Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/303812965

Teknologi Membran dalam Pengolahan Anggur

Article · June 2016

CITATIONS READS

0 4,095

1 author:

Indra Govindo Pasaribu


Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

termokopel View project

All content following this page was uploaded by Indra Govindo Pasaribu on 06 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Teknologi Membran dalam Pengolahan Anggur
Indra Govindo Pasaribu

Teknik Kimia, ITB, Jalan Ganesha No. 10, Bandung, Indonesia


indrapasaribu@students.itb.ac.id

Abstrak
Pesatnya perkembangan teknologi membran membuat membran banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang,
seperti dalam bidang medis, industri makanan dan minuman, pengolahan air, pembangkit energi, pemisahan
gas dan lain sebagainya. Salah satu aplikasi membran dalam industri minuman adalah pengolahan anggur
(wine). Pada awalnya minuman anggur hanya populer di beberapa negara saja, tetapi pada saat ini kebutuhan
akan minuman anggur meluas dan menjadi populer hampir merata di seluruh dunia. Untuk mengimbangi
kebutuhan akan minuman anggur yang meningkat, maka pengolahannya juga ditingkatkan. Salah satu metode
meningkatkan pengolahan anggur yang efektif adalah menggunakan teknologi membran, yaitu membran
mikrofiltrasi aliran silang (cross-flow microfiltration). Penyaringan dengan metode berbasis membran ini
berlangsung dengan prinsip gaya dorong yaitu perbedaan tekanan. Namun, tantangan yang perlu
dipertimbangkan dalam pengolahan anggur berbasis membran adalah meminimalisasi fouling, minimalisasi
kebutuhan energi dalam menjalankan operasi. Dengan demikian, penelitian mengenai pengolahan anggur
berbasis membran perlu dikembangkan agar proses pengolahan ini dapat berjalan dengan efektif dan efesien
menghasilkan produk minuman anggur yang berkualitas lebih baik.

Kata kunci: anggur, membran, mikrofiltrasi, fouling

1. Pendahuluan Tabel 1. Korelasi antara kekeruhan dan aspek


visual anggur [1]
Pengolahan anggur dengan penyaringan adalah Jenis-jenis anggur Bening Keruh
suatu metode yang kuno. Setelah fermentasi Anggur putih <1.1 NTU >4.4 NTU
alkohol, produk anggur yang dihasilkan masih Anggur mawar <1.4 NTU >5.8 NTU
keruh . Hasil produksi ini tidak baik untuk langsung Anggur merah <2.0 NTU >8.0 NTU
dikonsumsi, sehingga anggur harus diklarifikasi
menurut ukuran senyawanya yaitu: Stabilisasi dapat dibagi menjadi fisika-kimia
 Zat terlarut (kurang dari 1 nm), termasuk ion, dan mikrobiologi stabilisasi. Stabilisasi fisika-
garam, asam organik dan senyawa fenolik. kimia mencegah pembentukan organik dan
 Koloid (dari 1 nm sampai 1𝜇m) termasuk anorganik yang keruh dan endapan setelah
polisakarida, protein, senyawa fenolik pengemasan. Stabilisasi mikrobiologi filtrasi mikro
dipolimerisasi dan koloid agregat yaitu metode dengan menghilangkan ragi dan
 Partikel (lebih dari 1 𝜇m) termasuk bakteri sehingga dapat menghancurkan atau
mikroorganisme (ragi dan rantai bakteri), memodifikasi rasa anggur. Stabilitas anggur
puing-puing sel, agregat koloid dan kalium didefinisikan sebagai keadaan atau kondisi dimana
tartrat kristal. anggur tetap bening untuk beberapa periode waktu
Sifat anggur yang bening adalah kualitas visual tertentu.
pertama yang diharapkan konsumen dari Filtrasi anggur dengan membran pertama
anggur.Hal ini harus menjadi kualitas permanen sekali dilakukan pada tahun 1960 di California dan
dari anggur selama periode penyimpanan dan 1964 di Prancis. Uji pertama dari mikrofiltrasi
apapun kondisi penyimpanan. Sifat anggur yang membran telah dilakukan dalam oenologi pada
bening dapat dinilai dengan mengukur awal tahun 1980-an. Perkembangan material
kekeruhannya yang dinyatakan oleh membran terkait dengan pemahaman tentang
Nephelometric Turbidity Unit (NTU). campuran yang terlibat dalam membran membuat
2

pemilihan membran yang cocok untuk filtrasi anggur dan berkontribusi untuk meningkatkan
anggur agar mengurangi terjadinya fouling. viskositas dan stabilitas sistem koloid [1,4].
Mikrofiltrasi (MF) dan ultrafiltrasi (UF) Polisakarida dapat dibagi menjadi tiga bagian
dengan menggunakan teknologi membran telah berdasarkan asalnya, yaitu polisakarida dari
menjadi alat yang penting untuk menjamin anggur, polisakarida dari ragi dan polisakarida dari
kejernihan dan stabilitas produk. Proses-proses jamur.
membrane yang lain, termasuk reverse osmosis
(RO) telah memungkinkan produsen untuk Tabel 2. Komposisi rata-rata anggur [1, 3]
memperoleh produk dengan kualitas yang 1
) Konsentrasi (g.l-1)
konsisten [2].
Aplikasi-aplikasi pemrosesan membran yang Air 750-900
relevan dengan industri wine termasuk: Etanol 69-121
 Front end MF
 Cross-flow (tangential) MF Gliserol 5-20
 UF Asam organik 3-20
 RO
Mineral 0,6-2.5
 Elektrodialisis (ED)
 Pervaporation Senyawa Nitrogen 0,5-5
white red
2. Komposisi Anggur
Senyawa fenolik 0,1-0,3 1,5-6
Anggur adalah minuman alkohol yang Polisakarida 0,4-0,7
diperoleh dari fermentasi anggur. Komposisinya
ditentukan dari komposisinya dalam anggur, yang
bergantung pada karakter genetik, kondisi  Protein
pertumbuhan pohon anggur, kematangan anggur Bersama dengan asam amino dan peptida,
saat panen, dan praktek pembuatan anggur. protein merupakan komponen utama dari fraksi
Komposisi juga bergantung pada ragi dan anggur [5, 6]. Dalam literatur, beberapa penelitian
metabolisme bakteri. Komposisi rata-rata anggur menunjukkan bahwa protein anggur adalah
(putih dan merah) ditunjukkan pada tabel 2. campuran dari protein buah anggur dan protein dari
autolisis ragi [5]. Anggur merah hampir tidak
2.1 Koloid Anggur mengandung protein bebas, seperti tannin, tetapi
 Senyawa Fenolik sebaliknya anggur putih dan anggur mawar
Senyawa fenolik dalam anggur termasuk mengandung protein.
dalam kelompok yang berbeda dengan senyawa
yang terjadi secara alami, seperti polifenol.  Partikel Anggur
Senyawa fenolik dalam anggur dapat dibagi Partikel dalam anggur mempunyai peran utama
menjadi senyawa non-flavonoid dan senyawa dalam anggur terutama dalam klarifikasi anggur.
flavonoid yang mengandung antosianin dan tannin Kelompok ini mencakup mikroorganisme (ragi dan
yang merupakan senyawa fenolik yang paling bakteri rantai), sel-sel, angregat koloid dan kristal
berlimpah dalam anggur merah. Sebaliknya, tannin tatrat. Partikel ini tertahan oleh penyaringan tetapi
ditemukan dalam anggur putih dalam jumlah yang mungkin ditemukan dalam keluaran anggur.
sedikit. Senyawa non-flavonoid termasuk dalam
asam fenolik seperti asam benzoat.  Ragi
Ragi merupakan mikroorganisme eukariotik
yang uniselular dengan bentuk bujur telur dan
ukuran antara 2 sampai 10 𝜇m. Ragi melakukan
 Polisakarida fermentasi alkohol dengan mentransformasikan
Polisakarida merupakan salah satu kelompok gula menjadi alkohol secara anaerobic.
utama makromolekul yang ditemukan dalam
3

Saccharomyces cerevisiae merupakan ragi yang Jumlah cairan yang melewati membran disebut
paling dominan dalam pembuatan anggur [7]. permeat, sedangkan molekul dan pelarut yang
dipertahankan disebut retentat (Gambar.1).
 Bakteri
Beberapa jenis bakteri dapat berkembang Pressure
dalam anggur. Hal ini disebakan karena suasana
asam pH (3,0-3,8) dan konsentrasi etanol dalam
anggur. Dua jenis bakteri yang berbeda mempunyai Feed Concentrate
peran penting dalam menentukan kualitas anggur.
Bakteri ini merupakan bakteri asam laktat dan
bakteri asam asetat [7, 8].

 Kristal Tartrat
Asam tartrat dan garamnya (kalium bitartrat
dan kalsium tartrat) adalah komponen yang normal
dari jus anggur dan minuman anggur. Jus anggur
Permeate
biasanya jenuh dengan kalsium bitatrat.
Pembentukan alkohol selama fermentasi bertindak Gambar 1. Prinsip dari lintas aliran mikrofiltrasi
untuk mengurangi kelarutan kalsium bitatrat dan (CFMF)
kalsium tatrat, dengan demikian menghasilkan
larutan jenuh dalam anggur [1]. Hal ini dapat Laju penyerapan fluks ditentukan oleh
mengakibatkan kristalisasi dari garam tartrat ketika persamaan umum filtrasi (Hukum Darcy), yaitu:
anggur dimasukkan dalam botol dan disimpan ∆𝑃 − ∆𝜋
dalam suhu yang rendah. 𝐽=
𝜇. 𝑅ℎ

 Agregat Koloid Dimana J (m3 /m2 /s) adalah fluks permeat,


Agregat koloid adalah hasil aglomerasi dari ∆𝑃 (Pa) adalah tekanan, ∆𝜋 adalah tekanan
makromolekul anggur. Senyawa ini osmotik, 𝜇 (Pa s) adalah viskositas pelarut dan 𝑅ℎ
mengakibatkan ketidakstabilan yang merupakan (m-1) adalah tahanan hidrolik.
gangguan kimia fisik dalam anggur. Dalam CFMF anggur, membran yang
digunakan memiliki ukuran pori 0,2 𝜇𝑚. Dengan
demikian, membran hanya menahan koloid dan
3. Prinsip CFMF dan Aplikasinya dalam partikel, sementara zat terlarut dan garam melewati
Pengolahan Anggur membran. Oleh karena itu, ∆𝜋 dapat dianggap tidak
ada sehingga persamaan menjadi:
Dalam CFMF, fluida harus disaring mengalir ∆𝑃
secara parallel dengan permukaan membran dan 𝐽=
𝜇. 𝑅ℎ
penyerapan melalui membran disebabkan oleh
perbedaan tekanan. Tengangan geser yang
diberikan oleh larutan umpan yang mengalir secara
3.1. Filtrasi akhir anggur
parallel dengan permukaan membran dapat
membersihkan partikel yang mengendap menjadi Supaya memiliki anggur yang jernih sebelum
konsentrat sehingga lapisan cake menjadi tipis. pembotolan, pembuat anggur menerapkan secara
Dalam kasus CFMF, lapisan cake akan berturut pemisahan padat-cair menggunakan
dibangun secara bertahap. Setelah beberapa waktu, teknologi tradisional seperti sentrifugasi, filtrasi
keadaan quasi-steady dicapai dan aliran filtrasi pada lembar, filtrasi tanah diatom, dan penggunaan
quasi-steady diperoleh sepanjang waktu. Hal ini aditif oksigen. Filtrasi tanah diatom adalah teknik
disebabkan oleh keseimbangan antara yang paling sering digunakan untuk
pengangkutan partikel ke lapisan cake dan mengklarifikasi anggur. Saat ini, tanah diatom
transportasi partikel kembali ke aliran umpan. diklasifikasikan sebagai zat yang berbahaya karena
4

adanya silika kristal. Tanah diatom juga memilliki untuk melaksanakan fermentasi yang dikontrol
dampak negatif pada lingkungan. Setelah dengan ragi yang dipilih [9].
digunakan, tanah diatom tidak bisa dibuang tetapi
harus diangkut ke tempat pembuangan limbah
untuk diolah lebih lanjut. Jadi, pembatasan bagi
lingkungan dan kesehatan memaksa sektor
oenologi untuk mencari teknik alternatif, dan aliran
mikrofiltrasi (CFMF) adalah salah satunya.
Teknologi ini dapat mengantikan suatu langkah
proses konvensional yang menyiratkan beberapa
langkah-langkah filtrasi tanah diatom. Untuk
menyederhanakan proses pengolahan anggur,
aliran mikrofiltrasi memberikan sejumlah
keunggulan tambahan seperti penghapusan tanah
diatom yang digunakan dan masalah lingkungan
yang terkait, serta kombinasi klarifikasi, stabilisasi
dan filtrasi yang steril dalam satu operasi tunggal
yang kontiniu.
Selain keunggulan teknologi dari CFMF dalam
pembuatan anggur, ada juga beberapa keuntungan
ekonomi dan operasional untuk dipertimbangkan
yaitu:
 Penyisihan biaya tenaga kerja dan menghemat
waktu
 Mengurangi biaya pembelian dan biaya
penyimpanan, meningkatkan kebersihan dan
keselamatan kerja dan mengurangi limbah.
 Pengurangan kerugian anggur dan biaya energi
dengan substitusi dari beberapa perlakuan dalam
operasi tunggal. Gambar 2. Proses membran dalam produksi wine
 Pengurangan/eliminasi agen klarifikasi [2]
 Otomatisasi proses tinggi. 4. Mekanisme fouling CFMF dalam
Pengolahan anggur
3.2. Aplikasi lain
CFMF, meskipun digunakan sebagai filtrasi
Fouling dapat didefinisikan sebagai deposisi
akhir sebelum pembotolan juga memungkinkan
ireversibel dari partikel, koloid, makromolekul,
untuk melakukan proses-proses lain yang
garam yang tertahan di permukaan membran atau
diperlukan dalam pembuatan anggur tanpa
di dalam dinding pori membran, yang
mengorbankan organoleptik. Gambar 2
menyebabkan pengurangan fluks kontinu [10].
menggambarkan lokasi CFMF dalam skema dalam
Secara konvensional, pengembangan CFMF di
pembuatan anggur sebagai teknik alternatif untuk
sektor oenologi telah lama terhambat oleh fouling
proses konvensional. Ini dapat digunakan dalam
membran, meskipun penggunaan membran
pembuatan anggur putih untuk menggantikan
memiliki keuntungan. Konsekuensinya adalah
langkah penyelesaian dari jus anggur yang terdiri
pengurangan laju penyerapan, mempengaruhi
dari pemisahan bahan yang ditunda oleh dekantasi,
kelangsungan proses secara ekonomi, dan resiko
tetapi beberapa perkembangan diperlukan untuk
retensi yang berlebihan dari beberapa komponen
mencapai tujuan ini. Juga, menghindari
yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Untuk
pemanfaatan sulfur oksida yang berlebihan
fluida biologis seperti anggur, fouling membran
untuk menonaktifkan mikroorganisme yang liar
dapat dikaitkan dengan tiga mekanisme yang
5

berbeda [11-17] diilustrasikan dalam gambar 3: (i)


polarisasi konsentrasi dan pembentukan lapisan
cake selanjutnya. (ii) adsorpsi zat terlarut ke Gel
permukaan membran dan pori dinding, dan (iii) formation Deposition
penyumbatan pori-pori. Fouling membran dapat
dibagi menurut lokalisasi relatih dengan struktur Driving
membran [18, 19]: Force
Concentration polarization
 Internal fouling disebabkan adsorpsi dan deposisi
partikel dan makromolekul dalam struktur Osmotic
internal dari pori-pori. Pressure No fouling
 Eksternal fouling disebabkan oleh pengendapan Limitation
makromolekul dan partikel pada permukaan atas
membran. Colloid size
Pori blocking adalah salah satu mekanisme
yang paling sering digunakan dalam menjelaskan Gambar 4. Pengaruh gaya dorong dan ukuran
penurunan fluks dalam filtrasi membran. koloid dalam membran fouling
Mekanisme ini diidentifikasi selama CFMF anggur
merah dan model anggur seperti larutan Dimana Rt adalah resistansi total termasuk
polisakarida dan polifenol melalui pengamatan resistansi membran intrinsik (Rm) dan resistensi
pemindaian elektron secara mikroskop pada yang disebabkan oleh fouling (Rf). Menurut model
permukaan membran. ini, fluks berbanding terbalik dengan resistansi
Baccini et.al [20] ditampilkan dalam diagram total. Kemudian, dimodifikasi dan dikembangkan
operasi (Gambar 4), hubungan antara gaya dorong, oleh banyak peneliti dan banyak perbedaan model
ukuran koloid, dan mekanisme fouling. Jika gaya yang didapatkan. Model yang lebih digunakan
dorong cukup tinggi, maka dapat menimbulkan mengklasifikasi resistensi fouling menjadi
suatu fouling ireversibel. resistensi reversible dan ketahanan ireversibel.
Persamaan yang digunakan adalah:
4.1. Deskripsi matematis fouling Rt = Rf + Rrev + Rirrev
Pemodelan fluks semlama filtrasi memberikan
identifikasi yang lebih baik dari fouling membran. Dimana Rm resistensi merman, Rrev resistensi
Hukum Darcy Law, yang bisa digunakan untuk reversibel dan Rirrev resistensi irreversibel.
menghitung penurunan fluks dari CFMF adalah:
∆𝑃
𝐽=
𝜇. 𝑅ℎ

Gambar 3. Deskripsi skema mekanisme fouling selama filtrasi anggur


6

4.2. Fouling oleh komponen anggur o Fasa gas : dispersi partikel stabil memiliki
Anggur menunjukkan variasi dalam gerak yang bebas dan acak
kinerja filtrasi karena campuran kompleks o Fasa cair: jaringan koloid stabil
dari materi tersuspensi dan materi koloid
berinteraksi dengan teori tolakan
berasal dari komponen alami yang ada dalam
jus anggur. Hal itu dikembangkan selama kemudian bergerak dari dan menuju posisi
fermentasi. kesetimbangan.
o Fasa agregat : suspense agregat yang telah
Fouling membran selama filtrasi dalam
larutan biologis seperti anggur, hasil dari diencerkan
kombinasi beberapa mekanisme: adsorpsi o Fase gel: Jaringan koloid berinteraksi
pada bahan membrane, internal fouling pori karena ada daya tarik sifat elastisitas
oleh makromolekul dan partakel kecil dan objek.
eksternal fouling pori olek partikel dan o Fasa padat: struktur padat dimana koloid
spesies dipertahankan membentuk sebuah berada dalam kontak.
cake [18].
Transisi dapat terjadi antara fase ketika
 Fouling oleh koloid anggur dispersi stabil dan volume koloid di medium
Koloid dispersi pada anggur selama meningkat. Transisi ireversibel dapat terjadi
filtrasi mungkin stabil atau tidak stabil dan membentuk struktur padat ketika koloid
bergantung pada beberapa parameter fisika-
bersentuhan dengan ikatan van der Waals.
kimia (pH, interaksi permukaan,
hidrodinamika, kondisi, dan lain- Selama filtrasi, fraksi volume dari senyawa
lain).Vernhet et al. [21] menunjukkan bahwa yang ditahan meningkat dari dalam suspensi
senyawa makromolekul ada dalam anggur ke permukaan membran, yang dapat
menginduksi tajam dan fouling yang tidak menyebabkan agregasi dan akhirnya
dapat diubah. Pentingnya fouling ini membrane fouling. Stabilitas larutan koloid
tergantung pada komposisi koloid anggur
didefenisikan oleh kemampuan mereka tidak
dan kompleks dan agregat.
untuk menyatu dari waktu ke watku,
Sebuah karakteristik utama dari sistem dijelaskan oleh teori D.L.V.O yang terdiri
koloid adalah memiliki sifat sangat bisa dari dua perngaruh yang antagonis: sebuah
berubah tergantung pada fraksi volume atau
konsenstrasi. Lima fasa yang berbeda pengaruh penolakan yang cenderung
muncul realatif terhadap konsentrasi dan menjaga partikel tersebar dan efek tarikan
tingkat destabilisasi seperti ditunjukkan pada yang mempromosikan pengumpulan
gambar 5. partikel. Menurut teori ini, Stablisitas
suspensi koloid ditentukan oleh
keseimbangan antara energi tarikan van der
Waals dan tolakan elektrostatik. Dalam
anggur, muatan elektrik memainkan peran
sekunder dalam stabilitas koloid sementara
koloid makromolekul seperti polisakaradi
mempunyai peran yang paling penting. Pada
faktanya, polisakarida pada anggur diketahui
sebagai “pelindung koloid” [1]. Efek
perlindungan ini disebabkan lapisan partikel
koloid yang mencegah mereka dari
Gambar 5. Skema diagram fasa sebuah aglomerasi. Efek perlindungan ini tidak
disperse koloid [22]. hanya khusus untuk mannoprotein tetapi
7

juga polisakarida pektik. Ketika penguraian polisakarida pektik dari berat molekul yang
polisakarida pektik dengan penambahan rendah tidak memiliki efek yang nyata pada
enzim pektolik, sistem menjadi tidak stabil penyerapan fluks, sedangkan mannoprotein
dan koloid cenderung untuk flokulasi. Oleh memiliki peran yang sangat penting dalam
karena itu, klarifikasi menjadi lebih mudah penurunan fluks. Hal ini menunjukkan
untuk diproses. bahwa mannoprotein memiliki efek fouling
yang paling berpengaruh diantara
polisakarida dalam anggur. Pengaruhnya
 Fouling oleh polisakarida anggur
terhadap aliran tergantung dari
Beberapa penelitian telah menyatakan
konsentrasinya. Pengaruh ini mengasilkan
pengaruh dari polisakarida anggur terhadap kelimpahan mereka yang alami dan berat
kinerja membrane mikrofiltrasi. Mereka molekul yang tinggi. Tetapi pengaruhnya
telah menunjukkan efek negative pada fluks berkurang oleh penutupan kehadiran
permeat. polisakarida pektik, menunjukkan bahwa
Feuillat et al. [23] menunjukkan ketika kinerja membran akan bergantung pada
memfiltrasi dua anggur merah pada 0.2 𝜇m keseimbangan antara polisakarida dari buah
membrane keramik, kehilangan yang besar anggur dan polisakarida dari ragi.
mencapai 66%. Peneliti-peneliti mengatakan
 Fouling oleh polifenol anggur
bahwa fouling membran oleh anggur tidak
Beberapa penelitian telah mencatat
langsung berkaitan dengan jumlah
keterlibatan senyawa polifenol anggur dalam
polisakarida tetapi lebih ke komposisi,
fouling membrane selama CFMF.
struktur polisakarida dan keseimbangan
Porier et al. [26] telah berulang kali
antara perbedaan kelompok polisakarida
menunjukkan bahwa senyawa fenolik
[24,25]. Pada pH anggur, polisakarida
anggur mempunyai peran dalam fouling
anggur dibutuhkan (donor dari pasangan
membran ketika penyaringan anggur pada
electron, akseptor H+) dan makromlekul
membran alumina. Dia juga menyoroti
hidrofilik.
adsorpsi dari pewarna pada membran, yang
Sebuah peneltitian baru-baru ini telah
sebagian dapat menjelaskan penurunan fluks
memberikan bukti bahwa membran yang
permeat.
berbeda material (Polipropilen (PP) dan
Penelitian telah menunjukkan bahwa
polietersulfon (PES)) memperlihatkan
deposit koloid pada membran alumnina
berbagai tingkat adsorpsi foulant dalam
menunjukkan warna merah sangat kuat, dan
anggur seperti polisakarida. Bertentangan
oleh karena itu tidak secara khusus
dengan [24], hal itu menunjukkan bahwa
mengandung polisakarida tetapi juga
jumlah yang lebih besar dari polisakarida
mengandung polifenol.
yang teradsorpsi ke PES daripada ke
Menurut Czekaj et al. [27], ketika dua
membran PP. Tambahan bahwa, PES
anggur putih mempunyai kekeruhan awal
bersifat hidrofilik sementara membrane PP
yang sama, perbedaan konsentrasi dari dua
bersifat hidrofobik.
anggur bisa menjelaskan kinerja yang
Hasil penelitian [25] pada membran
berbeda selama filtrasi. Keterlibatan
organik (PES) dengan larutan sintetik
polifenol anggur pada fouling membran telah
menunjukkan bahwa pengaruh dari
polisakarida pada fouling tidak sama, karena diidentifikasi dengan mencuci membran
sifat dari fraksi polisakarida terlibat pada dengan methanol hasil asidifikasi sehingga
fouling. Hal ini menunjukkan bahwa
8

peningkatan permeabilitas yang signifikan dinamis yang menyaring partikel pertama


diperoleh. sekali. Namun hal itu bergantung pada
konsentrasi ragi atau partikel, dan
 Fouling oleh protein anggur karakteristik membrane pada kondisi
Selama pembuatan anggur, protein yang hidrodinakmik.
larut memiliki panas yang tidak stabil bisa
menjadi stabil dan mengendap menyebabkan 5. Pembersihan Membran
pembentukan senyawa yang tidak
diinginkan dalam anggur putih setelah Pada umumnya, ada banyak upaya untuk
pembotolan selama penyimpanan atau ketika mengurangi fouling membran dan
anggur putih atau merah yang berbeda meningkatkan fluks permeat selama CFMF
dicampur. Pada filtrasi anggur, pengaruh anggur. Sampai saat ini, beberapa penelitian
protein anggur pada fouling membran sedikit dirujuk berdasarkan literatur tentang
dipelajari. Hal ini disebabkan penghapusan pembersihan membran oleh teknik mekanik
protein anggur sebelum filtrasi dengan atau kimia dalam eonologi.
melarutkannya dengan bentonit (flokulasi
dan sedimentasi) [1]. Oleh karena itu, 5.1. Teknik hidrolik dan mekanik
dianggap bahwa protein tidak mempunyai Berbagai metode hidrolik dan mekanik
peran yang penting dalam fouling membran. telah diteliti untuk mengurangi hambatan
yang disebabkan oleh polarisasi konsentrasi
 Fouling oleh partikel anggur
untuk meningkatkan efisiensi poses
Jumlah partakel dalam anggur dan
pemisahan dan mengurangi biaya
efeknya pada fouling membran akan
operasional. Ada sejumlah teknik
bergantung pada langkah proses pembuatan
pembersihan membrane tidak dengan bahan
anggur.
kimia, seperti back-flushing, cross-flushing,
Czekaj et al. [29] meneliti efek dari
dan back-shocking. Meskipun teknik ini
partikel dan makromolekul agregat pada
diterapkan dalam aliran yang tidak kontiniu,
anggur pada anggur pada fouling membran.
tetapi dapat digunakan untuk membersihkan
Mereka menyimpulkan bahwa penghapusan
beberapa lapisan membran yang terdapat
partikel bedar, agregat dan fraksi dengan
bahan senyawa penyebab fouling dan
berat makromolekul yang tinggi pada anggur
mengembalikan fluks.
menyebabkan perubahan dalam perlakuan
Cross-flushing merupakan teknik yang
fouling.
paling sederhana untuk diimplementasikan.
Ahli telah meneliti efek dari larutan ragi
Lapisan penyerapan sementara tertutup
dan koloid pada fouling membran. Mereka
endapan sehingga membatalkan penyerapan
menunjukkan bahwa sel-sel ragi dapat
fluks. Tegangan geser yang dihasilkan akan
menyebabkan endapan menjadi kurang rapat
mengikis endapan yang terbentuk.
pada permukaan membran dan
Keefektifan dari metode ini terbatas untuk
meningkatkan aliran serapan dibandingkan
endapan yang melekat pada bagian atas
melarutkan koloid yang terkandung. Pada
permukaan membran.
faktanya, lapisan eksternal yang menolak
Back-flushing atau back-washing
partikel mempunyai peran yang penting
merupakan penerapan utama untuk
dalam proses filtrasi. Lapisan tersebut
meminimalka fouling. Filtrat dipompa
bertindak seperti membran sekunder atau
kembali melalaui membrane ke dalam aliran
9

umpan untuk memberikan backwash Dalam industri anggur, NaOH adalah


periodik untuk mengangkat materi yang yang paling banyak digunakan, sekitar 1-5 %
mengendap pada permukaan membran. tergantung pada tingkat fouling dan material
Keefektifan dari teknik ini terbatas untuk membran. Reagen yang mengandung
menghapus endapan yang melekat dengan molekul klorida dilarang dalam industri
kuat atau jika pori fouling telah terjadi, makanan.
teknik ini cukup efektif untuk Dalam filtrasi anggur, enzim yang
membersihkannya. digunakan untuk mengurangi fouling
Beberapa peneliti menggunakan membrane dan meningkatkan penyerapan
gelombang ultrasound untuk meningkatkan fluks lebih dari sebagai teknik pembersihan.
penyerapan fluks. Jalur lintasan dari 6. Inovasi dan Usulan komersial
gelombang ultrasound melalui sebuah
suspense dapan menyebabkan banyak “Flavy FX tandem” (Bücher Vaslin)
fenomena, termasuk penyebaran partikel, menggabungkan dua penyaring dan
pengurangan viskositas dan perubahan pada disesuaikan dengan berbagai filtasi (Gambar
sifat partikel. Gelombang ultrasound dapat 6).
melemahkan endapan dan membuat endapan Penyaring yang pertama melangsungkan
lebih sensitif terhadap tegangan geser. filtrasi dari anggur mentah sementara
Peningkatan konsentrasi suspensi akan penyaring kedua memurnikan retentat dari
mengurangi laju filtrasi, perbaikan bisa penyaring pertama. Setiap penyaring
dilakukan dengan pemanfaatan gelombang memiliki parameter hidrodinamika yang
ultrasound. spesifik dan dilengkapi dengan membran
yang disesuaikan dengan tipe filtrasi. Hasil
5.2. Teknik kimia dari operasi ini secara bertahap, fouling
Pembersihan dengan bahan kimia dikurangi secara signifikan dengan
dilakukan ketika berbagai teknik penurunan penurunan faktor konsentrasi
pembersihan hidrolik dan mekanik tidak “Oenoflow XL” series (pall) dilengkapi
dapat mengembalikan fluks. Bahan-bahan dengan PVDF membran yang memberikan
pembersih dibagi ke dalam kategori yang sekitar 145% lebih daerah filter. Modul-
berbeda: modul XL memiliki paling sedikit dua kali
 Asam (HNO3, H2SO4, HCl, asam sitrat, luas dari membrane hollow fiber sehingga
dan lain-lain) – untuk melarutkan mineral memungkinkan pembuatan lebih padat dan
dan garam. sistem ekonomis. Selain peningkatan luas
 Basa (NaOH) – untuk melarutkan protein permukaan modul, “oenoflow XL”
dan bahan organik yang lain. menggabungkan sebuah aliran baru dan
 Bahan Pengoksidasi (H2O2, NaOCl) – mengembangkan distribusi aliran dengan
untuk melarutkan bahan biologi yang sebuah sistem yang dinamakan “Dynamic
mengendap Solid Control”. Sistem “oenofine XL”
 Surfaktan, deterjen (Ultrasil, Froclean, dan merupakan desain yang diusulkan oleh
lain-lain) – untuk melarutkan bahan produser yang sama yang memungkinkan
organik yang mengendap. stabilisasi dan klarifikasi anggur dalam satu
 Enzim (protease, alpha amilase, tahap, tanpa melalaui tahap penyelesaian
poligalaktrunosa) – untuk membersihkan yang biasa dilakukan setelah perlakuan
fouling yang sukar. dengan bentonit.
10

Gambar 6. Flavy FX tandem filter Gambar 7. Tangential Integrated System


(TIS) [30]
Sebuah konsep juga telah dikembangkan
untuk membran keramik, misalnya “VINI- 7. Kesimpulan
TIS” (SIVA). Tangential Integrated System
(TIS) merupakan modul otonom yang Dalam industr anggur, aliran
mengintegrasikan membran, lingkaran mikrofiltrasi memberikan banyak
sirkulasi dan pompa, menciptakan sebuah keuntungan dibandingkan dengan teknik
aliran tangensial (gambar 7). tradisonal dan harus digunakan secara luas.
TIS menyederhanakan realisasi sistem, Fouling membran bergantung pada
mengurangi biaya manufaktur dan komposisi anggur, kondisi operasi dan jenis
implantasi yang mudah, karena kebutuhan membran. Meskipun kemajuan dan
ruang yang rendah. Karena kepadatannya penelitian dilakukan untuk memahami dan
yang tinggi, TIS juga mengurangi volume menyelesaikan masalah fouling, masih ada
akhir. “VINI-TIS” juga dapat digunakan sedikit pengetahuan mendasar mengenai
untuk filtrasi jus anggur dan sisa-sisa. masalah fouling tersebut. Kekurangan
Fleksibilitas ini dimungkinkan karena TIS informasi mengenai:
merupakan modul otonom dimana  Interaksi fisika-kimia antara molekul
membrane dapat diubah dengan mudah, itu anggur sendiri dan antara molekul-
memungkinkan untuk beradaptasi dengan molekul dan membran.
muatan dan viskositas dari prodik yang perlu  Dampak individual dan kontribusi
disaring. senyawa anggur dalam fouling.
 Mekanisme yang menyebabkan fouling
membran pada senyawa anggur.
 Metode untuk memprediksi tingkat fouling
membran.
11

Daftar Pustaka
Referensi
[1] P. Ribéreau-Gayon, Y. Glories, A. Maujean, D. Dubourdieu, Handbook of Enology,
Volume 2: The Chemistry of Wine, Stabilization and Treatments, 2nd ed., Dunod, Paris,
2006.
[2] I.G. Wenten, P.T.P. Aryanti, “Teknologi Membran dalam Pengolahan Pangan.” Teknik
Kimia Institut Teknologi Bandung, 2014.
[3] G. Thoukis, Chemistry of wine stabilization: a review, in: A. Dinsmoor Webb (Ed.),
Chemistry of Wine Making, American Chemical Society, Washington, 1974.
[4] C.Flanzy, Œnologie: fondements scientifiques et technologiques, Lavoisier
TEC&DOC, Paris, 1998.
[5] R.B. Ferreira, M.A. Pic¸ arra-Pereira, S. Monteiro, V.B. Loureiro, A.R. Teixeira, The
wine proteins, Trends Food Sci. Technol. 12 (2002) 230–239.
[6] H. Dawes, S. Boyes, J. Keene, D. Heatherbell, Protein instability of wines: influence of
protein isoelectric point, Am. J. Enol. Vitic. 45 (1994) 319–326.
[7] A. Lonvaud-Funel, V. Renouf, P. Strehaiano, Microbiologie du vin: bases
fondamentales et applications, Lavoisier, Cachan, 2010.
[8] E.J. Waters, W. Wallace, P.J. Williams, Heat haze characteristics of fractionated wine
proteins, Am. J. Enol. Vitic. 42 (1991) 123–127.
[9] R. Irrmann, Microfiltration tangentielle: application en œnologie, Rev. Fr. Oenol. 137
(1992) 17–19.
[10] I.G. Wenten; Khoiruddin; P.T.P. Aryanti; A.N. Hakim; “Pengantar Teknologi
Membran.” Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2010.
[11] L.F. Song, Flux decline in crossflow microfiltration and ultrafiltration: mechanisms and
modeling of membrane fouling, J. Membr. Sci. 139 (1998) 183–200.
[12] L.F. Song, M. Elimelech, Theory of concentration polarization in cross-flow filtration,
J. Chem. Soc. Faraday Trans. 91 (1995) 3389–3398.
[13] W.R. Bowen, F. Jenner, Theoretical descriptions of membrane filtration of colloids and
fine particles: an assessment and review, Adv. Colloid Interface Sci. 56 (1995) 141–
200.
[14] J.G. Wijmans, S. Nakao, C.A. Smolders, Flux limitation in ultrafiltration: osmotic
pressure model and gel layer model, J. Membr. Sci. 20 (1984) 115–124.
[15] A.L. Zydney, C.H. Colton, A concentration polarization model for the filtrate flux in
cross-flow microfiltration of particulate suspensions, Chem. Eng. Commun. 47 (1986)
1–21.
[16] A. Broeckmann, J. Busch, T. Wintgens, W. Marquardt, Modeling of pore blocking and
cake layer formation in membrane filtration for wastewater treatment, Desalination 189
(2006) 97–109.
[17] I.G. Wenten, “Teknologi Membran: Prospek dan Tantangannya.” Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung, 2015.
[18] G. Belfort, R.H. Davis, A.L. Zydney, The behaviour of suspensions and
macromolecules solutions in cross-flow microfiltration, J. Membr. Sci. 96 (1994) 1–58.
[19] Q. Gan, R.W. Field, M.R. Bird, R. England, J.A. Howell, M.T. McKechnie, C.L.
Oshaughnessy, Beer clarification by cross-flow microfiltration: fouling mechanisms
and flux enhancement, Chem. Eng. Res. Des. 75 (1997) 3–8.
12

[20] P. Bacchin, D. Si-Hassen, V. Starov, M.J. Clifton, P. Aimar, A unifying model for
concentration polarization, gel-layer formation and particle deposition in cross-flow
membrane filtration of colloidal suspensions, Chem. Eng. Sci. 57 (2002) 77–91.
[21] A. Vernhet, D. Cartalade, M. Moutounet, Contribution to the understanding of fouling
build-up during microfiltration of wines, J. Membr. Sci. 211 (2003) 357–370.
[22] P.Bacchin, P. Aimar, Critical fouling conditions induced by colloidal surface
interaction: from causes to consequences, Desalination 175 (2005) 21–27
[23] M. Feuillat, D. Peyron, J.L. Berger, Influence de la microfiltration tangentielle des vins
sur leur composition physico-chimique et leurs caractères sensoriels. Application aux
vins de Bourgogne, Bulletin de l’OIV 60 (1987) 227–244.
[24] A. Vernhet, M.N. BellonFontaine, J.M. Brillouet, E. Roesink, M. Moutounet, Wetting
properties of microfiltration membrane: determination by means of the capillary rise
technique and incidence on the adsorption of wine polysaccharide and tannins, J.
Membr. Sci. 128 (1997) 163–174.
[25] A. Vernhet, P. Pellerin, M.P. Belleville, J. Planque, M. Moutounet, Relative impact of
major wine polysaccharides on the performances of an organic microfiltration
membrane, Am. J. Enol. Vitic. 50 (1999) 51–56.
[26] D. Poirier, M. Bennasar, B. Tarodo de la Fuente, J. Gillot, D. Garcera, Clarification et
stabilisations des vins par ultrafiltration tangentielle sur membranes minérales, Lait 64
(1984) 141–142.
[27] R.B. Ferreira, S. Monteiro, M.A. Pic¸ arra-Pereira, M.C. Tanganho, V.B. Loureiro,
A.R. Teixeira, Characterization of the proteins from grapes and wines by
immunological methods, Am. J. Enol. Vitic. 51 (2000) 2–2
[29] Y. El Rayess, Cross –flow microfiltration applied to eenology: A review. Membrane
Science 382 (2011) 1-9
[30] Elsevier Ltd., Crossflow filtration: A new approach to wine clarification,
Available:www.filtsep.com/view/358/crossflow-filtration-a-new-approach-to-
wine-clarification/, diakses 15-04-2016.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai