Anda di halaman 1dari 2

Pemanfaatan big data dalam peningkatan Keamanan Siber

Bagaimana big data digunakan dalam upaya meningkatkan keamanan siber?

Perbedaan data biasa (regular data) dan big data

Big data adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sejumlah sangat besar data
yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti internet, sensor, perangkat mobile, dan lainnya.
Data ini sangat besar dan kompleks sehingga sulit untuk diolah menggunakan alat tradisional
seperti spreadsheet atau database biasa (Cth: Microsoft Excel). Oleh karena itu, big data
melibatkan penggunaan teknologi khusus dan metode analisis yang canggih untuk
mengidentifikasi pola, tren, dan informasi berharga yang terkandung di dalamnya. Dengan
memahami big data, kita bisa mendapatkan wawasan baru yang dapat membantu dalam
pengambilan keputusan, riset, dan pemahaman tentang berbagai aspek dunia kita.

Big data bukan hanya sekumpulan data mentah, big data melibatkan proses
pembuatan data, penyimpanan, penggalian informasi, dan analisis yang menonjol dalam hal
volume, velocity, variety, veracity, dan value (Kompasiana, 2016).

Pembagian privasi dalam Big Data mencakup perlindungan identitas (identity), kesetaraan
(equality), keamanan (security), dan kepercayaan (trust) (Richards dan King, 2016). Adanya
pembagian privasi dalam Big Data ini didasarkan pada aspek keamanan siber dan infrastruktur
jaringan yang diharapkan dapat memudahkan konsumen dalam menuntut adanya perlindungan
privasi berupa data pribadi kepada sebuah perusahaan.

Dalam kaitannya dengan tema, pemanfaatan big data dapat mendeteksi, menganalisis, dan
merespon masalah keamanan siber. Lebih lanjut berikut penjelasan terkait pemanfaatan big
data:

● Para Profesional Keamanan Siber Membutuhkan Analisis Big Data Untuk Melawan
Kejahatan Siber
Para ahli keamanan siber membutuhkan analisis big data dan alat teknologi lain seperti
perangkat lunak analisis malware dan sistem forensik protokol (IP) untuk
mengidentifikasi ancaman keamanan dan peretas. Studi tahun 2012 oleh Cisco
menunjukkan bahwa 60% profesional keamanan siber menganggap big data sebagai
senjata paling kuat dalam perang mereka melawan kejahatan siber. Dengan
menggunakan perangkat lunak analisis, misalnya, mereka dapat menyimpan sejumlah
besar data jaringan dan mengkorelasikannya dengan informasi lain seperti catatan
server dan aktivitas firewall untuk menentukan titik masuk peretas atau menemukan
aktivitas yang aneh.

● Pemerintah Juga Menggunakan Analisis Big Data Untuk Melawan Kejahatan Siber
Di Amerika Serikat dan rasanya di berbagai belahan dunia lainnya, fakta bahwa
penggunaan big data oleh pemerintah telah menjadi umum tidak boleh mengherankan.
Data intelijen mengalir melalui sistem kompleks yang dikenal sebagai Insight Data
Processing System (IDPs) setiap hari. Banyak organisasi pemerintah dan profesional
keamanan siber lainnya sangat mengandalkan teknologi semacam ini dan bermaksud
untuk memperluas penggunaannya di masa depan karena kemampuannya terus
meningkat setiap tahun. Pemerintah AS telah sangat aktif dalam mengadopsi perangkat
lunak big data untuk membantu menjaga keamanan negara, itulah sebabnya
diperkirakan 60% dari semua US.

● Analisis Big Data Akan Meningkatkan Keamanan Siber Bagi Semua Orang
Penggunaan analisis big data yang semakin meningkat akan memengaruhi privasi
individu. Namun, hal ini juga akan menguntungkan keamanan siber secara keseluruhan
dengan meningkatkan deteksi ancaman dan meminimalkan tingkat victimisasi baik untuk
organisasi maupun individu secara menyeluruh. Jumlah data pribadi yang dikumpulkan
hari ini memungkinkan para ahli keamanan untuk mendeteksi malware zero-day dan
jenis kejahatan siber generik lainnya lebih cepat dari sebelumnya. Ini berarti Anda akan
memiliki peluang yang lebih rendah untuk di-hack atau menjadi korban kejahatan siber
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai