BAB I Dan 2
BAB I Dan 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan produk akhir metabolisme purin. Gout atritis selalu ada dalam tubuh
Peningkatan kadar asam urat darah atau hiperurisemia adalah kadar asam urat
darah di atas 7 mg/dl pada laki-laki dan di atas 6 mg/dl pada perempuan
beragam, tetapi terdapat pula hiperurisemia yang tidak menimbulkan keluhan. Hal
ini terjadi karena terdapat stadium hiperurisemia dan banyak faktor yang dapat
gejala dari beberapa penyakit, diantaranya gout arthritis akut, pembentukan tofus,
pembentukan batu gout pada saluran kencing, dan gagal ginjal (gout nefropati)
(Rudi, 2009).
Kadar gout atritis darah dipengaruhi oleh herediter, jenis kelamin, kelainan
enzim spesifik, idiopatik, faktor lingkungan, penyakit tertentu, kegiatan dan diet.
perempuan, terutama pada laki-laki dengan usia di atas 40 tahun, sedangkan pada
1
Gout atritis sudah dikenal sejak 2.000 tahun yang lalu dan menjadi salah
satupenyakit tertua yang dikenal manusia. Berdasarkan data gout atritis di dunia
tercatat sebanyak 47.150 jiwa orang di dunia menderita gout atritis kejadian asam
urat terusmeningkat pada tahun 2007 jumlah penderita asam urat bertambah
banyak dari tahun 2006 dan menyerang pada usia pertengahan 45-60 tahun .
( WHO, 2007).
bahwa beberapa ratus juta orang telah menderita karena penyakit sendi dan tulang
(gout atritis) ,dan angka tersebut diperkirakan akan meningkat tajam pada tahun
2020.
dunia yang penduduknya menderita asam urat di Indonesia penyakit gout atritis
pola makan ikan yang tinggi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan
gout atritis lewat urine berkurang sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam
darah (Anonim,2009).
gout atritis di indonesia yang tertinggi di wilayah provinsi jawa barat yaitu 4I,7%,
diikuti oleh Provinsi Papua Barat sebanyak 38,2%. Sedangkan provinsi papua
berkisar 28,8 %.
2
Berdasarkan data pengkajian di kampung mware warga lansia yang
perempuan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
d. Membahas kesenjangan konsep teori dan kasus nyata pada lansi dengan
C. Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
beberapa literatur yang berhubungan dengan gout atritis, baik dari buku
3
2. Studi Kasus
lansung pada pasien dengan asam urat yang telah di lakukan di distrik mimika
a. Wawancara
keluhan.
b. Observasi
c. Pemeriksaan fisik
d. Studi dokumentasi
D. Manfaat penulisan
4
2. Bagi penulis.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan karya tulis ini terdiri dari beberapa BAB, sub BAB dengan sistimatika
BAB I : Pendahuluan
masalah kesehatannya.
5
BAB V : Kesimpulan dan saran
berdasarkan kesimpulan.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbulkan batu
penumpukan gout atritis yang nyeri pada tulang dan sendi, sangat sering
ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah
gout atritis adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin.
2012).
2. Etiologi
Menurut Dalimartha (2008), Penyakit gout atritis memiliki Etiologi sebagai berikut :
7
1) Jenis kelamin dan umur
atritis yaitu umur (40 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia
2) Berat badan
3) Konsumsi alkohol
4) Diet
5) Obat-Obatan Tertentu
8
3. Klasifikasi
Menurut Nucleus Precise News Letter Edisi–2 (2002) Penyakit gout atritis
di golongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder yaitu :
Penyakit ini disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat
karena nutrisi yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar Purin yang tinggi.
Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat
(asam intidari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur
pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit
diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-
benda keton yang meninggi akan menyebabkan gout atritis juga ikut
meninggi. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada
yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata
berkisar 1 – 2 tahun.
9
4. Patofisiologi
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan.(Nugroho,1992)
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap
berbeda, baik secara biologis maupun secara psikologis. Memasuki usia tua
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas
5 – 7 hari.
10
c. Tahap ketiga disebut sebagai tahap
gout atritis kronik bertofus Tahap ini terjadi apabila penderita telah
menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi
sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti
kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini
5. Manifetasi Klinis
a. Kesemutan.
b. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
c. Sendi yang terkena gout atritis akan terlihat oedem, eretema, panas.
e. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
f. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat akan
bergerak.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam
darah ( > 6mg%). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8mg% dan
pada wanita 7 mg%. Pemeriksaan kadar asam urat ini akan lebih tepatlagi bila
11
dilakukan dengan cara enzimatik. Kadang-kadang didapatkan leukositosis
ringan dengan led meninggi sedikit. Kadar gout atritis dalam urin juga sering
tofi adalah cairan berwarna putih seperti susu dan kental sekali sehingga sukar
7. Komplikasi
8. Penatalakasanaan medis
a. Non medis
4) Minum air ± 2,5 ltr atau sekitar 10 gelas sehari air putih.
12
b. Medis
1) Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan
9. Pencegahan
Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,
b. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya
Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat
karena adanya badan keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat
melalui urine.
c. Olahraga ringan
13
menghangatkan tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan
dan gout atritis . Selain itu, olahraga yang cukup dan teratur
14
10. patoflow
15
16
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesis
pemeriksaan diagnostik.
Identitas, meliputi nama, jenis jenis kelamin (lebih sering pada pria dari
pada wanita), usia (terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang
golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis
medis.
Pada umumnya keluhan utama pada kasus gout adalah nyeri pada sendi
metode PQRST.
kaki.
17
4) Severity (Scale) of pain: Nyeri yang dirasakan antara 1-3 pada rentang
pengukuran 0-4. Tidak ada hubungan antara beratnya nyeri dan luas
pasien dirawat dengan masalah yang sama. Kaji adanya pemakaian alcohol
Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan yang
sama dengan klien karena klien gout dipengaruhi oleh factor genetic. Ada
penyebabnya.
e. Riwayat psikososial
Kaji respon emosi pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran
18
kecemasan individu dengan rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda
dan prognosis penyakit dan peningkatan gout atritis pada sirkulasi. Adanya
3) Keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi
lain.
mengurangi serangan.
g. Pola nutrisi
19
h. Pola elminasi
terkena.
2. Diagnosa keperawatan
destruksi sendi.
20
c. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan
terbenuknya tofus.
penyakitnya.
3. Intervensi Keperawatan
destruksi sendi.
Intervensi
nyeri.
21
- Berihkan posisi semi folwer.
Intervensi
22
- Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif
aktivitas klien.
terbenuknya tofus.
Intervensi
23
- Bersama klien mencari alternative koping yang positif
diri.
kepercayaan klien.
lansia.
Intervensi
24
- Dekatkan kebutuhan pasien
pengawasan keluarga.
penyakitnya.
Intervensi
25
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang perawatan dan pengobatan
yang di lakukan.
penanganya kepatuhan dan perawatan diri dan tidak adanya komplikasi. Oleh
sebab itu hal – hal yang perlu di perhatikan baik pasien maupun keluarga
adalah :
2) Menghentikan kebiasaan atau gaya dan pola hidup yang salh atau
26
b. Anjurkan untuk berolahraga secara teratur dan cukup latihan fisik
dan positif.
kemajuan pengobatan.
27