KELAS : PAI 2.22 A. Judul Modul : AL-QUR’AN DAN HADIS B. Kegiatan Belajar : PENDEKATAN DAN METODE PENAFSIRAN AL-QUR’AN (KB2) C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
Pendekatan Penafsiran Al-Qur’an
Pengertian Pendekatan Penafsiran Al- Qur’an: Acuan atau dasar dan paradigma yang digunakan dalam proses menafsirkan Al-Quran baik bersifat riwayat, pendapat maupun intuisi. Urgensi Pendekatan Penafsiran Al-Qur’an: zaman s u dah s emakin jau h deng an Nab i S aw dan par a sahabat, sementara penjelasan terhadap petunjuk- petunjuk Al-Qur’an semakin dibutuhkan Tafsir bi al-Ma’tsur:didasarkan kepada Konsep (Beberapa istilah penjelasan-penjelasan yang 1 dan definisi) di KB d i p e r o l e h m e l a l u i riwayat-riwayat pada sunnah, hadis maupun atsar, termasuk ayat-ayat Al-Qur’an yang lain (bi al- riwayah). Tafsir bi al-ra'yi (al-Dirayah): penafsiran yang diperoleh melalui hasil penalaran atau ijtihad sebagai sumber utama Tafsir bi al-Isyarah atau Tafsir Isyari: terdapat upaya penarikan makna ayat yang didasarkan pada kes an y an g dit imb u l ka n o l eh l af a z a yat , di m an a dalam benak para mufassir t e l a h m e m i l i k i pencerahan batin atau hati dan pikiran. Metode Penafsiran Al-Qur’an. Pengertian Metode Penafsiran Al- Qur’an: cara yang dilakukan dalam menafsirkan Al-Qur’an. Metode Tahlili (Analitis):suatu metode dalam menjelaskan ayat Al-Qur’an dengan cara menguraikan ayat demi ayat, surat demi surat, sesuai tata urutan dalam mushaf, dengan penjelasan yang c u ku p t er pe r inc i s es u ai d en g a n kec e nd er u ng a n masing-masing mufassir terhadap aspek-aspek yang ingin disampaikan. Meto de ijmal i (glo b al ): s eb u ah meto de dal am menjelaskanayatAl- Qur’andengancara mengemukakan makna secara global dengan bahasa yang ringkas supaya mudah dipahami (pesan-pesan pokok dari ayat tanpa panjang lebar). Metodemuqaran(komparatif):metode menjelaskanayat-ayatAl-Qur’andengan memb anding kan dengan ayat lai n yang memiliki kedekatan atau kemiripan tema namun redaksinya b er b eda; at au memiliki kemi r ipan r edaks i t et api m a k n a n y a b e r b e d a ; a t a u m e m b a n d i n g k a n n y a dengan penjelasan teks hadis Nabi Saw, perkataan sahabat maupun tabi’in. MetodeMaudhu’i(Tematik):berupaya menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengambil suatu tema tertentu Kelebihan metode ini mampu menjawab kebutuhan zaman yang ditujukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan, praktis dan sistematis serta dapat menghemat waktu, dinamis sesuai dengan kebutuhannya, serta memberikan pemahaman Alquran tentang satu tema menjadi utuh. Namun kekurangannya bisa jadi dalam proses inventarisasi ayat-ayat setema tidak tercakup seluruhnya, atau keliru dalam mengategorikan yang akhirnya membatasi pemahaman ayat. Al-Farmawi (al- Farmawi: tth, 62) telah merinci langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang mufassir ketika melakukan proses penafsiran menggunakan metode tematik, sebagai berikut: a. Menetapkan masalah yang akan dibahas. Permasalahan yang dibahas diprioritaskan pada persoalan yang menyentuh kehidupan masyarakat yang berarti bahwa seorang mufassir harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang masyarakat. b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut. c. Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya, disertai pengetahuan tentang asbab nuzulnya dan ilmu-ilmu lain yang mendukungnya.
Setelah membaca modul Qur’an Hadis KB
2 ini saya menemukan materi yang sulit 2 Daftar materi pada KB yang dipahami yakni perbedaan mendasar antara sulit dipahami pendekatan dan metode penafsiran al- qur’an yang sekilas kedua kata itu memiliki makna yang sama Salah satu fenomena di lapangan yang akhir-akhir ini mulai menjadi miskonsepsi dalam pembelajaran ialah perihal melakukan penafsiran terhadap suatu ayat berdasarkan kehendak pribadi, kondisi Daftar materi yang sering lapangan, atau kondisi lain, padahal mereka tidak 3 mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran memiliki kualifikasi dan kompetensi terhadap hal tersebut. Alhasil, sering dijumpai orang-orang yang sukanya mencomot dalil 1 dan dalil lain, padahal sebenarnya dalil tersebut kandungannya yang diinginkan tidak sama