Anda di halaman 1dari 44

HASIL HARMONISASI

RANCANGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
KEBIJAKAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (6)


Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, perlu menetapkan Peraturan Presiden
tentang Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 237, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5946);
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEBIJAKAN


KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK.

Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk Anak yang masih
dalam kandungan.
2. Kabupaten/Kota Layak Anak yang selanjutnya
disingkat KLA adalah kabupaten/kota dengan sistem
pembangunan yang menjamin pemenuhan hak Anak
dan perlindungan khusus Anak yang dilakukan
secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan.
3. Kebijakan KLA adalah pedoman penyelenggaraan KLA
bagi kementerian/lembaga, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota
untuk mempercepat terwujudnya Indonesia layak
Anak.
4. Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi Anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Perlindungan Anak.
Pasal 2
Kebijakan KLA bertujuan untuk mewujudkan:
a. kabupaten/kota di seluruh Indonesia menjadi KLA;
dan
b. pemenuhan hak Anak dan perlindungan khusus
Anak.

Pasal 3
Kebijakan KLA terdiri atas:
a. Dokumen Nasional Kebijakan KLA; dan
b. Rencana Aksi Nasional Penyelenggaraan KLA.

Pasal 4
(1) Dokumen Nasional Kebijakan KLA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf a menjadi acuan bagi
kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi,
dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan KLA.
(2) Dokumen Nasional Kebijakan KLA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan reviu setiap 5 (lima)
tahun sekali.
(3) Dokumen Nasional Kebijakan KLA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Presiden ini.

Pasal 5
(1) Rencana Aksi Nasional Penyelenggaraan KLA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b
merupakan penjabaran dari Dokumen Nasional
Kebijakan KLA.
(2) Rencana Aksi Nasional Penyelenggaraan KLA terdiri
atas kelembagaan dan 5 (lima) klaster hak Anak.
(3) Klaster hak Anak sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) terdiri atas:
a. hak sipil dan kebebasan;
b. lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif;
c. kesehatan dasar dan kesejahteraan;
d. pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan
kegiatan budaya; dan
e. perlindungan khusus.

Pasal 6
(1) Rencana Aksi Nasional Penyelenggaraan KLA untuk
pertama kali ditetapkan pada periode tahun 2018-
2019 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Presiden ini.
(2) Rencana Aksi Nasional Penyelenggaraan KLA
selanjutnya ditetapkan oleh Presiden setiap 5 (lima)
tahun.

Pasal 7
(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota
menyelenggarakan KLA.
(2) Penyelenggaraan KLA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui pengintegrasian kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
(3) Penyelenggaraan KLA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Daerah.
(4) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) harus memuat Rencana Aksi Daerah KLA yang
mengacu kepada Kebijakan KLA.
Pasal 8
(1) Masyarakat, media massa, dan dunia usaha berperan
dalam penyelenggaraan KLA.
(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh:
a. orang perseorangan;
b. lembaga Perlindungan Anak;
c. lembaga kesejahteraan sosial;
d. organisasi kemasyarakatan; dan
e. lembaga pendidikan.

Pasal 9
(1) Menteri mengoordinasikan pelaksanaan Kebijakan
KLA.
(2) Gubernur bertanggung jawab atas terwujudnya KLA di
provinsi.
(3) Bupati/walikota bertanggung jawab atas
penyelenggaraan KLA di kabupaten/kota.
(4) Dalam penyelenggaraan KLA di kabupaten/kota,
bupati/walikota membentuk gugus tugas KLA.

Pasal 10
(1) Menteri melakukan evaluasi penyelenggaraan KLA
secara berkala setiap tahun dan sewaktu-waktu
apabila diperlukan.
(2) Gubernur melakukan evaluasi penyelenggaraan KLA
secara berkala setiap tahun sesuai kewenangannya.
(3) Bupati/walikota melakukan evaluasi penyelenggaraan
KLA secara berkala setiap tahun sesuai
kewenangannya.
Pasal 11
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
penyelenggaraan KLA diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 12
Pendanaan Kebijakan KLA bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/atau
c. sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 13
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang merupakan
peraturan pelaksanaan mengenai Kabupaten/Kota Layak
Anak dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diganti dengan yang baru
berdasarkan Peraturan Presiden ini.

Pasal 14
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR ...


LAMPIRAN I
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
KEBIJAKAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK

DOKUMEN NASIONAL
KEBIJAKAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup


manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak
mampu bertanggung jawab dalam keberlangsungan bangsa dan negara,
setiap Anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Data Badan Pusat Statistik menyebutkan, bahwa jumlah penduduk


Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 258,7 juta jiwa1. Dari jumlah
tersebut, total Anak usia di bawah 18 tahun sebanyak 83,4 juta jiwa,
yang terdiri dari Anak laki-laki sebanyak 42,7 juta jiwa dan Anak
perempuan sebanyak 40,7 juta jiwa, dengan rincian jumlah 23,9 juta
Anak usia 0-4 tahun, 23,6 juta Anak usia 5-9 tahun, 22,6 juta Anak
usia 10-14 tahun, dan 13,3 juta Anak usia 15-18 tahun2. Jumlah
penduduk yang tergolong sebagai Anak tersebut berada di 82.038

1 Sumber: BPS, 2017.


2 Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Berdasarkan Hasil SP 2010, BPS.
desa/kelurahan, 7.083 kecamatan, 514 kabupaten/kota, dan 34
provinsi3 (BPS, 2017).

Di tahun 2045, Anak-Anak tersebut akan berada pada usia 28-45 tahun
yang merupakan periode emas usia produktif dimana mereka sebagai
generasi penerus bangsa akan menentukan eksistensi bangsa di masa
depan. Untuk itu diperlukan perhatian khusus agar pada masa emas
tersebut Anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang menjadi orang
dewasa yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan produktivitas,
inovasi, kreativitas, dan daya saing bangsa. Jumlah Anak yang besar
tersebut merupakan potensi dan aset bangsa yang harus didukung oleh
semua pemangku kepentingan.

Komitmen Negara untuk menjamin upaya Perlindungan Anak


ditunjukkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Pasal 28 B ayat (2) yang menyebutkan bahwa setiap Anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Selain itu,
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia Pasal 52 ayat (2) juga disebutkan bahwa
hak Anak adalah hak asasi manusia. Untuk kepentingannya hak Anak
itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan.
Di tingkat global, Indonesia juga menunjukkan komitmen untuk
melindungi Anak dengan meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) melalui
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan
Convention on The Rights of The Child (Konvensi tentang Hak-Hak Anak).

Untuk menjamin pelaksanaan komitmen tersebut, pemerintah


membentuk Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan

3
Peraturan Kepala BPS Nomor 66 Tahun 2016 tentang Kode dan Nama Wilayah Kerja Statistik
Tahun 2016.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang yang menyebutkan
bahwa negara, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah berkewajiban
dan bertanggung jawab menghormati pemenuhan hak Anak tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya
dan bahasa, status hukum, urutan kelahiran, serta kondisi fisik
dan/atau mental. Pasal 21 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa
pemerintah daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
melaksanakan dan mendukung kebijakan nasional dalam
penyelenggaraan Perlindungan Anak di daerah melalui pembangunan
Kabupaten/Kota Layak Anak.

Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah kabupaten/kota dengan


sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak Anak dan
perlindungan khusus Anak yang dilakukan secara terencana,
menyeluruh, dan berkelanjutan. Konsep KLA dibentuk untuk
menyesuaikan sistem pelaksanaan pemerintahan Indonesia yaitu
melalui otonomi daerah, dengan tujuan akhir Indonesia layak Anak
(IDOLA) yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Hal ini juga
merupakan wujud kontribusi Indonesia bagi komunitas global yang
sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mendukung gerakan dunia
layak Anak (world fit for children).

Berdasarkan pertimbangan tersebut, disusunlah Dokumen Nasional


Kebijakan KLA yang berisi petunjuk dan arah untuk mewujudkan KLA,
yang merupakan penjabaran dari Peraturan Presiden tentang Kebijakan
Kabupaten/Kota Layak Anak.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Dokumen Nasional Kebijakan KLA bertujuan untuk:
a. meningkatkan komitmen pemerintah pusat, pemerintah daerah,
masyarakat, media massa, dan dunia usaha di kabupaten/kota
dalam upaya mewujudkan pembangunan yang peduli terhadap
pemenuhan hak Anak dan perlindungan khusus Anak;
b. mengimplementasikan kebijakan terkait pemenuhan hak Anak
dan perlindungan khusus Anak melalui perumusan strategi dan
perencanaan pembangunan kabupaten/kota secara terencana,
menyeluruh, dan berkelanjutan sesuai dengan indikator KLA;
dan
c. memperkuat peran dan kapasitas pemerintah kabupaten/kota
dalam mewujudkan pembangunan di bidang pemenuhan hak
Anak dan perlindungan khusus Anak.
2. Sasaran
Sasaran Dokumen Nasional Kebijakan KLA adalah:
a. kementerian/lembaga;
b. gubernur dan bupati/walikota;
c. masyarakat;
d. media massa; dan
e. dunia usaha.
BAB II
PRINSIP, ARAH, DAN STRATEGI
KEBIJAKAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK

A. Prinsip
Prinsip Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak disusun dengan
mengacu pada prinsip dasar hak Anak menurut Konvensi Hak Anak,
dan kaidah reformasi birokrasi sebagai berikut:
1. nondiskriminasi, yaitu tidak membedakan suku, ras, agama, jenis
kelamin, bahasa, paham politik, asal kebangsaan, status ekonomi,
kondisi fisik maupun psikis Anak, atau faktor lainnya;
2. kepentingan terbaik bagi Anak, yaitu menjadikan Anak sebagai
pertimbangan utama dalam setiap pengambilan kebijakan serta
pengembangan program dan kegiatan;
3. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan Anak,
yaitu menjamin hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan
perkembangan Anak semaksimal mungkin;
4. penghargaan terhadap pandangan Anak, yaitu mengakui dan
memastikan bahwa setiap Anak diberikan kesempatan untuk
mengekspresikan pandangannya secara bebas, independen, dan
santun terhadap segala sesuatu hal yang mempengaruhi dirinya,
diberi bobot, dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan;
dan
5. tata pemerintahan yang baik, yaitu transparansi, akuntabilitas,
partisipasi, keterbukaan informasi, dan supremasi hukum.

B. Arah Kebijakan
Rumusan perencanaan komprehensif Kebijakan Kabupaten/Kota Layak
Anak tertuang dalam enam arah kebijakan, yaitu:
1. mengoptimalkan potensi dalam penguatan kelembagaan KLA;
2. mewujudkan pemenuhan hak sipil dan kebebasan;
3. menguatkan lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif;
4. memastikan terpenuhinya hak kesehatan dasar dan kesejahteraan
Anak;
5. mengutamakan pemenuhan hak Anak atas pendidikan,
pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya; dan
6. memastikan pelayanan bagi Anak yang memerlukan perlindungan
khusus.

C. Strategi
Perwujudan Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak dilaksanakan
berdasarkan tiga strategi utama, yaitu:
1. peningkatan sumber daya manusia dan penguatan peran
kelembagaan pemerintah dan pemerintah daerah dalam pencegahan
dan penyediaan layanan.
2. peningkatan peran:
a. orang perseorangan;
b. lembaga Perlindungan Anak;
c. lembaga kesejahteraan sosial;
d. organisasi kemasyarakatan;
e. lembaga pendidikan;
f. media massa;
g. dunia usaha; dan
h. Anak,
melalui advokasi, fasilitasi, sosialisasi, dan edukasi.
3. peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung pemenuhan
hak Anak dan perlindungan khusus Anak.
BAB III
PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK

A. Umum
Guna mengefektifkan upaya untuk mewujudkan KLA, penyelenggaraan
KLA dilakukan melalui tahapan: (1) Perencanaan; (2) Pra-KLA; (3)
Pelaksanaan; (4) Evaluasi; dan (5) Penetapan Peringkat Status.

B. Tahapan Penyelenggaraan KLA


Penyelenggaraan KLA dilakukan oleh bupati/walikota sesuai
kewenangannya.
Gubernur bertanggung jawab atas terwujudnya KLA di provinsi.
Menteri mengoordinasikan pelaksanaan Kebijakan KLA.
Adapun tahapan penyelenggaraan KLA yang dilakukan oleh kabupaten/
kota meliputi:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, setiap kabupaten/kota melakukan
langkah-langkah berikut:
a. Deklarasi
Deklarasi KLA merupakan perwujudan komitmen daerah dalam
mengawali penyelenggaraan KLA. Komitmen tersebut menjadi
dorongan bagi pemerintah daerah, masyarakat, media massa, dan
dunia usaha sesuai dengan amanat Konvensi Hak Anak (KHA)
serta mendukung terwujudnya dunia yang layak bagi Anak (world
fit for children).
b. Pembentukan Gugus Tugas KLA
Gugus Tugas KLA dibentuk dan ditetapkan oleh bupati/walikota.
Keanggotaan Gugus Tugas KLA terdiri dari wakil-wakil dari
organisasi perangkat daerah (OPD) yang membidangi Anak, baik
secara langsung maupun tidak langsung, serta unsur masyarakat,
media massa, dunia usaha, dan perwakilan Anak. Susunan
keanggotaan Gugus Tugas KLA paling sedikit terdiri dari ketua,
wakil ketua, sekretaris, serta Sub Gugus Tugas Kelembagaan dan
5 klaster KLA.
Gugus Tugas KLA tidak harus berupa wadah atau lembaga baru
melainkan dapat mendayagunakan wadah atau lembaga terkait
yang sudah ada, dengan menyesuaikan susunan keanggotaan
berdasarkan unsur-unsur yang harus ada dalam penyelenggaraan
KLA.
Gugus Tugas KLA mempunyai tugas:
1. mengoordinasikan dan menyinkronkan penyusunan Rencana
Aksi Daerah (RAD) KLA;
2. mengoordinasikan mobilisasi sumber daya, dana, dan sarana
dalam rangka penyelenggaraan KLA;
3. mengoordinasikan advokasi, fasilitasi, sosialisasi dan edukasi
dalam rangka penyelenggaraan KLA;
4. melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan KLA;
dan
5. membuat laporan penyelenggaraan KLA kepada bupati/
walikota secara berkala dengan tembusan kepada gubernur,
Menteri Dalam Negeri, dan Menteri.
c. Profil KLA
Profil KLA disusun oleh masing-masing kabupaten/kota berisi
data dan informasi yang mencerminkan kondisi pelaksanaan
berbagai indikator KLA di daerah serta ukurannya.
2. Pra-KLA
Pra-KLA merupakan tahapan penting untuk mewujudkan KLA
dimana kabupaten/kota melakukan penilaian mandiri terhadap
profil KLA. Penilaian Mandiri KLA dilakukan untuk mengetahui
status KLA oleh masing-masing kabupaten/kota sebelum memulai
penyelenggaraan KLA.
Penilaian Mandiri didasarkan pada 24 Indikator KLA, yang
mencakup kelembagaan dan 5 (lima) klaster KLA, yaitu:
I. Kelembagaan, yang terdiri atas indikator: (1) peraturan daerah
(Perda) tentang KLA; (2) penguatan kelembagaan KLA; dan (3)
keterlibatan lembaga masyarakat, dunia usaha, dan media
massa dalam pemenuhan hak Anak dan perlindungan khusus
Anak.
II. Klaster Hak Sipil dan Kebebasan, yang terdiri atas indikator: (4)
kepemilikan kutipan akta kelahiran; (5) ketersediaan fasilitas
informasi layak Anak (ILA); dan (6) pelembagaan partisipasi
Anak.
III. Klaster Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif, yang
terdiri atas indikator: (7) pencegahan perkawinan Anak; (8)
penguatan kapasitas lembaga konsultasi penyedia layanan
pengasuhan Anak bagi orang tua/keluarga; (9) Pengembangan
Anak Usia Dini Holistik dan Integratif (PAUD-HI); (10)
standardisasi lembaga pengasuhan alternatif; dan (11)
ketersediaan infrastruktur ramah Anak di ruang publik.
IV. Klaster Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan, yang terdiri atas
indikator: (12) persalinan di fasilitas kesehatan; (13) status gizi
balita; (14) pemberian makan pada bayi dan Anak (PMBA) usia di
bawah 2 tahun; (15) fasilitas kesehatan dengan pelayanan ramah
Anak; (16) rumah tangga dengan akses air minum dan sanitasi
yang layak; dan (17) ketersediaan kawasan tanpa rokok (KTR)
serta larangan iklan, promosi, dan sponsor (IPS) rokok.
V. Klaster Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang, dan Kegiatan
Budaya, yang terdiri atas indikator: (18) wajib belajar 12 (dua
belas) tahun; (19) Sekolah Ramah Anak (SRA); dan (20)
ketersediaan fasilitas untuk kegiatan budaya, kreativitas, dan
rekreatif yang ramah Anak.
VI. Klaster Perlindungan Khusus, yang terdiri atas indikator: (21)
pelayanan bagi Anak korban kekerasan dan penelantaran; dan
pelayanan bagi Anak yang dibebaskan dari pekerja Anak dan
bentuk pekerjaan terburuk untuk Anak (BPTA); (22) pelayanan
bagi Anak korban pornografi, narkoba, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya (NAPZA), dan terinfeksi HIV-AIDS; dan pelayanan
bagi Anak korban bencana dan konflik; (23) pelayanan bagi Anak
penyandang disabilitas serta kelompok minoritas dan terisolasi;
dan pelayanan bagi Anak dengan perilaku sosial menyimpang;
(24) penyelesaian kasus Anak yang berhadapan dengan hukum
(ABH) melalui diversi (khusus pelaku); pelayanan bagi Anak
korban jaringan terorisme; dan pelayanan bagi Anak korban
stigmatisasi akibat dari pelabelan terkait dengan kondisi orang
tuanya.
Penilaian mandiri dilakukan dengan mengacu pada pedoman yang
ditetapkan oleh Menteri.
3. Rencana Aksi Daerah (RAD) KLA
RAD KLA merupakan dokumen rencana kerja 5 (lima) tahunan
daerah untuk pelaksanaan berbagai program dan kegiatan yang
secara langsung dan tidak langsung mendukung perwujudan KLA.
Dalam menyusun RAD KLA agar mengacu pada Peraturan Presiden
tentang Kebijakan KLA, Dokumen Nasional Kebijakan KLA, RAN
Penyelenggaraan KLA, dan dokumen perencanaan pembangunan
daerah (RPJMD/RKPD/ Renstra SKPD/Renja SKPD).
Untuk menyusun RAD KLA diperlukan koordinasi lintas sektor
karena dokumen tersebut disusun dengan mengintegrasikan
rencana kerja kementerian, lembaga, dan organisasi perangkat
daerah (OPD) terkait, serta upaya yang dilakukan oleh masyarakat,
media massa dan dunia usaha dalam pemenuhan hak Anak dan
perlindungan khusus Anak. Dengan RAD KLA tersebut diharapkan
pihak-pihak terkait memiliki komitmen dan kejelasan dalam
perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan untuk
mencapai target KLA.
RAD KLA wajib memuat data dasar yang menjabarkan situasi dan
kondisi Anak di kabupaten/kota yang disusun dan diperbarui secara
berkala dan berkesinambungan. Data dasar yang dikumpulkan
minimal adalah data Anak yang dijabarkan berdasarkan pada
indikator KLA dan terpilah menurut jenis kelamin, umur, dan
kewilayahan. Pengumpulan data dasar tersebut digunakan untuk
menentukan fokus program dan menyusun kegiatan prioritas dalam
penyelenggaraan KLA dan diharapkan dapat menjadi pertimbangan
dalam perencanaan program dan kegiatan yang tepat sasaran, serta
meningkatkan akurasi dalam pengukuran perkembangan kondisi
pemenuhan hak Anak dan perlindungan khusus Anak.
Sumber data dasar berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), satuan
kerja perangkat daerah, badan, kantor terkait, lembaga layanan, dan
sumber lainnya. Dalam mengumpulkan dan menganalisis data
dasar, Gugus Tugas KLA dapat bekerjasama dengan lembaga
pendidikan atau lembaga riset lainnya.
4. Pelaksanaan KLA
Pelaksanaan KLA didasarkan pada rencana aksi yang tertuang
dalam RAD KLA. Untuk mempercepat pelaksanaan KLA, Gugus
Tugas KLA memobilisasi semua sumber daya, dana, dan sarana,
baik yang ada di pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat,
media massa, dan dunia usaha secara terencana, menyeluruh, dan
berkelanjutan.
Dalam pelaksanaan KLA juga dilakukan pemantauan untuk
mengukur kemajuan pencapaian indikator KLA pada tahun berjalan,
memastikan kesesuaian dengan rencana aksi, serta mengidentifikasi
dan mengantisipasi permasalahan yang timbul dan akan timbul,
agar dapat diambil tindakan sedini mungkin.
5. Evaluasi KLA
Evaluasi KLA dilaksanakan untuk mengetahui capaian
penyelenggaraan KLA dan memberikan rekomendasi bagi perbaikan
penyelenggaraan KLA. Evaluasi KLA dilakukan pada tingkat
kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
Bupati/Walikota melakukan evaluasi penyelenggaraan KLA secara
berkala setiap tahun di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, dan
desa/kelurahan.
Gubernur melakukan evaluasi penyelenggaraan KLA secara berkala
setiap tahun di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di wilayahnya.
Menteri melakukan evaluasi penyelenggaraan KLA di tingkat
nasional secara berkala setiap tahun atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
C. Penetapan Peringkat KLA
Penetapan peringkat KLA dilakukan melalui penilaian pencapaian
indikator KLA di kabupaten/kota. Adapun peringkat KLA terdiri dari: (1)
Pratama, (2) Madya, (3) Nindya, (4) Utama, dan (5) KLA. Dalam
penetapan peringkat KLA, akan diberikan penghargaan kepada
pemerintah daerah yang mencapai salah satu peringkat KLA.
Penetapan peringkat KLA dilakukan dengan mengacu pada Pedoman
yang ditetapkan oleh Menteri.

Di dalam penyelenggaraan KLA, pandangan, suara, pendapat, dan aspirasi


Anak harus diperhatikan dan dipertimbangkan, baik untuk memberikan
masukan mengenai bagaimana tanggapan mereka atas jalannya
pelaksanaan yang dilakukan para pemangku kepentingan, maupun Anak
terlibat dan dilibatkan langsung dalam pelaksanaan program dan kegiatan.
BAB IV
PENUTUP

Dokumen Nasional Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak merupakan


salah satu bagian penting dari Peraturan Presiden tentang Kebijakan
Kabupaten/Kota Layak Anak yang menjadi acuan bagi pemerintah pusat
dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan Kabupaten/Kota Layak
Anak yang perlu disosialisasikan, didesiminasikan, dan dilatihkan kepada
semua pihak yang bekerja untuk dan bersama Anak.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO
LAMPIRAN II
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN...
TENTANG
KEBIJAKAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK

RENCANA AKSI NASIONAL


KEBIJAKAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK

Dalam rangka pencapaian sasaran Kabupaten/Kota Layak Anak


(KLA), diperlukan sinergi kebijakan perencanaan di tingkat nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota. Rencana Aksi Nasional KLA (RAN KLA)
adalah rencana kegiatan yang lebih terperinci sebagai penjabaran dari
Dokumen Nasional Kebijakan KLA. Rencana Aksi disusun untuk
memberikan pedoman bagi pemerintah dan pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan KLA. Ruang lingkup RAN KLA meliputi indikator, rencana
aksi, ukuran, satuan, data dasar, target, instansi penanggung jawab, dan
program/kegiatan. Penyusunan RAN KLA bersumber dari dokumen
perencanaan jangka panjang, jangka menengah, rencana strategi
kementerian/lembaga, dan dokumen perencanaan lainnya.
RAN KLA disusun setiap jangka waktu 5 (lima) tahun. Namun
penyusunan periode pertama RAN KLA ditetapkan untuk jangka waktu 2
tahun (2018-2019), dengan tahun 2017 sebagai baseline (tahun dasar)
karena menyesuaikan dengan dokumen RPJMN 2015-2019. Untuk
menyusun RAN KLA diperlukan koordinasi lintas sektor karena RAN
tersebut juga mengintegrasikan rencana kerja kementerian/lembaga. Di
samping itu, dalam penyusunan RAN KLA perlu mempertimbangkan dan
memperhatikan peran serta masyarakat, media massa, dan dunia usaha,
termasuk pandangan Anak.
RAN KLA mencakup langkah-langkah rinci yang diperlukan untuk
menyelenggarakan KLA, yang diukur melalui 24 (dua puluh empat)
indikator, yaitu: (1) peraturan daerah (Perda) tentang KLA; (2) penguatan
kelembagaan KLA; (3) keterlibatan lembaga masyarakat, media massa, dan
dunia usaha dalam pemenuhan hak Anak dan perlindungan khusus Anak;
(4) kepemilikan kutipan akta kelahiran; (5) ketersediaan fasilitas informasi
layak Anak (ILA); (6) pelembagaan partisipasi Anak; (7) pencegahan
perkawinan Anak; (8) penguatan kapasitas lembaga konsultasi penyedia
layanan pengasuhan Anak bagi orang tua/keluarga; (9) Pengembangan
Anak Usia Dini Holistik dan Integratif (PAUD-HI); (10) standarisasi lembaga
pengasuhan alternatif; (11) ketersediaan infrastruktur ramah Anak di ruang
publik; (12) persalinan di fasilitas kesehatan; (13) status gizi balita; (14)
pemberian makan pada bayi dan Anak (PMBA) usia di bawah 2 tahun; (15)
fasilitas kesehatan dengan pelayanan ramah Anak; (16) rumah tangga
dengan akses air minum dan sanitasi yang layak; (17) ketersediaan
kawasan tanpa rokok (KTR) dan larangan iklan, promosi, dan sponsor (IPS)
rokok; (18) wajib belajar 12 tahun; (19) Sekolah Ramah Anak (SRA); (20)
ketersediaan fasilitas untuk kegiatan budaya, kreativitas, dan rekreatif
yang ramah Anak; (21) pelayanan bagi Anak korban kekerasan dan
penelantaran; dan pelayanan bagi Anak yang dibebaskan dari pekerja Anak
dan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk Anak (BPTA); (22) pelayanan
bagi Anak korban pornografi, NAPZA dan terinfeksi HIV-AIDS; dan
pelayanan bagi Anak korban bencana dan konflik; (23) pelayanan bagi Anak
penyandang disabilitas, kelompok minoritas dan terisolasi; dan pelayanan
bagi Anak dengan perilaku sosial menyimpang; (24) penyelesaian kasus
Anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) melalui diversi (khusus
pelaku); pelayanan bagi Anak korban jaringan terorisme; dan pelayanan
bagi Anak korban stigmatisasi akibat dari pelabelan terkait dengan kondisi
orang tuanya.
Sasaran Kebijakan KLA adalah untuk: (1) terwujudnya KLA di seluruh
Indonesia; dan (2) terwujudnya pemenuhan hak dan perlindungan khusus
bagi Anak Indonesia. Untuk mengukur pencapaian sasaran tersebut,
ditetapkan 2 (dua) indikator utama yaitu: (1) jumlah kabupaten/kota yang
menyelenggarakan KLA; dan (2) jumlah kabupaten/kota yang memperoleh
peringkat KLA.
Data dasar tahun 2017 menunjukkan sebanyak 340 kabupaten/kota
telah menyelenggarakan KLA. Berdasarkan data dasar tersebut, maka
ditetapkan target peningkatan menjadi 380 kabupaten/kota pada tahun
2018; 420 kabupaten/kota pada tahun 2019; dan 514 kabupaten/kota
pada tahun 2024.
Guna mengukur keberlanjutan penyelenggaraan KLA, penilaian dan
pemberian penghargaan peringkat KLA dilaksanakan secara rutin untuk
memberikan motivasi bagi daerah dalam mewujudkan daerah yang layak
Anak dan bertanggung jawab dalam memenuhi hak Anak dan melindungi
mereka dari kekerasan dan eksploitasi. Data dasar tahun 2017
menunjukkan bahwa sebanyak 126 kabupaten/kota memperoleh peringkat
KLA. Berdasarkan data tersebut, maka ditetapkan target peningkatan
sebanyak 160 kabupaten/kota pada tahun 2018, 190 kabupaten/kota pada
tahun 2019, dan 390 kabupaten/kota pada tahun 2024.
24

MATRIKS RENCANA AKSI NASIONAL KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
I. KELEMBAGAAN
1 Peraturan Daerah (Perda) Fasilitasi penyusunan Jumlah daerah yang memiliki prov - 1 10 KPPPA Program
KLA Perda KLA Perda KLA kab/kota 14 20 30 Perlindungan Anak
2 Penguatan Kelembagaan Fasilitasi penguatan Jumlah GT-KLA aktif pusat 1 1 1 KPPPA Program
KLA kapasitas Gugus Tugas prov 10 15 20 Perlindungan Anak
(GT) KLA kab/kota 126 160 190
Penyusunan Rencana Jumlah daerah yang memiliki prov - 10 15 KPPPA Program
Aksi Daerah (RAD) RAD KLA yang teringtegrasi kab/kota 63 75 90 Perlindungan Anak
KLA dengan dokumen perencanaan
Asistensi dan supervisi pembangunan daerah Kementerian Program Bina
dalam Penyelenggaraan (RPJMD/RKPD/Renstra Dalam Negeri Pembangunan Daerah
Urusan PPPA yang SKPD/Renja SKPD)
diserahkan ke daerah Sinkronisasi Urusan
Fasilitasi daerah dalam Pemerintahan Daerah
penyusunan dokumen IV
perencanaan
pembangunan daerah
(RPJMD/RKPD/Renstra
SKPD/Renja SKPD)
Bidang PPPA
Penyusunan Rencana Kementerian Program Perencanaan
Kerja Pemerintah (RKP) PPN/Bappenas Pembangunan
Bidang Perlindungan Nasional
Anak
Bidang Keluarga,
Perempuan, Anak,
Pemuda dan
Olahraga
Fasilitasi pembaharuan Jumlah daerah yang memiliki pusat 1 1 1 KPPPA Program
Profil KLA Profil KLA dan diperbaharui prov 10 15 20 Perlindungan Anak
secara berkala kab/kota 126 150 180
Fasilitasi pembentukan Jumlah Fasilitator KLA pusat 1 1 1
dan penguatan Fasilitator prov 3 3 10
25

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
KLA kab/kota - - 10
Penyusunan materi KIE Jumlah materi KIE KLA paket 1 3 3
KLA
Fasilitasi pembentukan Jumlah PROVILA prov 10 10 15 Kemendagri
dan penguatan provinsi KPPPA
layak Anak (PROVILA)
Fasilitasi pembentukan Jumlah KELANA kecamatan 40 40 60
dan penguatan
Kecamatan Layak Anak
(KELANA)
Fasilitasi pembentukan Jumlah DEKELA desa/kelh 80 90 120 KPDTT
dan penguatan KPPPA
Desa/Keluarahan Layak
Anak (DEKELA)
Fasilitasi pembentukan Jumlah daerah yang memiliki kab/kota 68 90 136
dan penguatan kelompok PATBM aktif
Perlindungan Anak
Terpadu Berbasis
Masyarakat (PATBM)
3 Keterlibatan Lembaga Fasilitasi pembentukan Jumlah JLMPA aktif pusat 1 1 1 KPPPA Program
Masyarakat (LM), Media dan peningkatan peran prov - 5 10 Perlindungan Anak
Massa (MM), dan Dunia Jaringan LM Peduli kab/kota - 15 18
Usaha (DU) dalam Anak (JLMPA)
Pemenuhan Hak Anak Fasilitasi penguatan Jumlah SDM organisasi SDM 470 1.500 990 Program Partisipasi
dan Perlindungan Khusus pelembagaan PUHA bagi keagamaan yang mendapat Masyarakat
Anak organisasi keagamaan penguatan pelembagaan PUHA
Fasilitasi penguatan Jumlah SDM akademisi dan SDM 550 550 400 Partisipasi Organisasi
pelembagaan PUHA bagi lembaga riset yang mendapat dokumen - 1 - Kemasyarakatan dan
akademisi dan lembaga penguatan pelembagaan Organisasi
riset PUHA Keagamaan
Fasilitasi pembentukan Jumlah JMPA aktif pusat 1 1 1 KPPPA Program
dan penguatan kapasitas prov - 2 5 Perlindungan Anak
Jaringan Media Peduli kab/kota - 5 10
Anak (JMPA) Pusat dan
Daerah
Fasilitasi penguatan Jumlah Lembaga media cetak lembaga - 20 10 Program Partisipasi
26

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
pelembagaan PUHA bagi yang mendapat penguatan Masyarakat
media cetak pelembagaan PUHA
Partisipasi Lembaga
Media
Fasilitasi pembentukan Jumlah APSAI aktif pusat 1 1 1 KPPPA Program
Asosiasi Perusahaan prov - 2 5 Perlindungan Anak
Sahabat Anak (APSAI) kab/kota - 5 10
pusat dan daerah perusahaan 24 27 30
Fasilitasi penguatan Jumlah forum Lembaga profesi lembaga 1 13 20 Program Partisipasi
pelembagaan PUHA bagi yang dibentuk dan difasilitasi Masyarakat
forum lembaga profesi untuk sinergi PPPA
Partisipasi Lembaga
Profesi dan Dunia
Usaha
II. KLASTER HAK SIPIL DAN KEBEBASAN
4 Anak yang memiliki Pelayanan Akta Persentase Anak yang % 85 90 92 Kementerian Program Penataan
Kutipan Akta Kelahiran Kelahiran mendapatkan Kutipan Akta Dalam Negeri Administrasi
Kelahiran Kependudukan

Pelayanan Kartu Identitas Jumlah kab/kota yang kab/kota 100 258 514 Pembinaan
Anak (KIA) menerapkan KIA Administrasi
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
Sosialisasi hak Anak Jumlah kab/kota yang kab/kota 17 20 20 KPPPA Program
untuk memperoleh Akta tersosialisasikan hak Anak Perlindungan Anak
Kelahiran secara gratis untuk memperoleh Akta
Kelahiran secara gratis Pemenuhan Hak
Pemberian penghargaan Jumlah kab/kota yang kab/kota 60 80 100 Sipil, Informasi dan
untuk daerah yang mendapatkan penghargaan atas Partisipasi Anak
melakukan upaya pemenuhan hak sipil Anak
pemenuhan hak sipil
Anak
5 Ketersediaan Fasilitas Penyelenggaraan sistem Jumlah situs internet bermuatan situs 14.795 30.000 50.000 Kementerian Program
Informasi Layak Anak elektronik yang aman, negatif yang ditangani Komunikasi dan Pengembangan
(ILA) handal, dan Informatika Aplikasi Informatika
bertanggungjawab
Pembinaan dan
27

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pengembangan
Sistem Keamanan
Informasi
Penyediaan konten Jumlah dokumen database dokumen 2.280 1.140 1.140 Kementerian Program
informasi publik yang informasi publik sektoral, Komunikasi dan Pengembangan
beragam dan berkualitas videografis dan infografis Informatika Informasi dan
yang bersifat mendidik, informasi public Komunikasi Publik
mencerahkan dan
memberdayakan Pengelolaan dan
masyarakat dan Penyediaan Informasi
disebarkan sesuai target
khalayak
Fasilitasi pemenuhan hak Jumlah daerah yang prov 9 10 10 KPPPA Program
Anak atas ILA tersosialisasikan hak Anak tas kab/kota - - - Perlindungan Anak
ILA
Pemenuhan Hak
Jumlah Pusat Informasi prov - - - Sipil, Informasi dan
Sahabat Anak (PISA) yang kab/kota 14 20 20 Partisipasi Anak
dapat diakses oleh semua Anak
dan gratis
Jumlah daerah yang memiliki prov 7 7 7
akses Telepon Sahabat Anak kab/kota - - -
(TeSA) 129
Persentase program siaran % 20 25 30 KPI Program Siaran
ramah Anak di media Ramah Anak
Persentase program literasi % 40 50 60 KPI Program Literasi
media yang ramah Anak Media kepada
Masyarakat
Jumlah SDM lembaga SDM 300 570 820 KPI Program Peningkatan
penyiaran terlatih P3SPS Kualitas SDM Media
(Pedoman Perilaku Penyiaran Penyiaran
dan Standar Program Siaran)
Jumlah perpustakaan yang unit 900 990 1089 Perpustakaan Program
dikembangkan dan dibina Nasional Pengembangan
28

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Jumlah kegiatan pembudayaan kegiatan 100 100 100 Perpustakaan
kegemaran membaca
Pengembangan
Perpustakaan dan
Pembudayaan Gemar
Membaca
6 Pelembagaan Partisipasi Fasilitasi pembentukan Jumlah daerah yang memiliki prov 34 34 34 KPPPA Program
Anak dan penguatan kapasitas FA aktif kab/kota 350 418 470 Perlindungan Anak
Forum Anak (FA) kecamatan 600 840 900
desa/kelh 900 1.000 1.100 Pemenuhan Hak
Pelatihan bagi FA Jumlah daerah yang memiliki prov 34 10 10 Sipil, Informasi dan
sebagai 2P FA 2P kab/kota - 10 10 Partisipasi Anak
Pelatihan bagi FA Jumlah daerah yang memiliki prov - 10 10
sebagai 2P dalam FA 2P Perubahan Iklim kab/kota - 10 10
Perubahan Iklim
Pelatihan bagi FA Jumlah daerah yang memiliki prov - 10 10
sebagai 2P dalam Media FA 2P Media kab/kota - 10 10
Penghargaan TMPI Jumlah TMPI orang 12 12 12
Fasilitasi penguatan Jumlah daerah prov 4 9 14
kapasitas Fasilitator yang memiliki Fasilitator Anak kab/kota 9 19 29
Anak terlatih
Fasilitasi peningkatan Jumlah daerah yang prov 34 - -
kapasitas FA dalam menerapkan Partisipasi Anak kab/kota 2 3 10
pelaksanaan hak dalam Perencanaan
kebebasan Pembangunan (PAPP)
III. KLASTER LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGASUHAN ALTERNATIF
7 Pencegahan Perkawinan Pendataan Persentase perkawinan Anak % 2,03 2,01 2 BPS Program
Anak Perkawinan Anak (Anak yang berstatus kawin (BPS, 2017) Perlindungan Anak
dan pernah kawin usia 0-17
tahun) Pemenuhan Hak
Persentase perempuan umur 20 % 11,54 11 9 Anak Atas
(dua puluh) -24 (dua puluh (BPS, 2017) Pengasuhan dan
empat) tahun yang berstatus Lingkungan Ramah
kawin atau berstatus hidup Anak
bersama sebelum berusia 18 BKKBN Program
(delapan belas) tahun (konsep Kependudukan, KB
29

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
SDGs) dan Pembangunan
Persentase remaja perempuan % 9,5 9,10 9,00 Keluarga
15 (lima belas) -19 (sembilan (SDKI,
belas) tahun yang menjadi ibu 2012) Pembinaan
dan/atau sedang hamil Anak Ketahanan Keluarga
pertama
Indeks Pengetahuan Kesehatan % 48,4 (Survei 51 52
Reproduksi Remaja (KRR) RPJMN
melalui Generasi Berencana 2014)
(Genre)
Jumlah dispensasi perkawinan kasus 11.085 ~ ~ KPPPA/Pengadilan Program Perlindungan
usia Anak (2016) Tinggi Anak

Pelatihan Pencegahan Jumlah daerah yang dilatih prov 7 11 15 KPPPA Program


Perkawinan Anak Pencegahan Perkawinan Anak kab/kota 14 22 30 Perlindungan Anak
Kampanye Pencegahan prov 7 11 15
Perkawinan Anak kab/kota 14 22 30 Pemenuhan Hak
Pelatihan bagi FA Jumlah daerah yang memiliki prov 7 11 15 Anak Atas
sebagai 2P (Pelopor dan FA 2P Pencegahan Perkawinan kab/kota 7 22 30 Pengasuhan dan
Pelapor) dalam Anak Lingkungan Ramah
Pencegahan Perkawinan Anak
Anak
Pelatihan bagi Jumlah daerah yang memiliki prov ~ 4 8
PUSPAGA sebagai 2P PUSPAGA 2P Pencegahan kab/kota ~ 36 72
dalam Pencegahan Perkawinan Anak
Perkawinan Anak
8 Penguatan Kapasitas Fasilitasi pembentukan Jumlah daerah yang memiliki prov ~ ~ ~ KPPPA Program
Lembaga Konsultasi Pusat Pembelajaran PUSPAGA sesuai standar kab/kota ~ ~ ~ Perlindungan Anak
Penyedia Layanan Keluarga (PUSPAGA) PUSPAGA 40 70 100
Pengasuhan Anak bagi Jumlah keluarga yang terlayani keluarga 20.000 35.000 50.000 Pemenuhan Hak
Orang Tua/Keluarga dalam PUSPAGA Anak Atas
Jumlah daerah yang memiliki prov ~ 3 5 Pengasuhan dan
PUSPAGA 2P Pengasuhan kab/kota ~ 6 10 Lingkungan Ramah
Anak Berbasis Hak Anak Anak
Jumlah daerah yang dilatih prov 8 9 10
Pengasuhan Anak Berbasis Hak kab/kota 40 45 50
Anak
30

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Fasilitasi pembinaan Persentase keluarga yang % 45,2 65,50 70,50 BKKBN Program
keluarga dan Anak mempunyai Anak yang (Survei Kependudukan, KB,
memahami dan melaksanakan RPJMN dan Pembangunan
pengasuhan
i. dan pembinaan 2014) Keluarga
tumbuh kembang dan Anak
Pembinaan Keluarga
Balita dan Anak
Fasilitasi pembentukan Jumlah PPKS yang dibentuk PPKS 686 750 900 BKKBN Program
dan pelayanan keluarga dan memberikan pelayanan Kependudukan
dan anggota keluarga di Keluarga Berencana
Pusat Pelayanan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera Keluarga
(PPKS)
Pendidikan Keluarga Satuan Pendidikan satuan 48.907 32.090 36.157 Kementerian Program Pendidikan
pada Satuan Pendidikan menyelenggarakan Pendidikan pendidikan Pendidikan dan Anak Usia Dini dan
dan Kelompok Keluarga dan Penguatan Kebudayaan Pendidikan
Masyarakat dalam rangka Pendidikan Karakter Masyarakat
Menumbuhkan Karakter
dan Budaya Prestasi Lembaga menyelenggarakan lembaga 1.836 22.521 33.859 Penyediaan Layanan
Pendidikan Keluarga untuk Pendidikan Keluarga
intervensi permasalahan sosial
tertentu
9 Pengembangan Anak Pengembangan dan Jumlah lembaga/satuan lembaga/ 64.224 75.820 87.417 Kementerian Program Pendidikan
Usia Dini Holistik dan penguatan PAUD-HI pendidikan yang satuan Pendidikan dan Anak Usia Dini, Non
Integratif (PAUD HI) mengadakan pendidikan pendidikan Kebudayaan Formal, dan Informal
keayahbundaan
Persentase Angka Partisipasi % 74,28 75,1 78,7 Penyediaan Layanan
Kasar (APK) PAUD usia 3 Pendidikan Usia Dini
(tiga) -6 (enam) tahun
Jumlah lembaga PAUD lembaga 23.444 40.126 42.926
Lembaga Penyelenggara PAUD lembaga 23 30 400
Pembina dan di Daerah 3T
yang memperoleh bantuan
Persentase kab/kota yang % 20 % 50 % 70 %
memiliki Lebaga PAUD
Pembina yang
31

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
menyelenggarakan PAUD HI
Jumlah daerah yang kab/kota 55 100 200
menuntaskan PAUD Minimal
1(satu) Tahun Pra-Sekolah
Dasar
Jumlah Anak Usia Dini yang orang 7.500 6.500 6.500
memperoleh pengasuhan dan
perlindungan
Jumlah daerah yang memiliki kab/kota 55 29 29
PAUD yang melaksanakan
pembelajaran berkualitas
Jumlah lembaga PAUD yang lembaga 90.211 93.211 98.214
melaksanakan Kurikulum 2013
PAUD
Peningkatan Kompetensi Terlatihnya guru PAUD lembaga 110 336 ~ Dit. Pembinaan GTK
Guru PAUD kab/kota 65 209 PAUD dan Dikmas
orang 4.400 26.800
Pengembangan kegiatan Pesentase kab/kota yang % 100% 100% 100% BKKBN Program
BKB HI mengembangkan kegiatan BKB Kependudukan
HI Keluarga Berencana
dan Pembangunan
Keluarga
Persentase Keluarga dan Anak % 45,2% 65,5% 70,5%
aktif ikut BKB Pembinaan
KeluargaBalita dan
Anak
10 Standarisasi Lembaga Pelaksanaan Standar Jumlah LKSA yang lembaga 6.033 1.500 1.500 Kementerian Program Rehabilitasi
Pengasuhan Alternatif Nasional Pengasuhan terakreditasi Sosial Sosial
Anak (SNPA) di
Lembaga Kesejahteraan Rehabilitasi Sosial
Sosial Anak (LKSA) Anak
Pelaksanaan SNPA di Jumlah TAS yang terakreditasi lembaga 128 5 25
Taman Anak Sejahtera
(TAS)
Pelaksanaan kegiatan Jumlah LKSA yang telah lembaga 6.161 1.254 2.000
Temu Penguatan dikembangkan dan
32

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Kapasitas Anak dan melaksanakan TEPAK
Keluarga (TEPAK) di
LKSA
11 Ketersediaan Fasilitasi penyediaan Jumlah daerah yang memiliki RBRA 17 45 90 KPPPA Program
Infrastruktur Ramah infrastruktur ramah Anak Ruang Bermain Ramah Anak Perlindungan Anak
Anak di Ruang Publik (RBRA) sesuai standar
Jumlah Model RBRA RBRA 1 2 1 Pemenuhan Hak
Jumlah sekolah yang difasilitasi sekolah/ 174.182 200 300 Anak Atas
pengembangan Rute Aman madrasah Pengasuhan dan
Selamat ke/dari Sekolah Lingkungan Ramah
(RASS) Anak
Kampanye Tertib Aman dan prov 3 3 3
Selamat di Jalan kab/kota 9 9 15
Jumlah daerah yang memiliki prov 3 3 3
FA 2P Tertib Aman dan kab/kota 9 9 15
Selamat di Jalan
Pembangunan RASS Jumlah lokasi yang terbangun lokasi 50 2 1 Kementerian Program Pengelolaan
RASS Perhubungan dan Penyelenggaraan
Pembangunan Zona Jumlah sekolah yang terbangun sekolah 76 4 7 Transportasi Darat
Aman Selamat Sekolah ZoSS Pembinaan dan
(ZoSS) Pengembangan
Keselamatan
Fasilitasi penyediaan Jumlah lokasi yang memiliki lokasi 0 4 4 Kepolisian Peningkatan Sarana
infrastruktur ramah Anak layanan Ruang Pelayanan Negara Republik dan Prasarana
Khusus (RPK) Kepolisian Indonesia Aparatur Polri
sesuai Standar Pelayanan
Minimal (pilot project) Pengembangan
Fasilitas dan
Konstruksi Polri
IV. KLASTER KESEHATAN DASAR DAN KESEJAHTERAAN
12 Persalinan di Fasilitas Peningkatan kesehatan Persentase ibu bersalin di % 79 82 85 Kementerian Program Kesehatan
Kesehatan ibu dan Anak fasilitas pelayanan kesehatan Kesehatan Masyarakat
(PF)
Persentase kunjungan neonatal % 81 85 90 Program Pembinaan
pertama (KN1) Kesehatan Keluarga
33

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
13 Status Gizi Balita Perbaikan gizi Anak Persentase balita kurus yang % 80 85 90 Kementerian Program Pembinaan
mendapat makanan tambahan Kesehatan Perbaikan Gizi
Masyarakat
Pelatihan bagi Forum Jumlah daerah yang memiliki prov 3 5 6 KPPPA Program
Anak sebagai 2P dalam Forum Anak 2P Gizi kab/kota 10 20 30 Perlindungan Anak
Gizi
Pelatihan bagi Jumlah daerah yang memiliki prov 3 5 6 Pemenuhan Hak
PUSPAGA dalam 2P PUSPAGA 2P Gizi kab/kota 10 20 30 Anak atas Kesehatan
Gizi dan Kesejahteraan
14 Pemberian Makan pada Peningkatan gizi Anak di Persentase bayi usia kurang % 38 47 50 Kementerian Program Pembinaan
Bayi dan Anak (PMBA) bawah usia 2 (dua) tahun dari 6 (enam) bulan yang Kesehatan Perbaikan Gizi
Usia di Bawah 2 (dua) mendapat ASI eksklusif Masyarakat
Tahun Persentase bayi baru lahir % 35 47 50
mendapat Inisiasi Menyusu
Dini (IMD)
Fasilitasi peningkatan Jumlah daerah yang difasilitasi prov 20 30 34 KPPPA Program
ASI Eksklusif dan gizi Ruang ASI di ruang publik Perlindungan Anak
Anak (terminal, pelabuhan, dan pasar
tradisional) Pemenuhan Hak
Jumlah daerah yang difasilitasi kab/kota ~ 4 10 Anak atas Kesehatan
dalam penanganan stunting dan Kesejahteraan
melalui Kampung Anak
Sejahtera (KAS)
15 Fasilitas Kesehatan Fasilitasi pelayanan Jumlah kecamatan yang kecamatan 2.800 4.900 5.600 Kementerian Program Pembinaan
dengan Pelayanan Ramah ramah anak di fasilitas memiliki minimal 1 (satu) Kesehatan Upaya Kesehatan
Anak kesehatan Puskesmas yang tersertifikasi
akreditasi
Jumlah daerah yang memiliki kab/kota 287 434 481
minimal 1 (satu) RSUD yang
tersertifikasi akreditasi nasional
Pelayanan kesehatan Persentase Anak usia 0 (nol) % 92 92,5 93 Program Surveilans
anak sampai 11 (sebelas) bulan yang dan Karantina
mendapat imunisasi dasar Kesehatan
lengkap
34

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Persentase Puskesmas yang % 50 55 60 Program Pembinaan
melaksanakan penjaringan Kesehatan Keluarga
kesehatan untuk peserta didik
kelas 7 (tujuh) dan 10 (sepuluh)
Fasilitasi Pelayanan Jumlah Puskesmas dengan Puskesmas 719 1000 1200 KPPPA Program
Ramah Anak di Pelayanan Ramah Anak Perlindungan Anak
Puskesmas Jumlah kab/kota yang kab/kota 112 130 160
menerapkan Pelayanan Ramah Pemenuhan Hak
Anak di Puskesmas Anak atas Kesehatan
Pelatihan Konvensi Hak Jumlah tenaga kesehatan orang 900 1.700 2.600 dan Kesejahteraan
Anak (KHA) bagi tenaga (Puskesmas) terlatih KHA
kesehatan
Pelatihan bagi Jumlah daerah yang memiliki kab/kota 10 20 30
PUSPAGA sebagai 2P PUSPAGA 2P Pemenuhan Hak
dalam pemenuhan hak Anak atas Kesehatan dan
Anak atas kesehatan dan Kesejahteraan
kesejahteraan
16 Rumah Tangga dengan Fasilitasi peningkatan Persentase sarana air minum % 40 45 50 Kementerian Program Kesehatan
Akses Air Minum dan kualitas air minum yang dilakukan pengawasan Kesehatan lingkungan
Sanitasi yang Layak Persentase tempat-tempat % 54 56 58
umum yang memenuhi syarat
kesehatan
Jumlah kumulatif kab/kota kab/kota 336 386 386
yang mengadakan tatanan
kawasan sehat
Promosi kesehatan Persentase kab/kota yang % 60 70 80 Program Promosi
memilki kebijakan Perilaku Kesehatan dan
Hidup Bersih dan Sehat Pemberdayaan
(PHBS) Masyarakat
Fasilitasi peningkatan Jumlah sambungan rumah (SR) SR 252.560 252.560 252.560 Kementerian Program Pengaturan,
kualitas air minum yang terlayani air minum di Pekerjaan Umum Pembinaan
kawasan regional dan Perumahaan Pengawasan
Jumlah SR yang terlayani air SR 3.015.840 3.148.240 4.427.280 Rakyat Pengembangan,
minum di perkotaan Sumber Pembiayaan
Jumlah SR yang terlayani air SR 2.253.760 2.355. 520 2.299. 440 dan Pola Investasi
minum melalui penyediaan air dan Pengadaan Serta
35

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
minum berbasis masyarakat Pengembangan
Jumlah SR yang terlayani air SR 227.520 243.280 322.880 Sistem Penyediaan
minum di kawasan khusus Air Minum (SPAM)
Pembangunan 66.200 Jumlah SR yang terlayani air SR 15.990 15.990 21.027
(enam puluh enam ribu minum di kawasan nelayan
dua ratus) Sambungan
Rumah (SR) SPAM di
Kawasan Nelayan
Pembangunan Instalasi Jumlah terbangunnya IPAL kab/kota 9 9 9
Pengolahan Air Limbah terpusat skala kota
(IPAL) terpusat skala Jumlah terbangunnya IPAL kawasan 556 150 144
kota dan skala kawasan terpusat skala kawasan
di 2.749 (dua ribu tujuh
ratus empat puluh
sembilan) Kawasan
Peningkatan cakupan Persentase peningkatan % 72,04% 94% 100% Kementerian Program Pembinaan
pelayanan akses air cakupan pelayanan akses air (2017) Pekerjaan Umum dan Pengembangan
minum minum dan Perumahaan Infrastruktur
Peningkatan cakupan Persentase peningkatan % 76,91% 92% 100% Rakyat Permukiman
pelayanan akses sanitasi cakupan pelayanan akses (2017)
sanitasi
Pelatihan bagi Forum Jumlah daerah yang memiliki Forum 600 1.300 2.800 KPPPA Program
Anak sebagai 2P Sanitasi Forum Anak 2P Sanitasi Anak Perlindungan Anak
prov ~ ~ ~
kab/kota ~ ~ ~ Pemenuhan Hak
Pelatihan bagi Jumlah daerah yang memiliki PUSPAGA ~ ~ ~ Anak atas Kesehatan
PUSPAGA sebagai 2P PUSPAGA 2P Sanitasi prov ~ 4 ~ dan Kesejahteraan
Sanitasi kab/kota ~ 37 ~
17 Ketersediaan Kawasan Penyediaan KTR dan Persentase kab/kota yang kab/kota 30 40 50 Kementerian Program Pencegahan
Tanpa Rokok (KTR) Larangan IPS Rokok melaksanakan kebijakan Kesehatan dan Pengendalian
serta Larangan Iklan, Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Penyakit Tidak
Promosi dan Sponsor dan pelarangan IPS rokok Menular Langsung
(IPS) Rokok minimal 50% (lima puluh
persen)
Pelatihan bagi Forum Jumlah daerah yang memiliki Forum 600 700 1.500 KPPPA Program
Anak sebagai 2P FA 2P Hebat Tanpa Rokok Anak ~ ~ ~ Perlindungan Anak
36

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Dampak Rokok bagi prov ~ ~ ~
Tumbuh Kembang Anak kab/kota Pemenuhan Hak
Anak atas Kesehatan
dan Kesejahteraan
V. KLASTER PENDIDIKAN, PEMANFAATAN WAKTU LUANG, DAN KEGIATAN BUDAYA
18 Wajib Belajar 12 (dua Peningkatan partisipasi APK SD/SLDP/Paket A % 92,04 99,92 100,55 Kementerian Program Pendidikan
belas) Tahun Anak atas hak APK SMP/SMPLB/Paket B % 77,02 83,61 83,77 Pendidikan dan Dasar
Pendidikan APK SMA/SMK/ Paket C % 75,81 80,51 82,18 Kebudayaan Program Pendidikan
Menengah
Perluasan dan Satuan pendidikan Sanggar lembaga 10 25 25 Kementerian Program PAUD
pemerataan akses Kegiatan Belajar memperoleh Pendidikan dan Dikmas
pendidikan keaksaraan revitalisasi kelembagaan Kebudayaan
dan kesetaraan yang Jumlah satuan pendidikan lembaga 80 100 120 Penyediaan Layanan
berwawasan gender dan Sanggar Kegiatan Belajar Pendidikan
pendidikan untuk memperoleh bantuan sarana Keaksaraan dan
pembangunan pembelajaran Kesetaraan
berkelanjutan (ESD) dan
kewarganegaraan global
Peningkatan partisipasi APK RA % ~ ~ 8,97 Kementerian Program Pendidikan
Anak atas hak Ruang kelas RA yang dibangun ruang ~ ~ 50 Agama Islam
Pendidikan Jumlah siswa RA yang siswa ~ ~ 1.331.207
menerima bantuan Biaya Peningkatan Akses,
Operasional Pendidikan (BOP) Mutu, dan Relevansi
Madrasah
19 Sekolah Ramah Anak Fasilitasi pelaksanaan Jumlah SRA yang ditetapkan SRA 1.959 1.609 1.630 KPPPA Program
(SRA) Kebijakan SRA di setiap melalui SK Kepala Daerah Perlindungan Anak
jenjang pendidikan
Jumlah daerah yang difasilitasi prov 8 14 14 Pemenuhan Hak
dalam pemenuhan hak Anak kab/kota 23 25 25 Anak Atas
atas pendidikan Pendidikan,
Jumlah daerah yang difasilitasi prov 8 14 14 Kreativitas, dan
dalam pengembangan SRA kab/kota 31 39 39 Budaya
Jumlah Model SRA Model SRA 116 47 ~
Koordinasi Sekretariat Bersama kegiatan 2 2 3
SRA
Pelatihan Konvensi Hak Anak wilayah - - 3
37

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
bagi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Monitoring dan Evaluasi SRA kegiatan 3 4 4
Jumlah satuan pendidikan yang SD 1.613 5.712 6.272 Kementerian Program Perlindungan
difasilitasi menuju SRA SMP 638 2.180 2.380 Pendidikan dan Anak
SMA/SMK 322 622 1.242 Kebudayaan/KPPP
A
MI 51 319 629 Kementerian Program Perlindungan
MTs 84 286 311 Agama/KPPPA Anak
MA 53 156 171
Program Gizi Anak Terdapat perbaikan gizi Anak siswa 100.000 100.000 52.500 Kementerian Dit. Pembinaan SD
Sekolah (PROGAS) sekolah dasar di 64 (enam SD 563 632 - Pendidikan dan
puluh empat) daerah stanting kab/kota 11 64 - Kebudayaan
untuk 100.136 (seratus ribu prov 5 - -
seratus tiga puluh enam) siswa
Pembangunan Sanitasi Tersedianya sanitasi sekolah SD 315 165 ~
dasar yang berkualitas
Pembangunan Kantin Tersedianya kantin sekolah SD 315 165 ~
Sehat yang sehat Dit. Pembinaan SD
Bimtek Program Usaha Tersosialisasikannya Program SD ~ 220 550 Dit. Pembinaan SMP
Kesehatan Sekolah UKS kepada Dinas Pendidikan SMP ~ 270 270 Dit. Pembinaan SMA
(UKS) SMA ~ 285 ~ Dit. Pembinaan SMK
SMK ~ ~ 1069
Bantuan Pembiasaan Terbentuknya pembiasaan Anak 3.000 -
Hidup Sehat dan hidup sehat dan mengkonsumsi PAUD 100 460
Makanan Sehat makanan sehat untuk Anak usia Kab/kota 15
dini
20. Ketersediaan Fasilitas Fasilitasi pemuda kader Jumlah pemuda kader yang orang 90 14.000 14.000 Kementerian Program
untuk Kegiatan Budaya, difasilitasi dalam peningkatan Pemuda dan Kepemudaan dan
Kreativitas, dan Rekreatif keterampilan kreativitas seni, Olahraga Keolahrgaan
yang Ramah Anak budaya, dan ekonomi kreatif
Pengembangan
Kreativitas Pemuda
Fasilitasi penyediaan Jumlah daerah yang memiliki kab/kota 20 20 25 KPPPA Program
fasilitas dan kegiatan minimal 1 (satu) Pusat Perlindungan Anak
budaya, kreativitas, dan Kreativitas Anak (PKA)
38

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
rekreasi Anak Jumlah daerah yg diadvokasi kab/kota ~ ~ 25 Pemenuhan Hak
untuk pembentukan dan Anak Atas
pengembangan PKA Pendidikan,
Kreativitas, dan
Jumlah daerah yang memiliki kab/kota 20 20 25
Budaya
fasilitas dan kegiatan budaya
yang ramah Anak
Jumlah daerah yang memiliki kab/kota 20 20 25
fasilitas dan kegiatan kreativitas
yang ramah Anak
Jumlah daerah yang memiliki kab/kota 20 20 25
fasilitas dan kegiatan rekreatif
yang ramah Anak
Festival kegiatan-kegiatan kegiatan 1 3 1
budaya/kreativitas/rekreatif
yang ramah Anak
VI. KLASTER PERLINDUNGAN KHUSUS
21 a. Pelayananan bagi Fasilitasi pencegahan dan Prevalensi kekerasan terhadap % 6 ~ KPPPA Program
Anak Korban penanganan Anak korban Anak (2013) Perlindungan Anak
Kekerasan dan kekerasan dan Jumlah desa/kelurahan PATBM kab/kota 18 30 40
Penelantaran penelantaram tanpa kekerasan Perlindungan Anak
Jumlah daerah yang dilatih prov 6 10 12 dari Kekerasan
tentang disiplin positif kab/kota 6 10 12
Jumlah forum koordinasi forum 1 2 2
pelaksanaan kebijakan
Perlindungan Anak dari
kekerasan dan penelantaran
Pelatihan bagi Forum Jumlah daerah yang memiliki pusat 1 1 1
Anak sebagai 2P dalam forum Anak sebagai 2P dalam prov 2 4 6
Mencegah Kekerasan mencegah KTA kab/kota 6 10 12
Pelatihan bagi lembaga Jumlah lembaga layanan lembaga 5 8 10
layanan penanganan penanganan Anak korban
Anak korban kekerasan kekerasan yang terlatih
Sosialisasi pembebasan Jumlah daerah yang kab/kota 16 16 18 Kementerian Pengembangan
anak dari eksploitasi tersosialisasi Sadar Wisata dan Pariwisata Industri dan
seksual di destinasi Sapta Pesona di Destinasi Kelembagaan
wisata Wisata di 6 (enam) Destinasi
39

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pariwisata Prioritas
b. Anak yang Pencegahan dan Jumlah pekerja Anak yang anak 17.000 17.500 18.000 Kementerian Program
Dibebaskan dari penanganan pekerja ditarik dari BPTA Ketenagakerjaan Perlindungan Tenaga
Pekerja Anak (PA) Anak Jumlah perusahaan yang perusahaan 300 330 360 Kerja dan
dan Bentuk-bentuk menerapkan norma Pengembangan
Pekerjaan Terburuk perlindungan pekerja Anak Sistem Pengawasan
untuk Anak (BPTA) Pencanangan Zona Bebas Jumlah kawasan industri di kab/kota 5 5 10 Ketenagakerjaan
Pekerja Anak di kab/kota yang mencanangkan
kawasan-kawasan Zona Bebas Pekerja Anak Pengawasan Norma
industri Kerja Perempuan dan
Pengintegrasian isu Jumlah kab/kota yang kab/kota 10 5 10 Anak
pekerja Anak mengintegrasikan isu pekerja
anak ke dalam Indikator
Kinerja Utama (IKU) Pemda
22 a. Pelayanan bagi Fasilitasi pelayanan bagi Jumlah Anak penyalahgunaan orang 210 210 210 Kementerian Program Rehabilitasi
Anak Korban Anak korban Napza yang mendapatan Sosial Sosial Anak
Pornografi, NAPZA, penyalahgunaan NAPZA rehabilitasi sosial di dalam
dan Terinfeksi panti sesuai standar pelayanan Rehabilitasi Sosial
HIV/AIDS Jumlah Anak penyalahgunaan orang 2.263 3.291 3.805 Korban
Napza yang mendapatkan Penyalahgunaan
rehabilitasi sosial di luar panti Napza
sesuai standar pelayanan
Jumlah Anak penyalahguna orang 1.501 850 850 BNN Program Pencegahan
dan/atau pecandu Narkoba dan Pemberantasan
yang mendapat layanan Penyalahgunaan dan
rehabilitasi medis dan/atau Peredaran Gelap
sosial di lembaga rehabilitasi Narkoba (P4GN)
milik BNN dan instansi
pemerintah yang didukung dan
memenuhi standar pelayanan
40

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Jumlah penyalahguna/ pecandu orang 0 200 200
narkoba yang mendapat
layanan rehabilitasi medis
dan/atau sosial di lembaga
rehabilitasi komponen
masyarakat yang didukung
oleh BNN yang memenuhi
standar pelayanan.
Jumlah penyalahguna dan/atau orang 141 162 90
pecandu narkoba yang
mendapat layanan
pascarehabilitasi BNN yang
memenuhi standar pelayanan
Fasilitasi Pencegahan Jumlah SDM terlatih orang ~ 400 400 KPPPA Program
Pornografi pencegahan pornografi melalui Perlindungan Anak
parenting di era digital
Jumlah guru, murid, dan orang orang ~ 400 450 Perlindungan Anak
tua terlatih cerdas berinternet Dalam Situasi
Jumlah desa percontohan bebas desa ~ 3 4 Darurat dan
pornografi Pornografi
Pengobatan Anak kasus Persentase kasus HIV yang % 50 52 55 Kementerian Program Pencegahan
HIV diobati Kesehatan dan Pengendalian
Penyakit Menular
Langsung
Fasilitasi Pengembangan Kota Tanggap Ancaman kab/kota 0 0 2 BNN Program Pencegahan
Kota Tanggap Ancaman Narkoba dan Pemberantasan
Narkoba Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap
Narkoba
b. Pelayanan bagi Penanganan Anak korban Jumlah kegiatan penampungan kegiatan 4 4 4 BNPB Program
Anak Korban bencana korban bencana penyandang Penanggulangan
Bencana dan disabilitas yang diberikan Bencana
Konflik psikososial
Penanganan
Pengungsi Akibat
Bencana
Fasilitasi desa tangguh Jumlah desa tangguh bencana desa 80 90 100 BNPB Program
41

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
bencana Persentase fasilitas bagi Anak % ~ ~ ~ Penanggulangan
korban konflik yang sesuai Bencana
kebutuhan dan kepentingan
terbaik Anak Pemberdayaan
Masyarakat dalam
Kesiapan
Menghadapi Bencana
Pemberian asistensi Jumlah Anak korban bencana % 100 100 100 Kemensos Program
sosial bagi korban alam yang mendapatkan Perlindungan Sosial
bencana alam bagi Anak pemenuhan kebutuhan dasar Korban Bencana
Jumlah Anak korban bencana % 100 100 100 Alam
alam yang mendapatkan
layanan psikososial
Fasilitasi perlindungan Jumlah SDM/relawan terlatih orang ~ 250 250 KPPPA Program
Anak dalam situasi mitigasi/antisipasi situasi Perlindungan Anak
darurat bencana bagi Anak
Jumlah forum koordinasi kegiatan ~ 1 2 Perlindungan Anak
pelaksanaan kebijakan dalam Situasi Darurat
Perlindungan Anak dalam dan Pornografi
bencana dan konflik sosial
Jumlah pelatihan dan TOT prov ~ 6 2
pelaksanaan Perlindungan
Anak dalam bencana dan
konflik
23 a. Pelayanan bagi Fasilitasi Perlindungan Jumlah provinsi yang prov 4 4 4 KPPPA Program
Anak penyandang Anak penyandang diadvokasi tentang Perlindungan Anak
disabilitas, disabilitas, kelompok pelaksanaan kebijakan
kelompok minoritas minoritas dan terisolasi Perlindungan Anak penyandang Perlindungan Anak
dan terisolasi disabilitas Berkebutuhan
Jumlah forum koordinasi forum 1 1 1 Khusus
d pelaksanaan kebijakan
a disabalitas, minoritas, dan
n terisolasi
Jumlah daerah yang diadvokasi prov 4 4 2
r tentang pelaksanaan kebijakan
u Perlindungan Anak kelompok
42

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
a minoritas dan terisolasi
n
g
Jumlah media KIE melalui media 2 2 2
t media publik tentang
e Perlindungan Anak
r berkebutuhan khusus, terutama
b bagi Anak penyandang
u disabilitas, minoritas, dan
k terisolasi
a Jumlah lembaga layanan yang lembaga 4 4 10
mendapatkan pelatihan
p penangganan Perlindungan
u Anak berkebutuhan khusus
b
Jumlah daerah yang difasilitasi prov - 4 4
l
untuk pendampingan bagi Anak
i
berkebutuhan khusus
k
Fasilitasi jaminan sosial Persentase Anak miskin dan % 2,2 2,2 2,1 Kementerian Program Rehabilitasi
untuk Anak penyandang rentan yang menerima bantuan Sosial Sosial
disabilitas pemenuhan kebutuhan dasar
Fasilitasi sarana dan Persentase sarana dan prasarana % ~ ~ ~ Kementerian
prasarana untuk Anak publik yang telah Pekerjaan Umum
penyandang disabilitas memperhatikan aksesibilitas dan Perumahaan
bagi Anak penyandang Rakyat
disabilitas
b. Pelayanan bagi Fasilitasi Perlindungan Jumlah daerah yang diadvokasi prov 4 4 2 KPPPA Program
Anak dengan Anak PSM tentang pelaksanaan Perlindungan Anak
Perilaku Sosial Perlindungan Anak PSM
Menyimpang (PSM) Jumlah media KIE melalui media 2 2 2 Perlindungan Anak
media publik tentang Berkebutuhan
Perlindungan Anak Khusus
Berkebutuhan Khusus,
terutama bagi Anak PSM
24 a. Penyelesaian Kasus Fasilitasi penanganan Jumlah Lembaga Pembinaan LPKA/UPT 33 10 3 Kementerian
Anak yang ABH Khusus Anak (LPKA) yang Hukum dan HAM
Berhadapan dengan ramah Anak dengan sarana dan
43

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Hukum (ABH) prasarana yang memadai
melalui Diversi Persentase ABH yang % 25 30 35 Kepolisian Negara
(khusus pelaku) mendapatkan putusan diversi di Republik
tingkat penyidikan Indonesia
Jumlah ABH yang ABH 153 ~ ~ Kejaksaan Agung
mendapatkan putusan diversi di
tingkat penuntutan
Jumlah ABH yang ABH 214 ~ ~ Mahkamah Agung
mendapatkan putusan diversi di
tingkat pengadilan
Fasilitasi bagi ABH Jumlah LPKA yang UPT 11 12 13 Kementerian Program Pembinaan
melaksanakan pendidikan Anak Hukum dan HAM dan
sesuai standar Penyelenggaraaan
Persentase ABH yang % 25 35 45 Pemasyarakatan
memperoleh layanan reintegrasi
sosial Penyelenggaraan
Jumlah LPKA yang UPT 18 28 33 Kegiatan di Bidang
melaksanakan layanan Bimbingan
registrasi sesuai standar Kemasyarakatan dan
Pengentasan Anak
Fasilitasi penanganan Jumlah kegiatan Forum pusat ~ 2 2 KPPPA Program
ABH Koordinasi Penanganan ABH prov ~ 4 10 Perlindungan Anak
Peningkatan kapasitas APH APH ~ 480 440
Jumlah daerah yang difasilitasi prov ~ 8 8 Perlindungan Anak
dalam pencegahan agar Anak Berhadapan Dengan
tidak menjadi ABH Hukum dan
Stigmatisasi
b. Pelayanan bagi Fasilitasi penanganan Jumlah kegiatan Forum pusat ~ ~ 1 KPPPA Program
Anak Korban Anak Korban Jaringan Koordinasi Penanganan Anak prov ~ ~ 8 Perlindungan Anak
Jaringan Terorisme Terorisme Korban Jaringan Terorisme
Jumlah daerah yang difasilitasi prov ~ 7 5 Perlindungan Anak
dalam pencegahan agar Anak Berhadapan Dengan
tidak menjadi korban Jaringan Hukum dan
Terorisme Stigmatisasi
44

TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN PENANGGUNG
AKSI DASAR 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
c. Pelayanan bagi Fasilitasi anak Jumlah Anak balita, Anak Anak 13.717 13.717 13.717 Kementerian Program Rehabilitasi
Anak Korban penyandang masalah terlantar/ jalanan, Anak Sosial Sosial
Stigmatisasi Akibat kesejahteraan sosial berhadapan
dari Pelabelan dengan hukum, Anak dengan Rehabilitasi dan
terkait dengan disabilitas, Anak yang Perlindungan Sosial
Kondisi Orang membutuhkan perlindungan Anak
Tuanya khusus yang mendapatkan
pelayanan kesejahteraan sosial
di luar panti
Jumlah Anak balita, Anak Anak 132.665 69.906 69.906
terlantar & jalanan, Anak
berhadapan dengan hukum,
Anak dengan kecacatan, Anak
yang mendapat bantuan sosial
Fasilitasi penanganan Jumlah lembaga layanan yang lembaga 4 4 10 KPPPA Program
ABK difasilitasi dalam Perlindungan Perlindungan Anak
Anak Berkebutuhan Khusus
Jumlah daerah yang diberikan prov 4 4 4 Perlindungan Anak
pendampingan bagi Anak Berkebutuhan
Berkebutuhan Khusus Khusus

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Anda mungkin juga menyukai