4445-Article Text-23205-1-10-20220128
4445-Article Text-23205-1-10-20220128
Abstrak
Tujuan dari pengembangan pariwisata tidak hanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga melestarikan alam
serta lingkungan. Permasalahan yang muncul khususnya di Kabupaten Badung ialah masih ditemuinya banyak fasilitas
penunjang pariwisata yang tidak sesuai dengan zonasi atau peruntukan sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan. Penelitian ini mengkaji terkait dengan makna konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis lingkungan
serta strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis lingkungan pada fasilitas penunjang pariwisata di Kabupaten
Badung. Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan agar dapat memberikan solusi strategi atau kebijakan yang tepat terkait
dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang menggunakan data
primer dan data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan
menitikberatkan pada pengembangan pariwisata jangka panjang yang meminimalkan dampak negatif pada lingkungan.
Pemerintah memiliki peran yang strategis dalam merumuskan kebijakan pembangunan pariwisata yang tepat khususnya di
bidang perencanaan yang tertuang dalam rencana induk pembangunan keparwisataan baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Nilai filosofi Tri Hita Karana sangat tepat untuk diterapkan dalam merumuskan kebijakan pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan. Selain merumuskan kebijakan, strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis lingkungan pada
fasilitas penunjang pariwisata di kabupaten badung dapat dilakukan dengan memastikan seluruh pembangunan sesuai dengan
peruntukannya sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Pemberdayaan komunitas lokal dalam
pengembangan pariwisata juga sangat penting untuk dilakukan dengan memegang prinsip nilai-nilai agama dan budaya yang
hidup dalam masyarakat serta kelestarian lingkungan hidup.
KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 1 2022 — CC-BY-SA 4.0 License Halaman 35
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) Berbasis Lingkungan Pada Fasilitas
Penunjang Pariwisata di Kabupaten Badung
Halaman 36 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 1 2022 — CC-BY-SA 4.0 License
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) Berbasis Lingkungan Pada Fasilitas
Penunjang Pariwisata di Kabupaten Badung
KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 1 2022 — CC-BY-SA 4.0 License Halaman 37
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) Berbasis Lingkungan Pada Fasilitas
Penunjang Pariwisata di Kabupaten Badung
bility principles refer to the environmental, eco- dalam Peraturan Menteri Pariwisata Republik
nomic and socio-cultural aspects of tourism de- Indonesia Nomor 14 Tahun 2016.
velopment, and a suitable balance must be estab-
Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
lished between these three dimensions to guaran-
disusun sebagai upaya tidak mengabaikan kebu-
tee its long-term sustainability (World Tourism
tuhan masa yang akan datang. Hal ini didasarkan
Organization, 2005). Berdasarkan hal tersebut
pada alasan bahwa pembangunan kepariwisataan
dapat diketahui bahwa prinsip-prinsip berkelanju-
bertumpu pada keanekaragaman, keunikan dan
tan mengacu pada aspek lingkungan, ekonomi
kekhasan budaya dan alam sehingga pem-
dan sosial budaya dari pengembangan pariwisata,
bangunan destinasi pariwisata perlu dilakukan
dan keseimbangan yang sesuai harus dibangun
secara bertanggungjawab penjabaran kriteria
antara ketiga dimensi ini untuk menjamin keber-
berkelanjutan. Berdasarkan pedoman destinasi
lanjutan jangka panjangnya.
pariwisata ini dapat diketahui bahwa pariwisata
Sustainable tourism should make optimal use berkelanjutan adalah pariwisata yang memperhi-
of environmental resources that constitute a key tungkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan
element in tourism development, maintaining es- saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan
sential ecological processes and helping to con- pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat
serve natural resources and biodiversity, respect setempat serta dapat diaplikasikan ke semua ben-
the socio-cultural authenticity of host communi- tuk aktifitas wisata di semua jenis destinasi
ties, conserve their built and living cultural herit- wisata, termasuk wisata masal dan berbagai jenis
age and traditional values, and contribute to inter kegiatan wisata lainnya.
-cultural understanding and tolerance, and En-
Dalam ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri
sure viable, long-term economic operations,
Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
providing socio-economic benefits to all stake-
2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata
holders that are fairly distributed, including sta-
Berkelanjutan dapat diketahui bahwa ruang ling-
ble employment and income-earning opportuni-
kup pedoman destinasi pariwisata berkelanjutan
ties and social services to host communities, and
meliputi pengelolaan destinasi pariwisata berke-
contributing to poverty alleviation (World Tour-
lanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat
ism Organization, 2005). Dapat diketahui bahwa
lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan
pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism)
pengunjung danpelestarian lingkungan. Keempat
harus memanfaatkan secara optimal sumber daya
hal tersebut tergolong kedalam kriteria pariwisata
lingkungan yang merupakan elemen kunci dalam
berkelanjutan. Kemudian keempat bagian kriteria
pengembangan pariwisata, memelihara proses
destinasi pariwisata berkelanjutan tersebut diper-
ekologi yang penting dan membantu melestarikan
jelas melalui 3 hal yakni kriteria, indikator, dan
sumber daya alam dan keanekaragaman hayati,
bukti pendukung. Dalam pedoman destinasi pari-
menghormati keaslian sosial budaya masyarakat
wisata berkelanjutan juga dijelaskan bahwa krite-
tuan rumah, melestarikan warisan budaya dan
ria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian
nilai-nilai tradisional yang dibangun dan hidup
atau penetapan sesuatu di destinasi pariwisata
mereka, dan berkontribusi pada pemahaman dan
yang menerapkan pariwisata berkelanjutan. Indi-
toleransi antar budaya dan memastikan operasi
kator adalah sesuatu yang dapat memberikan pe-
ekonomi jangka panjang yang layak, memberikan
tunjuk atau keterangan dari kriteria di destinasi
manfaat sosial-ekonomi kepada semua pemangku
pariwisata yang menerapkan pariwisata berke-
kepentingan yang terdistribusi secara adil, terma-
lanjutan. Sedangkan bukti pendukung adalah
suk pekerjaan yang stabil dan peluang mem-
sesuatu yang menyatakan suatu kebenaran peristi-
peroleh pendapatan dan layanan sosial bagi
wa, keterangan nyata atau tanda baik softcopy
masyarakat setempat, dan berkontribusi pada pen-
atau hardcopy di destinasi pariwisata yang men-
gentasan kemiskinan.
erapkan pariwisata berkelanjutan. Lebih lanjut,
Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dalam pedoman destinasi pariwisata berkelanju-
sangat penting demi pengembangan pariwisata tan juga diatur tentang pengelolaan destinasi pa-
jangka panjang. Hal ini perlu menjadi perhatian riwisata berkelanjutan yang efektif mencakup
dan catatan penting bagi pemerintah maupun kriteria perencanaan, pengelolaan, pemantauan,
masyarakat. Terkait dengan pariwisata berke- dan evaluasi.
lanjutan (Sustainable Tourism) terdapat aturan
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indo-
hukum yang mengatur terkait dengan Pedoman
nesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman
Destinasi Pariwisata Berkelanjutan yang diatur
Halaman 38 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 1 2022 — CC-BY-SA 4.0 License
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) Berbasis Lingkungan Pada Fasilitas
Penunjang Pariwisata di Kabupaten Badung
Tabel 1.
Kriteria Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bah- tersebut dilaksanakan dengan partisipasi masyara-
wa keempat kriteria diatas memegang peranan kat dan komitmen politik dari pemangku kepent-
penting dalam mengembangkan pariwisata yang ingan yang relevan. Jika prinsip sustainability
berkelanjutan. Perencanaan memegang peranan betul-betul diterapkan dalam penyusunan rencana
yang penting juga terkait dengan penyusunan dan strategis serta penerapan yang sustainable, maka
penerapan strategi pengembangan destinasi ber- tujuan pengembangan pariwisata dapat tercapai
tahun jamak yang tersedia untuk umum, dan secara maksimal yang berdampak pada kemam-
sesuai dengan skalanya yang harus mempertim- puan suatu wilayah meningkatkan perekonomian
bangkan isu-isu lingkungan, ekonomi, sosial, bu- masyarakatnya (Ilham Junaid, 2014).
daya, kualitas, kesehatan, keselamatan, dan esteti-
Pariwisata berkelanjutan merupakan salah satu
ka yang dikembangkan dengan melibatkan
hal yang penting untuk dikaji dan diterapkan da-
partisipasi masyarakat. Berkelanjutan dalam hal
lam prakteknya. Persoalan ini tidak hanya men-
ini tidak hanya mempertimbangkan persoalan
jadi topik diskusi pada ranah nasional namun juga
atau isu lingkungan saja namun juga persoalan
pada ranah internasional yang dapat dilihat
ekonomi, sosial, budaya, kualitas, kesehatan,
dengan adanya badan independen yang ber-
keselamatan dan estetika.
wenang untuk menetaokan dan mengelola standar
Strategi Destinasi Berkelanjutan
berdasarkan pariwisata global. Global Sustainable Tourism
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Council (GSTC) merupakan badan independen
Nomor 14 Tahun 2016 didasarkan dari adanya internasional yang menetapkan dan mengelola
strategi pariwisata tahun jamak (jangka pendek, standar pariwisata global dengan tujuan untuk
menengah dan panjang) yang mencakup pengem- meningkatkan pengetahuan pariwisata berke-
bangan aksesibilitas ke destinasi, amenitas kepa- lanjutan dan praktek antara para pemangku
riwisataan di dalam dan sekitar destinasi, aktivitas kepentingan publik dan swasta. The Global Sus-
kepariwisataan di dalam dan sekitar destinasi tainable Tourism Council (GSTC) is managing
dengan tetap memperhatikan daya tampung dan the GSTC Criteria, global standards for sustaina-
daya dukung lingkungan, pertumbuhan ekonomi, ble travel and tourism as well as providing inter-
isu sosial, warisan budaya, kualitas, kesehatan, national accreditation for sustainable tourism
keselamatan, dan estetika. Penyusunan strategi Certification Bodies (GSTC Global Sustainable
Tourism Council, 2021). Dapat diketahui bahwa
KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 1 2022 — CC-BY-SA 4.0 License Halaman 39
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) Berbasis Lingkungan Pada Fasilitas
Penunjang Pariwisata di Kabupaten Badung
Dewan Pariwisata Berkelanjutan Global (GSTC) kungan Pada Fasilitas Penunjang Pariwisata di Ka-
mengelola Kriteria GSTC, standar global untuk bupaten Badung
perjalanan dan pariwisata berkelanjutan serta Strategi pengembangan pariwisata berkelanju-
memberikan akreditasi internasional untuk Badan tan berbasis lingkungan akan disusun didasarkan
Sertifikasi pariwisata berkelanjutan. pada pembangunan kepariwisataan yang meliputi
Dewan Pariwisata Berkelanjutan Global industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasa-
(GSTC) menetapkan dan mengelola standar glob- ran dan kelembagaan kepariwisataan. Adapun
al untuk perjalanan dan pariwisata berkelanjutan, strategi yang dikonstruksikan terkait dengan
yang dikenal sebagai Kriteria GSTC. There are pengembangan
two sets: Destination Criteria for public policy- pariwisata berkelanjutan berbasis lingkungan
makers and destination managers, and Industry adalah melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh
Criteria for hotels and tour operators. They are pemerintah, penerapan Tri Hita Karana, memasti-
the result of a worldwide effort to develop a com- kan seluruh pembangunan sesuai dengan pe-
mon language about sustainability in tourism. runtukannya sehingga mengurangi dampak
They are arranged in four pillars: (A) Sustainable negatif terhadap lingkungan dan pemberdayaan
management; (B) Socioeconomic impacts; (C) komunitas lokal dalam pengembangan pariwisata.
Cultural impacts; and (D) Environmental im-
pacts. Since tourism destinations each have their Pemerintah memegang peranan yang sangat
own culture, environment, customs, and laws, the penting dalam hal pengembangan pariwisata
Criteria are designed to be adapted to local con- berkelanjutan berbasis lingkungan. Governments
ditions and supplemented by additional criteria should provide an environment that enables and
for the specific location and activity (Global Sus- encourages the private sector, tourists and other
tainable Tourism Council, 2021). Ada dua krite- stakeholders to respond to sustainability issues.
ria yakni: Kriteria Destinasi untuk pembuat ke- This can best be achieved by establishing and
bijakan publik dan pengelola destinasi, dan Krite- implementing a set of policies for tourism devel-
ria Industri untuk hotel dan operator tur. Hal ter- opment and management, drawn up in concert
sebut didasarkan pada empat pilar yakni: (A) with others, that place sustainability at its centre
Pengelolaan berkelanjutan; (B) Dampak sosial (World Tourism Organization, 2005). Pemerintah
ekonomi; (C) Dampak budaya; dan (D) Dampak harus menyediakan lingkungan yang memung-
lingkungan. Berdasarkan kriteria Global Sustaina- kinkan dan mendorong sektor swasta, wisatawan
ble Tourism Council diatas, karena destinasi pa- dan pemangku kepentingan lainnya untuk me-
riwisata masing-masing memiliki budaya, ling- nanggapi isu-isu keberlanjutan. Hal ini paling
kungan, adat istiadat, dan hukumnya sendiri, baik dicapai dengan menetapkan dan menerapkan
kriteria dirancang untuk disesuaikan dengan kon- serangkaian kebijakan untuk pengembangan dan
disi lokal dan dilengkapi dengan kriteria tamba- pengelolaan pariwisata, yang disusun bersama
han untuk lokasi dan aktivitas spesifik. dengan pihak lain, yang menempatkan keber-
lanjutan sebagai pusatnya.
Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tour-
ism menitikberatkan pada adanya unsur beke- Pemerintah juga berperan untuk menentukan
lanjutan dalam pengembangan industri pariwisata arah pengembangan pariwisata khususnya di
yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Sehingga
yang mencul akibat berkembang pesatnya industri pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis
pariwisata. Pariwisata berkelanjutan atau sustain- lingkungan seharusnya dapat dirumuskan dan
able tourism juga menitikberatkan pada pengem- tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan
bangan industri pariwisata yang berkelanjutan Kepariwisataan Provinsi dan Rencana Induk
yang melibatkan masyarakat lokal demi kese- Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten/Kota.
jahteraan masyarakat lokal pula. Berkelanjutan Pemerintah Daerah memiliki peran yang penting
dalam hal ini tidak hanya mempertimbangkan dalam pengembangan dan pembangunan pari-
persoalan atau isu lingkungan saja namun juga wisata. Adapun peran dan wewenang Pemerintah
persoalan ekonomi, sosial, budaya, kualitas, Daerah adalah menyusun dan menetapkan
kesehatan, keselamatan dan estetika. rencana induk pembangunan kepariwisataan
provinsi, mengoordinasikan penyelenggaraan
kepariwisataan di wilayahnya, melaksanakan pen-
daftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
(Sustainable Tourism Development) Berbasis Ling- usaha pariwisata, menetapkan destinasi pariwisata
Halaman 40 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 1 2022 — CC-BY-SA 4.0 License
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) Berbasis Lingkungan Pada Fasilitas
Penunjang Pariwisata di Kabupaten Badung
provinsi, menetapkan daya tarik wisata provinsi, pembangunan kepariwisataan daerah khususnya
memfasilitasi promosi destinasi pariwisata dan di Bali.
produk pariwisata yang berada di wilayahnya,
Arah pembangunan kepariwisataan daerah
memelihara aset provinsi yang menjadi daya tarik
diatur dalam ketentuan Pasal 11 Peraturan Daerah
wisata provinsi dan mengalokasikan anggaran
Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2015 Tentang
kepariwisataan. Hal ini diatur dalam ketentuan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Pasal 29 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
Daerah Provinsi Bali Tahun 2015-2029. Adapun
Tentang Kepariwisataan. Kebijakan yang
Arah pembangunan kepariwisataan daerah
dikeluarkan oleh pemerintah, tentu saja me-
megang peranan penting terhadap penentuan arah provinsi Bali adalah sebagai berikut:
Tabel 2.
Arah Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali
Sumber: Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali
Tahun 2015-2029.
KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 1 2022 — CC-BY-SA 4.0 License Halaman 41
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) Berbasis Lingkungan Pada Fasilitas
Penunjang Pariwisata di Kabupaten Badung
Halaman 42 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 1 2022 — CC-BY-SA 4.0 License
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) Berbasis Lingkungan Pada Fasilitas
Penunjang Pariwisata di Kabupaten Badung
yang khususnya mencakup pula penilaian dampak kualitas lingkungan, serta melindungi kehidupan
lingkungan, zonasi maupun penggunaan lahan sosial dan budayanya, sehingga implementasinya
merupakan hal yang penting untuk dilakukan. mampu mendukung tercapainya tiga pilar keber-
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia lanjutan (the three pillars of sustainability) yaitu
Nomor 14 Tahun 2016 mengatur lebih lanjut keberlanjutan di bidang ekonomi, sosial-budaya
bahwa pedoman, peraturan, kebijakan ini
dan lingkungan (Asker, et al, 2010 dalam I
dikomunikasikan secara terbuka dan penegakan Nyoman Darma Putra, dkk., 2015).
hukumnya diterapkan. Bahkan, dalam peraturan Model pengembangan kepariwisataan yang
menteri tersebut dapat diketahui bahwa rencana berbasis pemberdayaan komunitas lokal
pembangunan kepariwisataan diterjemahkan da- (community based tourism) sangat penting untuk
lam kebijakan destinasi pariwisata berkelanjutan dilakukan. Hal ini sesuai dengan tujuan diben-
yang mampu mewujudkan pembangunan pari- tuknya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
wisata nasional yang layak menurut budaya yakni untuk meningkatkan kemakmuran dan
setempat, dapat diterima secara sosial, memprior- kesejahteraan rakyat. Model pengembangan ini
itaskan masyarakat setempat, tidak diskriminatif, tidak boleh dilepaskan dari nilai-nilai agama, bu-
dan ramah lingkungan. daya yang hidup dalam masyarakat serta keles-
Peraturan Daerah Provinsi Bali tentang Kepa- tarian dan mutu lingkungan hidup. Model pem-
riwisataan Budaya Bali juga mengatur hal ini berdayaan komunitas lokal (community based
khususnya dalam ketentuan Pasal 11 yang menga- tourism) tentu saja dapat memberikan kesem-
tur bahwa pembangunan destinasi pariwisata ha- patan bagi masyarakat untuk berperan dalam
rus dilakukan dengan memperhatikan kearifan pengembangan suatu desa wisata sehingga dapat
lokal seperti keyakinan masyarakat Bali yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat
didasarkan pada Tri Hita Karana dan dijiwai oleh yang tentu saja diharapkan dapat mewujudkan
Agama Hindu. Kemudian yang kedua terkait pula pembangunan pariwisata yang berkelanjutan
dengan kelestarian budaya dan lingkungan hidup, (sustainable tourism development).
seperti tradisi-tradisi,
Adat istiadat Bali, dan IV. SIMPULAN
aturan-aturan tentang lingkungan hidup, potensi
Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata
ekonomi masyarakat dan keberlanjutan usaha
yang mengacu pada prinsip berkelanjutan yang
pariwisata.
memperhitungkan aspek dan dampak ekonomi,
Strategi yang keempat dapat dilakukan melalui sosial-budaya dan lingkungan saat ini dan masa
pemberdayaan komunitas lokal yang sering pula depan, serta dapat diaplikasikan ke semua bentuk
dikenal dengan community based tourism. Com- aktifitas wisata yang bertujuan memaksimalkan
munity based tourism dalam pengembangan pari- dampak yang positif dan meminimalkan dampak
wisata memegang peranan yang penting. Begitu negatif untuk menjamin keberlanjutan jangka
pentingnya peran masyarakat lokal dalam panjangnya.
pengembangan destinasi pariwisata berkelanjutan Strategi pengembangan pariwisata berkelanju-
telah mendorong munculnya tren baru pengem- tan (sustainable tourism development) berbasis
bangan pariwisata yang berbasis masyarakat lingkungan pada fasilitas penunjang pariwisata di
bahkan ditegaskan bahwa aspek penting dalam Kabupaten Badung dapat dilakukan melalui ke-
pariwisata berkelanjutan adalah penekanan kepa- bijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, pen-
da pariwisata berbasis masyarakat (I Made Adi- erapan konsep Tri Hita Karana, memastikan se-
kampana, 2017). luruh pembangunan sesuai dengan peruntukannya
Pariwisata berbasis masyarakat merupakan sehingga mengurangi dampak negatif terhadap
konsep pengembangan kepariwisataan yang lingkungan, serta pemberdayaan komunitas lokal
berkesesuaian dengan pariwisata berkelanjutan (I dalam pengembangan pariwisata.
Nyoman Darma Putra, dkk., 2015). Sehingga DAFTAR PUSTAKA
pemberdayaan masyarakat dalam hal pengem-
Adikampana, I Made. (2017). Pariwisata Berbasis
bangan pariwisata merupakan salah satu bentuk Masyarakat. Cakra Press. Denpasar.
dari pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Arida, I Nyoman Sukma. (2017). Pariwisata Berke-
Konsep tersebut mengedepankan partisipasi aktif lanjutan. Bali: Sustain Press.
masyarakat dengan tujuan untuk memberikan Darma Putra, I Nyoman, dkk. (2015). Pariwisata Ber-
kesejahteraan bagi mereka dengan tetap menjaga basis Masyarakat Model Bali. Buku Arti.
KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 1 2022 — CC-BY-SA 4.0 License Halaman 43
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) Berbasis Lingkungan Pada Fasilitas
Penunjang Pariwisata di Kabupaten Badung
Denpasar.
Evita, Rossi, I Nyoman Sirtha, I Nyoman Sunartha.
(2012). Dampak Perkembangan Pembangunan
Sarana Akomodasi Wisata Terhadap Pariwisata
Berkelanjutan di Bali, Jurnal Ilmiah Pariwisata.
2(1).
GSTC Global Sustainable Tourism Council, URL:
https://www.gstcouncil.org/about/
Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata, PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Jahid, Jamaluddin. (2012). Analisis Kritis Terhadap
UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, Jurnal Plato Madani. 1(1).
Jazuli, Ahmad. (2017). Penegakan Hukum Penataan
Ruang Dalam Rangka Mewujudkan Pem-
bangunan Berkelanjutan, Jurnal Rechtsvinding,
6(2).
Junaidi, Ilham. (2014). Perencanaan Strategis Pari-
wisata Budaya: Mekanisme Menuju Pariwisata
Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Pariwisata. 19 (1).
Kristiyanto, Eko Noer. (2017). Kedudukan Kearifan
Lokal dan Peranan Masyarakat Dalam Penataan
Ruang di Daerah, Rechtsvinding, 6 (2).
Parma, I Putu Gede. (2013). Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan Berdasarkan Perspektif Tata Ru-
ang di Bali. Jurnal Perhotelan Undiksha. 10(2).
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2015
Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepa-
riwisataan Daerah Provinsi Bali Tahun 2015-
2029.
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia No-
mor 14 Tahun 2016 tentang
Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Kepa-
riwisataan Budaya Bali.
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020
tentang Standar Penyelenggaraan Kepa-
riwisataan Budaya Bali
Ridwan, Juniarso dan Ahmad Sodik. (2016). Hukum
Tata Ruang Dalam Konsep Kebijakan Otonomi
Daerah, Nuansa, Bandung.
Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepa-
riwisataan.
World Tourism Organization. (2005). Making Tourism
More Sustainable, A Guide for Policy Makers.
UNEP & WTO.
Yanuarita, Heylen Amildha. (2018). Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan: Studi tentang
Pengembangan Wisata Gua Selomangleng di
Kota Kediri. Publik (Jurnal Ilmu Administrasi).
7(2).
Yanuarita, Heylen Amildha. (2018). Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan: Studi tentang
Pengembangan Wisata Gua Selomangleng di
Kota Kediri, Jurnal Ilmu Administrasi. 7(2).
Halaman 44 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 16, Nomor 1 2022 — CC-BY-SA 4.0 License