Anda di halaman 1dari 3

Ini adalah sebuah kisah yang menceritakan tentang Beruang yang bijak, rubah yang

cerdik, anjing yang setia, kelinci yang ceria dan kucing yang lucu. Apakah kisah ini adalah
kisah tentang hewan? Bukan, kisah ini akan menceritakan tentang indahnya persahabatan,
dimana perbedaan bukanlah sebuah masalah. Justru, perbedaan melengkapi mereka,
menutupi setiap kekurangan, membuat kekurangan menjadi kelebihan dan membuat mereka
menjadi unik.
***
Emerald high school bukanlah sekolah yang istimewa, sekolah ini adalah sekolah yang
biasa dengan 4 lantai, satu lapangan utama yang besar dan taman kecil di belakangnya
tempat para murid biasa gunakan untuk menghabiskan waktu isirahat, kantin-kantin bersih
juga di sediakan sekolah agar siswa-siswa tidak keluyuran keluar untuk mencari makan. Di
meja kantin, tepatnya di pojok, lima siswa terlihat sedang duduk bersama, menikmati
makanan mereka sambil menatap club basket yang sedang berlatih.
“wah sepertinya club basket mempunyai banyak penggemar,” ujar natalie, “kalian tidak
berminat untuk ikutan?” lanjutnya sambil menatap katiga pria di depannya. Ketiganya saling
pandang, mereka adalah alvin,mikey dan theo. Mereka bertiga tergolong siswa yang
mempunyai banyak penggemar. Mereka berambut hitam dengan wajah yang lumayan,
mereka ramah dan selalu membalas siapapun yang menyapa mereka. Mereka juga tinggi,
sebenarnya alvin dan mikey yang tinggi, sementara theo sedikit lebih pendek. Banyak wanita
yang ingin menjadi teman mereka dan mereka menerimanya dengan senang hati, hanya saja
alvin, mikey dan theo hanya setia pada dua wanita, yaitu natalie dan sunny.
“kalau kami ikut club basket apa kalian mau menjadi pemandu soraknya?” tanya mikey
dengan senyum jahil.
“ya, menyenangkan kalau kita berlima ada dalam satu organisasi.” Sambung alvin, ia
kemudian menyikut mikey sambil tertawa-tawa.
“tentu!” jawab sunny segera, “tentu saja kita akan menjadi pemandu soraknya, iya kan
nat?”
“tidak!” hentak natalie.
“kenapa tidak!?”
“apa kau tidak sadar sunny, lihat wajah mesum mereka, mereka menginginkan kita
masuk pemandu sorak hanya untuk melihat kaki kita. Kalian kira aku tidak tahu niat jahat
kalian!”
Alvin dan mikey tergelak sambil tos di udara. natalie segera memberi ketiganya pukulan
di kepala.
“hey aku kan tidak ikut-ikutan!” umpat theo sambil mengusap kepalanya. Mereka
menghabiskan sisa istirahat memandangi kegiatan club di lapangan, sambil sesekali
mendengarkan guyonan mikey yang picisan dan tidak lucu sama sekali.
***
Jam sekolah terasa sangat lambat bagi alvin hari itu, dia tidak sabar menunggu bel
pulang karena sudah ada janji dengan keempat temannya untuk belajar bersama, apa lagi jam
kali ini kosong, ia semakin bosan saja. tiba-tiba tiga orang gadis mendekatinya, mereka
tersenyum dengan ramah tapi entah kenapa alvin merasa senyuman mereka itu menyeramkan,
mungkin karena alis mata para gadis itu yang terlalu tinggi.
“hai kau alvin kan?” tanya salah satu dari mereka, ia bernama evy rambutnya pirang dan
ia memakai riasan wajah yang tebal. Alvin hanya mengangguk.
“kami akan mengadakan pesta sabtu malam ini, kami ingin kau datang.” Lanjutnya
seraya memberikan sebuah undangan, alvin membaca undangan itu sekilas.
“sepertinya menarik,”
“tentu saja menarik, hanya orang-orang populer saja yang datang ke pesta ini.” ujar gail
yang memiliki warna rambut coklat, “dan kalau bisa ajaklah dua teman yang biasa
bersamamu itu.” lanjutnya.
“kenapa kalian mengajakku? Maksudku kita tidak begitu akrab sebelumnya,” tanya alvin
mencoba untuk terdengar sopan.
“yah kami hanya menyayangkan anak laki-laki populer seperti kalian harus bergaul
dengan gadis-gadis biasa,” jawab Evy, alvin langsung membayangkan natalie dan sunny.
“apa maksudnya dengan biasa?”
“kau lihat saja nanti, di pesta itu akan ada banyak wanita cantik dan hot yang lebih layak
berteman dengan kalian, sekali-sekali kalian harus bersosialisasi dengan yang lain selain
mereka.” evy menekan kata mereka. Kebetulan bel tanda pelajaran berakhir terdengar, alvin
segera bangkit dari kursinya.
“aku akan usahakan datang,” katanya singkat lalu meninggalkan ketiga gadis itu.
“jangan lupa mengajak kedua temanmu!” seru abby.
“pasti!!” balas alvin tanpa menoleh, ia memutar bola matanya, dasar perayu batinnya,
saat kebetulan dia melewati sebuah bak sampah, dia melempar undangan itu kedalamnya. Ia
menghampiri kelas theo dan menunggu di ambang pintu menunggu anak itu keluar tapi
sampai rombongan murid itu habis theo tidak kunjung terlihat, akhirnya ia masuk kedalam.
Theo dan sunny sedang berada di pojokan kelas mereka berjongkok dan terlihat sedang
mengamati sesuatu.
“pasti dia ratunya,” gumam theo. Sunny di sebelahnya menggeleng.
“bukan, yang besar itulah ratunya.”
Alvin memicingkan mata dan menghampiri mereka dengan mengendap-endap. Saat
sudah di belakang mereka, ternyata theo dan sunny sedang memperhatikan permen yang
sudah dikerubungi oleh semut, mereka memandangi semut itu seolah semut-semut itu adalah
tontonan yang sangat menarik.
“theo, sunny!!” seru alvin membuat theo dan sunny terlonjak kaget.
“bukan salah kami!” jerit mereka berdua sambil berpelukan, setelah sadar yang berbicara
itu alvin mereka menghela nafas.
“yang benar saja, apa yang kalian lakukan? Mengganggu semut-semut?”
“bukan, aku dan sunny melakukan penelitian dengan menaruh sebuah eksperimen
dengan menaruh sebuah permen di lantai.” Jawab theo.
“lalu kami akan menunggu semut-semut datang dan mengerubungi,” sambung sunny.
“eksperimen kami adalah, mencari tahu apakah ratu semut akan ikut berburu makanan
atau dia hanya akan duduk-duduk santai dan menunggu.”
“dan ternyata, ratu semut ikut serta dalam pencarian makanan, ratu semut memang
rajin.”
Alvin tersenyum getir melihat tingkah kedua temannya ini, theo dan sunny memang anak
yang aneh, mereka selalu kompak dalam melakukan hal-hal gila, banyak orang yang mengira
kalau mereka kembar karena mereka memiliki banyak persamaan mulai dari tinggi badan,
warna rambut, warna mata, bahkan wajah mereka hampir sama, ulang tahun mereka saja
hanya berselang sehari. Alvin merangkul kedua anak itu.
“ayo kita susul mikey dan nat,”
Belum sempat menyusul, wajah mike dan nat sudah muncul dari pintu, mereka terlihat
tidak senang terutama Nat.
“lama sekali kami menunggu kalian,” umpat natalie, “aku jadi harus mendengar lelucon
tidak lucu mikey sendirian.”
“jangan begitu nat, sebenarnya kau suka leluconku kan?” balas mikey, natalie
membalasnya dengan mimik wajah yang seolah akan muntah.

Anda mungkin juga menyukai