Anda di halaman 1dari 17

SANITASI TEMPAT IBADAH PADA SAAT PANDEMI COVID-19

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan

Dosen Pengampu : Eram Tunggul Pawenang, S.K.M., M.Kes.

Oleh :

Violita Mellania 6411418124

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3

1.3 Tujuan............................................................................................................3

1.4 Manfaat..........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................4

2.1 Landasan Teori.............................................................................................4

2.1.1 Coronavirus.............................................................................................4

2.1.2 Sanitasi Pada Saat Pandemi Covid-19.....................................................5

BAB III PEMBAHASAN............................................................................................6

3.1 Implementasi Penceegahan Penularan Covid-19 di Tempat Ibadah.......6

3.2 Protokol yang Diterapkan di Tempat Ibadah Saat Pandemi Covid-19...7

BAB IV PENUTUP......................................................................................................8

4.1 Simpulan........................................................................................................8

4.2 Saran..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada bulan Desember 2019,virus corona baru diidentifikasi sebagai agen
penyebab dan kemudian disebut COVID-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) yang sebelumnya wabah ini terjadi pertama kali di Kota Wuhan,Provinsi
Hubei,Cina.Virus ini menyerang saluran pernapasan bagian bawah dan
bermanifestasi sebagai pneumonia pada manusia.(Sohrabi et al., 2020)
Pada data WHO tercatat bahwa casus covid-19 terdapat 3.145.407 kasus yang
terkonfirmasi dan terdapat 221.823 kematian.Pada Benua Asia Tenggara terdapat
55.072 kasus covid-19 yang terkonfirmasi.Sedangkan pada Indonesia tercatat terdapat
10.551 kasus pada 1 Mei 2020. Dari jumlah Kasus covid-19 di Indonesia yang
semakin bertambah,maka pemerintah mengeluarkan peraturan yaitu Pembatasan
Sosial Berskala Besar atau sering disebut dengan PSBB.PSBB dilakukan sebagai
bagian dari upaya pencegahan covid-19.
Penularan covid-19 yang utama adalah tetesan pernapasan dan kontak
langsung.Siapapun yang berada dalam kontak dekat dengan individu yang terinfeksi
berisiko terkena tetesan yang berpotensi infektif.Tetesan juga dapat mendarat di
permukaan tempat dan virus dapat tetap hidup.Dengan demikian,lingkungan terdekat
dari individu yang terinfeksi dapat berfungsi sebagai sumber penularan.(WHO, 2020)
Karena Covid-19 menyebar sangat pesat,khusunya melalui tetesan atau
percikan saat orang batuk atau bersin,maka pencegahan selain menggunakan masker
yaitu dengan menjaga jarak untuk mengurangi penularan. WHO merekomendasikan
untuk jaga jarak lebih dari satu meter (tiga kaki) dari orang terdekat untuk mencegah
penularan covid-19,sementara beberapa pakar Kesehatan menyarankan untuk
menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain.(Siti, 2020)

1
2

Dari penyebab penularan covid-19 yang telah disebutkan,pencegahan yang


sering dilakukan yaitu sering mencuci tangan, selalu menggunakan masker disaat
bepergian ,menggunakan hand sanitizer setelah ,dan melakukan physical distancing
atau menjaga jarak dengan orang lain.Hal ini tentu saja memerlukan sanitasi yang
baik di tempat-tempat umum seperti penyediaan tempat cuci tangan dan hand
sanitizer karena tempat-tempat umum dikategorikan sebagai tempat yang berpotensi
menyebarkan penularan penyakit terutama covid-19.Penyebab penularan covid-19
yang utama yaitu disebabkan oleh salah sattunya yaitu sanitasi yang buruk.(Marinda
& Ardillah, 2019)
Sanitasi di tempat umum merupakan masalah Kesehatan yang mendesak
karena tempat umum adalah tempat bertemunya orang-orang dengan segala potensi
penyakit yang di derita.Oleh karena itu,tempat umum bisa menjadi tempat
penyebaran penyakit yang bermedia makanan, minuman, udara, dan air. Dengan
demikian baik masyarakat maupaun pemerintah harus menjaga sanitasi tempat tempat
umum agar tempat umum tetap dalam persyaratan kesehatan yang dapat melindungi
dan mengurangi risiko penularan penyakit.(Prasojo et al., 2016)
Tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang banyak dalam
menjalankan aktivitas masing-masing atau melaksanakan suatu kegiatan yang
diadakan secara masal.Salah satu contoh tempat umum yang dapat menjadi tempat
berkumpulnya orang banyak yaitu tempat ibadah.Tempat ibadah merupakan tempat
umum yang berisiko tinggi menjadi tempat penularan covid-19 karena tempat
tersebut sering menjadi tempat berkumpul orang-orang dalam jumlah banyak untuk
menjalankan ibadah.Hal ini tentu saja menjadi perhatian pemerintah untuk
memberikan aturan-aturan pencegahan penularan covid-19 di tempat ibadah yang
pasti harus selalu jaga jarak dengan dengan orang lain.

Berdasarkan latar belakang tersebut,maka penulis tertarik untuk


menulis makalah dengan judul Sanitasi Tempat Ibadah Pada Saat Pandemi
Covid-19.
3

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Bagaiaman implementasi pencegahan penularan covid-19 di tempat ibadah ?
1.1.2 Bagaimana protokol yang diterapkan di tempat ibadah dalam upaya
pencegahan penularan covid-19 ?

1.3 Tujuan
1.1.3 Untuk menjelaskan implementasi dari pencegahan penularan covid-19 di
tempat ibadah
1.1.4 Untuk menjelaskan protokol yang diterapkan di tempat ibadah dalam upaya
pencegahan penularan covid-19

1.4 Manfaat
1.1.5 Sebagai pengetahuan tentang pelaksanaan pencegahan penularan covid-19 di
tempat ibadahh
1.1.6 Sebagai wawasan terkait protokol yang diterapkan di tempat ibdah guna
mencegah penularan covid-19.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Coronavirus
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan,mulai dari flu biasa hingga penyakit serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Penyakit ini menyebar melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin.Virus ini
dapat bertahan hingga tiga hari dengan plastic dan stainless steel,atau dalam aerosol
selama tiga jam.(Kementrian Dalam Negeri, 2020).

WHO menyimpulkan bahwa tingkat fatalitas kasus adalah sekitar 3% dan 2%


pada Februari 2020 hanya di Provinsi Hubei.WHO memperkirakan rasio fatalitas
infeksi rata-rata berkisar antara 0,8% - 0,9%. Masa inkubasi covid-19 adalah 1
sampai 14 hari,dan umunya terjadi di hari ketiga sampai hari ketujuh.Tanda-tanda
gejala covid-19 antara lain yaitu demam,kelelahan,dan batuk kering disertai dengan
gejala seperti hidung tersumbat,pilek,dan diare. Pada beberapa pasien.(Kementrian
Dalam Negeri, 2020)

Menurut Kemenkes terkait penanganan covid-19,hasil tes pemeriksaan


negative pada specimen tunggal,terutama jika specimen berasal dari saluran
pernapasan atas,belum tentu mengindikasi ketiadaan infeksi.Spesimen saluran
pernapasan bagian bawah (lower respiratory tract) direkomendasikan pada pasien
dengan gejala klinis yang parah atau progresif.(Kementrian Dalam Negeri, 2020)

5
6

2.1.2 Sanitasi Pada Saat Pandemi Covid-19


Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan
Kesehatan dan masyarakat.Langkah-langkah pencegahan penyebaran covid-19 yang
efektif di masyarakat yaitu :

1. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer atau mencuci tangan


menggunakan sabun dan air mengalir
2. Menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
3. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidup dan mulut dengan lengan
atas bagian dalam atau dengan menggunakan tisu
4. Pakailah masker
5. Menjaga jarak minimal 1 meter dari orang-orang.

Kebutuhan air bersih dan sanitasi diperlukan untuk meingkatkan kebersihan guna
mencegah penyebaran virus covid-19.Penggunaan Belanja Tidak Terduga untuk
pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi meliputi :

1. Pengadaan air bersih, baik pengadaan air bersih di lokasi rumah sakit atau fasilitas
Kesehatan lainnya terkait covid-19
2. Pengadaan/perbaikan sanitasi,berupa :
 Perbaikan/pembuatan saluran air buangan untuk MCK dan drainase
lingkungan
 Pengadaan MCK darurat
3. Sewa alat dan bahan pengolahan air bersh, berupa peralatan yang diperlukan
dalam penyediaan air bersih dan sanitasi
4. Sewa alat dan pembelian bahan sarana pendukung untuk pemulihan fungsi
sumber air bersih
5. Transportasi, berupa sewa sarana transportasi darat, air, udara dan atau pembelian
bahan bakar minyak untuk pengiriman air bersih, pengiriman peralatan dan bahan
7

yang diperlukan dalam penyediaan air bersih, dan peralatan sanitasi ke lokasi
penampungan/fasilitas Kesehatan sementara.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Implementasi Penceegahan Penularan Covid-19 di Tempat Ibadah


Covid-19 memiliki karakteristik yaitu mudah menular, sehingga dengan cepat
bisa menjangkiti banyak orang.Para ahli mengatakan memperlambat penyebaran
virus covid-19 adalah jalan keluar mengakhiri pandemic.Dengan memperlambat
penyebaran virus covid-19 dapat mengurangi kasus infeksi yang dapat ditangani
sarana Kesehatan yang tersedia.(Kementrian Dalam Negeri, 2020).Salah satu cara
yang efektif dalam mengurangi penyebaran virus covid-19 yaitu dengan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB).Pembatasan-pembatasan sosial tersebut dilaksanakan
salah satunya di tempat umum seperti tempat wisata,tempat makan,pasar,terminal dan
tentunya pada tempat ibadah.

Pelaksanaan ibadah di tempat ibadah perlu mendapatkan pemantauan dari


pemerintah dan terus berupaya memberikan pemahaman.Contohnya seperti kebijakan
peniadaan sementara untuk ibadah di masjid dan penundaan sementara pelasanaan
shalat jumat di masjid,yang digantikan dengan shalat dzuhur di rumah masing-
masing.Selain itu pada bulan Ramadhan seperti saat ini,pelaksanaan shalat tarawih
dihimbau untuk dilaksanakan di rumah masing-masing.Himbauan tersebut bertujuan
untuk mengurangi penyebaran virus covid-19.(Nuonline, 2020).

Tempat ibadah lain seperti gereja juga melaksanakan penerapan physical


distancing yang berupa peraturan-peraturan seperti pelarangan umat untuk dating ke
gereja ketika sakit,,himbauan untuk membawa hand sanitizer sendiri.(Videlia,
2020).Selain itu pada tempat ibadah pura melaksanakan himbauan pemerintah untuk
pembatasan sosial dengan cara mempersingkat waktu ibadah dan membatasi jumlah
orang yang akan melakukan persembahyangan.(Nyoman, 2020).

8
9

3.2 Protokol yang Diterapkan di Tempat Ibadah Saat Pandemi Covid-19


Dalam upaya pencegahan penyebaran virus covid-19,Tempat-tempat ibadah
melaksanakan pembatasan sosial dengan memperhatikan beberapa aspek,yaitu :

1. Orang yang sakit agar melaksanakan ibadah di rumah masing-masing


2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer
3. Diharapkan untuk menggunakan masker
4. Menyediakan alat ukur suhu badan (thermo gun)
5. Menjaga jarak antar jamaah minimal 1 meter
6. Menghindari bersentuhan antar jamaah
7. Tidak menggunakan karpet sebagai alas ibadah,disarankan untuk membawa
sajdah bagi yang beragama islam
8. Hindari kerumunan jamaah
9. Selesai adzan dikumandangkan segera iqomah untuk dilaksanakan sholat
berjamaah
10. Dalam pelaksanaan shalat dan ibadah diupayakan untuk mempersingkat waktu
ibadah seperti menggunakan surat-surat pendek,Khotbah, dan dzikir dipersingkat.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan,mulai dari flu biasa hingga penyakit serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Penyakit ini menyebar melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin.Virus ini
dapat bertahan hingga tiga hari dengan plastic dan stainless steel,atau dalam aerosol
selama tiga jam.

Pelaksanaan ibadah di tempat ibadah perlu mendapatkan pemantauan dari


pemerintah dan terus berupaya memberikan pemahaman.Contohnya seperti kebijakan
peniadaan sementara untuk ibadah di masjid dan penundaan sementara pelasanaan
shalat jumat di masjid,yang digantikan dengan shalat dzuhur di rumah masing-
masing.Selain itu pada bulan Ramadhan seperti saat ini,pelaksanaan shalat tarawih
dihimbau untuk dilaksanakan di rumah masing-masing.Himbauan tersebut bertujuan
untuk mengurangi penyebaran virus covid-19.Pada tempat ibadah gereja menghimbau
agar umat gereja membawa hand sanitizer sendiri dan melarang umat yang sakit
untuk beribadah ke gereja.Selain itu pada tempat ibadah pura,pencegahan
dilaksanakan dengan mempersingkat jadwal sembahyang dan membatasi orang-orang
untuk melakukan sembahyang.

Dalam upaya pencegahan penyebaran virus covid-19,Tempat-tempat ibadah


melaksanakan pembatasan sosial dengan memperhatikan beberapa aspek,yaitu Orang
yang sakit agar melaksanakan ibadah di rumah masing-masing, Mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, Diharapkan untuk
menggunakan masker, Menyediakan alat ukur suhu badan (thermo gun), Menjaga
jarak antar jamaah minimal 1 meter, Menghindari bersentuhan antar jamaah, Tidak

10
menggunakan karpet sebagai alas ibadah,disarankan untuk membawa sajdah bagi
yang

11
12

beragama islam, Hindari kerumunan jamaah, Selesai adzan dikumandangkan segera


iqomah untuk dilaksanakan sholat berjamaah, Dalam pelaksanaan shalat dan ibadah
diupayakan untuk mempersingkat waktu ibadah seperti menggunakan surat-surat
pendek,Khotbah, dan dzikir dipersingkat.

4.2 Saran
Pemerintah sebaiknya lebih mempertegas dalam memberikan himbauan
terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan lebih memperhatikan sanitasi
di tempat-tempat umum terutama di tempat ibadah guna mencegah penyebaran virus
covid-19 agar dapat memberantas pandemi covid-19.

Pemuka agama dan masyarakat diharapkan untuk patuh pada kebijakan


pemerintah untuk selalu menjaga kebersihan diri dan menjaga jarak dengan orang lain
di tempat ibadah.Masyarakat sebaiknya menjalankan ibadah di rumah masing-masing
sesuai anjuran pemerintah guna memberantas rantai penularan virus covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Dalam Negeri. (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid 19.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Marinda, D., & Ardillah, Y. (2019). Implementasi Penerapan Sanitasi Tempat-tempat


Umum Pada Rekreasi Benteng Kuto Besak Kota Palembang. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 18(2), 89. https://doi.org/10.14710/jkli.18.2.89-97

Nuonline. (2020). Melawan Covid-19: Kerja Sama, Disiplin Medis, hingga Turut
Memantau. https://www.nu.or.id/post/read/118075/melawan-covid-19--kerja-
sama--disiplin-medis--hingga-turut-memantau

Nyoman, S. (2020). Karya Bhatara Turun Kabeh Dipersingkat, Hanya Libatkan


Warga Besakih. https://baliexpress.jawapos.com/read/2020/03/29/186117/karya-
bhatara-turun-kabeh-dipersingkat-hanya-libatkan-warga-besakih

Prasojo, D., T, R. D., & Artiningsih, W. (2016). Kajian Kondisi Sanitasi Masjid Di
Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Rekayasa Lingkungan,
VOL. 16. N(1).

Siti, A. (2020). Beda Antara Social Distancing dan Physical Distancing.


https://www.tagar.id/beda-antara-social-distancing-dan-physical-distancing

Sohrabi, C., Alsafi, Z., O’Neill, N., Khan, M., Kerwan, A., Al-Jabir, A., Iosifidis, C.,
& Agha, R. (2020). World Health Organization declares global emergency: A
review of the 2019 novel coronavirus (COVID-19). International Journal of
Surgery, 76, 71–76. https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2020.02.034

Videlia, P. D. (2020). Cara Cegah Penularan Virus Corona COVID-19 di Gereja


Menurut KAJ. https://tirto.id/cara-cegah-penularan-virus-corona-covid-19-di-

13
gereja-menurut-kaj-eCBQ

WHO. (2020). Water , sanitation , hygiene and waste management for the COVID-19
virus. World Health Organisation, March, 1–9.

14
15

Anda mungkin juga menyukai