Disusun Oleh:
Ainaya Anum Yuzka (04)
Amelia Wahyu Purnomo (07)
Febriana Aini Aktarina (15)
Mohammad Hari Prasetyo (26)
Muhammad Abdullah Al Bari’ (30)
Kelas XII IPA 1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
PEMBAHASAN
A. Kandungan Anggur
Anggur yang telah dihancurkan dapat disebut sebagai musts. Musts
membentuk campuran yang terdiri dari 85-95% sari buah, 5-12% kulit, dan 0-4%
biji. Dalam konteks ini, musts mencakup proporsi yang berbeda dari komponen
buah anggur tersebut, menciptakan kombinasi unik yang melibatkan sari buah
sebagai mayoritas, diikuti oleh kulit dan biji dalam perbandingan tertentu sesuai
dengan nilai yang telah disebutkan. Adapun kandungan dari musts seperti dalam
tabel berikut.
Kandungan pectin dalam buah anggur yang matang bervariasi antara 0.02
hingga 0.6 persen. Di antara bahan-bahan yang mengendap oleh alkohol, terdapat
juga gum dan araban. Variasi ini dipengaruhi oleh jenis atau varietas buah anggur
yang bersangkutan. Adapun variasi kandungan pectin seperti tertera pada tabel
berikut.
Asam organik utama dalam buah anggur adalah asam L (+) tartarat dan L (-)
malat. Keasaman total, diukur sebagai asam tartarat, bervariasi antara 0.3-1.5 gram
per 100 ml tergantung musim dan varietas. Musts dengan asam tartarat tinggi
memiliki pH lebih rendah karena asam tartarat adalah asam yang relatif kuat. Rasio
tartarat/malat berkisar antara 0.75-6.1.
Pencoklatan (browning) yang terjadi pada musts dapat dipicu oleh enzim
lacease yang berasal dari Botrytis cinerea. Oleh karena itu, penghambatan aktivitas
polifenoloksidase dan lacease menjadi esensial, dan SO2 telah terbukti efektif
dalam tujuan ini. Maka, pemahaman mendalam tentang aktivitas enzimatik ini
memainkan peran krusial dalam menghasilkan olahan fermentasi anggur
yang berkualitas.
Dilansir dari NUOnline, menurut Iqbal Syauqi (Januari 2020) secara umum
zat memabukkan disebut sebagai khamar, dan mayoritas ulama telah bersepakat
atas keharamannya. Seperti hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
َو ُك ُّل ُم ْس ِكٍر َحَر اٌم، ُك ُّل ُم ْس ِكٍر َخ ْم ٌر: َع ِن اْبِن ُع َم َر َأَّن َر ُسوَل هللا صلى هللا عليه وسلم َقاَل.
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda, “Setiap yang
muskir (memabukkan) adalah khamar, dan setiap yang muskir adalah haram.”
َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا ِإَّنَم ا ٱْلَخ ْم ُر َو ٱْلَم ْيِس ُر َو ٱَأْلنَص اُب َو ٱَأْلْز َٰل ُم ِر ْج ٌس ِّم ْن َع َمِل ٱلَّش ْيَٰط ِن َفٱْج َتِنُبوُه َلَع َّلُك ْم
ُتْفِلُحوَن
Artinya: Hai orang yang beriman! Sesungguhnya (meminum) khamr,
berjudi, menyembah berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan
keji dan termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan.
Menurut Abduh Tuasikal (2021), Imam Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah
ditanya hukum meminum sari buah jeruk, anggur dan lain-lain, beliau menjawab :
"Ini minuman yang halal dengan tanpa ada keraguan sedikitpun, kecuali jika ia
sudah mendidih/tersimpan lama atau berubah menjadi khamr ditandai munculnya
busa dengan sendirinya (padahal sebelumnya tidak) maka ia haram. Atau jika
minuman ini dihidangkan setelah tiga hari menurut pendapat madzhab yang
masyhur meskipun belum mendidih/berbusa, maka ia haram."
Menurut Agung (2021), jika yang dimaksud adalah sari buah anggur, maka
ia halal. Kecuali jika sudah mengalami proses fermentasi pada jangka waktu
tertentu dan berubah menjadi memabukkan maka haram hukumnya. Diantaranya
tandanya adalah bila ia sudah tersimpan selama tiga hari atau lebih ataupun
muncul busa. Para ulama mengatakan, karena dalam jangka watu tiga hari sari
buah itu rata-rata sudah mendidih. Ketika proses mendidihnya ini kadang
tersembunyi maka kesimpulan hukum ditujukan pada mayoritas kasus yaitu jika
sudah tersimpan selama tiga hari.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kandungan alkohol yang terkandung dalam anggur yang sudah difermentasi
berkisar antara 5% hingga 15%. Kandungan alkohol dan tingkat kemurunian
pada fermentasi anggur bervariasi tergantung pada jenis anggur yang
digunakan, lama waktu fermentasi, dan proses fermentasi yang digunakan.
2. Dari beberapa pendapat tersebut, dalil syar'i mesti didahulukan dari pada
definisi bahasa. Dijelaskan bahwa telah diatur dalam al-Qur’an yaitu
mengharamkan khamr atau minuman keras. Maka mengonsumsi minuman
dari perasan/fermentasi anggur ini hukumnya haram, dikarenakan sifatnya
yang memabukkan.