Studi Kasus
Studi Kasus
Disusun oleh :
1. Ferrarista rizka putri (S22004)
2. Ahmad furqon tahiza qohar (S22016)
3. Bagas kristri aji (S22017)
4. M. Nafi balya ulinnuha (S22036)
5. Nabila wahyu nita ramadani (S22040)
6. Nadia putri triangga dewi (S22042)
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Perawat yang Membantu Aborsi Terancam Hukuman 5,5 Tahun Penjara
SAWAHAN
Mudjuti, pegawai Puskesmas Peneleh Surabaya yang menjadi terdakwa kasus aborsi
ilegal terancam hukuman penjara 5,5 tahun Mudjati yang dalam kasus ini didakwa membantu
dr Suliantoro Halim (terdakwa lain) melakukan aborsi janin dijerat Pasal 348 (1) KUHP Jo
Pasa156 ke 1 KUHP jo Pasal 65 (1) KUHP. Dalim dakwaan yang dibacakan Jaksa Pemurat
Umum (JPL) Mulyono SH. terungkap bahwa tindakan yang dilakukan Mudjiati telah
menyalahi praktek kesehatan Pasal 15 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Kesehatan
Menurut Mulyono, praktek aborsi itu dilakukan terhadap tiga pasien, yakni Ade Tin
Suertini, Indriwati Winoto dan Yuni Kristami. Aborsi terhadap Tin terjadi pada 16 Juni 2007
pukul 17.00 WIB sampai dengan 19.30 WIB di lokasi praktek dr Halim, J1 Kapasari Nomor
4 Surabaya. Dalam praktek ani, dr Halim meminta pasien membayar Rp 2 juta, namun oleh
Tin baru dibayar Rp 100 ribu
Peranan Mudjiati dalam kasus ini adalah membantu memersiapkan peralatan untuk
operasi aborsi dengan cara suction (dihisap) menggunakan alat spet 50 cc. & quo: Adanya
aborsi ini diperkuat dengan visum et repertum Nomor 171/V1/2007 atas nama Ade dari RS
Bhayangkara Samoeri Mertojoso," kata Mulyono. st19.
(sumber: http://www.surva.co.id/web)
Analisis kasus
1. Beneficence
Menurut Ascension Health (2011) prinsip beneficence adalah prinsip yg pertama dalam
prinsip moral yaitu melakukan kebaikan dan mencegah atau menghilangkan kejalatan atau
bahaya. Dalam kasus ini perawat yang ikut serta dalam pelaksanaan aborsi sudah jelas bahwa
perawat tersebut telah melanggar prinsip beneficence yaitu tidak mencegih dokter maupun
pasien untuk melakukan aborsi Aborsi ilegal merupakan tindakan pidana, dan secara
langsung perawat tersebut membantu dalam kejahatan dan dapat membahayakan pasien
karera Willke (2011) menyatakan bahwa aborsi dapat menyebabkan kematian karena infeksi,
pendarahan dan perforasi uterus karena alat alat yang digmakan untuk tindakan aborsi.
2. Non-Maleficence
Tindakan aborsi tersebut melanggar hukum pasal 346 KUHP Seorang wanita yang
sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya Atau menyuruh orang lain untuk itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun Tindakan yang Perawat Mudjiati
lakukan melanggar Kepmenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 Pasal 16 melakukan
praktik keperawatan tidak sesuai dengan kewajiban perawat yaitu tidak memberikan
informasi kepada ken Pasal 17 praktik keperawatan tidak sesuai dengan kewenangan,
pendidikan, dan pengalaman.
Pasal 37: