 1000psi dan Sumber : SNI 03-1744-1989 .
105,47 kg/cm2 atau 1500 psi dan kalikan Cara Pengujian dengan Perendaman
masing-masing dengan 100. Umumnya Ambil sampel uji dengan campuran antara
harga CBR diambil pada penetrasi 2,54 lain:
mm atau 0,1”. Bila harga yang didapat Sampel uji no.1
pada penetrasi 2,54 mm atau 0,1”, Crocos /batu kapur : 35% x 5000 =
percobaan tersebut harus diulangi. Apabila 1750 gr Tanah merah : 40% x 5000 =
percobaan ulangan ini masing tetap 2000 gr

224
Semen : 25% x 5000 = 1250 gr Nilai CBR untuk sampel no.2 adalah:
Crocos /batu kapur, tanah merah dan - CBR 0,1” = 19,33%
semen dengan total berat 5000gr Air - CBR 0,2” = 24,00%
Bersih : 5% x 5000 = 250 cc CBR rata-rata = 21,67%

Sampel uji no.2 Nilai CBR untuk sampel no.3 adalah:


Crocos /batu kapur : 35% x 5000 = - CBR 0,1” = 3,00%
1750 gr Tanah merah : 45% x 5000 = - CBR 0,2” = 8,44%
2250 gr CBR rata-rata = 5,72%
Semen : 20% x 5000 = 1000 gr
Crocos /batu kapur, tanah merah dan Nilai CBR untuk sampel no.4 adalah:
semen dengan total berat 5000gr Air - CBR 0,1” = 12,00%
Bersih : 10% x 5000 = 500 cc - CBR 0,2” = 22,22%
CBR rata-rata = 17,11%
Sampel uji no.3
Crocos /batu kapur : 35% x 5000 = Nilai CBR untuk sampel no.5 adalah:
1750 gr Tanah merah : 50% x 5000 = - CBR 0,1” = 26,00%
2500 gr - CBR 0,2” = 39,11%
Semen : 15% x 5000 = 750 gr CBR rata-rata = 32,56%
Crocos /batu kapur, tanah merah dan
semen dengan total berat 5000gr Air Pada Perhitungan nilai ratio CBR diatas
Bersih : 15% x 5000 = 750 cc dengan menggunakan krokos dan
campuran pendukungnya. Nilai CBR dari
Sampel uji no.4 sampel uji no.1 yaitu Crocos /batu kapur,
Crocos /batu kapur : 35% x 5000 = tanah merah dan semen dengan total berat
1750 gr 5000gr dan air bersih 250 cc diperoleh
Tanah merah : 55% x 5000 = 2750 nilai cbr rata-rata 9,78%. Nilai CBR sampel
gr uji no. 2 yaitu Crocos /batu kapur, tanah
Semen : 10% x 5000 = 500 gr merah dan semen dengan total berat
Crocos /batu kapur, tanah merah dan 5000gr dan air bersih 500 cc diperoleh
semen dengan total berat 5000gr Air nilai CBR rata-rata 21,67% , Nilai CBR
Bersih : 20% x 5000 = 1000 cc sampel uji no.3 yaitu Crocos /batu kapur,
tanah merah dan semen dengan total berat
Sampel uji no.5 5000gr dan air bersih 750 cc diperoleh
Crocos /batu kapur : 35% x 5000 = nilai CBR rata-rata 5,72% , Nilai CBR
1750 gr Tanah merah : 60% x 5000 = sampel no.4 yaitu Crocos/batu kapur,
3000 gr tanah merah dan semen dengan total berat
Semen : 5% x 5000 = 250 gr 5000gr dan air bersih 1000 cc diperoleh
Crocos /batu kapur, tanah merah dan nilai CBR rata-rata 17,11% , Nilai CBR
semen dengan total berat 5000gr Air sampel uji no.5 yaitu Crocos /batu kapur,
Bersih : 25% x 5000 = 1250 cc tanah merah dan semen dengan total berat
Dari hasil pengujian CBR Laboratorium 5000gr dan air bersih 1250 cc diperoleh
yang telah dilakukan, diperoleh hasil nilai CBR rata-rata 32,56%
kesimpulan :
Nilai CBR untuk sampel no.1 adalah: KESIMPULAN
- CBR 0,1” = 6,67%
- CBR 0,2” = 12,89% Nilai CBR tertinggi yaitu nilai cbr dengan
CBR rata-rata = 9,78% rata-rata 32,56% yaitu Crocos /batu kapur
(35% x 5000 = 1750 gr), Tanah merah

225
(60% x 5000 = 3000 gr), Semen ( 5% x
5000 = 250 gr), Crocos /batu kapur, tanah Krebs, R.D and Walker, R.D., 1971, Highway Materials,
Mc Graw Hill Inc., USA Oglesby, C.H.and R.G.
merah dan semen dengan total berat Hick, 1982, Highway Engineering, 4th ed. Willey
5000gr, Air Bersih (25% x 5000 = 1250 and Sons, New York
cc). Semakin tinggi nilai CBR Rata-rata
Semakin bagus daya tahan material untuk Sukirman, S., 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya,
perkerasan jalan. Penerbit Nova, Bandung

Trevor Distin, (2008-a), Development of Performance


DAFTAR PUSTAKA Requirements for Binder Distributors in South
Africa, First Sprayed Sealing Conference – Cost
AASHTO, 1990, Standard Spesification for Effective High Performance Surfacing, Adelaide,
Transportation Materials andMethods of Australia.
Sampling and Testing, 15th ed. Washington, D.C
Vaza Herry dan Anwar Yamin R. dan Sri Sadono,
Ashford, N and Paul H.Wright , 1979, Airport (2021), Jalan Berlalu Lintas Rendah (Low
Engineering, John Wiley and Sons Inc, Canada Volume Road): Disain dan Perawatan,
Kementerian Pekerjaan Umum, Indonesia.
Basuki, H, 1986, Merancang Merencanakan Bandara, Walter
Penerbit Alumni, Bandung Bowles, J.E. 1992.
Engineering Properties of Soils and their Holtrop, (2008), Sprayed Sealing Practice in Australia,
Measurements, McGrawHill Pub, USA. First Sprayed Sealing Conference – Cost
Effective High Performance Surfacing, Adelaide,
Braja M. Das. 1993. Mekanika Tanah (Prinsip - Prinsip Australia.
Rekayasa Geoteknis). Erlangga, Jakarta.
Yamin H.R. Anwar dan Sailendra Agus Bari, (2010),
Departement Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Low Cost Low Volume Road (Unpaved Road in
Pengembangan PU, Standard Nasional Indonesia). Environmentally Friendly Road and
Indonesia, Metode Uji CBR Laboratorium, SNI Transport in Climate Change, Bali, Indonesia.
1744:2012

Dairi G, 1995, Bahan Perkerasan Jalan. Badan


Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta

Edmund Hegarty, (2008), I.A.T. Guidelines for Surface


Dressing in Ireland, First Sprayed Sealing
Conference – Cost Effective High Performance
Surfacing,

Adelaide, Australia. Ida Rumkita, R. Anwar Yamin,


(2015), Perencanaan dan Perawatan Jalan
Kerikil untuk Jalan Berbiaya dan Bervolume
Lalu

Lintas Rendah, Prosiding Workshop Teknologi Jalan


Berbiaya dan Bervolume Rendah., Pusjatan,
Bandung, Indonesia.

Kemenham, (2020), Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024,
Peraturan Persiden Nomor 18 Tahun 2020,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, Indonesia

Kementrian Pekerjaan Umum. (2010). Spesifikasi


Umum Bina Marga 2010 Revisi. Jakarta:
Direktorat Jenderal Bina Marga.

226

Anda mungkin juga menyukai