Anda di halaman 1dari 1

SINOPSIP DONGENG

MALIN KUNDANG ANAK DURHAKA

Assalamualaikum Wr Wb
Saya akan bercerita tentang legenda dari Padang Sumatra Barat. Tepatnya di perkampungan
Pantai Air manis.
Ada seorang ibu bernama Mandi Rubayah dan anak laki-lakinya yang bernama Malin Kundang.
Layaknya seorang ibu beliau sangat sayang dan memanjakan anaknya. Karena Malin Kundang anak yang
rajin dan penurut.
Setelah beranjak dewasa Malin meminta izin kepada ibunya untuk merantau pergi ke kota
merubah nasib. Saat itu ada kapal besar yang merapat di pantai air manis. Malin berkata “ Ibu, belum tentu
satu tahun sekali ada kapal besar seperti itu “ ibu menjawab “ jangan malin, aku takut. Akan terjadi sesuatu
dengan mu. Malin “ Akun ingin merubah nasibku bu…, aku mohon bu.. aku mohon…” Ibu “ ya aku ijinkan,
tapi cepat kembali ya nak! Baiklah anakku.”
Mandi Rubayah selalu mendoakan anaknya agar selamat dan cepat kembali. Namun hari-hari
terus berlalu. Tak berapa lama ada kapal besar yang megan dan indah. Semua warga menyambut dengan
gembira. Mandi rubayah pun juga ikut berdesak-desakan. Melihat dan mendekati kapal itu. Ketika kapal
itu merapat ada sepasang anak muda yang berpakaian gemerlapan dan indah. Mandi rubayah mememluk
pemuda itu, “ malin anakku, kenapa kamu tidak pulang,, malin-malin anakku… aku ibumu” malin tidak
memperdulikan orang tua itu. “aku tidak punya ibu sepertimu, miskin… kotor… jelek sepertimu.” Lalu
mandi rubayah ditendang jatuh kepasir. “malin-malin… aku ini ibumu. Malin benarkah kamu sudah lupa?
Aku ibumu Mandi Rubayah.” Mandi Rubayah pun berdiri “ tapi anak muda! Jika kmu anak yang ku
kandung selama Sembilan bulan sepuluh hari kubesarkan dengan cucuran air susuku. Maka terkutuklah
engkau. Ya Allah ya tuhanku Engkau lebih tau hukuman apa yang harus ku berikan kepada anak durhaka
ini !!!!”. tiba-tiba cuaca yang tadinya cerah berubah total menjadi gelap lalu turun hujan disertai badai.
Gelombang besar mengamuk dan menakutkan ombak setinggi bukit menerjang lembung kapal malin
kundang pecah berkeping-keping.
Ketika matahari pagi memancarkan sinarnya dan badai telah reda. Di kaki bukit terlihat kepingan-
kepingan kapal yang telah menjadi batu menyerupai tubuh manusia. Itulah malin kundang. Sampai sekarang
jika ada ombak besar menghantam batu-batu yang mirip kapal dan manusia terdengar bunyi jeritan manusia.
Ampun bu… ampun bu… konon itulah suara malin kundang orang yang durhaka pada orang tuanya
terutama ibu. Karena surge berada di bawah telapak kaki ibu. Demikian legenda malin kundang.
Wasalamualaikum Wr Wb.

Anda mungkin juga menyukai