Anda di halaman 1dari 78

PENGOLAHAN LOGAM BESI

BAJA (Fe)
Oleh:
Andi Wahyu Arya Benanda (22/499471/PTK/14542)
Lusiana Olivia (21/489487/PTK/14277)
Ridho Mahendra (21/490708/PTK/14370)
CADANGAN BESI DAN INDUSTRI DI
INDONESIA
Sumber Daya dan Cadangan Bijih
Besi 2016-2019
Cadangan Besi Laterit
Nilai Ekspor Besi dan Baja
Ekspor Besi/Baja Menurut Negara
Tujuan Utama, 2012-2020

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2021


Sebaran Besi menurut Provinsi
Industri Pengolahan Bijih Besi di Indonesia
PT. Krakatau Stell Krakatau Posco

- Berdiri tahun 1970 - Pabrik baja terpadu yang memiliki teknologi


Blast Furnace pertama di Indonesia
- Kapasitas produksi 3,15 juta ton per tahun - Kapasitas produksi 3 juta ton per tahun
- Produk : Baja lembaran panas. Baja - Produk : besi dan lempeng baja terbaik di
lembaran dingin , dan baja batang kawat Indonesia
Industri Pengolahan Bijih Besi di Indonesia
PT. Betonjaya Manunggal, Tbk PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk

- Berdiri tahun 1995 - Berdiri pada tahun 1989 di Surabaya


- Mulai beroperasi pada tahun 1996 - Kapasitas produksi 400.000 ton per tahun
- Kapasitas produksi 30.000 ton per tahun - Produk : plat baja (plate mill GDS)
- Produk : besi batang dari ukuran 6-12 mm
KARAKTERISTIK BESI
Karakteristik Besik
• Besi merupakan material alami yang
terbuat dari unsur ferrum (Fe) dan
terbentuk dari bijih besi yang ditambang
dari alam dan kemudian diolah
• Mudah berkarat, mampu meredam suara
karena sifat logamnya, tingkat elastisitas
yang lebih tinggi, dan harga yang ekonomis
• Besi digunakan untuk material bahan
bangunan (contoh : jembatan, jalan) dan
berbagai peralatan rumah tangga
• Besi jika digerinda akan mengeluarkan
bunga api yang kecil dan sedikit
Bijih Besi
Bijih besi adalah suatu zat mineral yang mengandung cukup kadar besi untuk
dileburkan, pada umumnya kebanyakan mengandung bahan oksida besi magnetite,
hematite dan limonite :

Bijih Besi Magnetite Bijih Besi Hematite

• ferrosoferie oxide (Fe3O4) • Ferrie oxide (Fe2O3)


• kandungan besinya sekitar 65 % • kandungan besi sekitar 60 – 75 %
• Warna : hitam • Warna : merah kecoklatan
• bermagnet kuat • Kadar belerang dan phospornya
yang rendah
Bijih Besi

Bijih Besi Limonite Bijih Besi Siderit

• Lemonite adalah oksida besi


• Kandungan besi sekitar 40% yang
hydrat
mana memberikan oksida pada
• Kandungan besi sekitar 20 %,
kalsinasi.
karena mengandung air kristal.
• Warna : agak kekuningan
• tersebar luas di pertambangan
Material Safety Data Sheet Iron
Apabila terpapar melalui :
• Mata dan kulit menyebabkan iritasi
• Oral menyebabkan kelainan darah dan kerusakan hati
• Terhirup menyebabkan kerusakan paru-paru, gagal jantung
dan demam asap logam

• Mata, siram mata dengan air selama 15 menit, sesekali


mengangkat kelopak mata atas bawah
• Kulit, bilas dengan air selama 15 menit, sambil melepaskan
pakaian dan sepatu yang telah terkontaminasi
• Oral, jika korban sadar, berikan 2-4 cangkir susu
• Terhirup, segera berpindah tempat ke udara segar
• Dengan detoxine deferoxamine
Material Safety Data Sheet Iron

Oral, tikus LD50 = 30 gm/kg

• Penyimpanan :
Jauhkan dari kontak dengan bahan
pengoksidasi. Simpan di area yang sejuk,
kering, berventilasi baik jauh dari zat yang
tidak kompatibel.
Kegunaan Besi

Peralatan medis Pembangunan Mesin

Peralatan rumah tangga Alat elektronik


Contoh Kasus Analisa Ekonomi Besi

Menggunakan Mine Economic Investment


Data Analisis : Model untuk estimasi range dari costs :
• Equioment Cost
• Net Present Value (NPV)
• Maintenance Cost
• Internal Rate of Return (IRR)
• Labour Cost
• Discounted Payback Period • Supplies Cost
(DPP) • Personnel Calculation
Analisa Ekonomi Besi
Kapasitas produksi : 50.000 ton/tahun
Harga produk : IDR 3.000.000/ton
Waktu pabrik : 10 tahun
Analisa Ekonomi Besi
Analisa Ekonomi Besi
Kesimpulan Analisa Ekonomi Besi

1. NPV positif IDR 84,589,784,996


2. IRR 39,18% yang mana lebih besar dari MARR yang ditentukan sebesar 20%
3. Invesment payback period 2 tahun 6 bulan
Karakteristik Baja
● Baja merupakan material buatan dari
perpaduan berbagai unsur penguat, seperti :
besi,karbon,mangan, dsb
● Baja mengandung karbon yang mengakibatkan
strukturnya menjadi keras dan kaku,
permukaan baja terlihat mengkilap meski telah
digunakan dalam waktu lama, baja memiliki
daya redam suara yang kecil dan harga relatif
lebih mahal
● Baja sering digunakan untuk material
pembuatan mobil, kereta, dan rel kereta api
● Baja apabila digerinda akan mengeluarkan
bunga api yang besar dan banyak
Logam Non Ferro
Logam non ferro digunakan untuk campuran baja dengan tujuan memperbaiki sifat-sifat baja, logam non ferro dikelompokkan menjadi 5
bagian :
1. Logam Berat
Berat jenisnya lebih besar dari 5 kg/dm3 , misalnya : nikel, kromium, tembaga, dan sebagainya
2. Logam Ringan
Berat jenisnya lebih kecil dari 5 kg/dm3 , misalnya : aluminium, magnesium, titanium, kalsium, dan sebagainya
3. Logam Mulia
Logam yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, digunakan untuk keperluan khusus, misalnya untuk alat tukar (uang), perhiasan dan
aksesoris lainnya, misalnya : emas, perak, dan platina
4. Logam Tahan Api
Logam tersebut biasanya digunakan sebagai unsur paduan untuk alat-alat listrik, silinder line pada motor bakar torak dan alat-alat lainnya
yang memerlukan ketahanan panas, Misalnya : wolfram, molibdenum, titanium, dan zirkonium
5. Logam radioaktif
Logam yang dapat memancarkan sinar radioaktif yaitu sinar alpha, sinar Betha dan sinar Gama, misalnya : uranium, plutonium dan radium
Material Safety Data Sheet Steel
Nilai ambang batas baja belum ditetapkan, tetapi daftar dibawah ini adalah ringkasan elemen yang digunakan
dalam produk Russel Steel :
Kegunaan Baja

Otomotif

Konstruksi kapal

Industri Kimia
Contoh Kasus Analisa Ekonomi Baja

Metode analisa ekonomi:


1. Net Present Value (NPV)
2. Benefit Cost Ratio (BCR)
3. Performed Based Payment (PBP)
4. Internal Rate of return (IRR)
Analisa Ekonomi Baja
Kapasitas produksi : 8.000 ton/bulan
Waktu pabrik : 5 tahun
Kesimpulan Analisa Ekonomi Baja
1. Untuk mengetahui target pasar maka dilakukan 2 cara yaitu menggunakan data historis dan wawancara. Total target pasar PT S Steel
pada 2018 sebesar 51.778 ton dan terus meningkat sebesar 3% secara tahunan. Ini karena penurunan permintaan seng sebesar 6% dan
galvalum naik sebesar 5%.
2. proyeksi 5 tahun, perusahaan melakukan pemasaran dengan menyewa stan pada acara terkait properti 6 kali setahun, dan
perusahaan akan memperkuat hubungan dengan distributor yang ada.
3. Aspek teknis meliputi persyaratan teknis terkait pembuatan dan pengolahan, Pemilihan mesin dan tata letak PT S Steel dapat
dikatakan layak karena dapat memenuhi kebutuhan operasional. Kebutuhan bahan baku dan tenaga kerja secara langsung mampu
memenuhi kebutuhan menyesuaikan dengan kapasitas produksi. Total dana yang dibutuhkan untuk membangun pabrik produksi ini
adalah Rp 339.862.680.000.
4. kriteria kelayakan seperti NPV sebesar Rp 487.404.605.133 dan ini dikatakan layak karena NPV> 0, nilai IRR sebesar 48,703% dan
dikatakan layak karena IRR> MARR 11%, dan PBP selama 2,34 tahun.
5. Kenaikan harga dolar dapat mempengaruhi kinerja perusahaan ketika harga dolar mencapai Rp 16.000 per US$ 1 itu. bisa dilihat dari
nilai NPV menjadi negatif ketika harga dolar adalah Rp 16.000.
6. Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah Menganalisis aspek risiko yang dapat terjadi baik secara internal maupun eksternal.
POHON INDUSTRI BESI BAJA DI INDONESIA
Pohon Industri Besi Baja di Indonesia

Sumber: Kementerian Perindustrian


Pohon Industri Besi Baja di Indonesia
Pohon Industri Besi Baja di Indonesia
1. Industri Baja Hulu
2. Industri Baja Antara
a. Industri Antara 1:
Pembuatan Baja Kasar (Crude Steel)
a. Industri Antara 2:
Pembuatan Baja Semi Finished Product
3. Industri Baja Hilir

Industri Baja Hilir dapat dikelompokkan menjadi:


a. Pembuatan Baja Finished Flat Product
b. Pembuatan Baja Finished Long Product
Nilai Tambah Besi Baja di Indonesia
PEMBUATAN BESI
HOW IS STEEL MADE?
Analisis komposisi kimia sampel mineral besi

Sumber: Xiaotian et al., 2018


(Sumber: Xiaotian et al., 2018)

Proses pemurnian bijih besi dari kandungan pengotor (gangue) pada


masing – masing mineral umumnya sama, yaitu dengan proses
flotasi atau pirometalurgi dengan blast furnace. Pada proses flotasi
yang membedakan hanya pada kondisi operasinya
Raw Material
Raw Material
Raw Material
Peralatan Proses Pemurnian Besi
Gyratory Crusher
Grizzly Screen
Ball Mill
PEMBUATAN BAJA
General PFD Proses Pengolahan Besi Baja
Basic Oxygen Furnace (BOF)

1. Raw material dimasukkan ke dalam furnace dan diinjeksikan


Oksigen
2. Oksigen akan mengikat karbon pada besi kasar secara
berangsur-angsur turun hingga tingkat baja yang dibuat
3. Ketika oksidasi, terjadi panas yang tinggi mencapai diatas
1650°C
4. Ketika oksidasi, ditambahkan batu kapur.
Batu kapur akan mencair kemudian bercampur dengan
impurities (termasuk bahan yang teroksidasi) sehingga
membentuk slag yang terapung diatas baja cair
Electric Arc Furnace

Prinsip Kerja :
1. Raw material dimasukkan dalam furnace
kemudian roof ditutup
2. Elektroda diturunkan hingga mendekati bahan
yang dilebur (scrap dan molten iron)
3. Listrik dialirkan pada tap yang paling rendah
4. Muncul bunga api listrik dan panas
5. Tapi dinaikkan setahap demi setahap
6. Seluruh baja akan mencair bersamaan waktunya
Raw material untuk EAF :
1. Steel scrap atau besi bekas ± 75% dengan tap yang paling tinggi
2. DRI/ HBI ± 15% 7. Baja cair hasil peleburan siap dibentuk
3. Hot metal/ pig iron ± 10%
4. Batu kapur, kokas
5. Kondisi operasi 1630 – 1660°C, Daya ~ 600 – 680 kWh/ton
Secondary Mettalurgy
Tujuan akhir proses secondary mettallurgy
• Adjustment (Kontrol Komposisi)
Dilakukan terhadap baja setelah baja di-tapped dari BOF. Dilakukan penambahan alloy (paduan)
seperti C, Si dan Mn ke dalam baja untuk meningkatkan kualitas dari baja yang dihasilkan.

• Removing Gases (Degassing)


Sejumlah oksigen terlarut di dalam baja ketika furnace. Penambahan sedikit aluminium akan
menghilangkan oksigen tersebut sebagai aluminium oksida yang akan membentuk slag pada
permukaan baja yang akan dihilangkan sebelum metal dicetak. Beberapa jenis baja butuh
kandungan gas yang sangat kecil.

• Making it Uniform (Homogenisasi Temperatur dan Komposisi Kimia)


Molten metal akan di-stir dengan menggunakan tiupan gas argon. Proses ini akan memastikan
komposisi metal tersebut seragam (uniform). Stirring juga berfungsi untuk menyeragamkan suhu
yang ada di dalam molten metal. Suhu merupakan factor kritis yang perlu diperhatikan pada saat
metal akan dicetak (cast).
Secondary Mettalurgy
Secondary Mettalurgy
Desulfurisasi
Desulfurisasi adalah pengurangan kadar sulfur di dalam baja dengan cara metode slag treatment
maupun injeksi CaSi maupun CaO. Unsur sulfur yang terlarut dalam lelehan baja yang direduksi
menjadi ion sulfide.
Reaksi :
• S + O2- → S2- + O
• (CaO) + S → (CaS) + O
• 3(CaO) + 2Al + 3S → 3(CaS) + Al2O3
Deoksidasi
De-Oksidasi adalah proses pengurangan kandungan oksigen dalam baja yang dapat dilakukan dengan
penambahan material deoksidizer (Al, Si, Mn,dan C).
Reaksi :
• Al + O2 → Al2O3
• Si + O2 → SiO2
• Mn + O → MnO
• [C] + [O2] → {CO} ↑
General PFD Proses Pengolahan Besi Baja

Casting
and
Rolling
Continuous Casting Baja
• Proses pengecoran baja cair ke
dalam mould dari ladle sehingga
terbentuk slab baja secara kontinu.
• Proses lanjutan setelah peleburan
di Electric Arc Furnace dan
Secondary Metallurgy
• Proses terakhir dalam produksi besi
dan baja yang kemudian
menghasilkan output baja sesuai
yang dikehendaki (billet, slab atau
bloom)
Continuous Casting Baja
Raw Material continuous casting :
• Baja hasil peleburan di EAF/BOF dan telah
melewati secondary metallurgy
Kondisi Operasi :
• Suhu : 1000 – 1500°C
PRINSIP KERJA :
1. Raw material dituang ke dalam corong (tong
dangkal seperti bathbub)
2. Baja mengalir secara hati-hati dan tundish
turun ke cetakan berpendingin air
3. Baja tersebut menjadi padat kemudian
menjadi pita red-hot steel
4. Pada bagian bawah caster, torch akan
memotong aliran baja menjadi slabs atau
blooms sesuai cetakannya
Continuous Casting and Rolling
Health and Safety Environment (HSE) pada
Proses Pengolahan Besi
Health, Safety and Enviroment
Pada Industri Besi Baja
KECELAKAAN
Industri baja harus memiliki program keselamatan dan kesehatan untuk mengatasi bahaya di
lingkungan kerja. Sehingga diperlukan pendekan terpadu untuk menggabungkan teknik-teknik
serta pemeliharaan yang baik, prosedur kerja yang aman, pelatihan pekerja dan penggunaan alat
pelindung diri (APD) diperlukan untuk mengendalikan bahaya.

Proses Identifikasi K3LH


Proses ini merupakan proses untuk pengenalan melalui identifikasi semua jenis dan sifat-sifat
faktor bahaya yang mungkin timbul dari setiap jenis kegiatan pabrik tersebut. Adapun aktivitas
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
• Pemeriksaan design pabrik.
• Inspeksi lapangan secara fisik.
• Studi lapangan pada saat operasi.
• Aktivitas yang berhubungan dengan raw material maupun material pembantu dilakukan
dengan mengacu pada MSDS
Hierarki Pengendalian Resiko HSE
Potensi Bahaya pada Industri Besi Baja

Pada proses Industri besi dan baja, dari


penanganan raw material hingga step-step Beberapa Faktor dan Potensi Bahaya
operasi. Iron Making, Steel Making, Steel
Rolling, HSE perlu perhatian, karena
terdapat beberapa potensi bahaya terutama
dalam hal :
• Bahaya Kecelakaan
• Bahaya Kebakaran
• Bahaya Penyakit akibat Kerja
• Bahaya Pencemaran Lingkungan
BAHAYA KECELAKAAN

Beberapa bahaya kecelakaan pada Industri besi baja :


• Luka bakar dapat terjadi di berbagai titik dalam proses pembuatan baja
• Memasukkan alat lembab ke dalam logam cair dapat menyebabkan letusan hebat.
• Pengangkutan mekanis sangat penting dalam pembuatan besi dan baja
• Penggunaan crane memerlukan pelatihan untuk memastikan pengoperasian crane
yang benar dan aman
• Mesin atau gerinda tajam pada produk baja atau pita logam dapat menimbulkan
bahaya robekan dan tusukan bagi pekerja
• Tungku listrik berdaya tinggi dapat menyebabkan kerusakan pendengaran
dikarenakan oleh kebisingan
Contoh Kasus Kecelakaan Kerja di Industri Besi Baja
Potensi Bahaya Terhadap Kesehatan

Keracunan karbon monoksida


Blast Furnace, konverter, dan oven kokas menghasilkan gas dalam jumlah besar
dalam proses pembuatan besi dan baja. Setelah debu dihilangkan, gas-gas ini
digunakan sebagai sumber bahan bakar di berbagai pabrik, dan sebagian
disuplai ke pabrik kimia untuk digunakan sebagai bahan baku.

Debu dan asap

Debu dan asap dihasilkan di banyak titik dalam pembuatan besi dan baja. Debu
dan asap ditemukan dalam proses preparasi, terutama sintering, di depan blast
furnace dan steel furnace. Debu dan asap dari bijih besi atau logam besi tidak
langsung menyebabkan fibrosis paru dan pneumokoniosis jarang terjadi.
Potensi Pencemaran Udara pada
Industri Besi Baja

Jenis industri Sumber Pencemaran Potensi Emisi

Peleburan besi Unit DR Plant SO2, NO2, dan


baja (cerobong pabrik besi partikulat
spons, proses
peleburan, rolling mill,
rotary kiln, dan boiler
Alat Pelindung Diri (APD) pada Industri Besi Baja

5. Pelindung Badan (Apron, Baju tahan


1. Pelindung Kepala (Safety 3. Pelindung mata (Googles) Panas, Radiasi dan Bahan Kimia
Helmet)

2. Sarung Tangan (Gloves) 6. Pelindung Pernapasan (<asker


4. Pelindung Telinga ( Earplug, Earmuff)
debu, gas, dan bahan beracun
Parameter Baku Mutu Emisi
untuk Industri Besi baja
Sistem Pengendali Lingkungan
Potensi Limbah Berbahaya dan Beracun (B3)
Jenis Industri Sumber Limbah Jenis Limbah

Peleburan/pengolahan besi ● Proses peleburan besi/baja Sumber Spesifik:


dan baja ● Proses casting besi/baja -Debu EAF
● Proses besi/baja: -Sludge (Lumpur)
rolling, drawing, sheeting -Slag
● Coke manufacturing -Mill Scale
● IPAL yang mengolah efluen -Water Pickle Liquor (WPL)
dari coke oven/blast furnace -Catalyst
-Precious Slag Ball
-Fines Sponge Iron
-Iron Concentrate
-
Sumber Tidak Spesifik:
-Oil and Grease bekas (berasal
dari alat yang digunakan pada
pengolahan besi baja)
-Majun (kain bekas yang
terkontaminasi oli dan minyak)
Limbah B3 dari Sumber Spesifik
DEBU EAF MILL SCALE FINES SPONGE IRON

Sumber :Buku Annual Report 2013


SLUDGE (LUMPUR) Pengelolaan Limbah B3 pada Industri Besi Baja
Berasal dari pengolahan air buangan
dari proses produksi besi baja
IRON CONCENTRATE
SLAG PRECIOUS SLAG BALL
Upaya Pengolahan limbah B3 di Industri Besi baja:

• Dilakukan penyimpanan bahan baku dalam proses kegiatan atau house


keeping, substitusi bahan, modifikasi proses maupun upaya reduksi lainnya.
• Pengemasan dilakukan dengan pemberian label dengan menunjukkan
karakteristik dan jenis limbah B3.
• Penyimpanan limbah B3 pada tempat yang sessuai dengan persyaratan yang
berlaku.
• Menerapkan kegiatan 3R daur ulang (recycle), perolehan kembali (recovery)
dan penggunaan kembali (reuse) pada limbah B3.
• Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara thermal, stabilisasi, solidifikasi
secara fisika, kimia maupun biologi dengan menggunakan teknologi yang
ramah lingkungan.
TERIMAKASIH ☺

Anda mungkin juga menyukai