Anda di halaman 1dari 5

ANALISA DAN BEDAH JURNAL

PADA KASUS HIPOGONADISME

Disusun oleh :

Nama : M. Nafi Balya Ulinnuha


NIM/Kelas : S22036/S22A
Dosen pengampu : Ns. Muhammad Nur Rahmad M.Kep
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Analisis Jurnal

Pengarang : Metanolia sukmawati,Antonius wahyudi,Judie hartono,


Tjahjo dono tanojo
Tahun : 2019

Judul Artikel : Remaja pria 18 tahun dengan hipogonadisme dan postur tubuh
pendek

Penerbit : Intisari sains medis

Latar Belakang

Hipogonadotropik hipogonadisme (HH) adalah penyakit kongenital atau


acquired yang mempengaruhi hipotalamus atau hipofisis sehingga sekresi GnRH,
FSH, LH, dan testosteron menjadi tidak adekuat. HH merupakan penyakit dengan
manifestasi klinis baik fisik maupun psikiologis yang dapat menggangu kualitas
hidup pasien sehingga melatar belakangi penulis untuk melaporkan kasus ini.

Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menangani penyakit yang dialami remaja 18


tahun yang menderita Hipogonadisme.

Pertanyaan penelitian

Apa tindakan dan terapi yang diberikan pada pasien Hipogonadisme?

Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang ditujukan untuk


mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada.
Metodologi penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan


pendekatan analitik
Lokasi penelitian : Poliklinik andrologi RS Dr.Soetomo Surabaya

Karakteristik responden :

1. Laki-laki
2. Penderita Hipogonadisme

Jumlah Responden : 1 Orang laki-laki

Teknik Sampling : Purposive sampling

Variabel yang diukur/diteliti : Jenis kelamin laki-laki

Variabel dependen : Fungsi seksual dan reproduksi pasien HH

Variabel independen : Deteksi dini dan terapi hormon

Prosedur tindakan

Recombinant human chorionic gonadotropin (rhCG) terutama diberikan


untuk pria penderita hipogonadisme dengan gangguan kesuburan. HCG ini
membagikan reseptor dengan luteinizing hormone (LH). Pemberian rhCG ini dititrasi
sampai kadar testosteron di tengah-tengah range. Setelah 6 bulan diterapi, sperma
akan dianalisa dan jika belum ada respons, maka akan ditambahkan terapi follicle
stimulating hormone (FSH) selama 1-2 tahun. Keberhasilan tinggi dicapai pada laki
laki dengan volume testis >8 cc dan hipogonadisme late-onset.[1]

Metode Pengumpulan data : Observasi

Analisis Penelitian :

Terapi hCG secara tradisional digunakan pada pria hipogonad yang


menginginkan kesuburan karena dapat berbagi reseptor dengan LH dan menghasilkan
efek yang hampir sama.

Hasil penelitian :
HH adalah suatu kondisi yang bersifat heterogen secara klinis dan seringkali
sulit untuk didiagnosis dan dibedakan dengan keterlambatan pertum-buhan selama
masa remaja. Kehadiran anosmia dan/atau hipoplasia olfaktorius yang
divisualisasikan oleh MRI menunjukkan adanya sindrom Kallmann. Strategi untuk
mengenali gejala pada pasien HH di awal masa kanak-kanak serta induksi pubertas
tepat waktu pada masa remaja dapat secara signifikan meningkatkan fungsi seksual
dan reproduksi pasien HH secara jangka panjang. Selain itu, induksi kesuburan
melalui terapi hormonal sangat menjanjikan dalam meningkatkan spermatogenesis
untuk individu dengan HH.

Implikasi hasil penelitian bagi perawatan/asuhan keperawatan :

Secara klasik, durasi perawatan gonadotro-pin untuk memulihkan


spermatogenesis lebih dari tiga bulan. Studi lain memperkirakan durasi
spermatogenesis (dari diferensiasi spermatogonia hingga ejakulasi spermatozoa
dewasa) membu-tuhkan waktu sekitar 64 hari. Dalam sebuah studi, pria yang
memiliki konsentrasi sperma normal diberikan perlakuan konsumsi air deuterisasi
berat (2H2O) setiap hari dan memberikan sampel cairan sperma setiap dua minggu
selama 90 hari. Penggabungan label 2H2O ke dalam DNA sperma dikuantifikasi
dengan kromatografi gas atau sp-trometri massa yang memungkinkan persentase sel
baru untuk dihitung. Waktu keseluruhan rata-rata untuk pendeteksian sperma pada
ejakulasi adalah 64+8 hari (kisaran 42-76 hari). Pada pria normal, sperma yang
dilepaskan dari epitel seminiferus memasuki epididimis secara terkoordinasi dengan
sedikit pencampuran sperma lama dan baru sebe-lum ejakulasi berikutnya.

Kekuatan penelitian/studi :

Secara keseluruhan jurnal memiliki kelebihan yang menonjol, jika dilihat dari
abstraknya penulis sudah menggunakan abstrak dengan dua format bahasa yaitu,
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang mendukung jurnal ini dapat digunakan
sebagai rujukan internasional.

Keterbatasan penelitian/studi :

Terdapat kekurangan dalam Jurnal ini yaitu tidak memiliki prosedur tindakan
yang terperinci sehingga sedikit sulit bagi pembaca untuk memahaminya.

Kesimpulan :
HH dapat menggangu kualitas hidup baik fisik maupun psikiologis pasien
melalui keterlambatan maturasi seksual dan maturasi tulang. Strategi untuk
mengenali gejala HH di awal masa kanak-kanak serta induksi pubertas tepat waktu
dapat secara signifikan meningkatkan fungsi seksual dan reproduksi pasien HH
secara jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai