Anda di halaman 1dari 6

CONTOH ANALISIS BUTIR SOAL

Bu Sari membuat 10 buah butir tes pilihan ganda dalam mata pelajaran fisika. Untuk mengetahui
apakah kualitas tes nya bagus Bu Sari memberikan soal tes itu kepada siswanya untuk dijawab dan
melalui jawaban siswa melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran , daya beda dan tingkat
pengecoh

Tabel 1. Data Jawaban siswa untuk menguji validitas dan reliabilitas tes

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jl ganjil Jl genap Total


1 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 10
2 B 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 4 5 9
3 C 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 5 4 9
4 D 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 3 3 6
5 E 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 4 4 8
6 F 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 3 2 5
7 G 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 3 1 4
8 H 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 2 2 4
9 I 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2
10 J 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
∑= 31 ∑= 27 ∑= 58

Untuk mencari validitas butir 1 kita gunakan table dibawah ini

No Item 1 (X) Total item 1 (Y) X2 Y2 XY


1 1 10 1 100 10
2 1 9 1 81 9
3 1 9 1 81 9
4 1 6 1 36 6
5 0 8 0 64 0
6 1 5 1 25 5
7 1 4 1 16 4
8 1 4 1 16 4
9 1 2 1 4 2
10 1 1 1 1 1
∑X = 9 ∑Y = 58 ∑X2 =9 ∑Y2= 424 ∑XY = 50

Untuk mencari validitas butir 1,2 dan seterusnya digunakan rumus korelasi Product Moment dari
Person yaitu :

( )( )
√( ( ) )( ( ) )
untuk butir 1 koofisien validitasnya adalah :

( ) ( )( )

√( ( ) ( ))( ( ) ( ))
√( )( )

(sangat rendah)

Tabel koofisien Validitas butir soal


No Koofisien Validitas (r ) Keterangan
1 0,80 – 1.00 Sangat Tinggi ( sangat baik )
2 0,60 – 0,80 Tinggi ( baik)
3 0,40 – 0,60 Sedang ( cukup )
4 0,20 – 0,40 Rendah (kurang )
5 0,00 - 0,20 Sangat rendah (jelek)

B. Reliabilitas tes

Reliabilitas tes perhitungannya sekali dilakukan untuk seluruh tes, caranya dengan mengambil nilai
yang menjawab benar pada soal yang bernomor ganjil dan genap, ikuti table berikut

Ganjil (X) Genap (Y) X2 Y2 XY


5 5 25 25 25
4 5 16 25 20
5 4 25 16 20
3 3 9 9 9
4 4 16 16 16
3 2 9 4 6
3 1 9 1 3
2 2 4 4 4
1 1 1 1 1
1 0 1 0 0
∑X = 31 ∑Y = 27 ∑X2 = 115 ∑Y2= 101 ∑XY = 104

( )( )
√( ( ) ))( ( ) )

( ) ( )( )

√( ( ) ( ))( ( ( ))
√( )( )

√( )( )

lalu lanjut dengan rumus Spearman-Brown yaitu :

(Reliabilitas sangat tinggi)

Dimana :
r ½ ½ = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
r 11 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

a. Anas (2001 : 208), memberikan dua patokan umum:


1. r ≥ 0,7 maka reliabilitasnya tinggi
2. r < 0,7 maka belum memiliki reliabilitas yang tinggi
b. Dalam hal ini Arikunto (1995 : 71 ) mengemukakan : Untuk mengadakan interpretasi
mengenai besarnya koefisien reliabilitas ini adalah sebagai berikut :
Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi
antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup
Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah
c. Menurut Sudijono (1996:209), “apabila r11 itu sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70
berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas
yang tinggi
C. Tingkat kesukaran soal tes

Tingkat kesukaran suatu soal tes objektif ditentukan dengan rumus :


JB
TK = ──── 100 % JB = banyaknya siswa yg
N menjawab benar
N = jumlah siswa

Selanjutnya Soewardi (1987:146) mengemukakan bahwa: "Bulir tes adalah baik jika tingkat
kesukarannya ada disekitar 25 % - 75 %”

Jadi untuk butir 1 tergolong mudah.

 Tingkat kesukaran tes essay dilakukan dengan cara melihat persentase siswa yang
memperoleh nilai dibawah nilai batas lulus ( misalnya nilai 6 ), dengan ketentuan :
 Sebagai pedoman umum, klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dicontohkan sebagai
berikut :
0,00 – 0,30 soal tergolong sukar
0,31 – 0,70 soal tergolong sedang
0,71 – 1,00 soal tergolong mudah

Contoh untuk butir 1

9
TK = ──── 100 % = 90% JB = banyaknya siswa yg
10 menjawab benar

E. DAYA PEMBEDA

 Daya Pembeda (D), Sudijono (1996:387) mengemukakan bahwa: “Daya pembeda item itu
dapat diketahui melalui atau dengan melihat besar kecilnya indeks diskriminasi item”. Untuk
mengetahui indeks diskriminasi dapat digunakan rumus:
 Sebagai kriteria baik buruknya daya pembeda ini Azwar (1996:139) mengemukakan: “Dalam
seleksi aitem, setiap aitem yang memiliki indeks diskriminasi lebih besar dari 0,50 dapat
langsung dianggap sebagai aitem yang berdaya diskriminasi baik, aitem yang memiliki daya
diskriminasi kurang dari 0,20 dapat langsung dibuang, sedangkan aitem lainnya dapat
ditelaah lebih lanjut untuk direvisi”. Disamping itu Nurkancana (1986 : 140 ) mengemukakan
: "Daya beda yang ideal adalah daya beda 0,40 ke atas" Namun suatu tes dianggap memiliki
daya pembeda yang lumayan bagus minimal 0,30 . (Azwar 1996 : 140 ).

Untuk menghitung daya beda, total skor yang diperoleh haru diurutkan terlebih dahulu dari nilai
tertinggi sampai nilai terendah, jumlah peserta di bagi menjadi kelas atas dan kelas bawah. Kelas
atas untuk skor tertinggi, kelas bawah untuk skor yang lebih rendah berikut contoh dari data di atas:

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 B 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
3 C 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 Kelas Atas
4 D 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
5 E 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
BA 4 5 5 5 5 5 4 3 3 3 42
6 F 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5
7 G 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 4
Kelas Bawah
8 H 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 4
9 I 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
10 J 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
BB 5 3 2 1 1 0 0 1 2 1 16

Daya Pembeda butir 1

= -0,2
(Daya pembeda lemah)
D. PENGECOH (distractor )

Pola pilihan jawaban oleh siswa di samping tergantung pada kemampuan dan pengetahuan atau
wawasan siswa, juga tergantung pada penentuan alternatif jawaban yaitu penetapan pengecohnya
(distractor). Disamping itu Arikunto (1995 : 226) mengemukakan bahwa: "Suatu distraktor dapat
dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 % pengikut tes”. Efektifitas distraktor dari
suatu soal (item) dapat diketahui dari banyaknya siswa kelompok rendah yang memilih jawaban
(distraktor) tersebut, sedangkan dari kelonpok tinggi (pandai) hanya sedikit yang memilihnya.

Contoh
Panjang sepotong kayu adalah 2 meter. Yang merupakan besaran dari pernyataan tersebut
adalah....
A. panjang
B. sepotong kayu
C. 2
D. meter
Kunci : C, sedangkan opsi yang lain adalah pengecoh

Anda mungkin juga menyukai