Laporan Pendahuluan FItra Netti
Laporan Pendahuluan FItra Netti
Disusun oleh:
Nama : FITRANETTI
Nim : 221004615901048
Hariyanti, Str.Keb
Desti Nataria, S.ST, M.Keb
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KASUS
Menyetujui :
Mengetahui Diketahui
Ka.Prodi Pendidikan Profesi Bidan Koordinator Praktek Klinik
Profesi
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
Daftar Isi ......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................................. 5
D. Manfaat ................................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Calon Pengantin ................................................................................... 7
B. Pemeriksaan Kesehatan bagi Calon Pengantin..................................... 13
BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................... 14
BAB 1V PEMBAHASAN ............................................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 61
B. Saran..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akan segera hidup bersama dalam mahligai rumah tangga dan membentuk
keluarga dalam ikatan pernikahan (Kemenag, 2009). Masalah pra nikah dapat
memiliki seorang anak, salah satu tujuan dari pernikahan telah terpenuhi.
Bagi beberapa wanita, hamil adalah hal yang sangat mudah didapatkan.
Namun, ada beberapa wanita yang harus melakukan banyak usaha untuk
dapat hamil. Pengetahuan gizi sangat diperlukan bagi pasangan suami istri
(Nuryani, 2012).
pada kondisi janin dan adaptasi fisik, serta psikologis ibu pada kehamilan
menjadi lebih baik. Pengaturan gizi yang baik juga sangat berperan dalam
proses pembentukan sperma dan sel telur yang sehat. Status gizi yang baik
dapat mencegah masalah gizi pada saat kehamilan seperti anemia, KEK,
kelompok usia dewasa terutama pada wanita hamil. Berdasarkan dari data
World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, prevalensi anemia ibu
jumlah eritrosit dibawah nilai normal yaitu <11 ml/dl, sedangkan KEK
wanita saja, akan tetapi status gizi laki-laki juga sangat berpengaruh pada
obesitas di tandai dengan IMT > 25 kg/m2. Hasil analisis bivariat dengan
Faktor lain yang berhubungan dengan masalah gizi pra hamil adalah
atau individu dengan harapan agar bisa memperoleh pengetahuan tentang gizi
yang lebih baik sehingga dapat berpengaruh pada sikap dan prilaku
(Notoatmojo, 2010).
edukatif untuk memperbaiki kesadaran gizi yang bertujuan sebagai salah satu
(Chacigo, 2010).
B. Identifikasi Masalah
yang dialami oleh wanita di Indonesia juga telah mengakibatkan wanita yang
berusia 20-40 tahun sebesar 17,2% nya memiliki berat badan kurang, dan
indeks massa tubuh 18,5 kg/m2. Wanita ini beresiko tinggi untuk melahirkan
berat badan lahir rendah (BBLR) dan prematur. Namun masalah gizi pra
hamil bukan hanya pada wanita saja, menurut Laporan Pendahuluan (Ahsan
Indonesia banyak dituju pada balita, ibu hamil, ibu menyusui, remaja serta
kelompok pranikah belum menjadi perhatian yang serius (Ulvie et al., 2012).
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pendapatan ).
1. Bagi Penulis
2. Bagi fakultas
kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
digunakan pada wanita usia subur yang mempunyai kondisi sehat sebelum
hamil agar dapat melahirkan bayi yang normal dan sehat serta Calon
(KBBI, 2019).
Calon Pengantin adalah terdiri dari dua kata yaitu calon dan
pengantin, yang memiliki arti sebagai berikut, “Calon adalah orang yang
a. HIV-AIDS
penggunaan jarum suntik bersama, seks tidak aman, tato dan tindik
adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang
yang lain melalui kontak seksual. Semua teknik hubungan seksual baik
lewat vagina, dubur atau mulut baik berlawanan jenis kelamin maupun
Venerum,Vaginosis bakterial
Kontagiosum.
Virus tersebut penyebab terjadinya radang hati akut atau kronis bila
berlanju menjadi sirosis hati atau kanker hati (Mustofa & Kurniawaty,
2013).
d. Malaria
kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil dan pada umur
malaria bawaan terjadi pada bayi yang baru lahir akibat dari ibu yang
menderita malaria hal tersebut terjadi melalui tali pusat atau Plasenta.
suntik.
penyakit tersebut.
laki-laki dan perempuan yang hendak menikah. Hal ini diperuntukan untuk
yang sehat dan aman. Pemeriksaan kesehatan yang diperlukan oleh calon
1. Pemeriksaan Fisik
sangat signifikan ketika memasuki usia remaja, karena pada usia remaja
fisik akan semakin kuat saat mengakhiri usia remaja, demikian pula
dengan fungsi organ reproduksi akan berjalan dengan baik saat berakhir
usia remaja dan semakin matang ketika memasuki fase dewasa. Menurut
ilmu kesehatan, fase terbaik untuk melahirkan adalah usia 20-30 tahun.
Pemeriksaan fisik termasuk status gizi yang diperlukan oleh catin antara
lain adalah :
lain-lain.
B dan HIV/AIDS.
seperti kepala kecil, tuli, kelainan jantung dan bahkan kematian. Perlu
dialami calon pasangan secara jujur, berani dan objektif (Hamdani, 2012).
a. Pemeriksaan Hemoglobin
rahimnya. Selain itu jika salah satu calon pengantin memiliki catatan
yang tinggi dari Ibu saat kehamilan sehingga janin tumbuh sangat
dapat dideteksi pada cairan tubuh yang terinfeksi dan menghilang dari
mereka yang terinfeksi adalah anak- anak atau mereka yang memiliki
infeksi kronis dengan VHB dapat terjadi dan HBsAg tetap positif (Sri
W. dkk, 2008).
sehingga bisa dengan segera menentukan terapi yang lebih tepat jika
juga berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit yang bisa
mempengaruhi kesehatan ibu hamil maupun janinnya (Mia Fatmawati,
e. Pemeriksaan TORCH
merupakan infeksi yang bisa menular dari ibu hamil terhadap janin
tersebut ke janinnya, maka hal fatal bahkan risiko cacat lahir bisa
dan bayi terhadap penyakit tetanus. Setiap perempuan usia subur (15-49
Tabel 2.1
Status Imunisasi Tetanus Toxsoid Pada Calon Pengantin
Imunisasi
(Thohari 2002).
yang akan muncul dalam rumah tangga mereka dan membekali mereka
perubahan emosional kelak pada ibu hamil baru atau pada masa
Pengantin.
diperlukan.
(TT).
Pengantin.
diperlukan.
RI, 2018).
5. Kesehatan Reproduksi
masing-masing.
dibawah ini :
dan lain-lain).
dan lain-lain).
c) Kekerasan seksual.
lain adalah :
mengatasinya.
adalah :
dan cairan.
6. Pengertian Kontrasepsi
5) Spermicida Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat
atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan kontrasepsi lain
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu: Riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik pada kesehatan, Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya, dan Meninjau
data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi. Pada langkah pertama ini dikumpulakan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan
mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu
dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang
spesifik. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di identifikasikan oleh bidan.
Pada langkah ini, diagnosis atau masalah diidentifikasi berdasarkan intervensi yang benar
pada data yang dikumpulkan. Data dasar yang dikumpulkan diinterpretasikan untuk
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah biasanya berkaitan dengan
pengalaman ibu yang diidentifikasi oleh bidan setelah hasil pemeriksaan. Masalah juga sering
Penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi
klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi
manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga
selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan
dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera. Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter.
Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang
telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang tidak lengkap
dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya
apakah diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yg
berkaitan dengan sosial ekonomi, kultur atau masalah psikologis. Semua keputusan yg
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar- benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau
sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain.
Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa sebagi
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai
keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan Dalam
a. Subjektif (S)
Pengumpulan data pasien dari anannesa yang diperoleh melalui bertanya kepada klien dan
anggota keluarganya.
b. Objektif (O)
Pendokumentasian dari hasil analisa, pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium, yang
c. Assesment (A)
Diagnosa dan masalah yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi yang disimpulkan.
d. Planning (P)
TINJAUAN KASUS
ASKEB PEMBERIAN IMUNISASI CATIN
1.Pengkajian Data
Tanggal : Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan catin datang pada tempat
pelayanan Kesehatan.
Jam : Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan catin datang pada tempat
pelayanan Kesehatan
a. Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang didapat dari catin sebagai pendapat
terhadap situasi data kejadian. Anamnesis adalah suatu kegiatan wawancara
antara tenaga kesehatan dan klien untuk memperoleh informasi tentang keluhan,
penyakit yang diderita, riwayat penyakit,faktor risiko pada catin.
1) Biodata mencakup identitas
a) Nama
Sebagai identitas supaya mudah mengenali catin wanita dan catin
pria untuk mencegah terjadinya kekeliruan. Dengan nama panggilan
maka hubungan komunikasi antara bidan dan catin menjadi lebih akrab.
b) Umur
Untuk mengetahui umur catin. Menurut UU Nomor 16 Tahun 2019 yang
berlaku sejak 15 Oktober 2019. Dalam hal ini batas minimal umur
perkawinan bagi wanita dipersamakan dengan batas minimal umur
perkawinan bagi pria, yaitu 19 (sembilan belas) tahun. Batas usia
dimaksud dinilai telah matang jiwa raganya untuk dapat melangsungkan
perkawinan agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa
berakhir pada perceraian dan mendapat keturunan yang sehat dan
berkualitas. Diharapkan laju kelahiran yang lebih rendah dan
menurunkan resiko kematian ibu dan anak. Selain itu juga dapat
terpenuhinya hak-hak anak sehingga mengoptimalkan tumbuh kembang
anak termasuk pendampingan orang tua serta memberikan akses anak
terhadap pendidikan setinggi mungkin.
c) Suku/bangsa
Ditujukan untuk mengetahui adat istiadat yang menguntungkan
dan merugikan. Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-
hari yang mempengaruhi kesehatan.
d) Agama
Untuk mengetahui keyakinan catin tersebut untuk membimbing
atau mengarahkan dalam berdoa sesuai dengan keyakinannya.
Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
e) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual catin sehingga tenaga
kesehatan dapat melalukan komunikasi dengan istilah bahasa yang
sesuai dengan pendidikan terakhirnya, termasuk dalam hal pemberian
konseling.
f) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi catin tersebut.
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat
kita sesuai.
g) Alamat
Alamat ditanyakan dengan maksud mempermudah kunjungan
rumah bila diperlukan. Dengan mengetahui alamatnya, bidan juga dapat
mengetahui tempat tinggal dan lingkungannya.
2) Keluhan Utama
Keluhan atau sesuatu yang dirasakan oleh catin yang mendorong catin
mencari layanan kesehatan (tujuan memeriksakan diri). Misalnya: telat haid
dari biasanya.
3) Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
a) Penjelasan dari keluhan utama, mendeskripsikan perkembangan gejala
dari keluhan utama tersebut. Dimulai saat pertama kali catin merasakan
keluhan.
b) Menemukan adanya gejala penyerta dan mendeskripsikannya (lokasi,
durasi, frekuensi, tingkat keparahan, serta faktor-faktor yang
memperburuk dan mengurangi keluhan).
c) Kebiasaan/lifestyle (merokok, konsumsi makanan berlemak, olahraga
rutin atau tidak, konsumsi alkohol dan NAPZA, dan sebagainya).
d) Mencari hubungan antara keluhan dengan faktor atau suasana
psikologis dan emosional pasien, termasuk pikiran dan perasaan pasien
tentang penyakitnya.
e) Apakah keluhan sudah diobati, jika ya tanyakan obat serta berapa dosis
yang diminum, tanyakan apakah ada riwayat alergi.
f) Obat-obatan yang digunakan (obat pelangsing, pil KB, obat penenang,
obat maag, obat hipertensi, obat asma), riwayat alergi, riwayat
merokok, riwayat konsumsi alkohol.
g) Riwayat haid: kapan mulai haid, teratur atau tidak, durasi haid berapa
lama, sakit pada waktu haid/dismenorhea, dan banyaknya darah haid.
4) Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
a) Keterangan terperinci dari semua penyakit yang pernah dialami dan
sedapat mungkin dituliskan menurut urutan waktu.
b) Penyakit yang diderita sewaktu kecil.
c) Penyakit yang diderita sesudah dewasa beserta waktu kejadiannya.
d) Riwayat alergi dan riwayat operasi.
e) Riwayat pemeliharaan kesehatan, seperti imunisasi, screening test, dan
pengaturan pola hidup.
f) Riwayat trauma fisik, seperti jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain.
g) Riwayat penyakit gondongan (khusus laki-laki).
5) Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
a) Riwayat mengenai ayah, ibu, saudara laki-laki, saudara perempuan
pasien, dituliskan tentang umur dan keadaan kesehatan masing-masing
bila masih hidup, atau umur waktu meninggal dan sebabnya.
Gambarkan bagan keluarga yang berhubungan dengan keadaan ini.
b. Data Objektif
Data obyektif adalah data yang didapatkan dari catin sebagai suatu
pendapat terhadap situasi dan kejadian.
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan ibu dan tingkat kesadaran catin,
sedang atau baik. Kesadaran catin sangat penting dinilai, dengan
melakukan anamnesis. Kesadaran dinilai baik jika dapat menjawab
semua pertanyaan (catin sadar akan menunjukkan tidak ada kelainan
psikologis).
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran catin, kita dapat
melakukan pengkajian derajat kesadaran catin dari keadaan
komposmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (catin tidak
dalam keadaan sadar).
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
status kesehatan catin. Pemeriksaan fisik dilakukan melalui pemeriksaan
tanda vital, pemeriksaan status gizi dan pemeriksaan tanda dan gejala
anemia.
a) Pemeriksaan Tanda Vital
b) Pemeriksaan Status Gizi
(1) LiLA (Lingkar Lengan Atas)
(2) IMT (Indeks Massa Tubuh)
c) Pemeriksaan Tanda dan Gejala Anemia
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang (laboratorium) yang diperlukan oleh catin
terdiri atas:
a) Pemeriksaan rutin
b) Pemeriksaan sesuai indikasi
(1) Pemeriksaan urin rutin
(2) Pemeriksaan gula darah
(3) Pemeriksaan HIV/AIDS
(4) Pemeriksaan Penyakit IMS (Infeksi Menular Seksual)
(5) Pemeriksaan Hepatitis
(6) Pemeriksaan malaria (untuk daerah endemis)
(7) Pemeriksaan thalassemia (MCV, MCH, MCHC)
(8) Pemeriksaan hemofilia
(9) Pemeriksaan TORCH
(10) Pemeriksaan IVA atau pap smear (bagi catin perempuan yang sudah
2. Identifikasi Diagnosa Masalah
Setelah data dikumpulkan teknik berikutnya adalah melakukan identifikasi
terhadap kemungkinan diagnosis dan masalah kebutuhan pada catin. Interpretasi data
tersebut sebatas lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur nama
diagnosis kebidanan yang diakui oleh profesi dan berhubungan langsung dengan
praktik kebidanan, serta didukung oleh pengambilan keputusan klinis (clinikal
judgmet) dalam praktik kebidanan yang dapat diselesaikan dengan manajemen
kebidanan.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang di kumpulkan yaitu dengan
diagnosa kebidanan.
a. Diagnosa
Perumusan diagnosa pranikah dan prakonsepsi pada catin disesuaikan
dengan nomenklatur kebidanan.
Contohnya:
Nn. O usia 19 Tahun dan Tn. W Usia 26 Tahun, pranikah dan prakonsepsi
dengan normal.
b. Masalah
Perumusan masalah disesuaikan dengan kondisi catin.
Contohnya: Nn. O usia 19 Tahun, pranikah dan prakonsepsi dengan obesitas.
Tn. W Usia 26 Tahun, pranikah dan prakonsepsi dengan normal.
5. Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang
merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
dilihat kondisi catin atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan
dengan kerangka pedoman antisipasi bagi catin tersebut yaitu apa yang akan terjadi
berikutnya. Penyuluhan, konseling dari rujukan untuk masalah-masalah sosial,
ekonomi atau masalah psikososial.
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi catin,
tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif. Perencanaan
dibuat harus sesuai dengan kebutuhan asuhan yang diperlukan.
Contohnya:
a. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada catin dan keluarga, informasi yang jelas
mengoptimalkan asuhan yang diberikan
b. Terapi asam folat 4 mg untuk prakonsepsi dan tablet Fe dikonsumsi 1 (satu)
tablet setiap minggu sepanjang tahun untuk penanggulangan anemia pada catin
c. Konseling tentang:
1) Pengetahuan kesehatan reproduksi:
a) kesetaraan gender dalam pernikahan;
b) hak kesehatan reproduksi dan seksual; dan
c) perawatan kesehatan organ reproduksi.
2) Kehamilan dan perencanaan kehamilan.
3) Kondisi dan penyakit yang perlu diwaspadai pada catin.
4) Kesehatan jiwa.
5) Pengetahuan tentang fertilitas/kesuburan (masa subur).
6) Kekerasan dalam rumah tangga.
7) Pemeriksaan kesehatan reproduksi bagi catin (PMK No. 21, 2021).
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada catin
dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan
aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan pranikah dan prakonsepsi pada catin
disesuaikan dengan rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada catin
dan atau keluarga dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Contohnya:
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada catin dan keluarga, informasi yang jelas
mengoptimalkan asuhan yang diberikan
b. Memberikan terapi asam folat 4 mg untuk prakonsepsi dan tablet tambah darah
dikonsumsi 1 (satu) tablet setiap minggu sepanjang tahun untuk penanggulangan
anemia pada catin
c. Konseling tentang:
1) Pengetahuan kesehatan reproduksi:
a) kesetaraan gender dalam pernikahan;
b) hak kesehatan reproduksi dan seksual; dan
c) perawatan kesehatan organ reproduksi.
2) Kehamilan dan perencanaan kehamilan.
3) Kondisi dan penyakit yang perlu diwaspadai pada catin.
4) Kesehatan jiwa.
5) Pengetahuan tentang fertilitas/kesuburan (masa subur).
6) Kekerasan dalam rumah tangga.
7) Pemeriksaan kesehatan reproduksi bagi catin (PMK No. 21, 2021)
7. Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
kebutuhan sebagaimana yang telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Catin Wanita Catin Laki-laki
Nama : Nn. F Nama : Tn. N
Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun
Suku : Minang Suku : Minang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Honorer
Alamat : Jrg.Sentosa Tapus Alamat : Rao
2. Alasan Datang
Ingin memeriksakan kesehatan, suntik TT dan mendapatkan surat keterangan
kesehatan sebagai persyaratan calon pengantin
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari/bulan, teratur, lama ± 4-6 hari
Banyaknya : hari awal 4x/hari ganti pembalut, hari berikutnya 2x/hari ganti
pembalut Dysmenorrhea : tidak pernah
Fluor Albus : kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah menstruasi
tidak gatal dan tidak berbau
HPHT : 05 -05-2023
a. Catin Laki-laki : pernikahan yang pertama dan alasan memutuskan untuk menikah
adalah kehendak pribadi
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Catin Wanita Catin Laki-laki
Keadaan umum : Baik Baik
Kesadaran : Composmentis Composmentis
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 110/70 mmHg 120/80 mmHg
- Denyut nadi : 82 kali/menit 83 kali/menit
- Pernafasan : 20 kali/menit 22 kali/menit
- Suhu : 36,5°C 36,6°C
TB : 158 cm 166 cm
BB : 40 kg 60 kg
IMT : 17,7 21,77
LiLA : 20 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Catin Wanita
Bentuk tubuh: Kurus
Wajah : Tidak pucat dan tidak ada kelainan yang berkenaan dengan
genetic seperti sindrom down
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Mulut : Bibir tidak pucat, lembab tidak kering
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis Payudara : Simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Abdomen : Tidak terdapat bekas luka operasi, tidak ada pembesaran
uterus,
dan tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : Tidak terdapat oedema dan juga tidak terdapat varices
b. Catin Laki-laki
Bentuk tubuh: Normal
Wajah : Tidak pucat dan tidak ada kelainan yang berkenaan dengan
genetic seperti sindrom down
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Mulut : Bibir tidak pucat, lembab tidak kering
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis Ekstremitas : Tidak terdapat oedema dan juga tidak terdapat varices
3. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Catin Wanita Catin Laki-laki
C. ANALISIS DATA
Diagnosa : Nn. F usia 25 Tahun dan Tn. N Usia 27 Tahun dengan pranikah dan
prakonsepsi.
D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara
umum keadaan mereka baik, tanda- tanda vital dalam batas normal, hasil
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
E: kedua calon pengantin mengerti dengan informasi yang diberikan
2. Menjelaskan kepada catin wanita bahwa status imunisasi tetanus saat ini masih T0
karena tidak memiliki bukti pencacatan di buku KIA,
Kohort dan/atau rekam medis sehingga catin wanita perlu diberikan suntik
imunisasi tetanus sampai mencapai status T5.
E: catin wanita bersedia untuk dilakukan imunisasi tetanus.
3. Memberikan injeksi imunisasi tetanus 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin wanita
dan menjelaskan bahwa status imunisasi tetanus sekarang yaitu T1 yang belum
memiliki masa perlindungannya terhadap tetanus karena merupakan langkah awal
pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit tetanus. Sehingga catin wanita
dianjurkan untuk datang kembali 4 minggu lagi untuk mendapatkan imunisasi T2
yaitu pada tanggal 10 Februari 2021. Catin wanita diharapkan mencapai status
imunisasi T5 (T lengkap) dimana masa perlindungannya > 25 tahun.
E: catin wanita mengerti dan tidak ada reaksi alergi. Status imunisasi telah
dicatat di surat keterangan kesehatan calon pengantin.
4. Menjelaskan persiapan pranikah dan prakonsepsi kepada kedua calon pengantin
bahwa harus memiliki kesiapan fisik meliputi pemeriksaan status kesehatan, status
gizi, dan laboratorium, kesiapan Mental/Psikologis yaitu harus siap menjadi orang
tua termasuk mengasuh dan mendidik anak, Kesiapan Sosial Ekonomi yaitu seperti
status sosial ekonomi yang kurang dapat meningkatkan risiko terjadi KEK dan
anemia pada calon ibu.
E: kedua calon pengantin mengerti dengan penjelasan yang diberikan
5. Menjelaskan kepada catin wanita bahwa keputihan yang dialami merupakan
keputihan yang fisiologis. Menganjurkan klien untuk sering mengganti celana dalam,
menggunakan celana dalam dengan bahan yang gampang menyerap keringat seperti
berbahan katun, tidak perlu menggunakan cairan pembersih genitalia dan tidak perlu
menggunakan pantyliner untuk mencegah agar vagina tidak lembab.
E: catin wanita mengerti dengan penjelasan yang diberikan
6. Menjelaskan kepada calon pengantin laki-laki memiliki risiko untuk menderita
hipertensi dikarenakan calon pengantin laki-laki memiliki keturunan penyakit
hipertensi.
E: catin laki-laki mengerti dengan penjelasan yang diberikan
Menganjurkan kepada kedua calon pengantin untuk menjaga pola makan
seimbang, mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, kadar garam
dikarenakan catin laki-laki berisiko mengalami hipertensi dan mengurangi kafein
(batas mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram/hari) karena dapat
memperburuk kesehatan menjelang persiapan kehamilan, minum air putih 8
gelas/hari, serta mencegah stress berlebihan, melakukan olahraga dan kontrol
kesehatan secara rutin.
Evaluasi: kedua catin bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan
7. Menjelaskan kepada kedua calon pengantin bahwa mereka bisa segera untuk
merencanakan kehamilan karena umur ideal yang matang secara biologis dan
psikologis adalah 20-25 tahun bagi wanita dan umur 25-30 tahun bagi pria.
Kehamilan ideal adalah kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan dijaga
perkembangannya secara baik.
Evaluasi: kedua calon pengantin mengerti dengan penjelasan yang diberikan
8. Menganjurkan kepada calon pengantin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya zat besi seperti hati, daging sapi, sayuran berwarna hijau tua,
kacang-kacangan, ikan, dan daging ayam, serta mengandung asam folat seperti pada
sayuran bewarna hijau tua atau minum susu yang terdapat kandungan asam folat.
Selain itu, catin wanita juga penting mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
Aturan minum TTD bagi catin wanita yaitu diminum secara teratur 1 tablet setiap
minggu.
Evaluasi: catin wanita mengerti dengan penjelasan yang diberikan
9. Memberikan Informasi tentang:
a. Masa subur seorang perempuan, yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid (14
hari sebelum haid berikutnya atau antara kedua waktu dari siklus terpanjang
dikurang 11 dan siklus terpendek dikurangi 18) atau terdapat tanda-tanda
kesuburan, diantaranya: peningkatan suhu tubuh ±0,5oC, pembesaran pada
payudara dapat disertai rasa nyeri/tidak nyaman, dan perubahan cairan serviks
menjadi lebih banyak, bening dan teksturnya licin.
b. Tentang kehamilan, yaitu proses kehamilan, tanda-tanda kehamilan,
memeriksakan kehamilan, kehamilan dan persalinan berisiko, tanda bahaya
kehamilan, kondisi emosional ibu hamil, Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
c. Kondisi kesehatan yang perlu di waspadai pada calon pengantin, yaitu anemia
dan kekurangan gizi.
d. Penyakit-penyakit yang perlu di waspadai pada calon pengantin, yaitu hepatits
b, malaria, TORCH, kanker payudara, kanker leher rahim (serviks), IMS
(Infeksi Menular Seksual), ISR (Infeksi Saluran Reproduksi) dan HIV AIDS.
e. Penyakit genetik yang dapat mempengaruhi kehamilan dan kesehatan janin,
yaitu thalassemia dan hemofilia.
f. Menjaga kesehatan jiwa dan harmonisasi pasangan suami istri, yaitu sebelum
memasuki jenjang pernikahan setiap calon pengantin perlu mengenali
karakteristik diri masing-masing pasangan terlebih dahulu supaya terwujud
keluarga yang sehat, bahagia, dan sejahtera
g. Kesetaraan gender dalam rumah tangga karena pernikahan yang ideal dapat
terjadi ketika perempuan dan laki-laki dapat saling menghormati dan
menghargai satu sama lain, yaitu dalam mengambil keputusan dalam rumah
tangga dilakukan secara bersama dan tidak memaksakan ego masing-masing,
suami-istri saling membantu dalam pekerjaan rumah tangga, pengasuhan, dan
pendidikan anak, kehamilan merupakan tanggung jawab bersama laki-laki dan
perempuan, laki- laki mendukung terlaksananya pemberian ASI eksklusif.
h. Tindak kekerasan yang mengganggu pernikahan, berupa kekerasan secara fisik,
psikis, seksual, penelantaran dan eksploitasi. Serta langkah-langkah selanjutnya
yang dapat dilakukan.
i. Kehidupan seksual suami istri, yaitu gangguan seksual pada perempuan,
gangguan seksual pada laki-laki, dan mencegah gangguan seksual
j. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), yaitu melakukan aktivitas fisik,
konsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol,
memeriksa kesehatan secara berkala, membersihkan lingkungan, dan
menggunakan jamban sehat.
Evaluasi: kedua calon pengantin mengerti dengan informasi penjelasan
yang
diberikan
10. Menganjurkan kedua calon pengantin untuk memeriksakan
kesehatan apabila ada keluhan.
Evaluasi: kedua calon pengantin bersedia untuk memeriksakan
kesehatan apabila ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
kesehatan calon pengantin baik dan layak hamil. Ada bebrapa hal yang
B. Saran
Hasdianah dan Dewi. 2014. Virologi Mengenal Virus, Penyakit, dan Pencegahannya.
Yogyakarta: Nuha Medika.