Rencana Asuhan Keperawatan Jiwa (Resiko Bunuh Diri)
Rencana Asuhan Keperawatan Jiwa (Resiko Bunuh Diri)
Faktor Presipitasi
Stuart (2006)
1. Psikososial dan klinik
a. Keputusasaan
b. Ras kulit putih
c. Jenis kelamin laki-laki
d. Usia lebih tua
e. Hidup sendiri
2. Riwayat
a. Pernah mencoba bunuh diri.
b. Riwayat keluarga tentang percobaan bunuh diri.
c. Riwayat keluarga tentang penyalahgunaan zat.
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala menurut Fitria (2009):
E. Mekanisme Koping
Stuart (2006) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang berhubungan dengan
perilaku destruktif-diri tidak langsung adalah penyangkalan, rasionalisasi, intelektualisasi, dan
regresi.
Core Problem
Resiko Bunuh Diri
penyebab
Isolasi Sosial
b) Diagnosa Keprawatan
Strategi Komunikasi:
Orientasi :
kerja :
“Bagaimana perasaan Y hari ini?
”Apa yang Y rasakan setelah ini terjadi?
“Apakah dengan masalah ini Y paling merasa menderita di dunia ini?
“Apakah Y pernah kehilangan kepercayaan diri untuk mengahadapi hidup ini?
“Apakah Y merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain?
“Apakah Y merasa bersalah atau pernah mempersalahkan diri sendiri?
“Apakah Y sering mengalami kesulitan berkonsentrasi?
“Apakah Y berniat untuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap bahwa Y mati saja?
"Apakah Y pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang Y rasakan
setelah mencoba melakukannya?” “(Baiklah, tampaknya Y membutuhkan pertolongan segera karena
ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar Y ini untuk
memastikan tidak ada benda – benda yang membahayakan Y)”
”Karena Y tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup maka saya tidak
akan membiarkan Y sendiri”
”Apa yang Y lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”
”Ya, saya setuju dengan Y, kalau keinginan itu muncul maka Y harus langsung minta bantuan kepada
perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang membesuk. Jadi Y jangan
sendirian ya, katakan kepada teman, perawat, atau keluarga jika ada dorongan untuk mengakhiri
hidup.”
”Saya percaya Y dapat mengatasi masalah ini.”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Y setelah kita bincang – bincang ?
“Tadi kita sudah berdiskusi tentang cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri, coba sekarang Y
sebutkan cara tersebut ?
“Ya benar sekali Y. Untuk pertemuan selanjutnya kita akan membicarakan tentang meningkatkan
harga diri ya Y. Jam berapa Y bersedia berbincang-bincang seperti ini lagi? Mau dimana tempatnya
Y?”
“Baik kalau begitu saya permisi dulu ya Y, Selamat pagi Y.”
STRATEGI PELAKSANAAN
RESIKO BUNUH DIRI
Pertemuan : 2
Kondisi Klien : Klien sudah memiliki rasa percaya, Klien sudah mengerti cara mengatasi perasaan
bunuh diri.
Tujuan SP 2 Klien :
1. Membantu klien mengungkapkan perasaan yang menyebabkan klien mempunyai ide serta
melakukan percobaan bunuh diri
2. Motivasi klien untuk menceritakan penyebab klien mempunyai ide bunuh diri
3. Mendengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien
Strategi Komunikasi:
1. Fase Orientasi
Salam Terapeutik : “ Selamat siang Y?” Masih ingat dengan suster kan?”
Evaluasi validasi: “ Bagaimana keadaan Y siang ini?” Ada yang ingin diceritakan kepada suster?”
Kontrak: "Baiklah kalau tidak ada, bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai betapa
berharganya hidup itu?” Y maunya kita berapa lama berbincang-bincangnya?”
Bagaimana kalau 15 menit? Y setuju?” Ymaunya dimana ? O, ditaman saja ya?”
Baiklah.. "
2. Fase Kerja
“Y, dalam hidup Y apa saja yang perlu Y syukuri?” Siapa saja yang akan sedih dan rugi kalau Y
meninggal?” Coba suster ingin tau dan ingin mendengar hal-hal apa saja yang baik dalam
kehidupan Y?” Keadaan yang bagaimana yang dapat membuat Y merasa puas?” Iya suster liat
kehidupan Y baik kok.” Dan itu patut Y syukuri. “ Coba Y sebutkan lagi kegiatan apa saja yang
masih dapat Y lakukan selama ini?”. Bagaimana kalau kita latih kemampuan Y?” Setuju kan ?”
YA, baik sekali Y.”
3. Fase Terminasi
Evaluasi Subyektif: “ Bagaimana perasaan Y setelah kita berbincang-bincang?” Merasa sedikit
lega?”
Evaluasi Obyektif:” Coba Y ulangi lagi apa saja kegiatan yang baik dalam kehidupan Y?” wah,
bagus sekali Y.”
RTL: “ Y,tolong ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan Y jika terjadi dorongan
mengakhiri kehidupan ya.” Bagus. Coba,ingat-ingat lagi hal-hal lain yang masih Y miliki dan
perlu disyukuri! Besok jam 8 kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya
dimana? Baiklah. Tapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya
ya!” Selamat Siang”
DAFTAR PUSTAKA
Buju Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. (n.d.). Retrieved June 16, 2018, from
https://www.ners.unair.ac.id/materikuliah/buku ajar keperawatan
kesehatan jiwa.pdf.
Strategi Pelaksanaan Resiko Bunuh Diri. (n.d.). Retrieved June 16, 2018, from
http://ahlinyajiwa.blogspot.com/2013/02/strategi-pelaksanaan-resiko-
bunuh-diri.html
Captain, C. (2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy, Volume
6(3).
Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC.
Stuart, G. W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC