1 Konsep (Beberapa istilah Beberapa istilah dan definisi yang saya temukan pada dan definisi) di KB KB 1 pada Modul Qur’an Hadis:
(1) Tafsir bi al-ma’tsur
Tafsir bi al-Ma’tsur adalah pendekatan yang digunakan dalam menafsirkan Al-Qur’an yang didasarkan kepada penjelasan-penjelasan yang diperoleh melalui riwayat-riwayat pada sunnah, hadis maupun atsar, termasuk ayat-ayat Al-Qur’an yang lain. Oleh karena itu, tafsir bi al-ma’tsur disebut juga tafsir bi al-riwayah.
(2) Tafsir bi al-Ra’y
Al-Ra’y secara bahasa adalah berarti pikiran atau nalar, karena itu tafsir bi al-ra’y adalah penafsiran seorang mufassir yang diperoleh melalui hasil penalarannya atau ijtihadnya, di mana penalaran sebagai sumber utamanya. Istilah tafsir bi al-ra’y pada dasarnya muncul untuk membedakan dengan tafsir bi al- ma’tsur.
(3) Tafsir bi al-isyari
Menurut bahasa, kata isyari berarti memberi isyarat atau tanda. Sedangkan menurut istilah tafsir isyari adalah suatu upaya untuk menjelaskan kandungan Al- Qur’an dengan menakwilkan ayat-ayat sesuai isyarat yang tersirat dengan tanpa mengingkari yang tersurat atau zahir ayat (al-Zahabi, 1976: 352).
2 Daftar materi pada KB 1) Tafsir Tahlili
yang sulit dipahami Metode tahlili adalah suatu metode dalam menjelaskan ayat Al-Qur’an dengan cara menguraikan ayat demi ayat, surat demi surat, sesuai tata urutan dengan penjelasan yang cukup terperinci sesuai dengan kecenderungan masing- masing mufassir terhadap aspek-aspek yang ingin disampaikan. Contoh: Kitab Tafsir Jami li Ahkam Al-Qur’an karya al- Qurtubi Kitab Tafsir Jami’ al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an karya Ibnu Jarir at- Thabari 2) Metode Ijmali (Global) Adalah metode menafsrikan Al-Qur’an dengan cara menemukakan makna yang bersifat umum/global, dengan menggunakan bahasa yang lebih ringkas supaya lebih mudah dipahami. Contoh: Jalal al-Din al-Suyuthi dan Jalal al-Din al-Mahalli dalam kitabnya Tafsir Jalalain.
3) Metode Muqaran (Komparatif)
Metode ini menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara membandingkannya dengan ayat lain yang memiliki kedekatan atau kemiripan tema namun redaksinya berbeda. Contoh : Durrat al-Tanzil wa Qurrat al-Takw il (Mutiara al- Qur’an dan Kesejukan al-Takwil), karya al-Khatib al- Iskafi.
4) Metode Maudhu’I (Tematik)
adalah upaya menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengambil suatu tema tertentu. Contoh kitab tafsir yang disusun dengan metode maudhu’i: Kitab karya Abbas Mahmud al-Aqqad yang berjudul al-Insan fi al- Qur’an dan al-Mar’ah fi Al-Qur’an Kitab karya Abu al-A’la Al-Maududi berjudul al-Riba fi Al-Qur’an
3 Daftar materi yang sering 1. Metode Maudhu’i (Tematik)
mengalami miskonsepsi Metode ini berupaya menjelaskan ayat-ayat Al- dalam pembelajaran Qur’an dengan mengambil suatu tema tertentu. Kelebihan metode ini mampu menjawab kebutuhan zaman yang ditujukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan, praktis dan sistematis serta dapat menghemat waktu, dinamis sesuai dengan kebutuhannya, serta memberikan pemahaman Al- Qur’an tentang satu tema menjadi utuh. Namun kekurangannya bisa jadi dalam proses inventarisasi ayat-ayat setema tidak tercakup seluruhnya, atau keliru dalam mengategorikan yang akhirnya membatasi pemahaman ayat. 2. Langkah-langkah Proses Penafsiran dengan metode maudhu’i: a) Menetapkan masalah yang akan dibahas; b) Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut; c) Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya. d) Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam suratnya masing-masing. e) Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna (membuat out line); f) Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok bahasan; dan g) Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan menghimpun ayat- ayatnya yang mempunyai pengertian yang sama atau mengkompromikan antara yang ‘amm (umum) dengan yang khash (khusus), mutlak dan muqayyad (terikat).