Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL JOURNAL REPORT

MATA KULIAH PROFESI KEPENDIDIKAN

ANGGOTA KELOMPOK Sesilia laurentriana gea


Gracede christina hutagalung
Yuli jesika
Intan nurmayni
YANG MENGERJAKAN CJR INI Paisena
IDENTITAS JURNAL INTISARI ARTIKEL KELEBIHAN KELEMAHAN PENGETAHUAN BARU KONTRIBUSI
(tidak lebih dari 1000 ARTIKEL ARTIKEL YANG DIDAPAT TERHADAP ANALISIS
kata) KASUS
1. Jurnal I 1. Jurnal I 1. Jurnal I 1. Jurnal I Didalam kasus pertama Melalui kajian ini
Fenomena perangai peneliti mengharapkan
Abstrak  Kasus tersebut  Memiliki bahasa asusiala oleh oknum guru Hakim dalam
Judul: kasus pelecehan Maraknya kasus terhubung dengan asing yang kurang memang cukup menentukan pemberian
seksual oleh guru kepada pelecehan seksual oleh pembelajaran profesi dipahami
murid membahayakan dan hukuman yang tepat
oknum pendidik kepada pendidikan  Pembahasan pada memprihatinkan. terhadap terdakwa, harus
Issn: 2502-4035,2354-
6301
peserta didik di lembaga  Penulisan pada jurnal jurnal terlalu Fenomena ini berdampak memperhatikan dan
pendidikan Islam yang bagus sehingga mengacu pada satu ada rusaknya citra menyusun pertimbangan
Volume: X Nomor 2,
menjadi sorotan publik pembaca tidak agama, sehingga
Maret – Agustus 2022 lembaga pendidikan sehingga hakim dalam
Download: sangat menarik peneliti. kesulitan dalam memungkinkan Islam dan menjadi membuat putusan,
https://www.google.com/ Peneliti memaparkan membaca jurnal agama lain kurang hilangnya kepercayaan memuat dasar, dan
url?sa=t&source=web&rc fenomena yang aneh di berminat dalam masyarakat pada alasan-alasan yang jelas
t=j&url=https://e- beberapa tempat lembaga 2. Jurnal II membaca jurnal pendidikan Islam. Ada serta terperinci. Agar
jurnal.stail.ac.id/index.ph pendidikan Islam. Penulis tersebut beberapa penyebab baik setiap putusan memenuhi
p/tadibi/article/download/ mengungkap penyebab-  Sama seperti jurnal internal pribadi pelaku ketentuan peraturan
409/205&ved=2ahUKEw penyebabnya. Mengapa di pertama, pada jurnal 2. Jurnal II atau eksternal lingkugan perundang-undangan
iA1NGdhcL-AhUU- lembaga tempat benteng kedua ini mencakup pendidikan (pesantren). terkait. Sehingga dapat
jgGHSHBC2cQFnoECA terakhir pendidikan akhlaq mengenai materi yang  Penggambaran pada Namun jika kembali dikategorikan sebagai
oQAQ&usg=AOvVaw3q pada peserta didik justru dibahas serta jurnal sedikit sulit kepada tuntunan Islam putusan yang cukup
vK07JXI2hID3b9N7CtN menjadi sarang perbuatan pembahasannya untuk dimengerti maka kejadian serupa pertimbangan demi
c amoral. Mengapa seorang mudah dimengerti tidak akan terjadi lagi. menegakan keadilan bagi
Halaman: 24 guru yang sangat akrab  Penulisan pada jurnal Betapa Islam sangat rinci masyarakat bisa
Tahun: 2022 dengan dunia ilmu dan juga bagus sehingga dalam menetapkan mengetahui mengenai
Penulis: nurhuda nilai-nilai keluhuran justru pembaca tidak
2. Jurnal II menampilkan praktek keji mengalami kesulitan aturan-aturan interaksi peraturan terkait sanksi
itu. Penulis mengkaji antara laki-laki dan pidana ketentuan-
Judul: sanksi pidana bahaya godaan lawan jenis perempuan, seakan-akan ketentuan tentang
terhadap oknum guru
dan sejenis dan bagaimana menutup rapat-rapat kejahatan terhadap
olahraga yang melakukan
kekerasan seksual kepada gangguan itu menyerang di peluang perbuatan dan kekerasan yang dilakukan
anak didiknya semua level manusia, niat keji dalam perzinaan. oleh seorang guru yang
Issn: 2746-5055 termasuk kalangan Islam menghendaki dimana seorang guru
Volume: 3, no.2, april pendidikan. Bagaimana pola manusia terjaga dari termasuk tenaga pendidik
2022 boarding atau berasrama kerendahan dan kehinaan yang sudah menjadi
Download: membawa peluang pada seperti binatang. Jika cerminan baik pada
https://www.google.com/ perbuatan nista? Penulis rambu-rambu ini masyarakat dan jika
url?sa=t&source=web&rc akan memaparkan dilanggar sebagian atau seorang guru melakukan
t=j&url=https://www.ejou bagaimana solusi sederhana semua, maka tidak ada kekerasan kepada anak
rnal.warmadewa.ac.id/ind untuk mengatasi persoalan jaminam baginya untuk didiknya mendapatkan
ex.php/jukonhum/article/ tersebut yang tentunya selamat dari jeratan hukuman yang setimpal
download/4844/3425/&v dengan cara sesuai dengan syetan. yang berupa pembalasan
ed=2ahUKEwjumKG8hs syariah. Sedangkan dalam atas perbuatannya agar
L- kasus kedua bahwa masyarakat tidak
AhX0UWwGHWZMCP Pendahuluan pengaturan pemidanaan melakukan perbuatan
UQFnoECB4QAQ&usg= Peneliti mengamati terhadap oknum guru tindak pidana tersebut.
AOvVaw0c- terjadinya banyak pelecehan yang melakukan Sehingga masyarakat
9FU4FSnAU8FtQmD9dy seksual di kalangan kekerasan seksual. mendapatkan manfaat
5 pendidik kepada murid atau kekerasan seksual adalah perlindungan hukum serta
Halaman: 6 santrinya. Mengapa ini kata atau tindakan yang menciptakan keadilan dan
Tahun: 2022 terjadi justru di lembaga- memanipulasi aktivitas kepastian dari
Penulis: lembaga pendidikan Islam. seksual dengan partisipasi diterapkannya peraturan
A.A.SG. Istri Sinta Apalagi pelakuknya adalah orang lain tanpa terkait. Pemerintah
Maharani, A.A. Sagung para insan yang dekat dan
persetujuan orang lain. khususnya lembaga
Laksmi Dewi & I Made berakrab-akrab dengan ilmu
Minggu Widyantara ada dua komponen yudikatif harus
moral, adab dan susila. Apa esensial yang dalam mengawasi dan membina
yang sedang terjadi pada dibilang sebagai tindakan proses peradilan terutama
pikiran mereka? Bagaimana kekerasan seksual. Yaitu, Hakim agar setiap
modus-modus pelecehan adanya paksaan atau dari putusannya tidak menjadi
seksual itu terjadi ? pihak lain tidak adanya keputusan yang
persetujuan, dan faktor kontroversial yang tidak
Beberapa kasus yang tidak di setujui atau salah dalam menerapkan
kekerasan dan pelecehan tidak di setujui oleh hukuman terhadap
seksual oleh oknum korban, seperti pelecehan terdakwa. Hal tersebut
pendidik seksual terhadap anak. bertujuan untuk
a. Di Beji, Depok, Jawa Pengertian Kekerasan menciptakan sebuah nilai
Barat, kasus kekerasan Seksual diatur dalam keadilan, kepastian serta
seksual di lingkungan Buku II Bab XIV KUHP kemanfaatan,
pesantren. Belasan tentang Kejahatan sebagaimana fungsi
santriwati dikabarkan terhadap Kesusilaan. hakim yakni untuk
menjadi korban ulah Pandangan Hakim dalam menemukan hukum dan
sejumlah ustad dan santri menjatuhkan sanksi membuat hukum dengan
senior. Ada 4 orang pidana terhadap Oknum menggali nilai-nilai yang
tersangka yang disebut- Guru Olahraga yang hidup didalam
sebut merupakan 3 orang melakukan tindakan masyarakat yang
ustad pondok pesantren dan kekerasan dan pemaksaan merupakan amanat dari
1 orang santri laki-laki secara asusila kepada UU No 48 Th 2009
senior. Pada 4 Juli 2022, tim anak didiknya Putusan tentang Kekuasaan
penyidik dari Polda Metro No 325/Pid.Sus/2020/PN Kehakiman.
Jaya telah mengumumkan Dps. Berdasarkan segala
penetapan 4 orang tersangka pertimbangan yang
dalam kasus kekerasan dijadikan alasan majelis
seksual terhadap 11 hakim dalam memberikan
santriwati di pondok hasil yang telah di
pesantren itu. Para putusan kepada terdakwa,
tersangka ini diduga telah dimana berdasarkan fakta
menyetubuhi para santriwati yang terungkap di
yang merupakan anak di persidangan dari
bawah umur. 1 keterangan saksi-saksi,
keterangan terdakwa, alat
b. Di Cipara, Bandung, bukti surat serta
perbuatan bejat dilakukan dihubungkan Visum Et
oleh oknum ustad di sebuah Repertum dan barang-
pondok pesantren.. barang bukti yang
Berdasarkan laporan dari diajukan pada prosesi
tiga orang santriwati anak persidangan menurut
datang ke Mapolres penulis berpendapat
Bandung, Sabtu tanggal 1 bahwa dalam vonis yang
Januari 2021. Mereka dijatuhkan oleh hakim
mengadukan kekerasan pada oknum guru tersebut
seksual yang diduga sudah sangat tepat karena
dilakukan oleh seorang guru tidak sepantasnya seorang
dari pesentren itu guru melakukan
persetubuhan atau
2. Jurnal II tindakan yang bersifat
pemaksaan seksual
Abstrak terhadap anak didiknya
Kekerasan seksual yang dimana seorang
dilakukan tanpa guru merupakan publik
memandang status sosial, figur yang menjadi
seperti kasus kekerasan pembicaraan masyarakat.
seksual yang dilakukan oleh
guru kepada anak didiknya.
Dengan Putusan yang
dikeluarkan PN Denpasar
dengan No
325/Pid.Sus/2020/PN Dps
Sebuah kasus Kekerasan
Seksual yang pernah terjadi
di salah satu SD di Desa
Sembung, Mengwi,
Badung. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaturan
pemidanaan bagi oknum
dari tenaga pendidik yang
melakukan tindakan berupa
kekerasan seksual pada
siswi didiknya dan
membahas pertimbangan
hakim dalam menjatuhkan
sanksi pidana terhadap
tenaga pendidik yang telah
bertindak asusila pada anak
didiknya sesuai putusan
Nomor
325/Pid.Sus/2020/PN Dps.
Dalam hal ini Peneliti
menggunakan hukum
normatif sebagai metode
penelitian, dengan
menggunakan pendekatan
perundang-undangan dan
pendekatan konseptual.
Sumber bahan hukum
penelitian ini bersumber
pada bahan primer dan
bahan sekunder. Teknik
pengumpulan data dengan
menggunakan teknik catata,
dan teknik dokumentasi.
Hsail penelitian dijelaskan
bahwa pengaturan
kekerasan seksual yang
telah diatur pada Buku II
Bab XIV Kitab UU Hukum
Pidana tentang Kejahatan
Terhadap Kesusilaan, serta
Hakim dalam menentukan
pemberian hukuman yang
tepat terhadap terdakwa,
harus memperhatikan dan
menyusun pertimbangan
sehingga hakim dalam
membuat putusan, dan
alasan-alasan yang jelas
serta terperinci.

PENDAHULUAN
Dalam bidang sekolah
dalam memberikan
pendidikan yang penting,
ada dua faktor yang
berperan penting dalam
mendidik siswa sebagai
penerus cita-cita negara. Ini
adalah tenaga pendidik dan
tempat atau sekolah yang
media mendidik bagi siswa
yang bersekolah di tempat
tersebut. Ini memainkan
peran penting dalam
pembelajaran berkelanjutan.
Pekerjaan sebagai guru
merupakan profesi yang
terpuji, baik dari perspektif
sosial dan nasional, dan dari
perspektif agama.
Kewajiban yang semestinya
dilakukan oleh seorang
tenaga pendidik bukan
hanya sebagai pendidik,
dalam hal lain juga untuk
menyampaikan dan
mendorong moral yang
positif bagi kehidupan
kepada murid yang dididik.

METODE PENELITIAN
Pendekatan masalah
yang digunakan adalah
normatif. Penelirian hukum
normatif merupakan
penelitian hukum yang
dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka dan
bahan sekunder yang di
elaborasi (Soekanto &
Mamudji, 2015). Penelitian
ini juga menggunakan
beberapa pendekatan
terhadap beberapa
permasalahan terkait.
Pendekatan perundang-
undangan ditempuh dengan
mengkaji semua peraturan
perundang-undangan yang
berkaitan dengan masalah
hukum yang sedang
ditangani. Pendekatan
berbasis fakta adalah
pendekatan berbasis
peristiwa yang terjadi dalam
kerangka proses
pengambilan keputusan
pidana atas masalah
kekerasan seksual.

HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Pengaturan Pemidanaan
bagi Oknum Guru yang
melakukan kekerasan
seksual kepada anak
didiknya
Pemidanaan dalam hukum
Indonesia adalah suatu cara
atau proses pengenaan
sanksi atau hukuman
terhadap suatu kejahatan
atau orang yang melakukan
kejahatan. Pemidanaan
adalah kata lain dari
hukuman. Pemidanaan
adalah tindakan terhadap
suatu kejahatan, bukan
karena seseorang telah
melakukan hal yang salah,
tetapi karena si penjahat
tidak lagi melakukan hal
yang salah dan ditakdirkan
untuk takut bahwa orang
lain akan melakukan
kejahatan yang sama
(Muladi & Arief, 1992).

2. Pertimbangan Hakim
dalam menjatuhkan Sanksi
Pidana terhadap Oknum
Guru Olahraga yang
melakukan Kekerasan
Seksual terhadap anak
didiknya sesuai Putusan
Nomor
325/Pid.Sus/2020/PN Dps
Berdasarkan Putusan No
325/Pid.Sus/2020/PN Dps
dilihat dari argumentasi
utama dari hakim tentang
pertimbangan hakim dalam
perbuatan yang dilakukan
terdakwa yaitu telah
melakukan tindakan
kekerasan atau perbuatan
yang memaksa kehendak
dari anak melakukan
persetubuhan yang
dilakukan oleh tenaga
pendidik atau yang disini
berperan sebagai guru yang
mengampu salah satu
pelajaran yang mana
terdapat beberapa perilaku
atau tindakan yang ada
hubungan sedemikian rupa
sehingga harus diproses
menjadi sebuah perbuatan
berlanjut terhadap terdakwa
I Gusti Agung Putu Kaya
Weda mengenai beberapa
unsur-unsur dalam
pertimbangan hakim.

Anda mungkin juga menyukai