Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STUNTING
DI DESA SANSARINO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS AMPANA BARAT

Oleh :
MERSI LEMBANG
NIM.  042020061

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN IBU TENTANG STUNTING
DI DESA SANSARINO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS AMPANA BARAT

Oleh :
MERSI LEMBANG
NIM.  042020061

Proposal ini Telah disetujui untuk diuji diharapan tim penguji Proposal
Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada
Tanggal,

Pembimbing I, Pembimbing II,

NIDN. NIDN.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan

Samsinar, S.ST.,M.Kes.
NIDN.
ii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN IBU TENTANG STUNTING
DI DESA SANSARINO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS AMPANA BARAT

Oleh :
MERSI LEMBANG
NIM.  042020061

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Proposal


Pada Tanggal ..........................
Dan dinyatalan telah memenuhi syarat
Tim Penguji :

1. (…………………….)

2. (…………………….)

3. (…………………….)

Pembimbing I, Pembimbing II,

NIDN. NIDN.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Samsinar, S.ST.,M.Kes.
NIDN.
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,

rahmat serta karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN IBU TENTANG STUNTING DI DESA SANSARINO

WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPANA BARAT. Skripsi ini ditujukan

untuk memenuhi persyaratan ujian guna memperoleh gelar Sarjana Kebidanan

(S.Keb) pada Fakultas Kesehatan IKB Kurnia Jaya Persada Palopo

Peneliti menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna,

dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam pembahasan

materi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan Peneliti. Dalam

penulisan proposal ini, Penulis selalu mendapatkan bimbingan, dorongan, serta

semangat dari banyak pihak sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan. Sehubungan

dengan itu maka penulis menyampaikan penghargaan yang setulus-tulusnya dan

ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum.,MA., selaku Rektor Institut Kesehatan dan

Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo.

2. Ns. Lestari Lorna Lolo, M.Kep, Selaku Dekan Fakutas Kesehatan Institut

Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada.

3.

4. Rekan – rekan mahasiswa IKB KJP Kurnia Jaya Persada Palopo

Akhirnya, Peneliti mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak dan

apabila ada yang tidak tersebutkan Penulis mohon maaf, dengan besar harapan
iv

semoga Skripsi yang ditulis oleh Peneliti ini dapat bermanfaat khususnya bagi

Peneliti sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Palopo, 9 Juni 2022


Penulis,

Mersi Lembang
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan...........................................................................................................4

D. Manfaat.........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6

A. Tinjauan Pustaka tentang Stunting................................................................6

B. Tinjauan Pustaka tentang Balita..................................................................11

C. Tinjauan Pustaka tentang Pendidikan Kesehatan........................................15

D. Tinjauan Pustaka tentang Pengetahuan.......................................................20

E. Penelitian Terkait........................................................................................23

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN..............24

A. Kerangka Konsep........................................................................................24

B. Hipotesis Penelitian.....................................................................................24

BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................25


vi

A. Desain Penelitian.........................................................................................25

B. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................25

C. Populasi dan Sampel...................................................................................26

D. Defenisi operasional....................................................................................27

E. Instumen penelitian.....................................................................................27

F. Alur Penelitian............................................................................................28

G. Pengolahan dan Analisis Data.................................................................29

H. Etika Penelitian........................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malnutrisi, dalam segala bentuknya, termasuk kekurangan gizi

(wasting, stunting, underweight), vitamin atau mineral yang tidak memadai,

kelebihan berat badan, obesitas, dan penyakit tidak menular terkait diet yang

diakibatkannya (WHO, 2021).

Secara global pada tahun 2020, 149 juta anak balita diperkirakan

mengalami stunting (terlalu pendek berdasarkan usia) dan 45 juta

diperkirakan kurus (terlalu kurus berdasarkan tinggi badan). Sekitar 45%

kematian pada anak di bawah usia 5 tahun terkait dengan kekurangan gizi

yang lebih banyak terjadi pada Negara-Negara berpenghasilan rendah dan

menengah (WHO, 2021).

Data stunting di Indonesia berdsarkan hasil survey kementerian

kesehatan yang dijabarkan dalam buku saku Situasi Stunting di Indonesia

data stunting tahun 2019 terdata pada rentang 27,7%, tahun 2020 terdata pada

rentang 26,9% dan pada tahun 2021 terdata sebanyak 24,4%. Prevalensi data

stunting berdasarkan tinggi badan menurut umur kejadian tertinggi ditemukan

di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan angka kejadian menurut SSGI tahun

2021 sebanyak 37,8%. Di Provinsi Sulawesi Tengah sendiri terdata sebanyak

29,7%. Distribusi stunting menurut umur di Indonesia terdata usia balita

sebanyak 21% (Khairani, 2020).

Masalah stunting dapat menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral

yang penting untuk fungsi tubuh seperti memproduksi enzim, hormon dan zat
2

lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Stunting

ataupun kurang gizi terdiri dari wasting (berat badan rendah menurut tinggi

badan), stunting (tinggi badan rendah menurut umur), dan kekurangan berat

badan (berat badan rendah menurut umur) (WHO, 2021).

Hasil sistematik review yang dilakukan oleh Ramdhani et al. (2020)

menemukan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang stunting masih kurang,

dan terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian stunting.

Pengetahuan merupakan hasil tahu atau hasil pemahaman seseorang tentang

suatu informasi atau subjek tertentu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Harikatang et al. (2020) menyampaikan bahwa terdapat 44,1% ibu yang

memiliki pengetahuan tentang stunting masuk dalam kategori pengetahuan

rendah.

Pendidikan kesehatan merupakan komponen penting dalam

mempromosikan individu dan komunitas kesehatan. Perilaku individu seperti

diet, aktivitas fisik tingkat, dan penyalahgunaan zat memainkan peran penting

dalam outcome kesehatan. Perubahan gaya hidup tidak harus dilihat sebagai

pencegahan primer saja. Penyakit kronis yang berkaitan dengan perilaku

kesehatan adalah penyebab utama kesehatan yang buruk, kecacatan,

kematian, dan berkontribusi banyak terhadap biaya perawatan kesehatan.

Perubahan dan strategi gaya hidup intensif individu untuk mengatasi masalah

kesehatan penduduk dapat menjadi efektif tidak hanya dalam mencegah

penyakit kronis tetapi juga dalam membalikkan perkembangan mereka dan

secara signifikan mengurangi biaya perawatan kesehatan (Asniar, Kamil, &


3

Mayasari, 2020). Pendidikan kesehatan untuk mCempromosikan perubahan

perilaku positif, bersama dengan kebijakan dan program yang membahas

faktor-faktor penentu sosial kesehatan dapat mengurangi tingkat penyakit

kronis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Waliulu (2018) bahwa ada

pengaruh edukasi terhadap pengetahuan dan upaya pencegahan stunting.

Penyebab kurangnya pengetahuan ibu tentang Stunting adalah karena

tidak semua ibu balita melakukan kunjungan ke Posyandu (Ramdhani et al.,

2020), karena itu, penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Sansarino Wilayah

Kerja Puskesmas Ampana. Data dari Desa Sansarino jumlah balita pada

desember 2021 sebanyak 270 dengan penjabaran balita dengan jenis kelamin

laki-laki sebanyak 132 dan jenis kelamin perempuan sebanyak 138. Data

jumlah balita pada tahun 2022 bulan januari-mei 2022 sebanyak 268 dengan

penjabaran jenis kelamin laki- laki sebanyak 131 dan jenis kelamin

perempuan sebanyak 137.

Hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode

wawancara ditemukan bahwa dari 10 ibu yang diwawancarai, 7 orang ibu

tahu tentang stunting namun belum dapat menjelaskan dengan baik tentang

penyebab dan cara pencegahan stunting, sedangkan 3 orang ibu lainnya tidak

dapat menjelaskan tentang stunting pada balita yang dalam hal ini ketiga

orang ibu tersebut tidak tahu tentang stunting. Masalah ketidaktahuan ibu

balita tersebut menjadi salah satu alasan peneliti untuk melakukan intervensi

pendidikan kesehatan tentang stunting balita yang akan dilakukan pada ibu

balita di Desa Sansarino. Peneliti mengambil judul pada riset ini tentang
4

Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang

stunting di Desa Sansarino wilayah kerja puskesmas Ampana Barat.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dirumuskan untuk riset yang akan dilakukan

ini yaitu apakah ada Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan ibu tentang stunting di Desa Sansarino wilayah kerja puskesmas

Ampana Barat?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan ibu tentang stunting di Desa Sansarino wilayah kerja

puskesmas Ampana Barat

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifkasi tingkat pengetahuan ibu tentang stunting di Desa

Sansarino wilayah kerja puskesmas Ampana Barat

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang stunting di Desa

Sansarino wilayah kerja puskesmas Ampana Barat

c. Menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan ibu tentang stunting di Desa Sansarino wilayah kerja

puskesmas Ampana Barat

D. Manfaat

1. Bagi ibu
5

Diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi ibu yang memiliki

balita tentang stunting.

2. Bagi Puskesmas

Memberikan informasi berbasis riset yang dapat menjadi rujukan

puskesmas dalam memahami pemetaan pemahaman ibu balita tentang

stunting.

3. Bagi institusi

Menjadi informasi berbasis riset pada institusi tentang tingkat

pengetahuan ibu mengenai stunting, sehingga institusi dapat

meningkatkan pemberian informasi dan menggali kebutuhan ibu dalam

menjaga tumbug kembang balita yang baik.

4. Bagi penelitian

Menjadi rujukan peneliti lainnya dalam mempersiapkan diri atau

melakukan perbandingan riset tentang stunting.


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka tentang Stunting

1. Pengertian

a. Pengertian

Menurut dr. Fatimah Hidayati, Sp.A stunting adalah kondisi

ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya,

atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada di bawah standar.

Standar yang dipakai sebagai acuan adalah kurva pertumbuhan yang

dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) (Imani, 2020).

Mengutip dari Buletin Stunting yang dikeluarkan oleh

Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah suatu kondisi yang

ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika

dibandingkan dengan umur (Imani, 2020).

b. Status Gizi Balita

Perubahan status gizi bayi ke anak yaitu pengkategorian

status gizi bayi berdasarkan nilai Z skor dari bayi tersebut

dikelompok, apakah bayi tersebut normal atau pendek. Sehingga

pada saat bayi bayi tersebut normal atau pendek, setelah umur anak 7

tahun anak tersebut mengalami perubahan menjadi normal atau

pendek. Alternatif kemungkinan seorang bayi dapat terjadi sebagai

berikut yaitu : bayi normal ke anak tetap normal, bayi normal ke

anak menjadi pendek, bayi pendek ke anak menjadi normal, dan bayi
7

pendek tetap pendek. Adapun perubahan status gizi yang dianalis ada

dua jenis yaitu : perubahan panjang badan berdasarkan umur, dan

perubahan berat badan berdasarkan umur (Ahmadi, 2019).

c. Risiko anak dengan stunting

1) Kesulitan belajar.

2) Kemampuan kognitifnya lemah.

3) Mudah lelah dan tak lincah dibandingkan dengan anak-anak lain

seusianya.

4) Memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit infeksi di

kemudian hari, karena sistem kekebalan tubuhnya yang lemah.

5) Memilki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai penyakit

kronis (diabetes, penyakit jantung, kanker, dan lain-lain) di usia

dewasa.

6) Bahkan, ketika sudah dewasa nanti, anak dengan tubuh pendek

akan memiliki tingkat produktivitas yang rendah dan sulit

bersaing di dalam dunia kerja.

7) Bagi anak perempuan yang mengalami stunting, berisiko untuk

mengalami masalah kesehatan dan perkembangan pada

keturunannya saat sudah dewasa (Imani, 2020).

d. Dampak Jangka Pendek, dan Jangka Panjang Akibat Gangguan Gizi

pada Masa Janin, dan Anak-Anak


8

Bagan 2. 1 Dampak Jangka Pendek, dan Jangka Panjang Akibat Gangguan Gizi pada Masa
Janin, dan Anak-Anak (Ahmadi, 2019)

Gambar diatas menjelaskan patway perjalanan seseorang

sejak masa konsepsi sampai kekehidupan pada masa dewasa.

Pertumbuhan, dan perkembangan seseorang sejak konsepsi sampai

dengan usia 2 tahun pertama kehidupannya melalui 3 jalur secara

paralel dengan perbedaan titik-titik masa kritis pada setiap jalurnya

dengan kecepatan pertumbuhan, dan perkembangan bervariasi. Tiga

jalur tersebut, meliputi:

1) Perkembangan otak yang kemudian direprestasikan antara lain

kinerja kognitif, dan pencapaian pendidikan,

2) Pertumbuhan fisik yang diekspresikan akhirnya adalah tinggi

badan, dan

3) Perkembangan organ, dan metabolik yang selanjutnya

direpresentasikan dengan fungsi berbagai organ, dan terekspresi

sebagai penyakit kronis (Ahmadi, 2019).


9

e. Penyebab Stunting

Stunting disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor yang

langsung maupun tidak langsung. Faktor langsung ditentukan oleh

asupan makanan, berat badan lahir dan penyakit. Sedangkan faktor

tidak langsung seperti faktor ekonomi, budaya, pendidikan dan

pekerjaan, fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor sosial ekonomi

saling berinteraksi satu dengan yang lainnya seperti masukan zat

gizi, berat badan lahir dan penyakit infeksi pada anak-anak yang

mengalami stunting disebabkan kurangnya asupan makanan dan

penyakit yang berulang terutama penyakit infeksi yang dapat

meningkatkan kebutuhan metabolik serta mengurangi nafsu makan

sehingga berdampak terjadi ketidaknormalan dalam bentuk pendek

meskipun faktor gen dalam sel menunjukkan potensi untuk tumbuh

normal (Imani, 2020).

f. Tanda Stunting

1) Penurunan berat badan.

2) Mudah lelah.

3) Konsentrasi menurun.

4) Gusi dan mulut sering luka atau nyeri.

5) Kulit dan rambut kering.

6) Jaringan lemak dan otot di dalam tubuh berkurang.

7) Pipi dan mata cekung.


10

8) Pembengkakan di bagian tubuh tertentu, seperti di perut, wajah

atau kaki.

9) Mudah terkena infeksi karena melemahnya sistem kekebalan

tubuh.

10) Proses penyembuhan luka menjadi lambat.

11) Mudah kedinginan.

12) Perubahan mood atau suasana hati.

13) Kehilangan selera makan.

14) Mudah terjatuh karena otot melemah (Imani, 2020).

g. Cara mencegah stunting

1) Penuhi kecukupan nutrisi ibu selama kehamilan dan menyusui,

terutama zat besi, asam folat, dan yodium.

2) Lakukan inisiasi menyusui dini dan memberikan ASI eksklusif.

3) Lengkapi pengetahuan mengenai MPASI yang baik dan

menerapkannya.

4) Biasakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan

menggunakan sabun dan air, terutama sebelum menyiapkan

makanan dan setelah buang air besar atau buang air kecil

5) Meminum air yang terjamin kebersihannya,

6) mencuci peralatan makan dengan sabun cuci piring. Agar

terhindar penyakit infeksi (Imani, 2020).


11

B. Tinjauan Pustaka tentang Balita

1. Pengertian

Balita adalah anak pada rentang usia 1 tahun sampai dengan 5

tahun (Darmawan, 2019)

2. Pertumbuhan balita

Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan)

Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat

kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus)

serta fungsi ereksi. Pertumbuhan daras yang berlangsung pada masa

balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak

selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan,

pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan

terjadi pertumbuhan serabut –serabut saraf dan cabang-cabangnya,

sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan

pengaturan hubungan hubungan antar sel syaraf ini akan sangat

mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar

berjalan, mengenal huruf hingga bersosialisasi (Noordiati, 2018)

3. Perkembangan Balita

Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,

kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat

cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan

moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini,

sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak


12

dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas

sumber daya manusia dikemudian hari (Noordiati, 2018).

4. Tahap perkembangan balita

a. Umur 12-18 bulan

7) Berdiri sendiri tanpa terpegangan.

8) Membungkuk memungut mainan, kemudian berdiri kembali.

9) Berjalan mundur lima langkah. Memanggil ayah dengan kata

“papa”, memanggil ibu dengan kata “mama”.

10) Menumpuk dua kubus.

11) Memasukkan kubus di kotak.

12) Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis atau merengek.

13) Anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik

tangan ibu.

14) Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing (Darmawan, 2019).

b. Umur 18–24 bulan

1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.

2) Berjalan tanpa terhuyung-huyung.

3) Bertepuk tangan, melambai-lambai.

4) Menumpuk empat buah kubus.

5) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.

6) Menggelindingkan bola ke arah sasaran.

7) Menyebut 3–6 kata yang mempunyai arti.

8) Membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga.


13

9) Memegang cangkir sendiri, serta belajar makan dan minum

sendiri (Darmawan, 2019)..

c. Umur 24–36 bulan

1) Jalan naik tangga sendiri.

2) Dapat bermain dan menendang bola kecil.

3) Mencoret-coret pensil pada kertas.

4) Bicara dengan baik, menggunakan dua kata.

5) Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.

Tumbuh Kembang Anak Melihat gambar dan dapat menyebut

dengan benar nama

6) dua benda atau lebih. Membantu memungut mainannya sendiri

atau membantu

7) mengangkat piring jika diminta. Makan nasi sendiri tanpa banyak

tumpah.

8) Melepas pakaiannya sendiri (Darmawan, 2019)..

9) Umur 36–48 bulan

1) Berdiri satu kaki dua detik.

2) Melompat kedua kaki diangkat.

3) Mengayuh sepeda roda tiga.

4) Menggambar garis lurus.

5) Menumpuk 8 buah kubus.

6) Mengenal 2–4 warna.

7) Menyebut nama, umur, tempat.


14

8) Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan.

9) Mendengarkan cerita.

10) Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.

11) Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan

12) Mengenakan sepatu sendiri.

13) Mengenakan celana panjang, kemeja, dan baju (Darmawan,

2019)..

14) Umur 48–60 bulan

1) Berdiri satu kaki selama 6 detik.

2) Melompat-lompat satu kaki.

3) Menari.

4) Menggambar tanda silang.

5) Menggambar lingkaran.

6) Menggambar orang dengan tiga bagian tubuh.

7) Mengancing baju atau pakaian boneka.

8) Menyebut nama lengkap tanpa dibantu.

9) Senang menyebut kata-kata baru.

10) Senang bertanya tentang sesuatu

11) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.

12) Bicaranya mudah dimengerti (Darmawan, 2019).


15

C. Tinjauan Pustaka tentang Pendidikan Kesehatan

1. Defenisi

Aktifitas-aktifitas yang berupaya menginformasikan individu

tentang karakteristik dan penyebab kesehatan/penyakit, serta tingkat

risiko yang berkaitan dengan perilaku gaya hidup yang dimiliki oleh

individu tersebut. Pendidikan kesehatan berupaya untuk memotivasi

individu dalam menerima suatu proses perubahan perilaku dengan secara

langsung mempengaruhi (Asniar, Kamil, & Mayasari, 2020).

Pendidikan kesehatan adalah “kombinasi pengalaman belajar

yang dirancang untuk membantu individu dan masyarakat dalam

meningkatkan kesehatan mereka, dengan meningkatkan pengetahuan

mereka atau mempengaruhi sikap mereka” (World Health Organization,

2016 dalam Asniar, Kamil, & Mayasari, 2020). Proses ini melibatkan

beberapa komponen kunci. Pertama, pendidikan kesehatan melibatkan

penggunaan strategi pembelajaran. Kedua, peserta didik

mempertahankan kontrol sukarela atas keputusan untuk membuat

perubahan dalam tindakan mereka. Ketiga, pendidikan kesehatan

berfokus pada perubahan perilaku yang telah terbukti dapat

meningkatkan status Kesehatan (Asniar, Kamil, & Mayasari, 2020).

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah untuk membantu

individu, keluarga, dan masyarakat mencapai kondisi kesehatan optimal,

melalui tindakan dan inisiatif mereka sendiri. Pendidikan kesehatan


16

memfasilitasi tindakan sukarela untuk meningkatkan kesehatan. Tujuan

penting lain dari pendidikan kesehatan adalah meningkatkan literasi

Kesehatan (Asniar, Kamil, & Mayasari, 2020).

3. Media Pendidikan Kesehatan

Menurut Arsyad (2017 dalam Asniar, Kamil, & Mayasari, 2020),

media pendidikan memiliki pengertian sebagai berikut:

a. Pengertian fisik (hardware), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat,

di dengar, maupun di raba dengan menggunakan pancaindera

b. Pengertian nonfisik (software), yaitu kandungan pesan yang terdapat

dalam perangkat keras yang mencakup konten yang ingin diberikan

kepada peserta didik.

Media pendidikan kesehatan dijelaskan sebagai berikut:

a. Media cetak/teks Kelebihan media cetak adalah sebagai berikut:

1) Peserta didik dapat belajar dengan kecepatan masing-masing,

2) Peserta didik dapat mengulang materi dan mengikuti urutan

pikiran secara logis,

3) Format teks dan gambar dapat menambah daya tarik dan

memperlancar pemahaman informasi yang disajikan,

4) Pada media teks terprogram, peserta didik dapat berinteraksi

secara aktif dengan memberikan respon terhadap pertanyaan dan

latihan yang disusun,

5) Materi dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan

dengan mudah.
17

Sedangkan keterbatasan media cetak adalah:

1) Sulit menampilkan gerakan;

2) Membutuhkan biaya mahal bila ingin menampilkan ilustrasi,

gambar atau foto yang berwarna;

3) Proses percetakan memakan waktu lama;

4) Memerlukan rancangan sedemikian rupa agar tidak terlalu

panjang dan membosankan;

5) Dapat memerikan hasil baik untuk tujuan belajar kognitif;

6) Mudah rusak atau hilang.

b. Media pameran/display Media pameran/display umumnya digunakan

untuk menyampaikan informasi pada kelompok kecil. Media ini

meliputi papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan

bulletin, dan pameran.

Kelebihan media pameran/display adalah:

1) Bermanfaat di ruang mana pun tanpa harus ada penyesuaian

khusus,

2) Perubahan dapat dilakukan secara fleksibel selama penyajian

berlangsung,

3) Mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan,

4) Fasilitas papan tulis selalu tersedia di ruang-ruang kelas.

Sedangkan keterbatasannya meliputi:

1) Penggunaannya terbatas pada kelompok kecil,

2) Memerlukan keahlian khusus dari penyaji,


18

3) Mungkin dianggap kurang penting jika dibandingkan dengan

media-media yang diproyeksikan,

4) Posisi guru yang membelakangi siswa dapat mengganggu

suasana dan pengelolaan kelas jika berlangsung lama.

c. Media audio, keterampilan yang dapat dicapai dengan menggunakan

media audio yaitu:

1) Memusatkan perhatian dan mempertahankan perhatian,

2) Mengikuti pengarahan,

3) Melatih daya analisis,

4) Menentukan arti konteks,

5) Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dengan

yang tidak relevan,

6) Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali

informasi.

Sedangkan keuntungan media audio meliputi:

1) Harga yang cenderung terjangkau,

2) Dapat digandakan untuk keperluan perorangan,

3) Merekam peristiwa atau isi pelajaran,

4) Memberikan kesempatan siswa mendengarkan diri sendiri

sebagai alat diagnosis untu meningkatkan keterampilan

mengucapkan, membaca, mengaji atau berpidato,

5) Mudah dioperasikan.

Sedangkan keterbatasannya meliputi:


19

1) Sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi,

2) Kecepatan merekam dan pengaturan berbagai trek menimbulkan

kesulitan memainkan kembali rekaman.

d. Gambar bergerak/motion pictures, keuntungannya:

1) Dapat melengkapi pengalaman dasar,

2) Dapat menggambarkan suatu proses dengan tepat,

3) Dapat menanamkan sifat dan aspek afektif,

4) Video dan film yang mengandung nilai positif dapat mengundang

pemikiran dan pembahasan dalam kelompok.

Keterbatasannya:

1) Memerlukan biaya mahal,

2) Tidak semua peserta didik mampu mengikuti infromasi,

3) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan.

e. Multimedia, keunggulannya:

1) Membuat proses belajar lebih baik dalam meningkatkan daya

ingat atau retensi,

2) Memfasilitasi proses belajar bagi peserta didik yang memiliki

gaya belajar yang berbeda,

3) Membantu siswa mencapai beragam tujuan pembelajaran secara

efektif,

4) Menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat

realisme yang tinggi,


20

5) Meningkatkan motivasi belajar pengguna program,

6) Memiliki sifat interaktif,

7) Dapat digunakan untuk mendukung aktifitas belajar individu

maupun kelompok,

8) Menampilkan isi atau materi pelajaran secara konsisten,

9) Memungkinkan pengguna untuk memegang kendali terhadap

proses belajar yang dilakukan.

10) Media berbasis web atau internet Kegiatan yang berhubungan

dengan internet menjadi lebih ringkas dan mudah, mudah untuk

digunakan, mudah untuk diterapkan, dan mudah untuk dipahami.

Implementasi internet dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah

e-Learning. E-learning bisa dilakukan secara informal dengan

interaksi yang lebih sederhana, misalnya dengan video conference.

Namun, demikian e-learning dapat menyebabkan kurangnya

interaksi antar pendidik dan peserta didik, dan bahkan antar peserta

didik sendiri. Hal ini dapat memperlambat terbentuknya nilai-nilai

dalam proses belajar mengajar. Selain itu peran pendidik juga

berubah, dari teknik pembelajaran konvensional, dituntut menguasai

teknik pembelajaran menggunakan ICT (Asniar, Kamil, & Mayasari,

2020).

D. Tinjauan Pustaka tentang Pengetahuan

1. Pengertian
21

Pengetahuan ialah domain utama yang penting dalam membentuk

perilaku individu (Ummah, 2021).

2. Domain pengetahuan

a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat sesuatuu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application), kemampuan untuk menggunakan materi

yangtelah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis), kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen - komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

f. Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

(Ummah, 2021).

3. Pengukuran Pengetahuan
22

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara

atau angket untuk menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden (Nurmala, 2018).

Menentukan klasifikasi tingkat pengetahuan dapat dilaksanakan

dengan cara menilai skor rata-rata dan nilai dari standar deviasi tingkat

pengetahuan lalu membuat kelompok menjadi:

a. Baik,

b. Cukup, dan

c. Kurang (Sinuraya et al., 2017).


23

E. Penelitian Terkait

No Judul/Peneliti/ Lokasi Desain Penelitian Analisis PICO/ PICOT/PICOS


Patient Intervention Compariso Outcomes
n
1 Pengaruh Pendidikan penelitian ini Berdasarkan uji Pendidikan - Berdasarkan uji
Kesehatan Tentang menggunakan Pre- Wilcoxon pada kesehatan Wilcoxon pada
Pencegahan Stunting Ekperimentaldenga pengaruh pengaruh
Terhadap Pengetahuan n desain one group pendidikan pendidikan
Dan Sikap Ibu di pre post test. kesehatan terhadap kesehatan terhadap
Kelurahan Pahandut Metode sampling pengetahuan pengetahuan
Palangka Raya. yaitu purposive didapatkan didapatkan
sampling. significancy(p value significancy(p value
(Suryagustina, Araya, &
0,000 < 0.05) 0,000 < 0.05)
Jumielsa, 2018)
24

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ialah abstraksi suatu kenyataan yang dibentuk

hingga mampu melakukan komunikasi dan pembentukan teori yang

memberikan penjelasan terkait satu variable dengan variable lainnya.

Kerangka konsep dapat membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan

dengan teori.

Kerangka konsep yang didesain dalam riset ini ialah sebagai berikut:

Tingkat pengetahuan
Pendidikan kesehatan ibu tentang stunting

Keterangan:

: variabel independen (variabel bebas)

: variabel dependen (variabel terikat)

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu hipotesis

alternatif atau terdapat Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan ibu tentang stunting di Desa Sansarino wilayah kerja puskesmas

Ampana Barat.
25

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

kuantitatif eksperimental. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre-

eksperimental dengan pendekatan “one shot case study (one group pretest

and post test design)”. Sampel percobaan dilakukan dua kali pengukuran,

pengukuran pertama dilakukan sebelum diberikan perlakuan dan pengukuran

kedua dilakukan setelah diberikan perlakuan. Penelitian ini akan meneliti

tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu

tentang stunting di Desa Sansarino wilayah kerja puskesmas Ampana Barat.

Desain penelitian yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:

Subjek Pre intervensi Post

R O1 X O2

Membandingkan hasil pre test dan post test

Keterangan :

R : Responden/Subjek

O1 : pengukuran sebelum intervensi pendidikan kesehatan

X : intervensi pendidikan kesehatan

O2 : pengukuran setelah intervensi pendidikan kesehatan

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di wilayah kerja PKM Ampana Barat.

Penelitian direncanakan dilakukan pada bulan Juli-Agustus tahun 2022.


26

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan seluruh subjek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita yang terdata pada bulan mei

tahun 2022 di Desa Sansarino wilayah kerja puskesmas Ampana Barat

sebanyak 268 balita.

Sampel dalam penelitian ini ditentukan memakai rumus slovin yang

dijabarkan sebagai berikut:

N
n =
1 + (N.d2)

268
n =
1 + 268x0,12)

268
n =
1 + 2,68

n = 72,8 orang

jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 73 orang yang diambil

menggunakan kriteria :

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu yang bersedia menjadi responden

2) Ibu yang memiliki balita

3) Ibu balita yang berada di wilayah kerja puskesmas Ampana

Barat.

b. Kriteria Eksklusi

1) Ibu yang tidak kooperatif


27

2) Ibu balita sedang sakit

3) Balita sedang sakit

Populasi dalam penelitian ini diambil menggunakan metode pusposive

sampling yaitu pengambilan sampel dengan mengambil populasi yang sesuai

dengan kriteria peneliti.

D. Defenisi operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini dijabarkan pada tabel

berikut:

Variabel Pengertian Alat ukur Hasil ukur Skala


ukur
Pendidikan Pemberian Leaflet dilakukan -
kesehatan informasi pendidikan
tentang stunting kesehatan
kepada iu yang
memiliki balita
Pengetahuan Pemahaman Kuisioner 1. Pengetahuan ordinal
ibu tentang atau sesuatu baik bila
stunting yang diketahui responden
ibu mengenai menjawab
stunting pada 8-10
balita yang jawaban
dinilai mulai benar
dari pengertian, 2. Pengetahuan
penyebab kurang bila
hingga responden
pencegahannya. menjawab
0-7 jawaban
benar

E. Instumen penelitian

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian (Nursalam, 2011). Instrument pada penelitian

ini yaitu:
28

1. Data karakteristik responden.

2. Leafet dan SAP stunting.

3. Kuisioner pengetahuan stunting.

F. Alur Penelitian

1. Pelaksanaan intervensi

Pada penelitian ini akan dilakukan satu kali pemberan intervensi berupa

pendidikan kesehatan yang dilakukan menggunakan media leaflet dan

metode ceramah.

2. Alat Pengumpul Data

Adapun alat pengumpulan data yang digunakan antara lain:

a. Leaflet yang berisi informasi singkat tentang stunting yang akan

dibagikan kepada responden dan menjadi media informasi pada

penelitian ini.

b. SAP atau Satuan Acara Penyuluhan yang berisi materi lengkap

tentang stunting yang menjadi acuan pendidikan kesehatan.

c. Observasi digunakan untuk mencatat kerakteristik responden yaitu,

nama (inisial), usia, jenis kelamin dan pengetahuan sebelum dan

sesudah intervensi.

3. Prosedur intervensi

Ibu yang memiliki Pemilihan responden


balita

Informed consent

Dilakukan pengukuran
Pengetahuan pre test
29
30

Lakukan intervensi pendidikan


kesehatan mengenai stunting

Pengukuran pengetahuan post test

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara:

1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali lembar observasi yang

telah diisi, pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan, kejelasan,

data responden. Data yang belum lengkap akan dikembalikan kepada

responden untuk diisi kembali pada saat itu juga.

2. Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau data base komputer.

3. Cleaning yaitu proses pengecekan kembali data-data yang telah

dimasukkan untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian

pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan, maka data

tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil

pengumpulan data yang dilakukan.

Analisa data hasil penelitian dilakukan melalui dua tahapan utama

yaitu pengolahan data dan analisa data dengan menggunakan komputer.

Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat dan

analisa bivariate.

1. Analisa univariat
31

Analisa univariat mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan dari masing-

masing variabel yang diteliti untuk data karakteristik responden dan

pengetahuan ibu tentang stunting. Pengujian masing-masing variabel

dengan menggunakan tabel dan diintepretasikan berdasarkan hasil yang

diperoleh. Analisa univariat pada penelitian ini menjelaskan atau

mendeksripsikan karakteristik responden yang meliputi usia, jenis

kelamin dan variabel pengetahuan ibu tentang stunting sebelum maupun

sesudah intervensi.

2. Analisa bivariate

Analisa bivariat bertujuan untuk menganalisis hubungan dua variabel.

Analisis bivariat akan menguraikan perbedaan mean variabel

pengetahuan penderita hipertensi sebelum dan sesudah intervensi

pendidikan kesehatan. Analisa data ang diunakan adalah uji paired t test

jika data teristribudi normal dan uji Wilcoxon jika data tdak teristriusi

normal. Uji statistik untuk seluruh analisis tersebut dianalisis dengan α

0,05 yang artinya jika nilai hasil uji statistik < 0,05 hipotesis Ha diterima

dan jika > 0,05 maka hipotesi Ha ditolak dan H0 diterima.

H. Etika Penelitian

Penelitian ini, peneliti meyakinkan bahwa responden perlu mendapat

perlindungan dari hal-hal yang merugikan selama penelitian, dengan

memperhatikan aspek-aspek etika sebagai berikut:

1. Informed consent merupakan bentuk persetujuan yang diberikan oleh

responden sebelum penelititan dilakukan. Hal ini diberikan dalam bentuk


32

tanda persetujuan yang tertulis dalam lembar informed consent yang

disediakan peneliti untuk responden. Tujuan informed consent ini ialah

agar subjek mengerti tujuan dan manfaat penelitian serta mengetahui

dampaknya.

2. Anonymity, dalam penelitian dalam keperawatan harus memberikan

kenyamanan pada responden. Salah satunya ialah melalui prinsip etik

anonymity yaitu seorang peneliti tidak mencantumkan nama

respondennya di lembar observasi dan hanya menuliskan nomor kode

pada lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (confidentiality), peneliti harus menjamin kepada responden

atas semua informasi yang telah diberikan. Masalah ini merupakan

masalah etika yang harus diperhatikan.

4. Beneficience, setiap tindakan penelitian yang dilakukan terhadap pasien

harus atas dasar prinsip kebaikan (promote good). Penelitian yang

dilakukan dengan melibatkan pasien sebagai responden mengandung

konsekuensi bahwa semuanya demi kebaikan pasien, guna mendapatkan

suatu metode dan konsep baru untuk kebaikan pasien.

5. Nonmaleficience, setiap tindakan peneliti juga harus jauh dari merugikan

orang lain. Apabila intervensi dalam penelitian dapat menimbulkan

cedera atau stress tambahan bagi pasien, maka pasien tersebut harus

dikeluarkan dari penelitian untuk mencegah terjadinya hal-hal yang dapat

merugikan responden tersebut.


33

6. Justice, dalam penelitian ini, peneliti selalu menjelaskan prosedur

penelitian dan menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh

perlakuan dan keuntungan yang sama.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, F. (2019). Stunting dan Kognitif. Sidoarjo: Zifatama Jawara.


Asniar, Kamil, H., & Mayasari, d. P. (2020). Pendidikan dan Promosi Kesehatan.
Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
Darmawan, A. C. (2019). Pedoman Praktis Tumbuh Kembang Anak (Usia 0–72
Bulan). Bogor: PT Penerbit IPB Press.
Imani, N. (2020). Stunting pada Anak: Kenali dan Cegah Sejak Dini. Yogyakarta:
CV Hikam Media Utama.
Harikatang, M. R., Mardiyono, M. M., Babo, M. K. B., Kartika, L., & Tahapary, P.
A. (2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Balita
Stunting Di Satu Kelurahan Di Tangerang. Jurnal Mutiara Ners, 3(2), 76–88.
http://114.7.97.221/index.php/NERS/article/view/1178
Khairani. (2020). Situasi Stunting di Indonesia. Jendela Data Dan Informasi
Kesehatan, 208(5), 1–34. https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/buletin/buletin-Situasi-Stunting-di-
Indonesia_opt.pdf
Noordiati. (2018). Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah. Malang: Wineka Cipta.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Penelitain
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ramdhani, A., Handayani, H., & Setiawan, A. (2020). Hubungan Pengetahuan Ibu
Dengan Kejadian Stunting. Semnas Lppm, ISBN: 978-, 28–35.
Suryagustina, Araya, W., & Jumielsa, d. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Pencegahan Stunting Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu di
Kelurahan Pahandut Palangka Raya. Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2,
582-591.
Waliulu, S. H. (2018). Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan
Upaya Pencegahan Stunting Anak Usia Balita. Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara Forikes, 9(4), 269–272.
WHO. (2021). Malnutrition. WHO.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition
1

Lampiran 1 Lembar Permintaan Menjadi Responden

Salam kenal, saya:


Nama : Mersi Lembang
Merupakan mahasiswa program studi S1 Kebidanan Fakultas Kesehatan Institut
Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada. Saya saat ini memiliki maksud untuk
melakukan riset yang berjudul “Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan ibu tentang stunting di Desa Sansarino wilayah kerja puskesmas
Ampana Barat”.
Saya sebagai periset menjamin bahwa penelitian ini tidak akan
menimbulkan efek negatif bagi ibu. Bila selama penelitian ini Ibu merasakan
ketidaknyamanan maka Ibu memiliki hak untuk berhenti dari riset ini. Peneliti
berjanji akan menjunjung tinggi hak-hak ibu dengan menjaga kerahasiaan data
yang diperoleh. Data yang telah terkumpul hanya untuk keperluan penelitian.
Peneliti juga menghargai keinginan Ibu untuk tidak berpartisipasi atau keluar
kapan saja dalam penelitian ini.
Demikian penjelasan penelitian ini saya sampaikan. Atas partisipasi Ibu,
saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Mersi Lembang
2

Lampiran 2 Informed Consent


(Lembar Persetujuan Responden)

Saya yang bertandatangan dibawah ini:


Inisial :
Dengan ini menyatakan persetujuan saya untuk ikut serta dalam riset “Pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang stunting di Desa
Sansarino wilayah kerja puskesmas Ampana Barat”. Untuk itu saya akan
menjalani prosedur berikut:
1. Mengisi lembar kuesioner dan lembar obsevasi ini berisi data pasien serta
melakukan mobilisasi dini.
2. Saya akan menjawab semua pertanyaan dengan baik dan benar sesuai dengan
apa yang saya lakukan mengenai pertanyaan yang ada dalam lembar
kuesioner tersebut.
3. Setelah lembar kuesioner tersebut saya isi, kemudian lembar survey tersebut
saya kembalikan kepada peneliti.
4. Saya telah membaca dan mendapatkan semua informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan penelitian ini, dan saya setuju untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini.
5. Dengan demikian saya setuju untuk turut serta dalam penelitian ini.

Sansarino,.......................2022
Yang Membuat Pernyataan

(………………………………..)
3

Lampiran 3 Lembar Kuisioner

Kode Kuisioner :
Data Responden :
1. Inisial ibu :
2. Usia ibu :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan :
5. Usia balita :
6. Jenis kelamin balita :
7. Anak ke :
8. Sumber informasi tentang stunting
Silahkan pilih salah satunya dengan memberi tanda v:
Televisi
Koran/majalah
Leaflet/selebaran lainnya
Petugas kesehatan
sesama ibu balita
Keluarga
Tidak pernah mendapat informasi

Kuisioner
No Pernyataan Ya Tidak
1 Stunting adalah kegagalanpertumbuhan pada usia
1000 hari pertama kehidupan
2 Stunting salah satunya disebabkan oleh kekurangan
gizi kronik pada anak
3 Salah satu ciri tubuh anak dengan stunting adalah
tumbuh pendek
4 Mengukur stunting dilakukan dengan mengukur TB/U
atau BB/U menurut z skore
5 Asupan makanan bergizi mempengaruhi terjadinya
stunting
6 Bayi yang dilahirkan dari kondisi ibu yang kurang zat
gizi menjadi salah satu risiko terjadinya stunting
7 Salah satu dampak stunting adalah risiko lebih tinggi
untuk terserang penyakit infeksi di kemudian hari,
karena sistem kekebalan tubuhnya yang lemah
8 Kesulitan belajar menjadi salah satu masalah yang
ditimbulkan oleh stunting
4

9 Penting untuk ibu dalam memenuhi kecukupan nutrisi


ibu selama kehamilan dan menyusui, terutama zat
besi, asam folat, dan yodium
10 ASI ekslusif sangat membantu dalam pemenuhan gizi
balita
5

Lampiran 4 : SAP Stunting

Waktu Pelaksanaan : 30 menit


Materi Penyuluhan : Stunting
Pokok bahasan : Stunting pada Balita
Lokasi pelaksanaan : Desa Sansarino
Tujuan umum : memberikan informasi tentang stunting pada balita
Tujuan khusus : pengertian stunting, penyebab, dan cara mencegah
Metode : ceramah dan diskusi
Kegiatan penyuluhan :
Tahap Kegiatan peneliti Kegiatan responden Media/metode
kegiatan
Tahap 1. salam pembuka 1. menjawab salam Ceramah dan
pembukaa 2. perkenalan 2. mendengarkan tanya jawab
n (5 menit) 3. menjelaskan maksud dan keterangan penyaji
tujuan 3. memberikan
4. menggali pengetahuan informasi tentang
responden pengetahuan yang
dimiliki tentang
stunting

Penyajian 1. defenisi stunting 1. memperhatikan Ceramah dan


dan diskusi 2. penyebab stunting 2. mendengarkan tanya jawab
(20 menit) 3. dampak stunting keterangan penyaji
4. cara mencegah stunting 3. diskusi
Penutup (5 1. mengevaluasi materi 1. menjawab Tanya jawab
menit) yang telah disampaikan pertanyaan
2. menyimpulkan Kembali 2. menjawab salam
materi yang telah penutup
disampai
6

Materi Penyuluhan:
A. Pengertian
Menurut dr. Fatimah Hidayati, Sp.A stunting adalah kondisi ketika

anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya, atau dengan kata

lain, tinggi badan anak berada di bawah standar. Standar yang dipakai

sebagai acuan adalah kurva pertumbuhan yang dibuat oleh Badan Kesehatan

Dunia (WHO) (Imani, 2020).

Mengutip dari Buletin Stunting yang dikeluarkan oleh Kementerian

Kesehatan RI, stunting adalah suatu kondisi yang ditandai ketika panjang

atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umur (Imani,

2020).

B. Status Gizi Balita


Perubahan status gizi bayi ke anak yaitu pengkategorian status gizi

bayi berdasarkan nilai Z skor dari bayi tersebut dikelompok, apakah bayi

tersebut normal atau pendek. Sehingga pada saat bayi bayi tersebut normal

atau pendek, setelah umur anak 7 tahun anak tersebut mengalami perubahan

menjadi normal atau pendek. Alternatif kemungkinan seorang bayi dapat

terjadi sebagai berikut yaitu : bayi normal ke anak tetap normal, bayi normal

ke anak menjadi pendek, bayi pendek ke anak menjadi normal, dan bayi

pendek tetap pendek. Adapun perubahan status gizi yang dianalis ada dua

jenis yaitu : perubahan panjang badan berdasarkan umur, dan perubahan

berat badan berdasarkan umur (Ahmadi, 2019).

C. Risiko anak dengan stunting


1. Kesulitan belajar.
7

2. Kemampuan kognitifnya lemah.

3. Mudah lelah dan tak lincah dibandingkan dengan anak-anak lain

seusianya.

4. Memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit infeksi di

kemudian hari, karena sistem kekebalan tubuhnya yang lemah.

5. Memilki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai penyakit kronis

(diabetes, penyakit jantung, kanker, dan lain-lain) di usia dewasa.

6. Bahkan, ketika sudah dewasa nanti, anak dengan tubuh pendek akan

memiliki tingkat produktivitas yang rendah dan sulit bersaing di dalam

dunia kerja.

7. Bagi anak perempuan yang mengalami stunting, berisiko untuk

mengalami masalah kesehatan dan perkembangan pada keturunannya

saat sudah dewasa (Imani, 2020).

D. Dampak Jangka Pendek, dan Jangka Panjang Akibat Gangguan Gizi pada
Masa Janin, dan Anak-Anak
8

Bagan 2. 2 Dampak Jangka Pendek, dan Jangka Panjang Akibat Gangguan Gizi pada Masa
Janin, dan Anak-Anak (Ahmadi, 2019)

Gambar diatas menjelaskan patway perjalanan seseorang sejak masa

konsepsi sampai kekehidupan pada masa dewasa. Pertumbuhan, dan

perkembangan seseorang sejak konsepsi sampai dengan usia 2 tahun

pertama kehidupannya melalui 3 jalur secara paralel dengan perbedaan titik-

titik masa kritis pada setiap jalurnya dengan kecepatan pertumbuhan, dan

perkembangan bervariasi. Tiga jalur tersebut, meliputi:

1. Perkembangan otak yang kemudian direprestasikan antara lain kinerja

kognitif, dan pencapaian pendidikan,

2. Pertumbuhan fisik yang diekspresikan akhirnya adalah tinggi badan,

dan

3. Perkembangan organ, dan metabolik yang selanjutnya

direpresentasikan dengan fungsi berbagai organ, dan terekspresi

sebagai penyakit kronis (Ahmadi, 2019).

E. Penyebab Stunting
Stunting disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor yang langsung

maupun tidak langsung. Faktor langsung ditentukan oleh asupan makanan,

berat badan lahir dan penyakit. Sedangkan faktor tidak langsung seperti

faktor ekonomi, budaya, pendidikan dan pekerjaan, fasilitas pelayanan

kesehatan. Faktor sosial ekonomi saling berinteraksi satu dengan yang

lainnya seperti masukan zat gizi, berat badan lahir dan penyakit infeksi pada

anak-anak yang mengalami stunting disebabkan kurangnya asupan makanan

dan penyakit yang berulang terutama penyakit infeksi yang dapat


9

meningkatkan kebutuhan metabolik serta mengurangi nafsu makan sehingga

berdampak terjadi ketidaknormalan dalam bentuk pendek meskipun faktor

gen dalam sel menunjukkan potensi untuk tumbuh normal (Imani, 2020).

F. Tanda Stunting
1. Penurunan berat badan.

2. Mudah lelah.

3. Konsentrasi menurun.

4. Gusi dan mulut sering luka atau nyeri.

5. Kulit dan rambut kering.

6. Jaringan lemak dan otot di dalam tubuh berkurang.

7. Pipi dan mata cekung.

8. Pembengkakan di bagian tubuh tertentu, seperti di perut, wajah atau

kaki.

9. Mudah terkena infeksi karena melemahnya sistem kekebalan tubuh.

10. Proses penyembuhan luka menjadi lambat.

11. Mudah kedinginan.

12. Perubahan mood atau suasana hati.

13. Kehilangan selera makan.

14. Mudah terjatuh karena otot melemah (Imani, 2020).

G. Cara mencegah stunting


1. Penuhi kecukupan nutrisi ibu selama kehamilan dan menyusui, terutama

zat besi, asam folat, dan yodium.

2. Lakukan inisiasi menyusui dini dan memberikan ASI eksklusif.

3. Lengkapi pengetahuan mengenai MPASI yang baik dan menerapkannya.


10

4. Biasakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan

menggunakan sabun dan air, terutama sebelum menyiapkan makanan

dan setelah buang air besar atau buang air kecil

5. Meminum air yang terjamin kebersihannya,

6. mencuci peralatan makan dengan sabun cuci piring. Agar terhindar

penyakit infeksi (Imani, 2020).


11

Lampiran 5: Leaflet
Stunting perkembangan pada keturunannya
saat sudah dewasa
stunting adalah kondisi ketika anak Risiko Anak dengan Stunting
lebih pendek dibandingkan anak-anak
1) Kesulitan belajar. Dampak Stunting
lain seusianya, atau dengan kata lain, 2) Kemampuan kognitifnya lemah.
tinggi badan anak berada di bawah 3) Mudah lelah dan tak lincah
standar. dibandingkan dengan anak-anak
lain seusianya.
4) Memiliki risiko lebih tinggi untuk
terserang penyakit infeksi di
kemudian hari, karena sistem
kekebalan tubuhnya yang lemah.
5) Memilki risiko lebih tinggi untuk
mengalami berbagai penyakit
kronis (diabetes, penyakit jantung,
kanker, dan lain-lain) di usia
dewasa.
6) Bahkan, ketika sudah dewasa nanti,
anak dengan tubuh pendek akan
memiliki tingkat produktivitas yang
rendah dan sulit bersaing di dalam
dunia kerja.
7) Bagi anak perempuan yang
mengalami stunting, berisiko untuk
mengalami masalah kesehatan dan
12

Penyebab stunting Tanda Balita dengan Stunting 1) Penuhi kecukupan nutrisi ibu
selama kehamilan dan menyusui,
Stunting disebabkan oleh banyak 1) Penurunan berat badan. terutama zat besi, asam folat, dan
faktor, baik faktor yang langsung 2) Mudah lelah. yodium.
maupun tidak langsung. Faktor 3) Konsentrasi menurun. 2) Lakukan inisiasi menyusui dini dan
langsung ditentukan oleh asupan 4) Gusi dan mulut sering luka atau memberikan ASI eksklusif.
makanan, berat badan lahir dan nyeri. 3) Lengkapi pengetahuan mengenai
penyakit. Sedangkan faktor tidak 5) Kulit dan rambut kering. MPASI yang baik dan
6) Jaringan lemak dan otot di dalam menerapkannya.
langsung seperti faktor ekonomi,
tubuh berkurang. 4) Biasakan perilaku hidup bersih dan
budaya, pendidikan dan pekerjaan,
7) Pipi dan mata cekung. sehat dengan mencuci tangan
fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor 8) Pembengkakan di bagian tubuh
sosial ekonomi saling berinteraksi satu menggunakan sabun dan air,
tertentu, seperti di perut, wajah atau terutama sebelum menyiapkan
dengan yang lainnya seperti masukan kaki. makanan dan setelah buang air
zat gizi, berat badan lahir dan penyakit 9) Mudah terkena infeksi karena besar atau buang air kecil
infeksi pada anak-anak yang melemahnya sistem kekebalan 5) Meminum air yang terjamin
mengalami stunting disebabkan tubuh. kebersihannya,
kurangnya asupan makanan dan 10) Proses penyembuhan luka menjadi 6) Mencuci peralatan makan dengan
penyakit yang berulang terutama lambat. sabun cuci piring. Agar terhindar
penyakit infeksi yang dapat 11) Mudah kedinginan. penyakit infeksi
meningkatkan kebutuhan metabolik 12) Perubahan mood atau suasana hati.
13) Kehilangan selera makan.
serta mengurangi nafsu makan
14) Mudah terjatuh karena otot SEKIAN DAN TERIMA KASIH
sehingga berdampak terjadi
melemah
ketidaknormalan dalam bentuk pendek
meskipun faktor gen dalam sel Mersi Lembang
menunjukkan potensi untuk tumbuh Cara Mencegah Stunting
normal Mahasiswa
Program Studi Sarjana Kebidanan
13

Fakultas Kesehatan
Institut Kesehatan dan Bisnis
Kurnia Jaya Persada

Anda mungkin juga menyukai