Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KALASAN

Jalan Candi Sambisari, Sidokerto, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571


Telepon (0274) 497471
Laman: pkmkalasan.slemankab.go.id, Surel : puskkalasan@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KALASAN
Nomor : 188/III/07

TENTANG

PELAYANAN REKAM MEDIS PUSKESMAS KALASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KALASAN

Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan upaya kesehatan


secara efektif dan efisien, diperlukan mekanisme
komunikasi yang baik antara pimpinan, petugas
pelayanan kesehatan sebagai pemberi pelayanan dan
pasien sebagai penerima pelayanan di Puskesmas
Kalasan;
b. bahwa mekanisme komunikasi tersebut point a
dimaksudkan untuk membuat kebijakan pelayanan
pendaftaran pasien dalam pelayanan kesehatan;
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point b,
perlu ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
Kalasan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan;
12. Peraturan menteri kesehatan no 24 tahun 2022 tentang
Rekam Medis
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2019
tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan
Kementerian Kesehatan;
14. Peraturan Bupati Sleman no 52 Tahun 2009 tentang
Pembentukan Pusat Kesehatan Masyarakat;
15. Perbup Sleman no 10.1 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten
Sleman;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.01.07/MENKES/165/2023 tentang
Standar Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KALASAN


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM
MEDIS PUSKESMAS KALASAN.

Kesatu : Puskesmas wajib meminta persetujuan umum ( general


consent) kepada pengguna layanan atau keluarganya
yang berisi panggilan yang diinginkan, persetujuan
terhadap Tindakan yang berisiko rendah, prosedur
diagnostic, pengobatan medis lainnya, batas batas yang
telang ditetapkan, dan persetujuan lainnya, termasuk
peraturan tata tertib dan penjelasan tentang hak
kewajiban pengguna layanan

Kedua : Persetujuan umum tersebut diminta pada saat pengguna


layanan datang pertama kali untuk rawat jalan dan setiap
rawat inap.

Ketiga : Penerimaan pasien meliputi : pendaftaran pasien rawat


jalan,pendaftaran pasien IGD, pendaftaran pasien rawat
inap, dan mendaftar pasien untuk observasi atau
stabilisasi.

Keempat : Proses penerimaan pasien rawat inap didahului dengan


mengisi formulir tambahan general consent yang berisi
penyimpanan barang pribadi, penggunaan jenis pakaian
yang diinginkan, pilihan makanan dan minuman
(konsultasi gizi), aktivitas, minat, privasi dan pengunjung.

Kelima : Pasien dan masyarakat mendapat informasi tentang


sarana pelayanan, antara lain : tarif, jenis pelayanan, alur
dan proses pendaftaran, alur dan proses pelayanan,
rujukan, dan ketersediaan tempat tidur untuk puskesmas
perawatan/ rawat inap. Informasi tersebut tersedia ditepat
pendaftaran maupun menggunakan cara komunikasi
massa lainnya dengan jelas, mudah diaskes, dan
dipahami oleh pasien dan masyarakat.

Keenam : Untuk melindungi secara efektif dan mengedepankan hak


pasien.

Ketujuh : Kepala puskesmas dan penanggung jawab pelayanan


klinis bekerjasama dan berusaha memahami tanggung
jawab mereka dalam hubungannya dengan komunitas
yang dilayani.

Kedelapan : Keselamatan pasien dan petugas sudah harus


diperhatikan sejak pasien mendaftarkan diri ke
puskesmas kontak dengan puskesmas, terutama dalam
hal identifikasi pasien minimal dengan 2 identitas yang
relative tidak berubah : nama lengkap, tanggal lahir, atau
nomor rekem medis, dan tidak boleh menggunakan
nomor kamar pasien atau lokasi pasien dirawat.

Kesembilan : Informasi tentang rujukan harus tersedia di pendaftaran


termasuk ketersediaan Perjanjian Kerja Sama (PKS)
dengan FKRTL yang memuat jenis pelayanan yang
disediakan.

Kesepuluh : Salah satu cara yang melibatkan pasien dalam


pengambilan keputusan tentang pelayanan yang
diterimanya adalah dengan cara memberikan informed
consent (mengacu pada peraturan perundang undangan)
yang berlaku. Dalam keadaan pasien adalah anak
dibawah umur atau individu yang tidak memiliki kapasitas
untuk memuat keputusan yang tepat maka yang
memberi persetujuan mengacu pada peraturan
perundangan. Informed consent dapat diperolah pada
berbagai titik waktu dalam proses pelayanan. Misalnya,
informed consent diperoleh Ketika pasien masuk rawat
inap dan sebelum suatu Tindakan atau pengobatan
tertentu yang berisiko. Informasi dan penjelasan tentang
informed consent diberikan oleh dokter yang bertanggung
jawab yang akan melakukan tindakan atau dokter lain
apabila dokter yang bersangkutan berhalangan namun
tetap dengan sepengetahuan dokter yang bertanggung
jawab tersebut.

Kesebelas : Penjelasan tentang Tindakan kedokteran minimal


mencakup : a). tentang persetujuan prospek dan
keberhasilan Tindakan medis yang akan dilakukan, b).
tentang tatacara tindak medis yang akan dilakukan, c).
tentang risiko, d). tentang risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, e). tentang alternatif Tindakan medis lain
yang tersedia dan risiko risikonya, f). tentang prognosis
penyakit, bila Tindakan dilakukan, g). diagnosis.

Keduabelas : Pasien dan keluarga dijelaskan oleh petugas yang


berwenang memberikan penjelasan : tentang tes /
Tindakan , prosedur, dan pengobatan mana yang
memerlukan persetujuan dan bagaimana mereka dapat
memberikan persetujuan (misalnya, diberikan secara
lisan, dengan menandatangani formular persetujuan, atau
dengan cara lain) pasien dan keluarga memahami isi
penjelasan dan siapa yang berhak untuk memberian
persetujuan selain pasien.

Ketigabelas : Pasien atau keluarga pasien yang membuat keputusan


atas nama pasien, dapat memutuskan untuk tidak
melanjutkan pelayanan/pengobatan yang direncanakan
atau meneruskan pelayanan atau pengobatan setelah
kegiatan dimulai, termasuk menolak untuk dirujuk ke
fasilitas Kesehatan yang lebih memadahi.

Keempatbelas : Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan


keluargnya tentang hak mereka untuk membuat
keputusan, potensi hasil dari keputusan tersebut dan
tanggungjawab mereka berkenaan dengan keputusan
tersebut.

Kelimabelas : Jika pasien atau keluarga menolak, maka pasien atau


keluarga, diberitahu tentang alternatif pelayanan dan
pengobatan, yaitu alternatif tindakan pelayanan atau
pengobatan, misalnya pasien diare menolak diinfus
makan pasien di edukasi agar minum air dan oralit sesuai
kondisi tubuh pasien.

Keenambelas : Puskesmas melayani berbagai populasi masyarakat,


termasuk diantaranya pasien dengan kendala dan/ atau
berkebutuhan kusus antara lain : balita, ibu hamil,
disabilitas, lanjut usia, kendala Bahasa, budaya, atau
kendala lain yang dapat berakibat terjadinya hambatan
atau tidak optimalnya proses assesmen maupun
pemberian asuhan klinis. untuk itu perlu dilakukan
identifikasi pasien dengan resiko, kendala dan kebutuhan
kusus serta diupayakan kebutuhannya.

Ketujuhbelas : untuk mencegah terjadinya transmisi infeksi diterapkan


protokol Kesehatan yang meliputi : penggunaan masker,
jaga jarak antara orang yang satu dan yang lain, dan
pengaturan agar tidak terjadi kerumunan orang, mulai
dari pendaftaran dan disemua area pelayanan

Kedelapanbelas : Dengan disahkannya Surat Keputusan ini, maka Surat


Keputusan Kepala Puskesmas No 188/III/07 Tahun
2022 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Ditetapkan di : Kalasan
Pada tanggal : 01 April 2023

KEPALA UPT PUSAT KESEHATAN


MASYARAKAT KALASAN

dr. DINI THREES HARJANTI

Anda mungkin juga menyukai