Anda di halaman 1dari 7

BAB 1 PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

A. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN ILMU GEOGRAFI


1. PENGERTIAN GEOGRAFI
• Geografi pertama kali diperkenalkan oleh Eratosthenes (276-194 SM) dalam tulisannya
yang berjudul Geographica
• Geografi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas geo=bumi dan graphien = gambaran
atau tulisan
• Secara bahasa, Geografi adalah ilmu yang melukiskan atau menggambarkan kondisi
bumi.
• Menurut Hartshorne (1960) geografi merupakan ilmu yang menguraikan dan
menginterpretasikan karakter variabel dari suatu tempat dengan tempat lain di bumi
sebagai tempat kehidupan manusia.
• Menurut Bintarto (1979) geografi adalah ilmu yang menceritakan , menerangkan sifat
bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk, mempelajari corak khas dalam
kehidupan dan berusaha mencari fungsi serta unsur bumi dalam ruang dan waktu.
• Menurut Strabo (1974) geografi merupakan konsep tentang hubungan antarruang
yang ditentukan faktor lokasi dan karakter.
• Menurut Seminar dan Lokakarya Nasional Geografi (1988)
geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer
dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

2. SEJARAH GEOGRAFI
a. Zaman Yunani Kuno

• Geografi Zaman Yunani Kuno disebut juga masa Geografi Klasik yang masih banyak
dipengaruhi oleh mitologi (kepercayaan) dan cerita rakyat.
• Pada zaman ini, bangsa Romawi paling banyak memberi sumbangan pada pemetaan
karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru yaitu
Periplus
• Periplus adalah dokumen manuskrip yang mencantumkan pelabuhan dan markah
tanah pesisir, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa
dilihat pelaut di lepas pantai
• Eratosthenes (276-194 SM) mengemukakan bahwa bumi berupa bola dengan ukuran
detail. Muncul suatu model garis lintang dan garis bujur dengan model sederhana.
Inilah yang mengawali adanya peta pada saat ini.
• Herodotus yang membuat peta dunia dan membagi dunia menjadi 3 bagian yaitu
Eropa, Asia dan Libya (Afrika) pada 450 SM.
• Tokohnya adalah Claudius Ptolomaeus yang mengemukakan bahwa geografi adalah
penyajian sebagian atau seluruh permukaan bumi melalui peta.
• Claudius membuat buku berisi kumpulan peta yang disebut Atlas Ptolomaeus
• atlas pertama di dunia dibuat dengan bantuan karya astronom, matematikawan, dan
ahli geografi Claudius Ptolemaeus (100–170 M).

1
b. Zaman Abad Pertengahan
• Bernadus Veranus membagi geografi menjadi generalis dan spesialis
• Tokoh dari arab diantaranya Al-Idrisi, Ibnu Batutah dan Ibnu Khaldun
• Al-Idrisi dikenal sebagai ahli kartografi
• Ibnu Batutah dikenal sebagai penjelajah
• Ibnu Khaldun menulis buku Historical Geography
• Marcopolo seorang penjelajah yang secara tidak langsung menyebarkan geografi
dengan tujuan gold (kekayaan), glory (kejayaan), dan gospel (menyebarkan agama)
• Issac Vossius (1663) meneliti arus laut di dunia.
• Van Woodmart (1696) meneliti fosil-fosil
• Cuache (1752) meneliti pembentukan pegunungan.
• Buffon (1778) menghasilkan buku Epoques de la Nature (Zaman Alam)
• James Hutton menghasilkan buku Theory of the Earth (Teori tentang Bumi).

c. Zaman Akhir Abad Pertengahan


• Perkembangan semakin pesat, ditandai munculnya dua aliran
1. Aliran fisis determinis tokohnya Ellsworth Huntington dari Amerika Serikat. Aliran ini
memandang manusia sebagai objek yang pasif sehingga alam mempengaruhi
hidupnya.
2. Aliran posibilis tokohnya Paul Vidal de la Blache dari Perancis. Aliran posibilis
memandang manusia sebagai objek yang aktif sehingga mampu memanfaatkan
sumber daya alam untuk kebutuhan.
• Sejak abad ke-18 ilmu geografi dibagi menjadi geografi sosial dan geografi fisik.
Tokohnya Karl Ritter
• Awal abad ke-20, ilmu bumi melahirkan aliran antropogeografi dengan tokohnya
Friedrich Ratzel (1844-1904).
• Akhir abad ke 20 sampai sekarang pengembangan geografi lebih mengarah pada
pemecahan masalah yang dihadapi manusia dengan beberapa pendekatan dan ilmu
pendukung dari bidang lain.

d. Pekembangan Ilmu Geografi di Nusantara

• Van Bammelen dan Junghuhn membawa pengaruh geografi ke Indonesia dengan


istilah dalam bahasa Belanda yaitu aardrijskunde.
• pada masa penjajahan Jepang, istilah aardrijskunde berganti istilah menjadi “llmu
Bumi” oleh ilmuwan Indonesia yaitu Adinegoro dan Adam Bachtiar
• 1988 berdasar Seminar Lokakarya Ikatan Geografi Indonesia istilah geografi tidak lagi
menjadi ilmu bumi tetapi ilmu tataruang
• Bapak geografi Indonesia adalah R.Bintarto dan Surastopo Hadisumarno
• Saat ini geografi di Indonesia telah mengikuti perkembangan geografi dunia melalui
SIG (Sistem Informasi Geografis).

2
B. OBJEK GEOGRAFI
Terdiri dari :
a. Objek Material Geografi
b. Objek Formal Geografi

1. OBJEK MATERIAL GEOGRAFI


Objek material geografi adalah fenomena Geosfer terdiri dari :
a. HIDROSFER : lapisan air di bumi, baik air darat, air laut, air bawah tanah. Contoh
fenomena yang dikaji adalah siklus hidrologi
b. ATMOSFER : lapisan udara yang menyelimuti bumi. Terdiri dari lapisan troposfer,
stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer. Contoh fenomena : cuaca dan iklim
c. LITOSFER : lapisan bumi paling luar yang terdiri atas lapisan batuan dan tanah. Tempat
kehidupan hewan, tumbuhan dan manusia. Lapisan kulit bumi terdiri dari litosfer,
astenosfer, transisi, lapisan bawah, inti besi cair, dan inti besi padat.
d. BIOSFER : lapisan seluruh makhluk hidup namun lebih menekankan pada lapisan
tumbuhan dan hewan.
e. ANTROPOSFER : menekankan kajian manusia, segala aktifitasnya dan akal budinya.

2. OBJEK FORMAL GEOGRAFI


Objek formal merupakan cara pandang dan berpikir (analisis) mengenai fenomena
geosfer yang dikaji dengan pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan.
Cara pandang inilah yang membedakan geografi dengan keilmuan lainnya.
Analisis dapat dilakukan melalui beberapa pertanyaan kunci yang dikenal dengan 5W
1H, yaitu
a. What (apa)
b. Where (dimana)
c. When (kapan)
d. Why (mengapa)
e. Who (siapa)
f. How (bagaimana)

3
C. RUANG LINGKUP GEOGRAFI / ASPEK GEOGRAFI
1. Geografi Fisik
Geografi fisik mengkaji unsur-unsur geosfer yang bersifat fisik, antara lain :
a. Aspek topologi, meliputi unsur letak, batas, luas dan bentuk muka bumi
(morfologi) dari suatu wilayah atau daerah
b. Aspek biotik : mengkaji karakter fisik hewan dan tumbuhan
c. Aspek nonbiotik : mengkaji komponen tak hidup seperti batuan, tanah, air dan
iklim.
Beberapa keilmuan yang membahas geografi fisik antara lain :
a. Geomorfologi : ilmu yang membahas bentuk alam muka bumi dan proses terjadinya.
b. Hidrologi, ilmu yang mempelajari kualitas, pergerakan, dan distribusi air yang ada di
bumi.
c. Klimatologi : menganalisis pola cuaca dan memahami kondisi atmosfer.
d. Geologi : proses terbentuknya bumi, bahan dan struktur pembentuknya.
e. Pedologi : mempelajari aspek tanah termasuk proses terbentuk hingga karakternya.

2. Geografi Sosial
Geografi sosial membahas mengenai aktivitas manusia, potensi dan permasalahannya.
Contohnya mata pencaharian penduduk, tingkat pendidikan dan kesehatan penduduk
bagaimaan hubungannya dengan lingkungan.
Beberapa keilmuan yang membahas geografi sosial antara lain :
a. Geografi ekonomi, ilmu yang mempelajari keragaman aktivitas ekonomi secara spasial.
b. Geografi penduduk : mempelajari aspek kependudukan seperti penyebaran
penduduk, perbandingan jenis kelamin (sex ratio) dan perbandingan manusia dengan
luas tanah (man land ratio)
c. Geografi pedesaan dan perkotaan : mempelajari klasifikasi, ciri-ciri dan perencanaan
wilayah desa-kota, serta permasalahan yang terdapat didalamnya.
d. Geografi pertanian : mempelajari pertanian sebagai interaksi manusia dengan alam.

3. Geografi Regional
Geografi regional merupakan salah satu atau penggabungan geografi fisik dan sosial
dengan sudut pandang kewilayahan.
Mengkaji wilayah secara mendalam secara fisik dan sosial. Contohnya mengenai
perkebunan di wilayah Lembang dapat di tinjau dari segi geografi fisik maupun sosial. Dari
segi geografi fisik contohnya ketinggian tempat, suhu udara, jenis tanah dan curah hujan.
Segi geografi sosial contohnya para penduduk memanfaatkan alam dengan cara berkebun,
investasi swasta pada aktivitas perkebunan dan wisata di daerah Lembang, tingkat
pendidikan para pekerja, pendapatan masyarakat lewat aktivitas perkebunan dan wisata.

4
D. PRINSIP, KONSEP DAN PENDEKATAN GEOGRAFI
1. PRINSIP GEOGRAFI
Prinsip geografi menjadi dasar dalam mengamati, mengkaji dan menganalisis fenomena
geosfer.
a. PRINSIP PERSEBARAN : menunjukan bahwa fenomena geosfer tersebar tidak merata
di permukaan bumi. Kondisi suatu wilayah akan berbeda dengan wilayah lain. Contoh
Pulau Kalimantan memiliki hutan hujan tropis, wilayah Jawa Timur memiliki hutan
musim tropis dan Nusa Tenggara memiliki bioma sabana. Begitu juga dengan hewan
yang tersebar di suatu wilayah akan berbeda dengan wilayah lain.
b. PRINSIP INTERRELASI : menunjukan hubungan antarfenomena geosfer, yakni adanya
suatu gejala akan berkaitan dengan gejala lain. Hubungan antarfenomena geosfer
tersebut dikelompokan menjadi 3 yaitu
1) Hubungan gejala fisik dengan gejala sosial. Contohnya fenomena pergantian
musim (fisik) mempengaruhi kesehatan masyarakat dengan banyaknya flu (sosial).
2) Hubungan gejala fisik dengan fisik. Contohnya musim kemarau yang panjang (fisik)
memicu terjadinya bencana kebakaran hutan (fisik).
3) Hubungan gejala sosial dengan gejala sosial. Contohnya banyaknya pengangguran
(sosial) dapat menyebabkan tingginya angka kriminalitas dan pengangguran
(sosial).
c. PRINSIP DESKRIPSI : menunjukan penjelasan teori atau tulisan, gambar maupun grafik
dari fenomena geosfer. Contohnya dengan menampilkan tabel atau grafik angka
kelahiran penduduk.
d. PRINSIP KOROLOGI : perpaduan antara prinsip persebaran, interrelasi, dan deskripsi.
Prinsip ini menjelaskan fenomena dan manusia, serta interaksinya dalam satu ruang.
Prinsip ini menekankan keseluruhan dan keterpaduan gejala dalam satu wilayah.
Contohnya banjir di suatu wilayah, selain menjelaskan penyebab dan akibat,
ditambahkan juga kronologi bencana.

2. KONSEP GEOGRAFI
Konsep geografi merupakan generalisasi dari fenomena geosfer sehingga dapat
dipakai sebagai acuan dasar untuk menjelaskan fenomena yang sama. Pola abstrak ini
disebut juga konsep geografi yang terdiri dari 10 konsep, yaitu :
1) Lokasi
Lokasi menjelaskan letak suatu objek di permukaan bumi, baik lokasi absolut
(berdasarkan koordinat geografis atau astronomis) maupun lokasi relatif (berdasarkan
letak keruangan geografis). Contoh lokasi absolut : letak lintang kab. Bekasi adalah 6°
10' 53'' - 6°30' 6" Lintang Selatan dan 106° 48' 28'' -107° 27'' 29'' Bujur Timur
Contoh lokasi relatif :
kab. Bekasi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor.
sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang
sebelah barat berbatasan dengan berbatasan dengan Kota Bekasi dan DKI Jakarta

5
2) Jarak
Jarak menunjukan seberapa jauh suatu objek dengan objek lainnya.
Dibagi menjadi jarak absolut dan jarak relatif.
Jarak absolut menginformasikan ukuran panjang (jarak pasti) contohnya jarak Jakarta-
Bandung 152 KM
Jarak relatif mempertimbangkan waktu, rute dan biaya.
Contohnya waktu tempuh dari Jakarta-Bandung 2 jam 27 menit rute Tol Cipularang
Jika menggunakan kereta Jakarta-Bandung waktu tempuhnya 3 jam 21 menit.

3) Nilai kegunaan
Nilai kegunaan adalah manfaat suatu fenomena geosfer bagi kehidupan.
Contohnya Candi Prambanan sebagai warisan sejarah dan budaya juga memiliki nilai
kegunaan sebagai objek wisata.

4) Keterkaitan keruangan
Hubungan antarfenomena geosfer yang ada di suatu tempat.
Contohnya jika wilayah Bogor hujan deras, maka Jakarta mengalami banjir.

5) Keterjangkauan
Keterjangkauan berkaitan erat dengan aksesibilitas, baik jalan maupun sarana yang
menjangkau suatu wilayah.
Contohnya Jakarta-Medan dapat ditempuh melalui jalan darat, udara maupun laut
karena ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap.

6) Aglomerasi (pengelompokan)
Aglomerasi merupakan pengelompokan fenomena geosfer di suatu tempat
Aglomerasi menjelaskan pemilihan lokasi yang paling menguntungkan dan mengarah
pada persamaan jenis.
Contohnya masyarakat cenderung mengelompok pada tingkat sejenis, sehingga timbul
daerah elit, daerah kumuh, daerah perumnas.
Contoh lain pengelompokan Kawasan industri
• Kawasan Industri Jababeka (Cikarang) ada 1700 perusahaan
• Kawasan Industri KIIC (Karawang) ada 450 perusahaan manufaktur
• Kawasan Industri MM2100 (Bekasi) ada 1.100 perusahaan
• Kawasan Industri SIER (Surabaya) ada 300 perusahaan

7) Konsep Pola
Bentuk atau model yang memiliki keteraturan
Contoh
Ada tiga pola permukiman penduduk yang terbentuk yaitu :
1). Pola Permukiman Memanjang (mengikuti jalan raya atau sungai)
2). Pola Permukiman Terpusat (di perkotaan)
3). Pola permukiman Tersebar (di pegunungan)

6
8) Konsep Interaksi dan Interdependensi
Setiap wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi memerlukan
hubungan dengan wilayah lain.
Kab. Bekasi memiliki hamparan sawah seluas 45 hektar dengan produktivitas 6,5 ton
per hektar. Padi ini dapat dikirim ke kota Bekasi.
sebaliknya banyak penduduk Kab. Bekasi yang bekerja ke Kota Bekasi untuk bekerja di
perusahaan-perusahaan sehingga meningkatkan pendapatan penduduk Kabupaten
Bekasi.
9) Konsep Diferensiasi Area
Perbedaan ciri khas dan karakteristik antarwilayah di permukaan bumi.
Perbedaan dapat terjadi dari segi keadaan alam, keadaan sosial ekonomi penduduk.

10) Konsep Morfologi


Morfologi menunjukan berbagai bentuk topografi bumi.
Ada pegunungan, ada cekungan, ada dataran tinggi dan dataran rendah.

3. PENDEKATAN GEOGRAFI
Pendekatan geografi merupakan sudut pandang yang digunakan untuk menganalisis
fenimena geosfer.
1) Pendekatan Keruangan
Ruang adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan tempat hidup tumbuhan,
hewan dan manusia. Menganalisis fenomena geografi berdasarkan persebaran dalam
ruang, penyebab dan faktor yang berpengaruh pada fenomena tersebut.
Menganalisis keanekaragaman ruang muka bumi.
Aspek-aspek ruang meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya
masyarakatnya.
Manfaat analisis keruangan : perencanaan penggunaan lahan.
2) Pendekatan Kelingkungan (Ekologi)
Pendekatan kelingkungan menekankan hubungan antarmakhluk hidup dan komponen
lingkungan hidup lainnya.
Membahas interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Pembahasan menekankan pada faktor lingkungan yang terjadi pada suatu peristiwa.
Contohnya pada kasus banjir, pendekatan kelingkungan menekankan pada kondisi
tanah atau kondisi cekungan yang menyebabkan banjir. Pendekatan ini juga
mengamati perilaku manusia dalam mengubah alam sehingga terjadi banjir.
3) Pendekatan Kewilayahan (Regional)
Pendekatan kewilayahan mencoba membandingkan berbagai kawasan di muka bumi
dengan memperhatikan aspek keruangan dan kelingkungan dari masing-masing
wilayah secara komprehensif
Pendekatan kompleks wilayah merupakan gabungan antara pendekatan keruangan
dan pendekatan ekologi.

Anda mungkin juga menyukai