PROJECT UAS Kompetensi Pendidik - Putri Syalsabila - J1D022075
PROJECT UAS Kompetensi Pendidik - Putri Syalsabila - J1D022075
Disusun oleh:
Semester 2
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Upaya Mengembangkan Kompetensi
Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan” secara tepat waktu.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dyah selaku dosen mata kuliah
Kompetensi Pendidik yang telah memberikan tugas ini yang dikemudian hari dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. Saya menyadari,
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan diterima demi kesempurnaan makalah ini.
(Putri Syalsabila)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pendidikan di Indonesia merupakan isu penting yang terus diperbincangkan dan
menjadi perhatian baik dari pemerintah, akademisi, praktisi pendidikan, maupun masyarakat
umum. Seperti yang kita ketahui bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih jauh dari
sempurna dan masih perlu ditingkatkan lagi. Beberapa faktor yang menyebabkan kualitas
pendidikan di Indonesia masih rendah yakni berhubungan dengan kualitas guru (Kusuma et
al., 2021). Kualitas guru merupakan hal yang krusial dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Faktor lain seperti kurikulum dan sarana prasarana, dan hal lainnya
tidak cukup membantu meningkatkan mutu pendidikan jika faktor kualitas gurunya masih
rendah karena kualitas guru berperan penting dalam memberikan pembelajaran yang efektif
kepada siswa. Guru yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik akan mampu
menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas, mengelola kelas dengan baik, dan
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. Hal ini berdampak pada pemahaman dan
prestasi siswa yang lebih baik.
Kualitas guru pun mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengenali potensi dan
kebutuhan individu siswa. Guru yang berkualitas akan mampu mendukung dan mengarahkan
siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan mereka. Hal ini berdampak pada
perkembangan siswa secara holistik, baik dalam aspek akademik maupun non-akademik.
Namun, Kualitas guru tidak hanya terkait dengan pengetahuan dan keterampilan mereka,
tetapi juga dengan sikap dan komitmen mereka terhadap profesinya. Guru yang memiliki
komitmen tinggi terhadap pembelajaran dan terus mengembangkan diri akan berdampak
pada peningkatan kualitas pendidikan. Guru yang aktif dalam pengembangan
profesionalisme mereka juga berkontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan secara
keseluruhan.
Menurut Arifin (2012), saat ini perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi
begitu pesat dan canggih yang menuntut setiap individu untuk dapat menggali segala potensi
yang dimiliki. Dalam lingkup pendidikan, perkembangan teknologi menuntut pergeseran
paradigma pembelajaran konvensional menuju pembelajaran berbasis teknologi, dengan
begitu guru dituntut untuk mengembangkan kompetensi profesionalismenya di era digital
ini.
3
Guru yang memiliki kompetensi profesionalisme di era digital akan mampu
mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke dalam pembelajaran,
menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif, menarik, dan relevan bagi siswa.
Selain itu, di era digitalisasi, guru dapat memperluas jangkauan pembelajaran melalui
penggunaan platform e-learning dan pembelajaran daring. Ini memungkinkan akses
pembelajaran yang lebih inklusif dan memperluas kesempatan belajar bagi siswa di daerah
terpencil atau dengan keterbatasan fisik, dengan begitu iswa dapat mengembangkan
keterampilan kritis, kreatif, berpikir sistemik, berkomunikasi, berkolaborasi, dan literasi
digital. Ini akan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang terus
berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja strategi yang efektif untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru di era
digitalisasi?
2. Apa saja hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan
kompetensi profesionalisme di era digitalisasi?
3. Bagaimana mengukur dan mengevaluasi tingkat kompetensi profesionalisme guru di
era digitalisasi?
4. Bagaimana pengaruh pengembangan kompetensi profesionalisme guru di era
digitalisasi terhadap mutu lembaga pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui strategi yang efektif untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru di
era digitalisasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Di zaman digitalisasi ini, guru dituntut melek akan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) karena teknologi dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam
proses pengajaran. Guru yang melek teknologi dapat menggunakan berbagai aplikasi,
perangkat lunak, dan alat online untuk membuat pengajaran lebih menarik dan
interaktif. Misalnya, penggunaan presentasi digital, video pembelajaran, atau platform
pembelajaran online dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa. Dengan
pemahaman teknologi yang baik, seorang guru dapat mengintegrasikan teknologi ke
dalam kurikulum dan metode pembelajaran. Ini dapat meliputi penggunaan perangkat
lunak pembelajaran khusus, simulasi interaktif, atau proyek kolaboratif online.
Seperti yang kita ketahui bahwa dunia kerja saat ini semakin tergantung pada
teknologi. Dengan mengajarkan siswa tentang teknologi, seorang guru dapat membantu
mereka mengembangkan keterampilan digital yang penting untuk sukses di masa
depan. Keterampilan seperti literasi digital, pemecahan masalah teknologi, kreativitas
digital, dan kerja kolaboratif secara online semuanya menjadi semakin penting.
Pembelajaran berbasis teknologi dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan
yang relevan dengan dunia digital dan mempersiapkan mereka untuk masa depan.
Dunia pendidikan pada saat ini memiliki tantangan yang sangat sulit untuk
dihadapi sehingga memerlukan strategi untuk menghadapinya. Strategi adalah rencana
atau pendekatan yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
konteks umum, strategi sering kali merujuk pada serangkaian langkah atau tindakan
yang direncanakan dengan baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Strategi pengembangan profesionalitas guru yaitu suatu cara atau upaya yang
dilakukan oleh seseorang atau organisasi dalam mengembangkan profesionalitas guru.
Menjadi guru professional untuk menghadapi era digital paling tidak memiliki ciri-ciri
sebagi berikut:
a. Mempunyai komitmen pada proses belajar siswa
b. Menguasai secara mendalam materi pelajaran dan cara mengajarkannya
c. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
5
pengalamannya
Adapun strategi efektif untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru
dapat meliputi langkah-langkah berikut:
1) Pelatihan dan Pengembangan Diri: Guru perlu mengikuti pelatihan dan
program pengembangan diri yang berfokus pada integrasi teknologi
dalam pendidikan. Ini dapat mencakup kursus online, workshop, seminar,
atau sertifikasi terkait teknologi pendidikan. Dengan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan baru, guru dapat meningkatkan
kompetensi mereka dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan
pengajaran dan pembelajaran.
2) Kolaborasi dan Berbagi Pengetahuan: Guru dapat mencari kesempatan
untuk berkolaborasi dengan rekan sejawat atau bergabung dengan
komunitas pendidikan yang berfokus pada penggunaan teknologi.
Kolaborasi seperti ini memungkinkan guru untuk belajar dari pengalaman
orang lain, berbagi ide, dan mendapatkan masukan konstruktif. Melalui
kolaborasi, guru dapat memperluas pemahaman mereka tentang teknologi
dan praktik terbaik dalam penggunaannya.
3) Eksplorasi dan Eksperimen: Guru dapat mengambil inisiatif untuk
mengeksplorasi berbagai alat dan aplikasi teknologi yang relevan dengan
bidang pengajaran mereka. Dengan mencoba dan menguji teknologi yang
berbeda, guru dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang cara terbaik mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran
mereka. Penting untuk mencoba hal baru dan tidak takut untuk membuat
kesalahan, karena hal tersebut merupakan bagian dari proses
pembelajaran.
4) Penggunaan Sumber Daya Digital: Guru dapat menggabungkan sumber
daya digital dalam rencana pelajaran mereka. Ada berbagai macam
sumber daya digital yang tersedia, seperti video pembelajaran, simulasi
interaktif, platform pembelajaran online, atau alat evaluasi berbasis
teknologi. Dengan memanfaatkan sumber daya ini, guru dapat
meningkatkan pengalaman pembelajaran siswa dan membuat
pembelajaran lebih menarik dan relevan.
5) Pemantauan dan Evaluasi Terus-Menerus: Guru perlu secara teratur
memantau dan mengevaluasi penggunaan teknologi dalam pengajaran
6
mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi
keberhasilan dan tantangan yang dihadapi serta membuat perubahan yang
diperlukan. Evaluasi dapat melibatkan refleksi pribadi, observasi oleh
rekan sejawat, atau penggunaan data dan umpan balik dari siswa.
6) Peningkatan Literasi Digital: Guru dapat membantu siswa
mengembangkan literasi digital yang kuat dengan mengajarkan mereka
tentang penggunaan yang aman, etis, dan bertanggung jawab terhadap
teknologi. Ini termasuk topik seperti keamanan online, privasi data,
penilaian informasi, dan etika digital. Dengan membangun pemahaman
yang kokoh tentang literasi digital, guru dapat membekali siswa dengan
keterampilan yang diperlukan untuk berhasil di dunia digital.
7) Pengembangan Jaringan Profesional: Guru dapat mengikuti konferensi,
seminar, atau acara profesional lainnya yang berfokus pada teknologi
pendidikan. Ini memberikan kesempatan untuk menjalin hubungan
dengan profesional pendidikan lainnya dan memperluas jaringan mereka.
Jaringan profesional dapat menjadi sumber inspirasi, dukungan, dan
kolaborasi yang berharga.
Mengimplementasikan strategi-strategi ini akan membantu guru meningkatkan
kompetensi mereka dalam menghadapi tuntutan digitalisasi. Penting untuk diingat
bahwa perkembangan profesional guru dalam era digitalisasi adalah proses yang
berkelanjutan, dan mereka harus tetap terbuka terhadap perubahan, peningkatan, dan
pembelajaran baru sepanjang karir mereka.
Perkembangan teknologi digital terjadi dengan cepat, dan guru perlu mengikuti
perkembangan tersebut agar tetap relevan dan efektif dalam pengajaran. Namun, perubahan
yang cepat ini dapat menjadi tantangan sekaligus hambatan bagi guru yang harus terus
memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka, serta menyesuaikan diri dengan
perubahan dalam pendekatan pengajaran. Berikut ini merupakan hambatan dan tantangan
yang harus guru hadapi dalam mengembangankan kompetensi profesionalisme di era
digitalisasi di antaranya:
1. Ketidaktahuan dan Ketakutan Teknologi: Banyak guru mungkin merasa tidak
7
memiliki pengetahuan atau pemahaman yang cukup tentang teknologi. Mereka
mungkin merasa cemas atau takut untuk mengadopsi teknologi baru karena
khawatir tidak dapat menguasainya dengan baik. Ketidakpercayaan diri ini
dapat menjadi hambatan dalam mengembangkan kompetensi profesionalisme
di era digitalisasi.
2. Keterbatasan Sumber Daya: Implementasi teknologi dalam pembelajaran
seringkali memerlukan sumber daya tambahan, seperti perangkat keras,
perangkat lunak, akses internet, atau pelatihan khusus. Banyak sekolah atau
lembaga pendidikan menghadapi keterbatasan dalam hal anggaran atau
infrastruktur yang memadai. Keterbatasan sumber daya ini dapat membatasi
kesempatan guru untuk mengembangkan kompetensi mereka dalam
penggunaan teknologi.
3. Perubahan Peran dan Tugas: Dalam era digitalisasi, peran guru juga mengalami
perubahan. Guru tidak hanya bertindak sebagai penyampai informasi, tetapi
juga sebagai fasilitator, pengarah, dan kolaborator dalam lingkungan digital.
Perubahan ini dapat memerlukan penyesuaian dan pembelajaran baru bagi
guru, dan beberapa mungkin menghadapi kesulitan dalam mengubah
paradigma mereka dalam mengajar.
4. Kesenjangan Digital: Siswa dan guru mungkin menghadapi kesenjangan digital
yang signifikan. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap
perangkat teknologi atau internet yang stabil di rumah. Hal ini dapat
menciptakan kesenjangan dalam aksesibilitas dan kesempatan pembelajaran
menggunakan teknologi, yang menjadi tantangan bagi guru dalam merancang
pembelajaran yang inklusif.
5. Ketergantungan pada Teknologi: Terlalu banyak ketergantungan pada
teknologi juga dapat menjadi hambatan. Jika ada masalah teknis atau gangguan
dalam penggunaan teknologi, guru harus siap untuk menavigasi situasi tersebut
dan memiliki alternatif yang dapat diandalkan. Ketergantungan yang
berlebihan pada teknologi juga dapat mengurangi interaksi sosial antara guru
dan siswa, yang sebenarnya merupakan aspek penting dari pengajaran yang
efektif.
6. Perubahan yang Cepat: Perkembangan teknologi terjadi dengan cepat, dan ini
dapat menuntut guru untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan
mereka. Tantangan ini melibatkan kesiapan dan kemampuan guru untuk terus
8
belajar dan mengikuti perkembangan teknologi baru, agar dapat
mengintegrasikannya dengan baik dalam pengajaran mereka.
7. Pengaturan Keamanan dan Privasi: Penggunaan teknologi dalam pendidikan
juga melibatkan kekhawatiran tentang keamanan dan privasi data siswa. Guru
harus memahami dan mengikuti kebijakan dan pedoman terkait keamanan dan
privasi dalam penggunaan teknologi. Hal ini dapat menjadi tantangan, terutama
jika mereka tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang aspek-aspek ini.
Untuk mengatasi hambatan dan tantangan ini, penting bagi guru untuk mendapatkan
dukungan dan pelatihan yang memadai. Pihak sekolah atau lembaga pendidikan harus
memberikan sumber daya dan kesempatan yang diperlukan untuk pengembangan
kompetensi profesionalisme di era digitalisasi. Selain itu, kolaborasi dengan rekan sejawat,
partisipasi dalam komunitas profesional, dan sikap terbuka terhadap pembelajaran dan
perubahan dapat membantu guru mengatasi hambatan dan mengembangkan kompetensi
mereka dengan sukses.
9
melihat kemajuan dan perbaikan yang telah mereka capai dalam mengembangkan
kompetensi digital mereka. Ini memberikan rasa percaya diri yang lebih tinggi dalam
menghadapi tantangan teknologi, mengajar dengan cara yang inovatif, dan meningkatkan
efektivitas pembelajaran.
Dengan mengukur dan mengevaluasi tingkat kompetensi profesionalisme guru di era
digitalisasi, dapat diidentifikasi langkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran, memastikan guru siap menghadapi tantangan teknologi, dan
menjaga mutu pendidikan yang tinggi. Evaluasi ini adalah bagian integral dari proses
pengembangan profesional dan peningkatan kualitas pendidikan di era digitalisasi.
Adapun cara untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat kompetensi profesionalisme
guru di era digitalisasi, dapat digunakan beberapa pendekatan dan metode evaluasi berikut
ini:
1. Observasi Kelas: Observasi langsung guru saat mengajar dapat memberikan
pemahaman yang mendalam tentang penggunaan teknologi dan praktik
pengajaran yang relevan. Observasi ini dapat dilakukan oleh atasan atau
sesama guru yang berpengalaman dalam penggunaan teknologi dalam
pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan rubrik evaluasi
yang telah disepakati sebelumnya untuk mengukur aspek-aspek kunci dalam
kompetensi profesionalisme guru di era digitalisasi.
2. Portofolio Digital: Guru dapat membuat portofolio digital yang mencakup
dokumentasi karya dan proyek yang mereka kerjakan dengan menggunakan
teknologi dalam pembelajaran. Portofolio ini dapat berisi contoh materi
pembelajaran yang telah dikembangkan, penggunaan alat teknologi yang
relevan, hasil karya siswa, dan refleksi tentang pengalaman pengajaran
menggunakan teknologi. Portofolio dapat dievaluasi untuk melihat sejauh
mana guru telah mengembangkan kompetensi profesionalisme di era
digitalisasi.
3. Survei dan Kuesioner: Survei dan kuesioner dapat digunakan untuk
mengumpulkan data tentang persepsi guru terhadap penggunaan teknologi
dalam pembelajaran dan tingkat kepercayaan diri mereka dalam mengajar
dengan menggunakan teknologi. Pertanyaan dapat mencakup aspek-aspek
seperti keterampilan teknologi, penggunaan alat teknologi, integrasi teknologi
dalam pembelajaran, dan pemahaman tentang keamanan dan privasi dalam
penggunaan teknologi. Data dari survei dan kuesioner dapat memberikan
10
gambaran tentang tingkat kompetensi profesionalisme guru di era digitalisasi.
4. Evaluasi Diri: Guru juga dapat melakukan evaluasi diri terhadap kompetensi
profesionalisme mereka dalam penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
Ini melibatkan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka, penilaian
terhadap keterampilan dan pengetahuan teknologi yang dimiliki, serta
identifikasi area yang perlu ditingkatkan. Guru dapat menggunakan alat
evaluasi diri seperti daftar periksa atau rubrik yang mengacu pada kompetensi
profesionalisme di era digitalisasi untuk membantu dalam proses evaluasi
diri.
5. Data Hasil Belajar Siswa: Tingkat kompetensi profesionalisme guru di era
digitalisasi dapat tercermin dalam hasil belajar siswa. Guru dapat melihat
apakah penggunaan teknologi dalam pembelajaran telah memberikan dampak
positif terhadap pencapaian siswa, tingkat partisipasi, motivasi, dan
keterlibatan mereka. Data hasil belajar siswa, seperti ujian, tugas, atau proyek,
dapat memberikan petunjuk tentang efektivitas penggunaan teknologi oleh
guru dalam mendukung pembelajaran siswa.
Pendekatan evaluasi yang terintegrasi dan holistik dapat memberikan pemahaman
yang lebih komprehensif tentang tingkat kompetensi profesionalisme guru di era
digitalisasi. Kombinasi dari beberapa metode evaluasi tersebut dapat memberikan
gambaran yang lebih lengkap dan memungkinkan guru untuk mengidentifikasi area yang
perlu ditingkatkan untuk pengembangan kompetensi mereka.
12
Dengan pengembangan kompetensi profesionalisme guru di era digitalisasi, mutu
lembaga pendidikan secara keseluruhan dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang
lebih berkualitas, pengalaman belajar yang lebih kaya, kolaborasi yang lebih baik, dan
manajemen pendidikan yang lebih efektif.
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Somantri, D., 2021. Abad 21 pentingnya kompetensi pedagogik guru. Equilibrium: Jurnal
Penelitian Pendidikan dan Ekonomi, 18(02), pp.188-195.
Mudarris, B., 2022. Profesionalisme Guru di Era Digital; Upaya dalam Meningkatkan Mutu
Lembaga Pendidikan. ALSYS, 2(6), pp.712-731.
Aprillinda, M., 2019, February. Perkembangan Guru Profesional Di Era Revolusi Industri 4.0. In
Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang (Vol.
12, No. 01).
Notanubun, Z., 2019. Pengembangan kompetensi profesionalisme guru di era digital (Abad 21).
Jurnal Bimbingan Dan Konseling Terapan, 3(2), pp.54-64.
Mudarris, B., 2022. Profesionalisme Guru di Era Digital; Upaya dalam Meningkatkan Mutu
Lembaga Pendidikan. ALSYS, 2(6), pp.712-731.
Akbar, F., 2023. Strategi Guru Profesional Menghadapi Era Digital.
15