Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Lombok Timur, 09 Agustus 2023

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
Pendahuluan...............................................................................................................................3
Latar Belakang...........................................................................................................................3
Arti Hidup Bersikap Baik Terhadap Sesama.............................................................................3

BAB II........................................................................................................................................4
Pembahasan................................................................................................................................4
Saling Tolong Menolong............................................................................................................4

Saling Menasehati......................................................................................................................5

Memelihara Kelestarian Alam Sekitarny...................................................................................7

BAB III......................................................................................................................................8

Penutup.......................................................................................................................................8

Kesimpulan.................................................................................................................................8

Kritik Dan Saran.........................................................................................................................8

2
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam Islam telah di gambarkan proses kejadian manusia yang sejalan dengan hasil
penelitian di bidang ilmu pengetahuan modern. Menurut asal kejadiannya manusia itu
adalah bersaudara. Semua manusia terdiri dan unsur jasmasni dan rohani. Jasmani adalah
unsur yang dapat dilihat dan disentuh oleh panca Indera, sedangkan rohani merupakan
unsur yang tidak dilihat dan disentuh panca indera. Jamani adalah bagian manusia yang
melakukan gerakan fisik seperti : bernafas, makan, minum, berjalan dll. Sedangkan rohani
melakukan aktifitas berfikir, yang mendorong manusia membedakan yang baik dan yang 
buruk. dalam kenyataannya terjadi perbedaan dalam taraf kehidupannya. hal ini disebabkan
ada perbedaan dalam kekuatan fisik, kecerdasan, akal, pendidikan, dan juga usahanya.
Namun demikian perbedaan yang ada menjadikan mereka itu saling membantu, tolong
menolong dalam hal kebaikan .

Kebutuhan Hidup manusia secara umum terbagi dua, ada yang bersifat bersifat materiil
seperti sandang, pangan, dan papan; dan ada pula yang bersifat nonmateriil seperti
pendidikan, kesehatan, keamanan, kenyamanan, hiburan, dan kebersamaan yang
membutuhkan antara satu dan yang lainnya.

Dalam Al-Qur’an manusia menempati kedudukan yang istimewa dalam alam semesta ini
untuk menguasainya atau mengusahakan kebutuhannya, manusia dianugrahi oleh Allah
Kesempurnaan sebagai khalifah dimuka bumi. Dengan  itu manusia dapat melaksanakan
fungsinya sebagai khalifah di muka bumi dan beribadah kepada Allah SWT. Karena
kebutuhan hidup itu harus diusahakan, maka berbagai sarana dan prasarana yang mengacu
kepada terpenuhinya kebutuhah itu harus diusahakan pula, seperti pendidikan, gedung
sekolah, untuk, makanan adalah pabrik makanan, dan sebagainya Manusia

Arti Hidup Bersikap baik Terhadap Sesama

Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia tidak mungkin dapat melepaskan
hubungannya dengan sesama manusia. Sebagai contoh manusia dalam memenuhi
kebutuhan sandang dan pangan, kita memerlukan orang lain yang menyiapkan makanan
dan pakaian itu untuk kita dengan cara menukar (barter) membeli dan sebagainya.
mungkin dalam memenuhi kebutuhan pendidikan, kita memerlukan orang yang lebih ahli
untuk mengajar kita, karena tidak mungkin suatu keahlian datang dengan sendirinya tanpa
kita belajar dari orang lain. Manusia sebagai makhluk Zone Politicon tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain hubungan ini akan selalu saling terkait  tidak mungkin
dapat dipisahkan dari berbagai kebutuhan hidup manusia.

Berkenaan dengan itu, maka perlu diciptakan suasana yang baik terhadap sesama manusia.
Hal ini antara lain dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

3
BAB II

PEMBAHASAN

Kita dapat melihat bahwa tolong-menolong perlu dilakukan tidak hanya terbatas di antara
sesama orang Islam saja, melainkan juga dengan sesama manusia pada umumnya.

Sebagai manusia, kita banyak memiliki kelemahan di samping keistimewaan . Sebagai


contoh ketika sakit, kita memerlukan pertolongan dokter yang membantu mengobatinya.
Demikian pula ketika kita hendak menuju ke suatu tempat yang jauh kita memerlukan
peralatan transportasi, demikian seterusnya.

Saling Tolong Menolong

Tolong-menolong tersebut terbatas kepada hal-hal yang bersifat positif saja, tidak pada
yang negatif. Misalnya kita tidak boleh menolong si penjahat untuk memudahkan ia
melakukan kejahatannya. Demikian pula kita tidak boleh menolong orang lain
menunjukkan tempat yang di dalamnya terdapat kemaksiatan. Karena menolong yang
demikian sama artinya dengan kita menjerumuskan orang lain, bahkan menjerumuskan diri
sendiri.

Tolong-menolong akan lebih diperlukan lagi dalam hidup bertetangga, baik tetangga di
tempat kita tinggal, di kantor, di tempat bermain, dan sebagainya. Dalam hidup bertetangga
misalnya kita memerlukan pertolongan orang lain ketika di rumah kita terdapat musibah
kebakaran, kematian dan sebagainya. Alangkah sedihnya manakala kita mendapat musibah
sementâra tetangga kita malah menertawakannya atau malah sengaja menambah beban. Ini
semua memerlukan pertolongan orang lain. Pertolongan itu baru akan tercipta manakala
kita juga mau menolong orang lain. Karena itu kita tidak hanya mengharapkan pertolongan
orang lain saja, melainkan kita juga harus mau menolongnya. Untuk itu, maka perlu saling
menolong. Dengan cara seperti itu, maka berbagai kesulitan yang dialami oleh sesama
manusia akan dapat diatasi.

dapat kita lihat ayat Al Quran berikut :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum
yang lain (karena) boleh jadi inereka (yang diolok-olok,) lebih baik dan mereka (yang
mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita yang lain
(karena) boleh Jadi wanita (yang diolok-olokkan,) lebih baik dan wanita (yang mengolok-
olokkan,) dan Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-
memanggil dengan julukan-Julukan yang buruk’. (Q.S. 49: 11).

Pada terjemahan ayat di atas terdapat larangan saling mengolok-olokkan, karena hal itu
dapat merenggangkan hubungan di antara sesama manusia, dan akhirnya juga mempersulit
dirinya masing-masing. Orang yang mengolok-olok tidak selamanya dalam kejayaan,
demikian pula orang yang diolok-olok pun tidak pula selamanya hidup susah. Suatu saat
bisa saja keadaannya berbalik. Jika ini terjadi, maka yang mengolok-olok tadi akan merasa
malu dan kesulitan meminta bantuan kepada orang yang pernah diolok-olok.

4
Mengolok-olok itu biasa dilakukan dengan kata-kata, karena kata-kata memang amat
mudah diucapkan, dan seringkali menjadi sumber pertengkaran dan permusuhan. Larangan
tersebut dimaksudkan agar manusia justru mengembangkan sikap saling mengormati.
Dalam hal ini terdapat aturan-aturan yang harus dilakukan, yaitu seorang siswa hormat
kepada tetangganya, seorang penduduk suatu tanah air, hormat pada tanah ainya, dan
sebagai suatu bangsa

hormat pada bangsanya, dan sebagai penganut agama, hormat pada agamanya, demikian
seterusnya.

Hormat kepada guru, karena dialah yang mengajar seseorang membaca, menulis,
memberikan ilmu pengetahuan, mendidik jiwa, melatib otak, menunjuki kepada kebaikan
dan kebahagiaan.

Adapun hormat kepada kedua orang tua, karena keduanya memelihara jasad seseorang,
merawat badan, memberi makan, membiayai pendidikan, memberikan tempat tinggal, dan
kebutuhan hidup lainnya. Sedangkan hormat kepada sahabat atau teman, karena teman
tempat seseorang mengadukan masalahnya, dimintai pendapatnya, meminta
pengakuannya, dan menolongnya di kala dalam kesusahan. Demikian pula hormat kepada
tetangga karena tetanggalah orang yang terdekat dengan kita di mana kita berada.
Tetanggalah yang pertama kali memberikan pertolongan terhadap kesulitan yang kita
jumpai. Seseorang juga harus hormat kepada tanah airnya, karena tanah airnya itulah yang
memberikan kepadanya tempat untuk tumbuh dan berkembang. Demikian pula hormat
kepada bangsa, karena bangsa itulah yang telah ikut memberikan  pengorbanan bagi
keselamatannya. Seseorang hormat kepada agamanya karena agama itulah yang telah
menunjukkan kcpadanya tentang cara hidup yang baik dan bermoral guna mencapai tujuan
hidupnya bahagia dunia dan akhirat. Inilah makna atau arti hidup yang hakiki, yaitu hidup
dalam suasana saling menghormati dengan sesamanya dan dengan berbagai unsur lainnya
yang telah ikut serta memberikan bantuan terhadap pencapaian kebutuhan hidupnya dalam
arti yang seluas-luasnya. Tanpa mengembangkan sikap saling menghormati, maka yang
terjadi adalah ketegangan-ketegangan dan konflik yang dapat membahayakan dirinya
masing-masing.

Saling Menasehati

Saling menasihati sebenarnya termasuk bagian dan saling menolong. Menasehati


Namun saling menasihati sifatnya lebih khusus kepada saling tolong-menolong kepada hal-
hal yang lebih bersifat pemikiran dan gagasan-gagasan guna memecahkan berbagai
kesulitan yang dihadapi. firman Allah berikut:

Artinya: “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih dan nasihat-menasihati
supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran “

Terjemahan ayat di atas dapat kita melihat bahwa seseorang siapa pun dia, akan merugi,
kecuali apabila ia mempercayai adanya Tuhan (beriman), beramal salih, dan saling
menasihati.

5
Padangan Islam mengenai arti hidup, sangat berlainan dengan pandangan orang-orang
yang berpandangan kebendaan semata-mata (materialistis). Menurut ajaran Islam yang
bersumber pada Al Quran dan Hadis, bahwa pandangan Islam mengenai arti bidup itu
datang untuk menenteramkan pikiran manusia, dan menuntun hidup secara hakiki, hidup
jasmani dan hidup rohani. Sekaligus memberi jawaban, bahwa hidup secara jasmani tidak
lebih sebagai sarana, sedangkan hidup secara rohani adalah sebagai arah yang dituju.
Dengan demikian tujuan hidup manusia menurut Islam adalah mengarahkan diri untuk
mencapai kebahagiaan dunia akhirat, jasmani dan rohani, yang dalam pelaksanaannya,
materi sebagai alat, sedangkan rohani sebagai pengarah.

Bila tujuan hidup manusia hanya semata-mata materi, atau dunia, maka membimbing
anak tidak terlalu penting ditujukan kepada pendidikan moral. Karena bila harta dunia
telah kita capai, apakah gunanya kepentingan moral dan etika ? Moral dan etika hanyalah
sekedar basa-basi saja. Yang penting adalah kecerdasan dan intelektual serta kesenangan
duniawi dan kemasyuran. Setelah tujuan tersebut kita capai, orang lain pasti menaruh
hormat dan menundukkan kepala kepada kita.

Tetapi bila tujuan hidup kita baik dunia maupun akhirat demi keridhaan Allah, maka
membimbing anak merupakan suatu hal yang teramat penting, dan tentu saja pendidikan
anak kita tujukan terhadap titik tumpu dan tujuan yang diridhoi Allah, yakni agar menjadi
manusia yang taqwa dan selamat sejahtera dunia akhirat.

Dengan demikian, maka bimbingan mestinya sinkron, antara dua tujuan, yaitu dunia
dan akhirat, karena sabda Rasulullah SAW.

Artinya: “Bukan orang yang balk yang meninggalkan dunianya, karena meneari akhirat
dan bukan orang yang baik yang meninggalkan akhirat karena dunianya. Artinya  Orang
yang baik ialah yang mengumpulkan (menggabungkan) dunia dan akhirat. Sebaik baik
alat penghubung yang dapat menyampaikan kamu ke akhirat ialah dunia. Dan janganlah
kamu merepotkan orang lain. (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir).

Dengan demikian, kalau seseorang mempunyai anak dengan tujuan sekedar


pelampiasan nafsu biologis saja, maka apakah bedanya dengan bangsa binatang? Orang
yang baik selalu memperhitungkan laku perbuatannya di dalarn membimbing anaknya.
Apakah Ia telah mengikuti garis lurus ataukah menyimpang dan jalan yang benar. Karena
anak adalah suatu proyek dan sebagian hidup kita.

Jelaslah sudah bahwa tujuan hidup kita ialah lahirnya manusia-manusia yang bertaqwa
kepada Allah SWT. Untuk mencapai tujuan ini, maka bimbingan kepada manusia, sejak
kanak-kanak merupakan syarat mutlak bagi suatu keluarga. Beban ini tidak bisa tawar-
menawar lagi, karena merupakan sebagian dan hidup dan merupakan sebagian dan bukti
ketaqwaannya kepada Allah SWT. Dalam hal ini, ia berarti telah melaksanakan fungsinya,
yaitu beribadah kepada Allah SWT, dalam arti yang seluas-luasnya, sesuai dengan firrnan
Allah SWT:

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan fin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku” (Q.S. 51 . 56).


6
Dengan melihat uraian atas, Anda telah memahami tujuan hidup manusia yang dalam
pencapaian tujuan tersebut ternyata pendidikan memegang peranan amat penting, terutama
pendidikan yang berkaitan dengan moral, etika, dan budi pekerti yang luhur.

Masalah berikutnya adalah bagaimana langkah-langkah atau cara-cara yang harus


ditempuh dalam mewujudkan tujuan tersebut melalui pendidikan.

Untuk mencapai kebutuhan hidup, manusia mau tidak mau ia harus menjalin hubungam
dengan orang lain yaitu melakukan kerjasama, tolong-menolong, saling menghormati dan
menasihati. Hal tersebut dilakukan dengan cara-cara yang sudah diatur dalam agama
seperti adab kesipanan atau akhlakul karimah dengan tetangga, guru, orang tua,: teman dan
sebagainya.

Dengan cara demikian, manusia akan mencapai arti dan hakekat idupnya berupa
kebahagtaan yang hakiki, lahiriah dan batiniah Dengan itu kemudian manusia dapat
dengan tenang melaksanakan tujuan hidupnya yaitu melakukan penmgabdian kepada Allah

Memelihara Kelestarian Alam Sekitarnya

Alam dan isinya diciptakn Allah untuk kepentingan manusia Allah maha adil lagi maha
bijaksana. Sebelum menciptakan manusia Ia telah menciptakan langit dan bumi lengkap
dengan isinya untuk kepentingan manusia. Selain itu Allah telah pula melengkapi manusia
dengan akal. Dengan akal manusia dapat memanfaatkan alam lingkungannya dan untuk
kesejahteraan hidupnya. Dengan demikian manusia dapat memperoleh kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat kelah.

Di negara kita yang subur ini Allah telah menganugerahkan berbagai jenis tumbuhan
dan binatang yang dapat kita manfaatkan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk tumbuhan dapat kita ambil obat-obatan, rumah,dan makanan sehari-hari dan
sebagainya. Allah menyediakan kekayaan yang tidak terdapat di daerah lain, semua di
serahkan kepada manusia. Allah sudah memberikan akal kepada manusia. Mampu dan
maukah manusia menggunakan akalnya ? jawabnya ada pada manusia itu sendiri

“ Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami
adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan”.

Allah telah menurunkan nikmatnya begitu banyak tidak mungkin manusia dapat
menghitungnya. Oleh karena itu manusia wajib bersyukur kepada-Nya dengan cara
menjaganya agar kelestariannya tetap terjaga. Jika salah satu bagian terganggu maka akan
mempengaruhi bagian yang lain.

Manusia dapat memanfaatkan alam sekitarnya untuk kebutuhan hidupnya dengan tanpa
merusaknya agar Allah tetap lestari. Jika kita syukuri maka akan limpahkan nikmat Allah
kepada kita.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Masih terlalu banyak hal-hal yang belum terpenuhi dari kebutuhan manusia di muka
bumi ini sebagai mana sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan hasil kerja
kerasnya, hal ini adalah salah satu Qodrat manusia yang diciptakan untuk tidak saling
melepaskan antara satu dengan yang lainnya, keterkaitan ini adalah merupakan simbol
bahwa manusia itu diciptakan agar saling mengenal, menyanyangi, mengayomi,
memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Sebagai makhluk yang paling sempurna
yang dilengkapi akal dan fikiran maka sangat wajar jika manusia juga memikirkan sesama
dan alam sekitarnya. Untuk kelangsungan hidup yang lebih mapan tanpa harus saling
menjatuhkan dan menindas kaum yang lemah.

Kritik dan saran

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekeliruan didalamnya serta tidak terstrukturnya pola pembahasan yang
kami paparkan. Satu hal yang kami pahami bahwa tiada manusia yang sempurna tanpa
kesalahan dengan segala yang dimilikinya. Oleh karena itu demi kesempurnaan isi
makalah ini, dengan segala kerendahan hati kami memerima saran dan kritikan yang
sifatnya membangun, berpijak dari itu makalah yang sederhana ini dapat menambah
wawasan keilmuan terutama generasi Islam di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai