Anda di halaman 1dari 8

Peran Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community

Based Tourism) Dalam Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable


Tourism) di Bali
Indah Permatasari
Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali-Indonesia
*indah.permatasari1292@gmail.com
Published: 25/07/2022
How To Cite:
Permatasari, I. (2022). Peran Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism)
Dalam Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism) di Bali. KERTHA W ICAKSANA:
Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa. 16 (2). Pp 164-171. https://doi.org/10.22225/kw.16.2.2022.164-171

Abstract
Tourism industry is a collection of interrelated tourism businesses, which aim to meet the needs of tourists in the
administration of tourism. Of course, in an effort to meet the needs of tourists for the purpose of organizing
tourism, cooperation from various parties is needed, both the local community, government, local government, and
tourism entrepreneurs. The local community plays a particularly important role in the development of the tourism
industry. In fact, in the provisions of Article 5 of Law Number 10 of 2009 concerning Tourism, principles of
tourism implementation are regulated, one of which is empowering local communities. The problem that then
arises is that sometimes the development of the tourism industry is not directed at the development of sustainable
tourism. This is indicated by the existence of several tourism supporting facilities that are built not in accordance
with their designation. This research is an empirical legal research that uses primary and secondary data with the
aim of revealing the role of community-based tourism development models in realizing sustainable tourism in Bali.
The results of the research show that the community-based tourism development model puts emphasis on the active
role or participation of the community in the development of tourism. Furthermore, one of the goals of the
community-based tourism is to realize sustainable tourism development. The local community plays a very
important role in realizing sustainable tourism. Roles of the government, local governments, and tourism
entrepreneurs are also of great importance in the context of realizing sustainable tourism.
Keywords: community-based tourism; sustainable tourism; tourism

Abstrak
Industri pariwisata merupakan kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Tentu saja dalam rangka memenuhi kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata dibutuhkan kerjasama dari dari berbagai pihak baik masyarakat
setempat, pemerintah, pemerintah daerah, maupun pengusaha pariwisata. Masyarakat setempat memiliki peran
yang penting khususnya bagi pengembangan industri pariwisata. Bahkan dalam ketentuan Pasal 5 Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dapat diketahui prinsip dalam penyelenggaraan kepariwisataan
salah satunya ialah memberdayakan masyarakat setempat. Permasalahan yang kemudian muncul ialah terkadang
pengembangan industri pariwisata tidak diarahkan pada pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya beberapa fasilitas penunjang pariwisata yang dibangun tidak sesuai dengan
peruntukannya. Penelitian ini merupakah penelitian hukum empiris yang menggunakan data primer maupun
sekunder yang bertujuan untuk mengetahui peran model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat
(community based tourism) dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) di Bali. Hasil dari
penelitian ini menujukkan bahwa model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat menekankan pada peran
atau partisipasi aktif masyarakat dalam mengembangkan pariwisata. Bahkan salah satu tujuan dari pariwisata
berbasis masyarakat ini ialah untuk mewujudkan pembangunan pariwisata berkelanjutan. Masyarakat setempat
memiliki peran yang sangat penting untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism). Peran dari
pemerintah, pemerintah daerah, maupun pengusaha pariwisata juga sangat dibutuhkan untuk mewujudkan

KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 2 2022 — CC-BY-SA 4.0 License Halaman 164
Peran Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) Dalam Mewujudkan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism) di Bali
pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism).
Kata Kunci: par iwisata ber basis masyar akat; par iwisata ber kelanjutan; kepar iwisataan

I. PENDAHULUAN diketahui bahwa kepariwisataan mencakup pula


interaksi antara wisatawan dan masyarakat
Bali merupakan daerah tujuan pariwisata yang setempat selain sesama wisatawan, Pemerintah,
menarik untuk dikunjungi bahkan Bali dikenal Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Masyarakat
dengan keanekaragaman kekayaan alam, budaya setempat memiliki peranan yang besar dalam
dan dikenal dengan keindahan alamnya. Industri pengembangan industri pariwisata. Bahkan,
pariwisata merupakan salah satu sektor industri dalam ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor
yang sangat berkembangan khusunya di 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dapat
Indonesia. Perkembangan indsutri pariwisata di diketahui bahwa kepariwisataan diselenggarakan
Bali mengalami dampak yang cukup berat dari berdasarkan asas partisipatif selain didasarkan
adanya pandemi Covid-19 yang muncul. Pandemi pula pada asas manfaat, kekeluargaan, adil dan
memberikan dampak khususnya pada merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian,
perkembangan industri pariwisata di Bali. Bahkan berkelanjutan, demokratis, kesetaraan dan
pada tahun 2020 hunian kamar hotel turun kesatuan. Bahkan dalam ketentuan Pasal 5 dapat
43,95% dibandingkan rerata di sepanjang tahun diketahui prinsip dalam penyelenggaraan
2019 (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi kepariwisataan salah satunya ialah
Kreatif, 2020). Penurunan ini tentu saja sangat memberdayakan masyarakat setempat. Dalam
berdampak pada industri pariwisata khususnya di penjelasan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun
Bali. Bahkan 174,4 juta pekerja pariwisata di 2009 tentang Kepariwisataan khususnya dalam
seluruh dunia diproyeksikan kehilangan pekerjaan ketentuan Pasal 5 dapat diketahui bahwa yang
sepanjang tahun 2020 dan 106,7 juta diantaranya dimaksud dengan masyarakat setempat adalah
berasal dari Asia Pasifik (Kementrian Pariwisata masyarakat yang bertempat tinggal di dalam
dan Ekonomi Kreatif, 2020). Tentu saja hal ini wilayah destinasi pariwisata dan diprioritaskan
berdampak pada perekonomian khususnya bagi untuk mendapatkan manfaat dari
masyarakat yang bergantung pada industri penyelenggaraan kegiatan pariwisata di tempat
pariwisata. Industri Pariwisata merupakan tersebut. Berdasarkan hal yang telah dijelaskan
kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait sebelumnya dapat diketahui bahwa
dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa memberdayakan masyarakat setempat dan
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam keterlibatan masyarakat secara aktif memang
penyelenggaraan pariwisata. Dalam rangka sangat diperlukan dalam pengembangan
memenuhi kebutuhan wisatawan dalam pariwisata.
penyelenggaraan pariwisata dibutuhkan
kerjasama dari dari berbagai pihak baik Namun permasalahan yang muncul ialah kerap
masyarakat setempat, pemerintah, pemerintah kali pengembangan pariwisata tidak diarahkan
daerah, maupun pengusaha pariwisata. pada pengembangan pariwisata yang
berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
Interaksi antara wisatawan dan masyarakat beberapa fasilitas penunjang pariwisata yang
setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, dibangun tidak sesuai dengan peruntukannya.
Pemerintah Daerah, dan pengusaha juga Padahal saat ini, Pemerintah sedang berupaya
tercermin dalam pengertian kepariwisataan itu untuk mendorong pariwisata berkelanjutan.
sendiri. Kepariwisataan adalah keseluruhan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang (Kemenparekraf/Baparekraf) saat ini tidak fokus
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang mengejar angka kunjungan wisatawan di
dan negara serta interaksi antara wisatawan dan Indonesia saja, tapi lebih berfokus pada usaha
masyarakat setempat, sesama wisatawan, mendorong pariwisata berkelanjutan atau
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. sustainable tourism di Indonesia (Kemenparekraf/
Hal ini diatur dalam ketentuan Pasal 1 angka 4 Baparekraf RI, 2022). Berdasarkan hal tersebut
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang maka, penting dikaji sejauh mana peran
Kepariwisataan. Sehingga berdasarkan pengertian pariwisata berbasis masyarakat (community based
kepariwisataan dalam ketentuan Pasal 1 angka 4 tourism) dalam mewujudkan pariwisata
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dapat berkelanjutan (sustainable tourism).

Halaman 165 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 2 2022 — CC-BY-SA 4.0 License
Peran Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) Dalam Mewujudkan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism) di Bali
II. METODE partisipasi masyarakat dalam mengembangkan
Penelitian ini merupakan penelitian hukum parwisata merupakan unsur yang utama berkaitan
empiris yang mencoba menganalisis terkait dengan model pengembangan pariwisata berbasis
dengan peran pariwisata berbasis masyarakat masyarakat ini.
(community based tourism) dalam mewujudkan Model pengembangan pariwisata berbasis
pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism). masyarakat ini juga dapat ditemui dalam beberapa
Penelitian ini menggunakan data primer dan data peraturan perundang-undangan di Indonesia
sekunder. Bahan hukum primer yang merupakan khususnya dalam Undang-Undang Nomor 10
bagian dari data sekunder juga digunakan dalam Tahun 2009 tentang Kepariwisataan khsusunya
tulisan ini khusunya peraturan perundang- dalam ketentuan Pasal 2 dan Pasal 5. Dalam
undangan yang berkaitan dengan kepariwisataan. ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dengan tegas
menentukan bahwa kepariwisataan
Model Pengembangan Pariwisata Berbasis diselenggarakan berdasarkan asas partisipatif dan
Masyarakat (Community Based Tourism) dalam ketentuan Pasal 5 dapat diketahui prinsip
Pariwisata berbasis masyarakat merupakan dalam penyelenggaraan kepariwisataan yakni
salah satu jenis pariwisata yang memasukkan salah satunya adalah memberdayakan masyarakat
partisipasi masyarakat sebagai unsur utama dalam setempat yang sesuai dan sejalan dengan model
pariwisata guna mencapai tujuan pembangunan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.
pariwisata berkelanjutan (Telfer dan Sharpley Bahkan selain dalam undang-undang tentang
dalam (Adikampana, 2017)). Community based kepariwisataan model pengembangan pariwisata
tourism (CBT) juga dapat diartikan sebagai alat/ berbasis masyarakat ini juga ditemukan dalam
sarana pengembangan masyarakat yang peraturan perundang-undangan lainnya yakni
memperkuat kemampuan masyarakat pedesaan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
atau masyarakat setempat untuk mengelola Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
sumber daya pariwisata sambil memastikan Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun
partisipasi masyarakat setempat (Asia Pasific 2010-2025, Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Economic Cooperation, 2009). Selain pengertian Pariwisata Nomor PM.26/ UM. 001/Mkp/2010
diatas terdapat pula pengertian lainnya terkait tentang Pedoman Umum Program Nasional
dengan pariwisata berbasis masyarakat, yaitu Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
community based tourism (CBT) is a form of Pariwisata Melalui Desa Wisata, Peraturan
tourism that seeks to empower communities to Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020
manage tourism growth and achieve community tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan
aspirations relating to their well-being, and Budaya Bali, serta peraturan perundang-undangan
includes economic, social and environmental lainnya.
sustainable development (Association of Pariwisata berbasis masyarakat menekankan
Southeast Asian Nations (ASEAN), 2016). Dari peran atau partisipasi masyarakat dalam
kutipan diatas dapat diketahui bahwa pariwisata mengembangkan parwisata. Selain hal tersebut
berbasis masyarakat merupakan adalah bentuk dapat diketahui bahwa begitu pentingnya peran
pariwisata yang berupaya memberdayakan masyarakat lokal dalam pengembangan destinasi
masyarakat untuk mengelola pertumbuhan pariwisata berkelanjutan telah mendorong
pariwisata dan mencapai aspirasi masyarakat munculnya tren baru pengembangan pariwisata
yang berkaitan dengan kesejahteraan mereka, dan yang berbasis masyarakat (Association of
mencakup pembangunan ekonomi, sosial dan Southeast Asian Nations (ASEAN), 2016).
lingkungan yang berkelanjutan. Bahkan Berikut ini Poetjana Suansri menggambarkan
pariwisata berbasis masyarakat juga dapat bagaimana pariwisata berbasis masyarakat
membantu masyarakat lokal dalam menghasilkan (community based on tourism) dapat digunakan
pendapatan, diversifikasi ekonomi lokal, sebagai alat atau sarana untuk mengembangkan
melestarikan budaya, melestarikan lingkungan atau pengembangan masyarakat baik ditinjau dari
dan memberikan kesempatan pendidikan (Asia segi ekonomi, sosial, politik, budaya dan
Pasific Economic Cooperation, 2009). lingkungan:
Berdasarkan beberapa pengertian terkait dengan
pariwisata berbasis masyarakat (community based
tourism) dapat diketahui bahwa peran atau

KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 2 2022 — CC-BY-SA 4.0 License Halaman 166
Peran Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) Dalam Mewujudkan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism) di Bali
setiap aspek, mempromosikan kebanggaan
masyarakat, meningkatkan kualitas kehidupan,
menjamin keberlanjutan lingkungan, melindungi
keunikan karakter dan budaya masyarakat local,
mendorong pembelajaran lintas budaya,
menghormati perbedaan budaya dan martabat
manusia, mendistristribusikan keuntungan atau
manfaat secara adil diantara anggota masyarakat
dan memberikan kontribusi dengan presentase
dari pendapatan yang diperoleh untuk
pengembangan masyarakat. Model
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat
(community based tourism) melibatkan dukungan
masyarakat (dan eksternal) untuk usaha
Sumber: (Suansri, 2003) pariwisata kecil, yang bertujuan untuk
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui meningkatkan kesejahteraan kolektif
bahwa pariwisata berbasis masyarakat tentu saja (Adikampana, 2017). Tidak dipungkiri bahwa
dapat membuka lapangan kerja baru khususnya masyarakat memiliki peranan yang sangat besar
berkaitan dengan pariwisata bahkan dapat dalam pengembangan industri pariwisata itu
meningkatkan pendapatan dari masyarakat sendiri.
setempat atau masyarakat lokal. Bahkan dari segi Peran Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community
sosial salah satunya tentu saja dapat Based Tourism) Dalam Mewujudkan Pariwisata
meningkatkan kualitas hidup, selain hal tersebut Berkelanjutan (Sustainable Tourism)
dapat dilihat pula dari segi politik yakni
Pariwisata berbasis masyarakat berkaitan
memungkinnya adanya partisipasi dari
dengan adanya partisipasi yang aktif dari
masyarakat lokal dalam pengembangan
masyarakat sebagai pengelola dalam
pariwisata bahkan dari segi lingkungan dapat
pembangunan kepariwisataan yang ada
meningkatkan kesadaran masyarakat terkait
(Musaddad, Rahayu, Pratama, Supraptiningsih, &
dengan konservasi dan sebagainya.
Wahyuni, 2009). Pariwisata berbasis masyarakat
Pariwisata berbasis masyarakat berkaitan erat sering dipahami sebagai sesuatu yang
dengan adanya kepastian partisipasi aktif dari berseberangan dengan pariwisata skala besar
masyarakat setempat dalam pembangunan (enclave), berbentuk paket (all inclusive),
kepariwisataan yang ada (Rahayu, Dewi, & pariwisata masal, dan minim keterkaitannya
Fitriana, 2016). Poetjana Suansri, menjelaskan dengan masyarakat lokal (Adikampana, 2017).
beberapa prinsip-prinsip yang berkaitan dengan Tata Kelola pariwisata berbasis masyarakat
konsep community based on tourism, sebagai adalah bentuk pengelolaan pariwisata yang
sarana untuk mengembangkan masyarakat yang menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama
harus dilakukan yakni recognize, support and mulai dari tahap perencanaan pariwisata (Asy’ari,
promote community ownership of tourism, involve Tahir, Rakhman, & Putra, 2021). Prinsip dalam
community members from the start in every penyelenggaraan kepariwisataan salah satunya
aspect, promote community pride, Improve the ialah memberdayakan masyarakat setempat. Hal
quality of life, Ensure environmental ini diatur dalam ketentuan Pasal 5 Undang-
sustainability, preserve the unique character and Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
culture of the local area, foster cross-cultural Kepariwisataan. Bahkan, dalam penjelasan atas
learning, respect cultural differences and human Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
dignity, distribute benefits fairly among Kepariwisataan yakni dalam ketentuan Pasal 5
community members, and contribute a fixed dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan
percentage of income to community projects masyarakat setempat adalah masyarakat yang
(Suansri, 2003). Sehingga berdasarkan pendapat bertempat tinggal di dalam wilayah destinasi
diatas dapat diketahui 10 (sepuluh) prinsip yang pariwisata dan diprioritaskan untuk mendapatkan
berkaitan dengan konsep community based on manfaat dari penyelenggaraan kegiatan pariwisata
tourism yakni meliputi mengenali, mendukung, di tempat tersebut.
dan mempromosikan kepemilikan masyarakat Peran stakeholder atau pemangku
dalam pariwisata, melibatkan masyarakat dalam

Halaman 167 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 2 2022 — CC-BY-SA 4.0 License
Peran Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) Dalam Mewujudkan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism) di Bali
kepentingan, merupakan dasar dari keberhasilan pengembangan industri pariwisata.
pariwisata berbasis masyarakat (community based
Dalam Pedoman Umum Program Nasional
tourism). Namun, persoalan yang terjadi
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
berkaitan dengan pelaksanaan pariwisata berbasis
Pariwisata Melalui Desa Wisata dapat diketahui
masyarakat ialah terkadang terdapat Keenganan
bahwa tujuan utama dari PNPM Mandiri
masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam
Pariwisata adalah meningkatkan keberdayaan dan
pengembangan pariwisata juga merupakan salah
kemandirian masyarakat, dan kelompok peduli
satu kendala yang kerap kali terjadi. Selain hal
setempat dalam menanggulangi kemiskinan di
tersebut, pengembangan pariwisata berbasis
wilayahnya. Bahkan program nasional ini juga
kerakyatan tidak hanya memiliki keunggulan,
bertujuan untuk meningkatkan modal masyarakat
tetapi memiliki beberapa kelemahan juga,
seperti kesadaran kritis, potensi sosial dan budaya
misalnya masyarakat lokal tidak memiliki visi
serta kearifan lokal, meningkatkan kapasitas
dan misi dalam perencanaan jangka panjang dan
pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan
tidak memiliki cukup modal untuk membangun
kepada masyarakat terutama masyarakat miskin
secara cepat (Wijaya & Sudarmawan, 2019).
melalui kebijakan pembangunan kepariwisataan
Keberhasilan pengembangan pariwisata berbasis
yang terintegrasi dan berpihak kepada masyarakat
masyarakat juga membutuhkan sinergitas antara
miskin (pro poor), meningkatkan akses
setiap sektor dalam pengembangan kawasan
permodalan, inovasi dan pemanfaatan teknologi
pariwisata yang ada. Peran stakeholder atau
tepat guna, informasi dan komunikasi dalam
pemangku kepentingan baik di pusat maupun
pemberdayaan masyarakat, dan membangun
daerah sangat berperan penting (Rifqi Asy’ari
kemitraan lintas sektor untuk menunjang
dkk, 2021). Pemerintah berperan penting dalam
pembangunan kepariwisataan di desa wisata.
mengawasi pengembangan produk pariwisata,
Sehingga dengan adanya peran aktif atau
terutama desa wisata dan membantu
partisipasi masyarakat diharapkan dampak positif
mengembangkan serta promosi pasar (Effendi &
dari perkembangan industri pariwisata juga dapat
Prastiyo, 2020). Sehingga pengembangan
dinikmati oleh masyarakat setempat. Dalam
pariwisata berbasis masyarakat tidak akan
Pedoman Umum Program Nasional
berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
pemerintah maupun pemerintah daerah.
dapat diketahui bahwa Pariwisata Melalui Desa
Pemerintah dalam hal ini juga berperan dalam
Wisata Pemberdayaan masyarakat adalah
meningkatkan dan membangun kesadaran
menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat
masyarakat melalui beberapa peraturan
baik secara individu maupun berkelompok dalam
perundang-undangan salah satunya yakni dalam
memecahkan berbagai persoalan terkait upaya
Pedoman Umum Program Nasional
peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
kesejahteraannya. Kemudian, dalam Peraturan
Pariwisata Melalui Desa Wisata yang diatur
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Pariwisata Nomor: PM.26/ UM.001/ MKP/2010.
Nasional Tahun 2010-2025 khususnya dalam
Pedoman Umum Program Nasional ketentuan Pasal 1 angka 13 yang dimaksud
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dengan Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya
Pariwisata Melalui Desa Wisata muncul sebagai untuk meningkatkan kesadaran, kapasitas, akses,
upaya untuk membangun kesadaran masyarakat dan peran masyarakat, baik secara individu
dan penguatan kelembagaan, sehingga maupun kelompok, dalam memajukan kualitas
masyarakat juga dapat turut serta secara aktif hidup, kemandirian, dan kesejahteraan melalui
sebagai pelaku wisata.Hal ini merupakan upaya kegiatan Kepariwisataan.
yang dilakukan untuk mewujudkan pelaksanaan
Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud
pariwisata berbasis masyarakat (community based
dalam PNPM Mandiri meliputi tahap persiapan,
tourism). Tidak dipungkiri masyarakat di dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
destinasi pariwisata yang kemudian disebut
pemeliharaan yang melibatkan partisipasi aktif
dengan masyarakat lokal mempunyai potensi
masyarakat. Sehingga masyarakat tidak hanya
berupa beragam aktivitas yang dapat dikreasikan
dilibatkan pada tahap pelaksanaan saja,
menjadi produk pariwisata (Adikampana, 2017).
masyarakat lokal berperan sebagai tuan rumah
Sehingga masyarakat setempat juga memiliki
dan menjadi pelaku penting dalam pengembangan
peran yang sangat penting dalam upaya
desa wisata dalam keseluruhan tahapan mulai

KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 2 2022 — CC-BY-SA 4.0 License Halaman 168
Peran Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) Dalam Mewujudkan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism) di Bali
tahap perencanaan, pengawasan, dan policy forum dan penyusunan data usaha
implementasi (Dewi, 2013). Masyarakat memiliki pariwisata. Kemudian, program pemasaran
peran yang besar untuk berpartisipasi dalam pariwisata meliputi analisa pasar untuk promosi
pengambilan keputusan khususnya berkaitan dan pemasaran, pelaksanaan promosi pariwisata
dengan penentuan arah kepariwisataan. Bahkan di dalam dan luar negeri, pengadaan bahan
masyarakat dapat berpartisipasi penuh yang dapat promosi pariwisata melalui media cetak dan
dijadikan masukan dalam proses perencaan elektronik, kerjasama antar provinsi khususnya di
pariwisata, dengan adanya partisipasi masyarakat bidang kepariwisataan melalui mitra praja utama.
lokal dalam proses perencanaan diharapkan Program ketiga yakni program pembangunan
masyarakat mampu mengidentifikasi berbagai industri pariwisata meliputi, mengendalikan
dampak pariwisata dan kemudian merumuskan usaha jasa kepariwisataan, mengendalikan usaha
strategi yang bertujuan untuk meminimalkan sarana kepariwisataan, mengendalikan usaha daya
dampak negatif yang ditimbulkan oleh pariwisata tarik wisata, penganugerahan Tri Hita Karana
(Adikampana, 2017). Bahkan terkait dengan Award. Program pembangunan kelembagaan
penyelenggaraan kepariwisataan khsusnya di Bali pariwisata meliputi pengembangan sumber daya
khususnya dalam Pasal 8 Peraturan Daerah manusia dan profesionalisme bidang pariwisata,
Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020 tentang peningkatan peran serta masyarakat dalam
Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya kepariwisataan, fasilitasi sertifikasi kompetensi
Bali dapat diketahui bahwa Desa Adat/lembaga dan fasilitasi sertifikasi usaha pariwisata.
tradisional/kelompok masyarakat mempunyai hak
Berdasarkan beberapa peraturan perundang-
untuk mengembangkan Wisata pedesaan sesuai
undangan diatas dapat dikatakan bahwa
dengan potensi setempat dan sesuai dengan
pariwisata berbasis masyarakat memiliki peranan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Lebih
yang besar dalam pengembangan pariwisata
lanjut dalam ketentuan Pasal 11 Peraturan Daerah
khususnya berkaitan dengan mewujudkan
Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2015 tentang
pariwisata berkelanjutan. Pariwisata berbasis
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
masyarakat merupakan salah satu jenis pariwisata
Daerah Provinsi Bali Tahun 2015-2029 dapat
yang memasukkan partisipasi masyarakat sebagai
diketahui bahwa arah pembangunan
unsur utama dalam pariwisata guna mencapai
kepariwisataan daerah meliputi pembangunan
tujuan pembangunan pariwisata berkelanjutan
kepariwisataan daerah yang berkualitas, berbasis
(Telfer dan Sharpley dalam (Adikampana, 2017)).
masyarakat dan berkelanjutan. Arah
Berdasarkan pendapat Telfer dan Sharpley dapat
pembangungan kepariwisataan tersebut dijadikan
dilihat peranan pariwisata berbasis masyarakat
dasar arah kebijakan, strategi dan indikasi
yang besar untuk mewujudkan pariwisata
program dari setiap komponen pembangunan
berkelanjutan. Hal ini juga sejalan dengan
kepariwisataan daerah.
karaketeristik umum dari pariwisata berbasis
Dalam lampiran III Peraturan Daerah Provinsi masyarakat yang disoroti oleh UNEP dan
Bali Nomor 10 Tahun 2015 tentang Rencana UNWTO yakni sebagai berikut:
Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah
Some general characteristics of CBT that have
Provinsi Bali Tahun 2015-2029 tersebut dapat
diketahui bahwa arah kebijakan strategi been highlighted by UNEP and UNWTO are as
pembangunan destinasi pariwisata meliputi follows:
program pembangunan destinasi pariwisata, involving appreciation not only of nature, but
program pemasaran pariwisata, program also of indigenous cultures prevailing in natural
pembangunan industri pariwisata serta program areas, as part of the visitor experience;
pembangunan kelembagaan pariwisata.
Masyarakat setempat juga dilibatkan dalam containing education and interpretation as
program ini. Program pembangunan destinasi part of the tourist offer;
wisata meliputi kegiatan pengembangan daerah generally, but not exclusively, organised for
tujuan wisata, perbaikan kualitas destinasi small groups by small, specialised and locally
pariwisata, monitoring, evaluasi dan pelaporan, owned businesses;
fasilitasi pembangunan dan pengadaan sarana
prasarana pariwisata, pemberdayaan masyarakat minimising negative impacts on the natural
melalui pengembangan desa wisata, and socio-cultural environment;
pengembangan destinasi melalui inter island supporting the protection of natural and

Halaman 169 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 2 2022 — CC-BY-SA 4.0 License
Peran Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) Dalam Mewujudkan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism) di Bali
cultural areas by generating economic benefits pemahaman dan toleransi antar budaya.
from it;
Memastikan pengoperasian ekonomi jangka
providing alternative income and employment panjang yang layak, memberikan manfaat sosial-
for local communities; and ekonomi kepada semua pemangku kepentingan
yang terdistribusi secara adil, termasuk pekerjaan
increasing local and visitor awareness of
yang stabil dan peluang memperoleh pendapatan
conservation (Asia Pasific Economic
serta layanan sosial bagi masyarakat setempat,
Cooperation, 2009)
dan berkontribusi pada pengentasan kemiskinan
Berdasarkan karaketeristik umum dari (United Nation Environment Programme World
pariwisata berbasis masyarakat yang disoroti oleh Tourism Organization, 2005).
UNEP dan UNWTO diatas yakni salah satunya
Berdasarkan hal tersebut pemanfaatan sumber
adalah meminimalkan dampak negatif terhadap daya alam atau lingkungan harus diperhatikan
lingkungan alam dan sosial budaya. Bahkan
dengan memikirkan dampak jangka panjang serta
mendukung perlindungan kawasan alam dan minimalisir munculnya dampak negatif baik
budaya dengan menghasilkan manfaat ekonomi
terhadap lingkungan, budaya, sosial dan
serta meningkatkan kesadaran masyarakat lokal sebagainya. Sehingga pembangunan pariwisata
dan pengunjung tentang konservasi. Hal ini tentu
berkelanjutan harus didukung dengan kebijakan
saja sejalan dengan konsep pariwisata
pengembangan pariwisata yang partisipatif
berkelanjutan yang bertujuan untuk
dengan melibatkan masyarakat (Musaddad et al.,
meminimalisir terjadinya dampak negatif
2009). Pembangunan pariwisata yang
terhadap lingkungan. Bahkan, pariwisata berbasis
berkelanjutan haruslah memanfaatkan sumber
masyarakat (community-based tourism) adalah daya alam secara optimal sesuai daya dukung
pendekatan bottom-up untuk pembangunan sehingga tidak menimbulkan kerusakan,
berkelanjutan yang digunakan di negara-negara menghormati sosial budaya masyarakat setempat
berkembang untuk meningkatkan konservasi
dan memastikan manfaat ekonomi yang
sumber daya alam, melestarikan budaya
berkelanjutan dan terdistribusi secara adil pada
tradisional, dan menghasilkan pendapatan di seluruh stakeholders (Wijaya & Sudarmawan,
tingkat lokal (Yamashita, 2011). Pariwisata 2019). Sehingga dengan adanya pariwisata
berbasis masyarakat sangat berkaitan erat dengan berbasis masyarakat diharapakan dapat
pengembangan pariwisata berkelanjutan. meminimalisir munculnya dampak negatif dari
Pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah perkembangan industry pariwisata. Namun untuk
pariwisata yang memerhatikan dampak terhadap mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan
lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk membutuhkan juga membutuhkan partisipasi dari
masa kini dan masa depan, baik bagi masyarakat seluruh stakeholder baik masyarakat, pemerintah
lokal maupun wisatawan (Kemenparekraf/ pusat, pemerintah daerah maupun pengusaha
Baparekraf RI, 2022). Prinsip keberlanjutan pariwisata.
mengacu pada aspek lingkungan, ekonomi, dan IV. SIMPULAN
sosial budaya dari pengembangan pariwisata, dan
keseimbangan yang sesuai harus dibangun antara Model pengembangan pariwisata berbasis
ketiga dimensi ini untuk menjamin keberlanjutan masyarakat (community based tourism)
jangka panjang United Nation Environment menekankan pada peran atau partisipasi
Programme World Tourism Organization, 2005). masyarakat dalam mengembangkan pariwisata.
Lebih lanjut lagi pariwisata yang berkelanjutan Bahkan salah satu tujuan dari pariwisata berbasis
harus: masyarakat ini ialah untuk mewujudkan
pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Memanfaatkan secara optimal sumber daya Masyarakat setempat memiliki peran yang
lingkungan yang merupakan elemen kunci dalam penting mewujudkan pariwisata berkelanjutan
pengembangan pariwisata, mempertahankan (sustainable tourism). Selain peran aktif dari
proses ekologi yang penting dan membantu masyarakat yang merupakan perwujudan dari
melestarikan alam dan keanekaragaman hayati. model pengembangan pariwisata berbasis
Menghormati keaslian sosial budaya masyarakat (community based tourism),
masyarakat setempat, melestarikan warisan membutuhkan partisipasi dari seluruh stakeholder
budaya dan nilai-nilai tradisional mereka yang yaknipemerintah pusat, pemerintah daerah
dibangun dan hidup, serta berkontribusi pada maupun pengusaha pariwisata juga sangat

KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 2 2022 — CC-BY-SA 4.0 License Halaman 170
Peran Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) Dalam Mewujudkan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism) di Bali
dibutuhkan untuk mewujudkan pariwisata Pengembangan Community Based Tourism
berkelanjutan (sustainable tourism). Sebagai Strategi Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Di Kabupaten Kulon Progo, Daerah
DAFTAR PUSTAKA Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian
Adikampana, I. M. (2017). Pariwisata Berbasis Humaniora, 21(1). Retrieved from https://
Masyarakat. Denpasar: Cakra Press. doi.org/10.21831/hum.v21i1.13111
Asia Pasific Economic Cooperation. (2009). Handbook Suansri, P. (2003). Community Based Tourism
on Community Based Tourism, How to Develop Handbook. Thailand: Rest Project.
and Sustain CBT). SOM Steering Committee on United Nation Environment Programme World
Economic and Technical Cooperation (SCE), Tourism Organization, 2005, Making Tourism
Tourism Working Group (TWG). Retrieved More Sustainable, A Guide for Policy Makers.
from https://www.apec.org/ Wijaya, N. S., & Sudarmawan, I. W. E. (2019).
publications/2009/12/handbook-on-community- Community Based Tourism Sebagai Strategi
based-tourism-how-to-develop-and-sustain-cbt- Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di
december-2009 DTW Ceking Desa Pekraman Tegallalang.
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Jurnal Ilmiah Hospitality Management, 10(1),
(2016). ASEAN Community Based Tourism 77–98. Retrieved from https://doi.org/10.22334/
Standard. Jakarta: ASEAN Secretariat. jihm.v10i1.162
Asy’ari, R., Tahir, R., Rakhman, C. U., & Putra, R. R. Yamashita, S. (2011). Community-Based Associations
(2021). Pengembangan Pariwisata Berbasis for Sustainable Tourism Development:
Masyarakat di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Fostering Sustainable Development in
Socius: Journal of Sociology Research and Developing Countries. Digitala V etenskapliga
Education, 8(1), 47–58. Retrieved from http:// Arkivet. Retrieved from http://www.diva-
socius.ppj.unp.ac.id/index.php/socius/article/ portal.org/smash/record.jsf?pid=diva2%
view/292 3A465809&dswid=578
Dewi, M. H. U. (2013). Pengembangan Desa Wisata
Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa
Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali. Kawistara :
The Journal of Social Sciences and Humanities,
3(2). Retrieved from https://doi.org/10.22146/
kawistara.3976
Effendi, D., & Prastiyo, E. B. (2020). Strategi
Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat
Di Kampung Tanjung Siambang Kota
Tanjungpinang. Jurnal Neo Societal, 5(4).
Retrieved from http://dx.doi.org/10.52423/
jns.v5i4.12739
Kemenparekraf/ Baparekraf RI, 2022, https://
www.kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/7-
Desa-Wisata-yang-Mengusung-Konsep-
Sustainable-Tourism
Kemenparekraf/ Baparekraf. (2022). Destinasi W isata
Berbasis Sustainable Tourism di Indonesia,
diakses pada tanggal 1 Juli 2022 URL: https://
kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/
Destinasi-Wisata-Berbasis-Sustainable-Tourism
-di-Indonesia
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2020).
Outlook Pariwisata& Ekonomi Kreatif
Indonesia.
Musaddad, A. A., Rahayu, O. Y., Pratama, E.,
Supraptiningsih, & Wahyuni, E. (2009).
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Di
Indonesia. Dinamika Administrasi: Jurnal Ilmu
Administrasi Dan Manajemen, 2(1). Retrieved
from https://sasanti.or.id/ojs/index.php/jda/
article/download/27/43
Rahayu, S., Dewi, U., & Fitriana, K. N. (2016).

Halaman 171 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 2 2022 — CC-BY-SA 4.0 License

Anda mungkin juga menyukai