Anda di halaman 1dari 17

PENILAIAN KEADAAN DAN

PENDERITA PADA P3K


TEKNOLOGI INFORMASI POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PENGERTIAN

Penilaian penderita merupakan langkah awal dalam pelaksanaan P3K


(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Penilaian tersebut mencakup
penilaian terhadap keadaan penderita juga terhadap kondisi / situasi
keseluruhan pada saat kejadian. Pelaksanaan P3K sangat bergantung
pada hasil penilaian tersebut sehingga penilaian menjadi penting untuk
dilakukan sebaik-baiknya tanpa terlewat.
Penilaian-penilaian tersebut secara umum mencakup hal-hal sebagai
berikut:
A. Penilaian Keadaan
Penilaian keadaan bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang
kejadian kecelakaan. Penilaian keadaan juga bertujuan untuk dapat
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung ataupun mendukung
pelaksanaan pertolongan pertama. Disamping hal itu, penilaian keadaan juga
perlu menilai mengenai bahaya lain yang dapat terjadi baik terhadap penderita,
penolong maupun orang lain di sekitar tempat kejadian.
Pada tahap ini penolong juga perlu melakukan langkah-langkah pengamanan
lokasi, penderita, diri sendiri maupun orang lain di tempat kejadian. Selain hal
tersebut penolong juga menilai bantuan apa saja yang diperlukan jika dianggap
perlu dan memungkinkan
B. Penilaian Dini
1. Kesan Umum
• Kasus trauma : kasus yang disebabkan kekerasan. Memiliki tanda-tanda
yang terlihat jelas atau teraba, misal : luka terbuka, memar, patah tulang dan
sejenisnya yang dapat disertai juga gangguan kesadaran dan sejenisnya.
• Kasus Medis : kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat kekerasan.
Misal : sesak nafas, pingsan, dsb. Penolong perlu mencari tahu riwayat
gangguan penderita dari saksi maupun keluarga penderita.
2. Respon
Merupakan respon yang ditunjukkan oleh penderita.
• Awas : sadar dan tanggap terhadap orang, waktu dan tempat.
• Suara : penderita hanya bisa merespon apabila dipanggil atau mendengar
suara. Adapula dimana penderita tidak dapat menjawab namun dapat
mengikuti perintah sederhana.
• Nyeri : penderita hanya bereaksi terhadap rangsangan nyeri yang diberikan,
misal : cubitan kuat, tekanan pada tengah tulang dada, dsj. Reaksi yang
ditunjukkan penderita dapat berupa erangan maupun gerakan ringan
terhadap daerah rangsangan nyeri.
3. Jalan Nafas
Memastikan jalan nafas penderita terbuka dan bersih.
• Penderita respon : memperhatikan ada tidaknya gangguan suara, berbicara
ataupun suara tambahan di luar suara normal. Dapat dinilai juga apakah
penderita dapat mengucapkan suatu kalimat tanpa terputus.
• Penderita tidak respon : jika penderita dipastikan tidak terdapat cedera leher,
maka gunakan teknik angkat dagu tekan dahi untuk melihat apakah ada
benda yang menghalangi jalur nafas pada mulut/hidung penderita. Lihat,
dengar dan rasakan pernafasan penderita apakah bernafas secara normal.
Pernafasan normal manusia dewasa : 12 - 20 kali per menit, pada anak-anak :
15 - 30 kali/menit dan pada bayi : 25 - 50 kali/menit.
3. Sirkulasi dan Perdarahan Berat
Melakukan penilaian apakah jantung bekerja dengan normal dan tidak terdapat
perdarahan yang dapat mengancam nyawa penderita.
• Penderita respon : periksa nadi pergelangan tangan (radial). Pemeriksaan
pada bayi ialah dengan memeriksa nadi pada bagian dalam lengan atas
(brankial).
• Penderita tidak respon : periksa nadi leher (karotis). Pada bayi tetap
dilakukan pemeriksaan terhadap nadi brankial. Denyut nadi manusia dewasa
: 60 - 90 kali/menit, pada anak : 80 - 150 kali/menit, bayi : 120 - 150
kali/menit.
Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam
nyawa harus sudah ditangani sebelum melanjutkan ke pemeriksaan
selanjutnya (Pemeriksaan Fisik).
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilaksanakan dengan cara melihat, meraba dan
mendengarkan. Pemeriksaan fisik dilaksanakan secara menyeluruh
terhadap bagian tubuh penderita. Mulai dari kepala, mata, telinga, mulut,
leher, dada, perut, punggung, panggul, anggota gerak atas dan anggota
gerak bawah, kondisi dan warna kulit, suhu tubuh (normal : 37 derajat
Celcius), tekanan darah (normal dewasa : 60/100 mmHg - 90/140
mmHg). Pemeriksaan fisik juga ditujukan untuk mengetahui :
1. Perubahan bentuk.
2. Luka terbuka.
3. Nyeri tekan.
4. Bengkak.
D. Riwayat Penderita
Pelaksanaan wawancara dapat dilakukan untuk mengetahui riwayat
penderita. Wawancara dapat dilakukan dengan penderita dengan respon
yang baik, keluarga maupun saksi di lokasi kejadian. Penilaian riwayat
merupakan hal yang penting untuk kasus medis. Penilaian riwayat secara
umum mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Keluhan utama.
2. Obat-obatan yang diminum.
3. Makanan/Minuman terakhir sebelum kejadian.
4. Penyakit yang sedang/pernah diderita.
5. Riwayat alergi.
6. Kejadian yang dialami sebelum terjadinya gejala/kecelakaan.
Guna mendukung dilaksanakannya penilaian penderita, maka secara
umum terdapat peralatan-peralatan yang digunakan antara lain :
1. Jam dengan penunjuk detik yang jelas.
2. Senter kecil.
3. Stetoskop.
4. Alat pengukur tekanan darah (sfigmomanometer).
5. Alat tulis untuk mencatat.
THANK YOU!
HTTPS://SISTEMMANAJEMENKESELAMATANKERJA.BLOGSPOT.COM/2014/
11/PENILAIAN-KEADAAN-DAN-PENDERITA-PADA-P3K.HTML

Anda mungkin juga menyukai