Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan daging sapi setiap tahunnya meningkat seiring dengan bertambahnya

jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, serta semakin

tingginya pengetahuan tentang pentingnya protein hewani. Selain itu, penyediaan daging

masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan permintaannya. Kesenjangan ini dapat

dikurangi dengan berbagai upaya yang mampu meningkatkan produktivitas, terlebih pada

peternak sapi potong rakyat. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah

berusaha meningkatkan populasi dan produktivitas serta mutu genetik ternak melalui

penerapan teknologi reproduksi ternak yaitu teknologi inseminasi buatan ( IB ) maupu

transfer embrio.

Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu bagian dari sistem pemuliabiakan ternak

yang bertujuan untuk meningkatan daya produktifitas ternak. Inseminasi buatan merupakan

terjemahan dari artificial insemination yang berarti memasukkan cairan semen (plasma

semen) yang mengandung sel-sel kelamin pria (spermatozoa) yang diejakulasikan melalui

penis pada waktu terjadi kopulasi atau penampungan semen (Partodiharjo, 1992). Dalam hal

ini, berarti bahwa usaha ternak telah memanfaatkan metode-metode atau teknologi yang

senantiasa berubah ke arah yang lebih efisien.

Inseminasi buatan merupakan teknologi yang tepat untuk meningkatkan jumlah

kelahiran pedet dalam jumlah besar. Inseminasi buatan merupakan suatu teknologi yang

diciptakan manusia untuk peningkatan populasi dan produksi ternak secara kuantitatif dan

kualitatif. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan inseminasi buatan

antara lain: ternak betina itu sendiri, ketrampilan Inseminator dalam mendeposisikan semen,

ketepatan waktu IB, deteksi berahi, handling semen dan kualitas semen terutama motilitas
pasca thawing atau post thawing motility (PTM) (Correa, Rodriquez, Petterson and Zavos.

1996).

Pelaksanaan IB di Provinsi Sumatera Utara pertama kali dilaksanakan pada tahun

2007 yang mengikut sertakan sembilan kabupaten dan dua kota yakni, Kabupaten Mandailing

Natal, Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Karo, Asahan, Labuhan Batu, Tapanuli Selatan,

Serdang Begadai dan Kota Binjai serta Medan.

Populasi sapi di Sumatera Utara sangat tinggi dan hampir disetiap kabupaten/kota terdapat

ternak sapi. Provinsi Sumatera Utara menargetkan swasembadaya daging sapi pada tahun

2010. Salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki angka keberhasilan IB yang

relatif baik adalah Kabupaten Asahan yakni hampir mencapai 70%, informasi dari data

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian pada tahun 2017.

Faktor keberhasilan IB dipengaruhi oleh pengetahuan peternak dalam gejala berahi,

pelaksanaan IB, pengalaman inseminator, dan kualitas spermatozoa (Toelihere, 1997).

Menurut Hoesni (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi IB adalah fetilitas, keterampilan

inseminator, jumlah spermatozoa, dosis inseminasi dan komposisi semen serta beberapa hal

yang dapat mempengaruhi IB adalah kondisi ternak, tingkat pendidikan peternak,

pengalaman melahirkan untuk sapi, kualitas sperma yang baik dan tenaga inseminator yang

berpengalaman. Salah satu kunci keberhasilan IB adalah sapi dipelihara secara insentif

dengan cara dikandangkan. Hal ini akan memudahkan dalam deteksi berahi serta

memudahkan petugas untuk melaksanakan IB (ihsan, 2010). Bedasarkan latar belakang

tersebut maka dibutuhkan suatu analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan inseminasi buatan pada sapi di Kabupaten Mandailing Natal sehingga dapat

dijadikan acuan dalam meningkatkan keberhasilan IB di daerah lain yang hasil-hasil

inseminasinya belum baik.


1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut yaitu: Tingkat keberhasilan inseminasi buatan pada sapi potong dara dan sapi indukan

pernah beranak di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan

inseminasi buatan pada sapi potong dara dan sapi indukan pernah beranak di Kecamatan

Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan pengetahuan bagi peneliti dan sumber

informasi bagi yang memerlukan tentang tingkat keberhasilan inseminasi buatan pada ternak

sapi potong dara dan sudah pernah beranak di Kecematan Panyabungan Kabupaten

Mandailing Natal.

Anda mungkin juga menyukai