Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL 

“WAWANCARA KE POLSEK MESTONG MENGENAI


KASUS 2019”

Disusun Oleh
Kelompok 4 :
1. Dela Maharani
2. Stevanie Afrilia Marissa
3. Annisah Humairo
4. Alwa Zhahira
5. Hafiz Alfanzah
6. David Siregar

Kelas :
XII IPA 3

Guru Pembimbing
Neng Sari Dewi, SE

SMA NEGERI 3 MUARO JAMBI


Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan proposal penelitian yang berjudul “Wawancara Ke Polsek Mestong
Mengenai Kasus 2019”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik, Orang
tua yang telah membantu dan memberikan motivasi sehingga tugas ini selesai, Ibu Neng Sari
Dewi, SE ini selaku guru pembimbing yang telah membimbing dan memberikan petunjuk serta
mengatasi berbagai kesulitan sehingga penulis dapat meyelesaikan proposal ini dengan baik dan
teman-teman yang telah membantu serta memberikan semangat dalam pengerjaan proposan ini.

Dalam penyusunan proposal ini penulis merasa masih banyak kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.unt
uk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan proposal ini.

Semoga proposal ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran


bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan 
dapat tercapai, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahiwabarakatuh.

Muaro Jambi, November 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai penegak hukum, polisi sebagai penyidik yang berfungsi sebagai penjaga gawang,
atau penentu untuk dapat lanjutan atau tidaknya suatu perkara pada proses berikutnya perlu
menentu kan suatu kebijakan dengan memperhatikan berbagai aspek antara lain aspek yuridis
dan aspek nonyuridis atau yang dikenal dengan pendapat Mulyadi tentang aspek ekstra yuridis
termasuk aspek sosiologis, antropologis (kearifan lokal/hokum adat tersebut). Polisi sebagai
penyidik dalam menjalankan tugas untuk saat ini masih cenderung menguntungkan kepastian
hukum (asas legalitas formal) dengan mengenyampingkan keadilan, oleh karenanya dalam
pelaksanaan tugas polisi sebagai penyidik tidak semata-mata memperhatikan aspek yuridis tetapi
juga aspek non-yuridis yang disesuaikan dengan kearifan lokal maupun kearifan nasional yaitu
nilai-nilai Pancasila.
Kepolisian memiliki peranan penting dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan
dalam kehidupan bermasyarakat, kepolisian merupakan lembaga pengayom masyarakat dalam
segala kondisi sosial. Peran kepolisian dapat dikatakan sebagai aspek kedudukan yang
berhubungan dengan kedudukannya sebagai pelindung masyarakat.
Kepolisian Negara Republik Indonesia mempunyai tugas, tujuan, fungsi wewenang dan
tanggung jawab yang selanjutnya menyebabkan pula timbulnya berbagai tuntutan dan harapan
masyarakat terhadap tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang makin meningkat dan
berorientasi kepada masyarakat yang dilayaninya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Berapa jumlah kasus yang ditangani oleh Polsek setempat?
2) Apa saja jenis kasus yang ditangani?
3) Bagaimana penanganan kasus tersebut?
4) Apa saja jenis sanksi yang akan diterima oleh pihak-pihak yang terlibat?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Mengetahui berapa jumlah kasus yang ditangani oleh Polsek setempat?
2) Mengetahui apa saja jenis kasus yang ditangani?
3) Mengetahui bagaimana penanganan kasus tersebut?
4) Mengetahui dan memahami apa saja jenis sanksi yang akan diterima oleh pihak-pihak
yang terlibat?

1.4 Manfaat Penelitian


Lebih mengenal dan mengetahui tugas dan wewenang polisi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jumlah kasus yang ditangani oleh Polsek setempat ditahun 2019
N JENIS JTP PTP TUNGGAKA P2 RJ / HENTI LIMP SELESAI SIDI
O KEJAHATAN N / LIDIK 1 AD LIDIK AH (Tepiring) K
R
1. CURAT 29 6 24 6 1
2. CURAS 1 2 1 2
3. CURANMOR 11 - 11
4. PENCURIAN 5 - 5
BIASA
5. PENGHINAAN
6. PENGANIAYAAN 6 3 3 2 1
7. PENGEROYKAN - 1 - 1
8. PEMERASAN
9. MELARIKAN 1 1 - 1
PEREMPUAN
10. PERKOSAAN
11. PENGANCAMAN 1 1
12. PERBUATAN 1 1
CABUL
13. KDRT 2 1 1 1
14. PERLD.WNT/ 3 2 - 2
ANAK
15. PENGRUSAKAN - 1 1
16. PEMBAKARAN
17. PERMAINAN JUDI
18. PENGGELAPAN 14 7 7 4 2 1
19. PENIPUAN 2 1 1 1
20. PEMALSUAN
SURAT
21. PENYEROBOTAN
TANAH
22. PERIZINAN 1 1 1
23. PERTOLONGAN
JAHAT
24. PERBUATAN
TIDAK
MENYENANGKAN
25. LAIN-LAIN (LP A) 1 1 - 1
JUMLAH 77 28 54 6 15 5 2 1 0

Tahun 2019
 JTP : 77 KASUS
 PTP : 28 KASUS
 TUNGGAKAN/LIDIK : 54 KASUS
 P21 : 6 KASUS
 RJ/ADR : 15 KASUS
 HENTI LIDIK : 5 KASUS
 LIMPAH : 2 KASUS
 SELESAI (Tempiring) : 1 KASUS
 SIDIK : 0 KASUS
2.2. Jenis Kasus Yang Ditangani
 CURAT : Pencurian dengan pemberatan ( Pasal 363 KUHP) yang dilakukan pada malam
hari, suatu tempat tertutup, ada pagar, ada rumah, yang dilakukan dengan dua orang atau
lebih dengan cara memanjat, merusak kunci, dan menggunakan kunci palsu.
 CURAS : Pencurian dengan kekerasan, misalnya dilakukan dengan cara mengakibatkan
orang luka (dibunuh, disekap)
 CURANMOR
 PENCURIAN BIASA
 PENANIAYAAN
 PENGEROYOKAN
 MELARIKAN PEREMPUAN
 PENGANCAMAN
 PERBUATAN CABUL
 KDRT
 PERLINDUNGAN WANITA/ANAK
 PENGRUSAKAN
 PENGGELAPAN
 PENIPUAN
 PERZINAHAN
 LAIN-LAIN (LPA)

2.3 Penanganan Kasus Tersebut


1. Diawali dengan penerimaan laporan polisi.
1) Dilakukan dalam bentuk laporan pengaduan.
2) Dilakukan dalam bentuk laporan polisi.
2. Setelah diterima laporan oleh SPK, kemudian menyerahkan laporan ke unit reskrim.
3. Setelah diterima oleh unit reskrim, dilakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap
saksi-saksi lainnya untuk mengumpulkan alat bukti. Alat bukti tesebut menurut Pasal 184
KUHP ada 5:
1) Keterangan saksi
2) Keterangan ahli
3) Surat
4) Petunjuk
5) Keterangan Terdakwah
Mencari barang bukti; melengkapi administrasi pendidikan; melakukan penangkapan
dan penahanan tersangka; membuat berkas perkara. Kemudian Penyidik mengirimkan berkas
perkara kepada jaksa penuntut umum (JPU). Apabila berkas dikembalikan oleh jaksa penuntut
umum (JPU), (P18/P19) paling lama 14 hari oleh kejaksaan. Apabila jangka 14 hari belum
dikembaliakan, penyidik mengirimkan/melimpahkan barang bukti kejaksaan untuk disidangkan
maka sudah bisa dinyatakan lengkap (P21).

Penyidik melakukan penahanan terhada tersangka seama 20 hari. Kemudian


diperpanjang oleh kejaksaan selama 40 hari dan apabila perkara tersebut ancamannya diatas 9
tahun, penyidik dapat meminta perpanjangan penahanan untuk selama 30 hari kemudian
diperpanjang lagi selama 30 hari. Untuk tindak pidana yang ancamannya 5 tahun keatas terdapat
dalam Pasal 54 KUHP, Pasal 56 KUHP, tersangka tidak boleh minta salinan BAP karena
Meludahi Muka Masuk Penghinaan Ringan yang terdapat pada Pasal 315 KUHP.

2.4 Jenis Sanksi Yang Akan Diterima Oleh Pihak-Pihak Yang Terlibat
1. Curat : Pasal 363 KUHP
a) Ayat 1 : Pencuri Ternak dihukum selama 2 tahun.
b) Ayat 2 : Pencurian Pada saat Berencana
c) Ayat 3 : Pencurian Pada Waktu Malam Hari.
2. Curas : Pasal 365 KUHP
a) Ayat 1 : Pencurian yang didahului kekerasan ancama hukuman 9 tahun.
b) Ayat 2 : Pencurian dengan kekerasan yang dilakukan dimalam hari, baik dirumah,
pekarangan, jalan umum hina kereta api diancam pidana 12 tahun

3. Penganiayaan : Pasa 351 KUHP


a) Ayat 1 : Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua
thuan delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.4.500
b) Ayat 2 : Jika perbuatan itu menjadikan luka berat, si tersalah dihukum penjara
selama-lamanya 5 tahun.
4. Pengancaman : Pasal 368 ayat 1 KUHP mengenai ancaman kekerasan dan Pasal 369
KUHP dengan ancaman pencemaran nama baik.
5. Perbuatan Cabul :Pasal 289 KUHP dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.
6. KDRT : Pasal 5 ayat 1 UUD 1945, dipidan penjar paling lama 5 tahun atau denda paling
banyak Rp15.000.000,00.
7. Perlindungan Wanita/Anak : Pasal 27 ayat 1 UUD 1945.Kebijakan perlindungan terhadap
kekerasan perempuan.
8. Penggelapan : Pasal 372 KUHP dengan hukuman penjara selama-lamanya tahun atau
denda.
9. Penipuan : Pasal 378 KUHP tentang penipuan, diancam dengan sanksi pidana penjara
paling lama 4 tahun

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah menganalisis berbagai kasus pelanggaran hukum dan memahami sanksi atas
pelanggaran hukum yang dilakukan, tentu saja pentingnya perlindungan dan penegakan hukum
makin tinggi. keyakinan tersebut harus dibutikan, salah satunya dengan berpartisipasi dalam
proses perlindungan dan penegakan hukum. wujud dari partisipasi tersebut adalah dengan
menampilkan perilaku yang mencerminkan ketaatan atau kepatuhan terhadap huku.

Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam
diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku.
Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga negara, secara langsung
menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang memilikinya. kepatuhan hukum mengandung arti
bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk

1. memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku


2. mempertahankan tertib hukum yang ada
3. menegakkan kepastian hukum

Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita tampilkan dalam
kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga,sekolah, masyarakat, bangsa dan negara
sebagai bentuk perwujudan partisipasi dalam proses penegakan dan perlindungan hukum.

Anda mungkin juga menyukai