218-226 Nurhimat
218-226 Nurhimat
JCEBT
(Journal of Civil Engineering, Building and Transportation)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jcebt
Abstract
Enggano Island is one of the outermost islands of Indonesia which is located in the Indian Ocean. Enggano
Island is part of the government area of North Bengkulu Regency, Bengkulu Province, and is one of the
Enggano sub-districts. Enggano Island is one of the islands that will be developed. This island is located
southwest of the city of Bengkulu with coordinates 05° 23′ 21″ South Latitude, 102° 24′ 40″ East
Longitude. Based on data from the Central Statistics Agency for 2020, the population of Enggano is 4,035
people. Part of the road is a McAdam penetration, the rest is still a dirt road. Even though the LHR is less
than 50 vehicles with a load of less than 8 tons, the current condition of the road is very apprehensive. This
study aims to find out the best results that will be used for road repairs in the outermost province of
Bengkulu. The test materials used were krokos and its supporting mixture, namely local aggregate
(krokos), krokos plus 7% cement, and krokos plus 35% sand.
Abstrak
Pulau Enggano adalah salah satu pulau terluar Indonesia yang terletak di samudra Hindia. Pulau
Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi
Bengkulu, dan merupakan satu kecamatan Enggano. Pulau Enggano merupakan salah satu pulau yang
akan dikembangkan. Pulau ini berada di sebelah barat daya dari kota Bengkulu dengan koordinat 05°
23′ 21″ LS, 102° 24′ 40″ BT. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, jumlah penduduk
Enggano sebanyak 4.035 jiwa. Sebagian jalan tersebut berupa penetrasi McAdam, sisanya masih jalan
tanah. Walaupun LHR-nya kurang dari 50 kendaraan dengan beban kurang dari 8 ton, kondisi jalan
tersebut saat ini sudah sangat memprihatinkan. Study ini bertujuan untuk mengetahui hasil terbaik
yang akan digunakan untuk perbaikan jalan di provinsi terluar bengkulu. Bahan uji material yang
digunakan adalah krokos dan campuran pendukungnya, yaitu agregat lokal (krokos), krokos plus
semen 7%, dan krokos plus pasir 35%.
219
ulang untuk perkerasan jalan dan lapangan dan Agregat memiliki CBR > 80. Untuk
terbang. Nilai CBR yang diperoleh dapat sebuah konstruksi jalan secara umum
digunakan sebagai salah satu parameter digunakan beberapa material seperti
desain perkerasan; CBR merupakan suatu agregat kasar (coarse aggregate), agregat
perbandingan antara beban percobaan halus (fine aggregate), pasir (sand), dan
(test load) dengan beban Standar filler (dust) serta bahan pengikat aspal
(Standard Load) dan dinyatakan dalam (asphalt). Oglesby dan Hick (1982),
persentase. Nilai CBR dikembangkan untuk menyatakan bahwa bahan yang paling
mengukur kapasitas daya dukung,beban umum untuk lapisan jalan dan strukturnya
tanah dan beban perkerasan jalan. Nilai adalah batu pecah, batu kerikil yang
CBR dapat diketahui dengan 2 metoda dipecah dan pasir. Sukirman (1999)
yaitu Lapangan & Uji Laboratorium. Dalam menyatakan bahwa gradasi agregat
penelitian ini, CBR didapat dari Uji merupakan distribusi partikel- partikel
Laboratorium. Semakin keras suatu agregat berdasarkan ukuran dan
material, semakin tinggi nilai CBR nya. merupakan hal penting dalam menentukan
Sebagai contoh, Tanah Pertanian stabilitas perkerasan. Spesifikasi
umumnya mempunyai nilai CBR sekitar 3, campuran dari gradasi rapat tipe IV
Tanah Lempung Basah mempunyai nilai diperlihatkan pada Tabel 1.
CBR 4.75, Pasir Lembab memiliki CBR 10,
Tabel 1. Spesifikasi Agregat Bergradasi Rapat Tipe IV
220
Tabel 3. Nilai CBR Material Tanah yang dikenal Umum
Menurut Sukirman (1999), beban lain- lain. Tanah dengan tingkat kepadatan
kendaraan yang dilimpahkan ke lapisan tinggi mengalami perubahan kadar air
perkerasan melalui roda-roda kendaraan kecil dan mempunyai daya dukung yang
selanjutnya disebarkan ke lapisan- lapisan lebih besar jika dibandingkan dengan
di bawahnya dan akhirnya diterima oleh tanah sejenis yang tingkat kepadatannya
tanah dasar. Dengan demikian tingkat lebih rendah. Tingkat kepadatan
kerusakan konstruksi perkerasan selama dinyatakan dalam persentase berat volume
masa pelayanan tidak saja ditentukan oleh kering (gk ) tanah terhadap berat volume
kekuatan dari lapisan perkerasan tetapi kering maksimum ( maks gk ). Menurut
juga tanah dasar. Daya dukung tanah dasar Sukirman (1999), alat percobaan untuk
dipengaruhi oleh jenis tanah, tingkat menentukan besarnya CBR berupa alat
kepadatan, kadar air, kondisi drainase dan yang mempunyai piston dengan luas 3
221
inch2. Piston digerakkan kecepatan 0,05 diukur dengan arloji pengukur (dial).
inch/menit, vertikal ke bawah yang Beban yang dipergunakan untuk
disebut dengan Proving Ring. Proving ring melakukan penetrasi bahan standar
digunakan untuk mengukur beban yang diperlihatkan berikut.
dibutuhkan pada penetrasi tertentu yang
Tabel 5. Besarnya Beban dipergunakan/dibutuhkan untuk melakukan Penetrasi Bahan
Standar
224
Semen : 25% x 5000 = 1250 gr Nilai CBR untuk sampel no.2 adalah:
Crocos /batu kapur, tanah merah dan - CBR 0,1” = 19,33%
semen dengan total berat 5000gr Air - CBR 0,2” = 24,00%
Bersih : 5% x 5000 = 250 cc CBR rata-rata = 21,67%
225
(60% x 5000 = 3000 gr), Semen ( 5% x
5000 = 250 gr), Crocos /batu kapur, tanah Krebs, R.D and Walker, R.D., 1971, Highway Materials,
Mc Graw Hill Inc., USA Oglesby, C.H.and R.G.
merah dan semen dengan total berat Hick, 1982, Highway Engineering, 4th ed. Willey
5000gr, Air Bersih (25% x 5000 = 1250 and Sons, New York
cc). Semakin tinggi nilai CBR Rata-rata
Semakin bagus daya tahan material untuk Sukirman, S., 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya,
perkerasan jalan. Penerbit Nova, Bandung
226