Jak lexprivatum,+13.+Darliyanti+Ussu MENTAH
Jak lexprivatum,+13.+Darliyanti+Ussu MENTAH
1/Jan-Mar/2014
127
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014
128
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014
129
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014
suatu penentuan oleh hukum tentang 12 – 1957 No. 197 K / Sip / 1956 ).
siapa yang harus membuktikan suatu Dalam perkara N.V. Cultuur
fakta yang di persoalkan di Maatschappy “ bayabang “ ; R.C. Immink.
pengadilan, untuk membuktikan dan Susunan majelis 1. R. Wirjono
meyakinkan pihak manapun bahwa fakta Prodjodikoro; 2. Sultan Kali Malikul Adil ;
tersebut memang benar – benar terjadi 3. R. Soekardono.
seperti yang di ungkapkannya, dengan Dengan kata lain kedua belah pihak
konsekuensi hukum bahwa jika tidak yang berperkara baik penggugat maupun
dapat di buktikan oleh pihak yang di tergugat dapat di bebani pembuktian.
bebani pembuktian, fakta tersebut di Ada yang mengajarkan bahwa peristiwa –
anggap tidak pernah terjadi seperti yang peristiwa yang menerbitkan atau
di ungkapkan oleh pihak yang menimbulkan sesuatu hak, ia harus di
mengajukan fakta tersebut di pengadilan. buktikan oleh pihak yang menuntut hak
Soal pembagian beban pembuktian ini di tersebut, sedangkan peristiwa – peristiwa
anggap sebagai suatu soal hukum atau yang mematikan atau menghapuskan
soal yuridis, yang dapat di perjuangkan hak tersebut, harus di buktikan oleh
sampai tingkat kasasi di muka pihak yang membantah hak itu. Ajaran
pengadilan kasasi, yaitu Mahkamah ini dapat di terima, tetapi hendaknya
Agung. Dan apabila tidak adil dalam hakim dalam membagi beban
melakukan pembagian beban pembuktian pembuktian itu, dalam tingkat
itu, di anggap sebagai suatu pelanggaran terakhir menitiberatkan pada
hukum atau undang – undang yang pertimbangan keadilan. Selain itu
merupakan alasan bagi Mahkamah Agung hendaknya di jaga jangan sampai hakim
untuk membatalkan putusan hakim atau itu memerintahkan pembuktian
pengadilan yang bersangkutan. sesuatu hal yang negatif. Misalnya si
Pasal 1865 KUHPerdata yang telah di pembeli dapat lebih mudah
sebutkan tadi, atau pasal 163 HIR ( membuktikan bahwa ia sudah
pasal 283 RBG ) mengatakan setiap membayar, dari pada si penjual di
meneguhkan haknya sendiri maupun suruh membuktikan bahwa ia belum
membantah hak orang lain, menunjuk menerima pembayaran.
pada suatu di wajibkan membuktikan Jadi dapatlah kiranya di simpulkan
adanya hak atau peristiwa tersebut. bahwa yang di maksud dengan masalah
Sebenarnya bermaksud memberikan beban pembuktian adalah masalah yang
pedoman dalam hal pembagian beban dapat menentukan jalannya pemeriksaan
pembuktian itu. Dalam sengketa jual beli perkara dan menentukan hasil perkara
di mana pihak pembeli mendalilkan yang pembuktiannya itu harus di lakukan
bahwa ia belum menerima seluruh oleh para pihak (bukan hakim) dengan
barang yang di belinya menurut kontrak, jalan mengajukan alar – alat bukti dan
sedang pihak penjual membantah dengan hakimlah (berdasarkan pertimbangan
mengemukakan bahwa ia telah dengan melihat situasi dan kondisi dari
menyerahkan seluruh barang yang di perkara / di lihat kasus demi kasus)
perjualbelikan, pihak pembeli harus di yang akan menentukan pihak mana
bebani pembuktian mengenai adanya yang harus membuktikan, dan yang
kontrak dan pembayaran yang telah di kebenarannya itu di jadikan salah satu
lakukan sedang pihak penjual mengenai dasar untuk mengambil putusan akhir.
barang – barang yang telah di serahkan. ( Di samping pasal 1865 KUHPerdata
putusan Mahkamah Agung, tanggal. 30 – dan 163 HIR yang merupakan asas
130
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014
131
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014
menurut undang – undang tentang sesuatu yang telah di akui oleh pihak
lingkungan hidup, beban pembuktian di lawan, serta sesuatu yang di temukan
pikulkan ke pundak pemilik pabrik yang sendiri atau di lihat sendiri oleh
di duga mengotori lingkungan. Dalam hakim selama proses persidangan.
bidang hukum konsumen undang – 2. Beban pembuktian itu dapat di
undang konsumen memberikan beban berikan kepada para pihak baik
pembuktian ke pundak produsen. Dalam penggugat maupun tergugat, dengan
hal – hal tertentu, undang – undang telah mengajukan alat – alat bukti yang bisa
dengan tegas menentukan siapa membuktikan atau meyakinkan Hakim
pemikul beban pembuktian tetapi bukan bahwa apa yang di ungkapkannya
dalam arti beban pembuktian mutlak memang benar, dan Hakim
(strict liability), karena itu unsur “ berdasarkan pertimbangan dari hasil
kesalahan “ masih di persyaratkan pengamatannya selama proses
misalnya, dalam hal keadaan memaksa persidangan akan menentukan pihak
harus di buktikan oleh debitur ( vide mana yang harus membuktikan, dan
pasal 1244 KUHPerdata ). Logikanya dengan kebenarannya itu akan di
debiturlah yang berkepentingan agar jadikan dasar untuk mengambil
suatu keadaan di nyatakan sebagai putusan akhir.
keadaan memaksa, seperti untuk
menghindari pemberian suatu ganti rugi. B. SARAN
Dalam hal perbuatan melawan hukum, 1. Bahwa dalam hal ini hakim harus
pihak yang menuntut ganti rugilah yang lebih memperhatikan hal yang relevan
harus membuktikan adanya kesalahan untuk di lakukan pembuktian
dari pelaku perbuatan tersebut. ( vide sedangkan hal yang tidak relevan
pasal 1365 KUHPerdata ). Memberi beban tidak lagi di lakukan pembuktian.
bukti kepada salah satu pihak dalam 2. Bahwa dalam hal pembagian beban
proses dapat di anggap sedikit banyak pembuktian karena merupakan suatu
memberikan kerugian pada pihak yang di masalah yang sangat penting dalam
bebani wajib bukti, karena dalam hal hukum pembuktian maka haruslah
yang bersangkutan tidak berhasil dengan seorang hakim bersifat jujur, adil serta
pembuktiannya ia akan di kalahkan tidak berat sebelah dalam mengambil
(resiko pembuktian). suatu keputusan, karena jika ini di
langgar maka akan sangat berat dan
PENUTUP dapat menjerumuskan salah satu
A. KESIMPULAN pihak yang bersengketa ke dalam
1. Dalam hal ini Hakim akan jurang kekalahan, dan memenangkan
menentukan hal yang harus di pihak lawan yang sebenarnya berada
buktikan itu tidak hanya kejadian – di pihak yang kalah.
kejadian atau peristiwa – peristiwa
yang di sangkal oleh pihak lawan saja DAFTAR PUSTAKA
yang di buktikan tetapi adanya suatu Asnawi Natsir M., Hukum Pembuktian
hak juga dapat di buktikan, seperti Perkara Perdata di Indonesia, UII
yang tercantum dalam pasal 1865 Press, Yogyakarta, 2013.
KUHPerdata dan dalam Pasal 163 HIR. A. S Sugeng Bambang, Sujayadi, Hukum
Sedangkan hal yang tidak harus di Acara Perdata dan Dokumen Litigasi
buktikan seperti keadaan yang telah Perkara Perdata, Kencana Prenada
di ketahui oleh umum (notoir feiten), Media Group, Jakarta, 2011.
132
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014
Fuady Munir, Teori Hukum Pembuktian ( dalam Teori dan Praktek, CV. Mandar
Pidana dan Perdata ), PT. Citra Aditya Maju, Bandung, 2005.
Bakti, Bandung, 2006. Syahrani Riduan, Buku Materi Dasar
Kansil C. S. T, Christine S. T. Kansil, Modul Hukum Acara Perdata, PT. Citra Aditya
Hukum Perdata ( Termasuk Asas – asas Bakti, Bandung, 2009.
Hukum Perdata ), PT. Pradnya
Paramita, Jakarta, 2006. Sumber – sumber lain :
Makarao Taufik Moh, Pokok – Pokok Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (
Hukum Acara Perdata, PT. Rineka wet boek van kophandel ).
Cipta, Jakarta, 2004. Bahan Kuliah : Hukum Perdata, Fakultas
Mertokusumo Sudikno, Hukum Acara Hukum Universitas Sam Ratulangi,
Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, Manado.
2009. http:abdulaffandi.wordpress.com/2012/09/
Muljono Wahyu, Teori & Praktik 05/pembuktian-dalam-perkara-perdata-
Peradilan Perdata Di Indonesia, bagaimana-seharusnya-sikap-hakim/
Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2012. http:click-
Pitlo A, Pembuktian dan Daluwarsa gtg.blogspot.com/2009/06/pembuktian-
Menurut Kitab Undang – undang dalam-perkara-perdata.html.
Hukum Perdata Belanda, PT. http://profgunarto.files.wordpress.com/201
Intermasa, Jakarta, 1986. 2/12/alat-bukti-dalam-perkara-perdata-
Prodjohamidjojo Martiman, Hukum tugas.pdf.
Pembuktian ( Dalam sengketa Tata
Usaha Negara UU No. 5 Tahun 1986,
LN No. 77 ), PT. Pradnya Paramita,
Jakarta, 1997.
Rambe Ropaun, Hukum Acara Perdata
Lengkap, Sinar Grafika, Jakarta, 2002.
Rasaid Nur .M, Hukum Acara Perdata,
Sinar Grafika, Jakarta, 2008.
Samudera Teguh, Hukum Pembuktian
dalam Acara Perdata, Alumni, Bandung,
1992.
Setiawan, Aneka Masalah Hukum dan
Hukum Acara Perdata, Alumni,
Bandung, 1992.
Soeparmono R, Hukum Acara Perdata
dan Yurisprudensi, Mandar Maju,
Bandung, 2005.
Subekti R, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang
– undang Hukum Perdata, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta, 2003.
Subekti R, Hukum Pembuktian, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta, 2008.
Sutantio Retnowulan, Iskandar
Oeripkartawinata, Hukum Acara
Perdata
133