Diagnosis Kep - Jiwa
Diagnosis Kep - Jiwa
1. Pengertian
Ansietas (kecemasan) adalah perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak
nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang mengancam (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016).
Ansietas juga merupakan keadaan emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (SDKI, 2016).
Tingkatan Ansietas :
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya
(Videbeck, 2011). Ansietas memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas. Selama tahap ini, seseorang menjadi lebih waspada dan kesadarannya
menjadi lebih tajam terhadap lingkungan. Jenis ansietas ini dapat memberikan motivasi
pembelajaran dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
b. Ansietas sedang
Pada tingkat ini, individu berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang
lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu. Individu tidak mempunyai
perhatian yang selektif, kemampuan penglihatan, pendengaran, dan penciuman
menurun (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016). Jika diarahkan untuk melakukan sesuatu,
individu dapat berfokus pada perhatian yang lebih banyak.
c. Ansietas Berat
Lapang persepsi individu sangat menyempit (Videbeck, 2011). Individu cenderung
berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal yang lain.
Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan
banyak arahan untuk berfokus pada area yang lain. Kemampuan persepsi seseorang
menjadi menurun secara menyolok dan perhatiannya pun terpecah-pecah. Pikirannya
hanya fokus pada satu hal dan tidak memikirkan yang lain.
d. Tingkat Panik
Panik adalah kehilangan kendali, individu tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan arahan. Panik mengakibatkan disorganisasi kepribadian dan menimbulkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat
2. Penyebab
Krisis situasional, kebutuhan tidak terpenuhi, krisis maturasional, ancaman terhadap konsep
diri, ancaman terhadap kematian, takut mengalami kegagalan, disfungsi sistem keluarga,
hubungan orang tua-anak tidak memuaskan, keturunan (temperamen mudah teragitasi
sejak lahir), penyalahgunaan zat, dan terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan, dll).
1. Pengertian
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang
diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai
dengan yang diinginkan (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016). Gangguan citra tubuh juga
merupakan perubahan persepsi tentang fisik individu (SDKI, 2016).
2. Penyebab
Perubahan fungsi tubuh (misal: anomali, penyakit, obat-obatan, kehamilan, radiasi,
pembedahan, trauma, dll), perubahan fungsi kognitif, ketidaksesuaian budaya, transisi
perkembangan, proses penyakit, gangguan psikososial, ketidaksesuaian agama, trauma,
dan tindakan pengobatan.
1. Pengertian
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif dan keterampilan psikomotorik yang
berhubungan dengan topik tertentu yang dibutuhkan oleh pasien yang meliputi informasi
tentang kondisi kesehatan, penanganan, dan perubahan gaya hidup.
2. Penyebab
Keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran, kurang
terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu mengingat, dan
ketidaktahuan menemukan sumber informasi.
1. Pengertian
Keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negatif mengenai diri dan
kemampuannya dalam waktu lama dan terus-menerus yang berhubungan dengan perasaan
tidak berharga, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, serta tidak berarti.
2. Penyebab
Sering disalahkan, kurang mendapatkan kesempatan mengembangkan diri, kurang dihargai
keluarga maupun orang lain, sering mengalami kegagalan, dikucilkan oleh lingkungan.
1. Pengertian
Risiko harga diri rendah situasional adalah berisiko mengalami evaluasi atau perasaan
negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan pasien sebagai respon terhadap situasi saat
ini.
2. Penyebab
Gangguan gambaran diri, gangguan fungsi, gangguan peran sosial, harapan diri tidak
realistis, pemahaman terhadap situasi kurang, penyakit fisik, kegagalan, ketidakberdayaan,
riwayat kehilangan, riwayat pengabaian, riwayat penolakan, dan transisi perkembangan.
1. Pengertian
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon panca indera, yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang tidak jelas.
2. Penyebab
a. Orang dengan gangguan jiwa
b. Sering mengurung diri
c. Tidak mau bicara dengan orang lain
d. Kurangnya kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal
e. Berpikir jelek tentang diri
2) Perilaku Pasien:
a) Tersenyum, tertawa sendiri.
b) Menggerakkan bibir tanpa suara.
c) Pergerakan mata yang cepat.
d) Respon verbal yang lambat
e) Diam dan berkonsentrasi.
2) Perilaku Pasien :
a) Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
b) Perhatian pada lingkungan berkurang.
c) Konsentrasi terhadap pengalaman sensorinya.
d) Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas.
2) Perilaku Pasien :
a) Perintah halusinasi ditaati
b) Sulit berhubungan dengan orang lain
c) Perhatian terhadap lingkungan berkurang, hanya beberapa detik
d) Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor dan berkeringat.
2) Perilaku Klien
a) Perilaku panik
b) Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
c) Tindak kekerasan agitasi, menarik atau katatonik
d) Tidak mampu berespon terhadap lingkungan
1. Pengertian
Waham adalah keyakinan pribadi berdasarkan kesimpulan yang salah dari realitas
ekstrenal).Waham juga diartikan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Jenis Waham
Jenis Waham Pengertian Perilaku Klien
1. Waham Kebesaran Keyakinan secara berlebihan bahwa “Saya ini pejabat di
dirinya memiliki kekuatan khusus atau Kementerian Semarang!”
kelebihan yang berbeda dengan orang
lain, diucapkan berulang-ulang tetapi “Saya punya perusahan paling
tidak sesuai kenyataan. besar lho!”
2. Waham Agama Keyakinan terhadap suatu agama “Saya adalah Tuhan yang bisa
secara berlebihan, diucapkan berulang- menguasai dan
ulang tetapi tidak sesuai kenyataan. mengendalikan semua
makhluk!”
3. Waham Curiga Keyakinan terhadap seseorang atau “Saya tahu mereka mau
sekelompok orang yang mau menghancurkan saya, karena
merugikan atau mencederai diri klien, iri dengan kesuksesan saya.”
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai kenyataan.
4. Waham Somatik Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau “Saya menderita kanker.”
sebagian tubuhnya terserang penyakit,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak (Padahal hasil pemeriksa-an
sesuai kenyataan. lab/penunjang tidak
menunjukkan ada sel kanker
pada tubuh klien)
5. Waham Nihlistik Keyakinan seseorang bahwa dirinya “Ini saya berada di alam kubur
sudah meninggal dunia, diucapkan ya, semua yang ada di sini
berulang-ulang tetapi tidak sesuai adalah roh-roh.”
kenyataan.
b. Objektif b. Objektif
1) Inkoheren 1) Bingung
2) Flight of idea 2) Perubahan pola
3) Sirkumtansial tidur
4) Sangat waspada 3) Kehilangan selera
5) Khawatir makan
6) Sedih berlebihan atau gembira berlebihan
7) Wajah tegang
8) Perilaku sesuai isi waham
9) Banyak bicara
10) Menentang atau permusuhan
11) Hiperaktif
12) Menarik diri
13) Tidak bisa merawat diri
14) Defensive