Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : QUR’AN HADIS


B. Kegiatan Belajar : KB 4

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1 Konsep (Beberapa istilah Beberapa istilah dan definisi yang saya temukan pada
dan definisi) di KB Modul Qur’an Hadis KB 4:
A. Ragam Fungsi Hadis
1) Bayan Taqrir
Yaitu posisi hadis sebagai penguat (taqrir/ta’kid)
keterangan Al-Qur’an. Ia memantapkan dan
mengokohkan apa yang telah ditetapkan dalam
Al-Qur’an, sehingga maknanya semakin terang
benderang.
2) Bayan Tafsir
Bayan tafsir yaitu hadis berfungsi sebagai
penjelas terhadap Al-Qur’an. Fungsi inilah yang
terbanyak pada umumnya dilakukan hadis
terhadap Al- Qur’an. Bayan tafsir ini terdiri dari
tiga macam, yaitu:
a) Tafshil al-Mujmal
Yaitu hadis memberi penjelasan secara
terperinci pada ayat-ayat Al-Qur’an yang
masih global, baik menyangkut masalah
ibadah maupun hukum.
b) Takhshish al-‘amm
Pada fungsi ini, hadis mengkhususkan
(mengecualikan) ayat-ayat Al- Qur’an yang
bersifat umum. Contohnya adalah tentang
pengecualian orang yang
menerima waris.
c) Taqyid al-Muthlaq
adalah hadis berfungsi membatasi
kemutlakan ayat-ayat Al-Qur’an. sehingga
sebagian ulama menyebut fungsi ini
dengan bayân taqyîd.
3) Bayan Tasyri’
yaitu hadis berfungsi menciptakan hukum syariat
yang belum dijelaskan oleh Al-Qur’an atau dalam
Al-Qur’an hanya terdapat pokok-pokoknya saja
(Suparta, 2016: 64).
4) Bayan Nasakh
Hadis pada fungsi adalah membatalkan atau
menghapus ketentuan yang terdapat dalam Al-
Qur’an.

2 Daftar materi pada KB 1. Urgensi keberadaan hadis


yang sulit dipahami Firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 44
berbunyi:
َ ‫اس َما ُن ِّز َل ِإلَي ِْه ْم َولَ َعلَّ ُه ْم َي َت َف َّكر‬
‫ُون‬ ِّ ‫ك‬
ِ ‫ٱلذ ْك َر لِ ُت َبي َِّن لِل َّن‬ َ ‫َوَأ‬
َ ‫نز ْل َنٓا ِإلَ ْي‬
Artinya: “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an,
agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa
yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya
mereka memikirkan”.
Berdasarkan ayat di atas jelas bahwa Rasulullah
ditugaskan untuk memberikan penjelasan atas kalam
Allah. Imam Ahmad menandaskan bahwa seseorang
tidak akan dapat memahami Al-Qur’an secara
keseluruhan tanpa melalui hadis. Imam al-Syathibi
mengungkapkan hal sama, bahwa kita tidak akan
bisa mengambil dan menentukan hukum dari Al-
Qur’an secara langsung tanpa penjelasan hadis (Fikri,
2015: 180). Dengan demikian, jelaslah bahwa
kehadiran hadis sangat penting dalam syariat Islam.

2. Bayan Taqrir
Abu Hamadah mengistilahkan fungsi ini dengan
bayan al-muwafiq li al-nas al-kitab, karena munculnya
hadis tersebut kandungannya searah dengan nas Al-
Qur’an.
3. Bayan Tawdhih
Yaitu bayan yang berfungsi menjelaskan maksud ayat
al-Qur'an.
4. Bayan Tabsith
yakni memanjangkan keterangan bagi apa yang
diringkaskan keterangannya oleh al-Qur'an, dan juga
sebagai bayan tasyri', yaitu mengadakan suatu
hukum yang tidak ditetapkan dalam al-Qur'an.

3 Daftar materi yang sering 1. Bayan Nasakh


mengalami miskonsepsi Para ulama berbeda pendapat. Di antara mereka
dalam pembelajaran ada yang mengakui fungsi ini dan ada juga yang
menolaknya. Berada pada barisan pertama adalah
golongan Mu’tazilah, Hanafiyah dan mazhab Ibn
Hazm al-Zahiri.
Sementara yang tergolong pada barisan kedua
adalah Imam al-Syafi’i dan sebagian besar
pengikutnya, kelompok Khawarij dan mayoritas
mazhab Zahiriyyah.
2. Hadis tentang menanggung anak yatim
‫ْن َز ْي ٍد‬ ِ ‫يز بْنُ َع ْب ِد هَّللا ِ َقا َل َح َّد َثنِي ُسلَ ْي َمانُ بْنُ ِباَل ٍل َعنْ َث ْو ِر ب‬ ِ ‫َح َّد َث َنا َع ْب ُد ْال َع ِز‬
َ ِّ‫ث َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َعنْ ال َّن ِبي‬
ُ ‫صلَّى هَّللا‬ ِ ‫ْال َمدَ نِيِّ َعنْ َأ ِبي ْال َغ ْي‬
‫ت َقالُوا َيا َرسُو َل هَّللا ِ َو َما هُنَّ َقا َل‬ ِ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل اجْ َت ِنبُوا ال َّسب َْع ْالم‬
ِ ‫ُوب َقا‬
‫س الَّتِي َحرَّ َم هَّللا ُ ِإاَّل ِب ْال َح ِّق َوَأ ْك ُل الرِّ َبا َوَأ ْك ُل‬
ِ ‫ك ِباهَّلل ِ َوالسِّحْ ُر َو َق ْت ُل ال َّن ْف‬ ُ ْ‫ال ِّشر‬
ِ ‫ت ْال َغافِاَل‬
‫ت‬ ِ ‫ت ْالمُْؤ ِم َنا‬ َ ْ‫الزحْ فِ َو َق ْذفُ ْالمُح‬
ِ ‫ص َنا‬ َّ ‫ال ْال َيت ِِيم َوال َّت َولِّي َي ْو َم‬
ِ ‫َم‬
Artinya: Rasulullah saw bersabda: “Jauhilah tujuh
dosa besar yang membinasakan”. Para sahabat
bertanya “Apa dosa-dosa itu”? Rasulullah
menjawab: “Syirik, sihir, membunuh jiwa yang
diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang
benar, memakan riba, memakan harta anak yatim,
lari dari medan perang, dan menuduh zina
terhadap orang-orang perempuan yang menjaga
kehormatannya”. (HR. Bukhari, 2560)
Hadis ini berfungsi ta’kid/taqrir karena menegaskan
dan menguatkan ketentuan
syariat yang terdapat dalam Al-Qur’an surat al-
An’am ayat 152 berikut:
ُ ‫ِى َأحْ َسنُ َح َّت ٰى َي ْبلُ َغ َأ‬
ُ‫ش َّده‬ ۟ ‫َواَل َت ْق َرب‬
َ ‫ُوا َما َل ْٱل َيت ِِيم ِإاَّل ِبٱلَّتِى ه‬
Artinya: “Dan janganlah kamu dekati harta anak
yatim kecuali dengan cara yang lebih baik
(bermanfaat), hingga sampai ia dewasa.”
Terkait harta anak yatim, syariat jelas melarang untuk
menguasai dan menzaliminya. Sebaliknya anak yatim
harus diasuh dan disantuni. Bagi orang yang berlaku
demikian akan mendapatkan kenikmatan di akhirat kelak.

Anda mungkin juga menyukai