Anda di halaman 1dari 8

RESUME

Metabolisme protein,karbohidrat, dan lemak

Disusun oleh :
Nama : M. Nafi Balya Ulinnuha
NIM/Kelas : S22036/S22A
Dosen pengampu : Ns. Elok faradisa M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
A. Metabolisme Protein
Metabolisme protein dimulai setelah protein dipecah menjadi asam amino. Asam amino
akan memasuki siklus TCA (Tri Carboxylic Acid) bila dibutuhkan sebagai sumber energi atau bila
berada dalam jumlah berlebih dari yang dibutuhkan untuk sintetis protein. Mula-mula asam amino
akan mengalami deaaminase yaitu melepas guugus amino. Proses ini membutuhkan vitamin B6
dalam bentuk PLP. Asam amino kemudian di katabolisme melalui tiga cara. Kira-kira separuh dari
asam amino diubah menjadi piruvat dan separuhnya lagi diubah menjadi asetil KoA. Sisa asam
amino kecuali aspartat diubah menjadi asam glutamat, dideaminase dan langsung memasuki siklus
TCA. Asam amino yang masuk ke siklus TCA merupakan asam amino glukogenik karena dapt
menghaasilkan energi atau keluar dari siklus dan diubah menjadi glukosa.
• Deaminase
Hasil deaminase adalah asam keto dan amoniak. Amoniak merupakan basa yang bersifat
racun yang bila berlebihan akan mengganggu keseimbangan asam basa.
• Transaminase
Asam amino esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh, sebaliknya AA non esensial dapat
dibuat oleh tubuh sepanjang tersedia cukup nitrogen. Hal ini dilakukan dengan
memindahkan gugus amino dari suatu asam amino ke asam keto, sehingga
menghasilkan asam amino baru dansatu asam keto. Dengan cara ini sel hati dapat
mensintesis berbagai AA nonesensial. Proses transaminase membutuhkan koenzim
NAD, PLP, THF, dan vit. B12.
• Perubahan Amoniak Menjadi Ureum di Dalam Hati
Sebagian amoniak yang dibentuk dalam hati merupakan sumber nitrogen guna
mensintesis asam amino. Selebihnya harus didetosikasi. Amoniak yang tidak digunakan
bergabung dengan CO2 dan menghasilkan ureum yang tidak terlalu bersifat racun.
Perubahan amoniak menjadi ureum terjadi melalui reaksi yang kompleks, yaaitu siklus
ureum.

Gangguan metabolisme protein


1. Phenylketonuria (PKU).
PKU adalah suatu kondisi pada seseorang yang disebabkan oleh kelainan genetik
dan ditandai retardasi (kemunduran) mental. PKU karena adanya gangguan metabolisme
phenylalanin (biasanya terdapat pada daging). Secara normal phenylalanin digunakan
untuk sintesis protein, sedangkan kelebihannya diubah oleh hati menjadi tirosin atau
penilpiruvat. Pada bayi penderita PKU yang baru lahir dijumpai kekurangan (tidak
memiliki) enzim untuk mengubah phenylalanin menjadi tirosin (Kaufman, 1975),
walaupun masih mampu mengubah menjadi phenyl piruvat. Sebagai akibatnya akan terjadi
akumulasi phenylalanin dan phenylpiruvat yang dapat menyebabkan malformasi struktur
otak sehingga terjadi retardasi mental. Gejala penderita PKU yang tampak antara lain:
hiperaktifitas, distracbility, dan kelainan perilaku karena mental retardasi. Tirosin juga
akan diubah menjadi melatonin sehingga kulit kelihatan agak pucat (light), rambutnya
pirang, karena melatonin bertanggung jawab terhadap pigmentasi. Kelainan (kekurangan)
satu enzim saja dapat menyebabkan perubahan perilaku dan abnormalitas fisik. PKU
terutama terjadi pada orang kulit putih (Amerika). PKU dapat diketahui dari kadar
fenilalanin dan fenil piruvat dari serum atau urine. (Sumber: Kalat, J.W., 1984: 6-8).
2. Sickle cell anemia
Pada penderita thalasemia, asam amino valine bergabung dengan asam glutamat
pada hemoglobin sehingga sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit akibatnya mudah
mengalami hemolisis dan mengakibatkan munculnya anemia.
3. Maple syrup urine (MSU) disease
MSU merupakan akibat akumulasi leucine, isoleucine, dan valine. Zat-zat tersebut
dikeluarkan melalui urine sehingga menyebabkan bau spesifik seperti sirup maple. MSU
menyebabkan gangguan mental. Pencegahan dengan cara pemberian diet protein dibatasi.
B. Metabolisme karbohidrat
Dalam proses pencernaan (digestif), polisakarida akan dipecah menjadi senyawa
karbohidrat yang paling sederhana, yaitu monosakarida. Monosakarida nantinya akan diserap
(absorb) oleh sel-sel epitel usus halus (intestinum) bagian ileum. Selanjutnya, monosakarida ini
akan diteruskan ke dalam cairan limfatik dan akhirnya bermuara masuk ke dalam kapiler darah.
Dari kapiler darah, kemudian monosakarida akan dialirkan menuju vena porta di dalam hati
(hepar). Salah satu contoh monosakarida adalah glukosa.
Glukosa merupakan sumber energi yang paling utama di dalam tubuh. Hampir semua
organ tubuh memerlukan energi dari glukosa untuk bekerja, terutama otak Ada dua fase yang
dilalui dalam proses metabolisme karbohidrat, yaitu fase anaerobik berupa glikolisis (Embden
Meyerhof Pathway) dan fase aerobik berupa Siklus Kreb’s atau Siklus Asam Sitrat/Asam
Trikarboksilat (TCA).
1. Glikolisis.
Fase anaerobik terjadi di sitosol pada kondisi yang tidak memerlukan oksigen. Pada
proses ini akan terjadi pemecahan glukosa yang terdiri dari enam atom karbon menjadi dua bagian
asam piruvat yang terdiri dari tiga atom karbon. Pada awal proses glikolisis ini diperlukan energi
yang berasal dari dua molekul ATP. Molekul yang pertama digunakan untuk mengikat glukosa
menjadi glukosa 6-fosfat yang selanjutnya akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat.
Tahap selanjutnya adalah perubahan gliseraldehid-3-fosfat menjadi asam 1,3-
difosfogliserat. Pada tahap ini dilepaskan dua atom hidrogen (mengandung elektron) dari satu
molekul gliseraldehid-3-fosfat, sehingga akan terdapat empat atom hidrogen. Lalu, satu atom
hidrogen akan diikat oleh nikotinamida adenin dinukleotida (NAD+) menjadi NADH dan nantinya
akan menghasilkan dua molekul NADH serta dua ion hidrogen bebas (H+). NAD merupakan suatu
koenzim yang mengandung vitamin niasin (vitamin B3). NADH dapat menghasilkan dua hingga
tiga molekul ATP, sehingga dalam proses ini dihasilkan 4-6 molekul ATP dari dua molekul
NADH.
2. Dekarboksilasi Oksidatif.
Fase aerobik sudah dimulai sejak proses perubahan asam piruvat menjadi asetil Ko-A.
Proses ini terjadi di matriks mitokondria, yaitu cairan yang ada di dalam mitokondria (organel
respirasi sel). Ko-A adalah Koenzim A yang dibentuk dari asam pantotenat (vitamin B5). Pada
proses ini terjadi pemecahan molekul asam piruvat yang mengandung tiga atom karbon menjadi
molekul asetil Ko-A yang mengandung dua atom karbon yang dibantu oleh tiamin (vitamin B1).
Oksigen akan bereaksi dengan satu atom karbon dari asam piruvat untuk membentuk karbon
dioksida (CO2) yang nantinya akan dikeluarkan melalui aliran darah dan organ paru-paru. Dua
atom karbon yang tersisa akan berikatan dengan Koenzim A menghasilkan asetil Ko-A. Dari
proses ini akan dihasilkan dua molekul NADH yang akan memproduksi empat hingga enam
molekul ATP (pemecahan satu molekul asam piruvat menjadi asetil Ko-A akan menghasilkan satu
molekul NADH). Koenzim A dalam hal ini berperan untuk mengaktifkan asam asetat (seperti
halnya gugus fosfat mengaktifkan molekul glukosa dalam proses glikolisis). Karena tanpa Ko-A,
maka asam asetat tidak dapat melanjutkan ke tahapan selanjutnya, yaitu Siklus Kreb’s.
3. Siklus Kreb’s
Tidak seperti halnya asam piruvat yang dapat berubah kembali menjadi glukosa jika
diperlukan (reversibel), senyawa asetil Ko-A tidak dapat dirubah kembali ke dalam bentuk asam
piruvat (irreversibel). Asetil Ko-A selanjutnya akan memasuki tahapan Siklus Kreb’s (siklus asam
trikarboksilat atau siklus asam sitrat). Siklus ini ditemukan oleh seorang ahli biokimia bernama
Krebs. Selain itu, disebut juga siklus asam sitrat karena senyawa yang pertama kali terbentuk dari
proses ini adalah asam sitrat. Lalu, asam sitrat akan berikatan dengan tiga gugus karboksil (COOH)
yang menyebabkan siklus ini juga dikenal dengan julukan siklus asam trikarboksilat (tricarboxylic
acid/TCA).
4. Transpor Elektron.
Pada tahapan transpor elektron, NADH dan FADH2 akan diubah menjadi NAD dan FAD,
air, serta ATP. Proses ini juga disebut sebagai fosforilasi oksidatif. Reaksi terjadi di membran
dalam mitokondria dan memerlukan mineral besi (Fe) serta tembaga (Cu) sebagai katalisator
(mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi). Energi kimia dari NADH yang berupa elektron
ditransportasikan kepada pengangkut elektron, yaitu turunan (derivat) FAD yang berada di
membran dalam mitokondria. Derivat tersebut dijuluki sebagai flavin mono nukleotida (FMN) dan
akhirnya akan membentuk FMNH2. NADH yang semula berenergi tinggi akan menjadi berenergi
rendah, sehingga energi yang dilepaskan berubah menjadi ATP.
Jadi, selain menghasilkan energi, produk sampingan dari proses metabolisme karbohidrat
di dalam sel ini adalah karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Karbon dioksida dihasilkan dari siklus
Kreb’s sedangkan air dihasilkan dari rantai transpor elektron.
C. Metabolisme lemak
Lemak yang kita peroleh dari makanan akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol di
dalam usus, tetapi ada juga yang masih dalam bentuk monogliserid karena larut dalam air, gliserol
masuk ke vena porta dan menuju hati. Proses metabolisme lemak berbeda dengan metabolisme
protein dan metabolisme karbohidrat dalam hal mengubah ke dalam bentuk energi (ATP).
Pada manusia, oksidasi asam lemak merupakan cara memperoleh energi (ATP) yang lebih
efektif daripada karbohidrat, dan menyimpan energi sebagai triasil gliserol pun merupakan cara
yang lebih efisien dan lebih penting secara kuantitatif dibandingkan sebagai glikogen.
Metabolisme lemak dapat juga dikatakan sebagai proses kimia yang dapat mengubah
lemak (asam lemak) menjadi energi ATP ( Adenosin Triphospat). Banyak nya jumlah energi yang
dihasilkan tergantung kepada kandungan Carbon (C) dari lemak tersebut. Asam lemak yang
mengandung 6 atom C akan menghasilkan 45 ATP, asam palmitat memiliki 16 atom C akan
menghasilkan 130 ATP, dan asam stearat yang mengandom 20 atom C akan menghasilkan 164
ATP.
Pencernaan lemak terutama terjadi di dalam usus. kenapa tidak dimulai dari mulut? Karena
dalam mulut dan lambung tidak terdapat enzim lipase yang berfungsi menghidrolisis lemak. Di
dalam usus, lemak di ubah dalam bentuk emulsi, sehingga mudah terhubung dengan enzim
steapsin dalam cairan pankreas. Absorbsi atau penyerapan hasil pencernaan lemak ini, sekitar 70%
nya adalah asam lemak dan 20% nya merupakan monogliserida. Pada waktu asam lemak dan
monogliserida di absorbsi melalui sel-sel mukosa pada dinding usus, mereka disintesis kembali
menjadi lemak atau trigiliserida. Lemak yang terbentuk berupa partikel-partikel kecil kilomikron
dan dibawa ke dalam darah melalui cairan limfa. Di dalam Darah, lemak diangkut dalam 3 bentuk,
yaitu :
1. Kilomikron
Kilomikron ini yang menyebabkan darah tampak berwarna keruh, karena terdiri
dari lemak sekitar 82%, protei 2%, fosfolipid 7%, dan kolestrol sekitar 9%. Kekeruhan pada darah
akan hilang apabila darah telah dialirkan melalui beberapa organ tubuh atau jaringan-jaringan,
melalui proses hidrolisis lemak oleh enzim lipoprotein lipase.
Partikel Lipoprotein
Lipoprotein terdapat dalam sebagian besar jaringan tubuh, dan dapat ditemukan dalam
jumlah yang banyak pada jaringan adiposa dan otot jantung.
2. Asam lemak yang terikat pada albumin.
Lemak di dalam tubuh tidak hanya bersumber dari makanan yang mengandung
lemak saja, tetapi dari karbohidrat yang dikonsumsi secara berlebihan, melebihi kapasitas tubuh
yang amat terbatas dalam menyimpan glikogen. Kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi
triasilgliseral dan disimpan dalam jaringan adiposa untuk jangka panjang. Hal tersebut berlaku
juga untuk protein.
Jika sewaktu -waktu tidak ada sumber energi dari karbohidrat, maka asam lemak akan
mengalami oksidasi. Umumnya sekitar 2-3 jam setelah kita memakan makanan yang mengandung
lemak, kadar lemak dalam darah akan kembali normal.

Penyakit yang ditimbulkan oleh gangguan Metabolisme Lemak


1. Penyakit Gaucher
Penyakit Gaucher merupakan penyakit gangguab metabolisme lemak yang terjadi karena
terjadi penumpukan glukoserebrosidase di dalam tubuh. Penyakit ini menyebabkan pembesaran
hati dan limpa, serta dapat menimbulkan warna coklat di kulit.
2. Penyakit Tay-Sachs
Penyakit Tay-Sachs dapat menyebabkan penumpukan gangliosida, yang merupakan
produk metabolisme lemak, di dalam jaringan. Anak dengan penyakit ini memiliki otot yang lemah
dan mengalami gangguan intelektual. Lama kelamaan akan diikuti dengan kelumpuhan, demensia,
dan kebutaan.
3. Penyakit Niemann-Pick
Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan kolesterol atau sfingomyelin, yang merupakan
produk metabolisme lemak di dalam jaringan dan menyebabkan berbagai gangguan neurologis.
4. Penyakit Fabry
Penyakit Fabry disebabkan oleh penumpukan glikolipid di dalam jaringan.Karena terdapat
gangguan gen di kromosom X, sehingga munculnya penyakit Fabry ini hanya terjadi pada pria,
karena hanya memiliki 1 kromosom X. Penyakit ini dapat menyebabkan kornea menjadi berkabut,
sehingga penglihatan menjadi terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1991. Ilmu Gizi Untuk Profesi dan Mahasiswa. Jakarta: Dian
Rakyat.

Suhardjo dan Clara M. Kusharto. 2003. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai